Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Kus Ardhani
"ABSTRAK
Bentuk pelayanan Priority Banking tidak hanya dipandang sebagai peluang tetapi sekaligus juga merupakan tuntutan kebutuhan kelompok nasabah dana retail prima. Sebagai peluang, pelayanan ini mempunyai beberapa keunggulan sehingga dapat dimanfaatkan oleh Bank Mandiri untuk membantu mencapai tujuannya melalui sektor pendanaan. Dari segi nasabah, pelayanan Priority Banking dibutuhkan karena pelayanan standar sudah tidak mampu memberikan kepuasan optimal kepada kelompok nasabah prima. Sebagai realisasi dari usaha untuk memberikan layanan berkualitas kepada
nasabah prima, maka didirikanlah Bank Mandiri Prioritas pada bulan Agustus 2002. Konsep dasar dari Bank Mandiri Prioritas ini adalah memberikan layanan yang prima kepada segmen nasabah tertentu (total dana> Rp.500 juta).
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama, yaitu memperkenalkan pada masyarakat luas mengenai fasilitas dan produk jasa perbankan yang ditawarkan oleh unit priority banking, dengan dilakukan komparasi dan bench marking antar bank atas produk Priority Banking akan menunjukkan seberapa besar tingkat persaingan di pasar seta usaha yang perlu dilakukan untuk mencapai target bisnis investasi, serta membuat sebuah kerangka berfikir dan pola pengambilan keputusan bagi bankir yang mengelola priority banking untuk dapat memenangkan persaingan di pasar. Karya akhir akan mengupas bagaimana kemampuan bersaing bank baik dari sisi peluang bisnis (ekonomi makro dan strategi bisnis), finansial serta manajemen operasional. Komparasi dengan produk sejenis di bank lain adalah upaya yang ingin diajukan dalam proyek karya akhir agar dapat diperoleh gambaran riil dan actual.
Karya akhir ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari akuisisi data finansial bank yang bersangkutan, bahan pustaka serta survei lapangan. Wawancara dari beberapa manajer operasional bank juga dilakukan untuk melihat bagaimana pola berfikir mereka dalam melakukan tugas memimpin unit kerja priority banking. Data yang diperoleh dan ditampilkan dalam karya akhir bersifat komparatif, tidak untuk menunjukkan gambaran kondisi finansial sebuah bank tertentu. Beberapa data akan dibuat tersamar namun tetap dapat mendukung analisis yang dibuat. Ini semua tak lain demi terjunjung tingginya kerahasiaan bank
Dalam analisa Pasar dan Pesaing, secara makro posisi Bank Mandiri pada bulan Maret 2003 apabila dibandingkan dengan 9 bank papan atas, mempunyai keunggulan dalam total aset yang dimiliki, total kredit yang disalurkan, pangsa pasar dana masyarakat setia total dana masyarakat yang berhasil dihimpun. Namun Bank Mandiri perlu terus melakukan ketja keras dari segi struktur asset, pertumbuhan dana masyarakat dan komposisinya, pencapaian fee based income, dan pengendalian biaya. Secara umum Bank Mandiri Prioritas mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menyediakan pelayanan transaksi perbankan dan non perbankan, sedangkan kelemahan produk jika
dibandingkan bank lain adalah kelengkapan pilihan produk investasi, jaringan internasional, setia fasilitas pendukung pelayanan .
Beberapa aspek penting basil analisa Sumber Daya Manusia BMP adalah : pola Recruitment dan pelatihan karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM, hubungan baik dengan nasabah harus terus dijaga, mekanisme kontrol dan komunikasi internal perlu terus dibina, keleluasaan dalam memberikan "pricing policy" kepada nasabahnya, sistem reward dan punishment setia dukungan dalam pengambilan keputusan.
Adapun basil Analisa Pengelolaan Nasabah diketahui bahwa secara teknis ada empat tahap kegiatan seorang PBO dalam melakukan pendekatan atau mengelola nasabah yang dipercayakan kepadanya yaitu Customer Contact, Consulatative Selling, Data Collection & Processing dan Customer Need Analysis. Terdapat pula prinsip kerja Priority Banking yaitu "Total Business Approach". Dengan pendekatan ini bank membina hubungan dengan nasabah atas dasar penilaian terhadap keseluruhan bisnis nasabah, bukan produk per produk. Dua alat bantu penting dari pendekatan ini adalah "package pricing" dan "Customer Profitability Analysis".
Mempergunakan Citibank sebagai benchmark, terdapat beberapa kondisi sebagai berikut : Citibank cukup inovatif dengan paket produk barunya, penggunaan metode two tier Priority Banking, penggunaan teknologi, kemampuan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya, pendekatan distribusi serta melakukan aliansi dengan pihak ketiga dalam mernenuhi komposisi produk pendanaanya.
Pengernbangan pelayanan Bank Mandiri Prioritas sebaiknya diarahkan pada two tier priority banking yang mampu menangani nasabah prima kelas atas (super rich) dan nasabah prima kelas menengah dan bawah. Untuk level atas dibangun Private Bunking dengan konsentrasi kegiatan pada financial advisory dan fund management, sedangkan untuk level bawah dikembangkan personal banking dengan fokus pada sales dan special services. Selain itu, Bank Mandiri Prioritas dapat melengkapi produk pelayanan manajemen investasi dengan dukungan SDM yang mempunyai kemampuan dan
kornpetensi, perluasan kerjasarna dcngan pihak ketiga yang mernpunyai produk investasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri serta dukungan tekhnologi dalarn pengambilan keputusan portfolio investasi.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudarmo
"Perubahan peran BRI Unit yang semula sebagai penyalur kredit BIMAS yang bersifat supply leading menjadi lembaga keuangan yang bersifat self financing menuntut BRI Unit untuk mampu secara mandiri melakukan mobilisasi dana dan menyalurkan pinjaman. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi dan variabel yang paling dominan terhadap besarnya penghimpunan dana Simpedes di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Data penelitian ini adalah jumlah pekerja di BRI Unit, suku bunga Simpedes dan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel dan restoran dan krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998 (variabel dummy) sebagai variabel bebas, serta besamya penghimpunan dana Simpedes sebagai variabel terikat. Periode data adalah tahun 1989 sampai dengan tahun 2003 dan diperoleh dari sumber intern BRI, Badan Pusat Statistik, BI maupun laporan publikasi. Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat; mengunakan regresi linier berganda dengan metode GLS untuk data kelompok Kanwil BRI dan OLS untuk data seluruh Indonesia dan menggunakan bantuan software Eviews. Untuk pengujian kelompok Kanwil BRI menggunakan metode pool data dengan data cross section yaitu data Kanwil BRI di Jawa dan Kanwil BRI di Luar Jawa, sedangkan data nasional menggunakan data time series. Pengujian yang dilakukan adalah uji asumsi klasik yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji statistik, yaitu: uji-t statitistik, uji-F statistik dan uji koefisien determinasi dengan tingkat kepercayaan 95 %. Pengujian dilakukan terhadap 3 model, yaitu model variabel-variabel yang mempengaruhi penghimpuan dana Simpedes di BRI untuk Kanwil BRI di pulau Jawa, Kanwil BRI di luar pulau Jawa dan model seluruh Indonesia (nasional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pekerja di BRI Unit mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat elastis. Peningkatan suku bunga Simpedes tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes. Perbedaan suku bunga di BRI Unit dimana suku bunga Simaskot lebih tinggi dibandingkan suku bunga Simpedes mengakibatkan terjadinya proses substitusi dari Simpedes ke Simaskot. Peningkatan nilai tambah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, restoran berpengaruh positif terhadap peningkatan penghimpunan dana Simpedes dan bersifat inelastis. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dan 1998 mempunyai pengaruh negatif terhadap penghimpunan dana Simpedes. Hasil uji-F statistik, menunjukkan bahwa ketiga model tersebut signifikan menjelaskan penghimpunan dana Simpedes. Ketiga model mempunyai koefisien determinasi 99.97 % untuk Kanwil BRI di Jawa, 99.97 % untuk Kanwil BRI di Luar Jawa dan 99.41 % untuk data nasional.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen BRI dalam merumuskan kebijakan untuk BRI Unit khususnya kebijakan yang menyangkut instrumen Simpanan di BRI Unit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Husniati
"Tingginya tingkat persaingan dalam industri perbankan sebagai dampak dari deregulasi mendorong bank-bank melakukan promosi secara gencar. Sehingga masyarakat setiap harinya menerima terlalu banyak informasi. Atau dengan perkataan lain situasi pasar dalam industri perbankan saat ini adalah dalam keadaan overkomunikasi. Tujuan penulisan ini adalah untuk melihat dan menganalisis bagaimana strategi promosi yang dijalankan bank untuk mempromosikan produknya dalam situasi pasar yang overcommunicated."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caecilia Bea Dwiwati
"Dana tabungan merupakan salah satu sumber untuk melaksanakan investasi. Dana tabungan rumah tangga adalah salah satu sumbernya yang potensial terutama melihat tingginya permintaan tabungan rumah tangga. Tulisan ini mencoba mengestimasi permintaan tabungan rumah tangga dalam suatu sistem permintaan. Sistem yang dimaksud adalah alokasi pengeluaran rumah tangga untuk makanan, bukan makanan dan tabungan. Dengan juga memperhitungkan pengeluaran makanan dan bukan makanan, maka permintaan tabungan akan lebih akurat mengingat keputusan rumah tangga untuk rnenabung sangat tergantung pada hal-hal tersebut. Permintaan tabungan rumah tangga ternyata cukup tinggi, khususnya di daerah-daerah luar Jawa, di pedesaan. Untuk memanfaatkan hal tersebut perlu dipersiapkan banyak hal. Salah satu diantaranya adalah masalah ketersediaan lembaga-lembaga keuangan di pedesaan. Keuntungan yang tipis di pedesaan tampaknya membuat lembaga keuangan tidak tertarik beroperasi di sana, sehingga dana yang tersedia terserap ke sektor keuangan informal. Dengan sektor informal ini lembaga keuangan perlu bekerjasama sehingga dana yang tersedia akan lebih bermanfaat bagi masyarakat keseluruhan. Dengan kurva permintaan tabungan rumah tangga yang menurun dan kin ke kanan tampak bahwa rumah tan mengartikan tabungan sebagai konsumsi yang tertunda. Mereka ingin mengkonsumsi sesuatu di masa yang akan datang dengan jumlah pengeluaran tertentu. Bila tingkat bunga naik maka untuk memperoleh apa yang mereka inginkan (dengan menganggap pengeluaran yang akan dilakukan tetap) maka jumlah tabungan saat ini dapat dikurangi. Share tabungan akan menurun dan beralih ke komoditi lainnya, makanan dan bukan makanan. Jadi untuk meningkatkan tabungan, harga tabungan harus diturunkan. Dorongan bunga yang meningkat akhir-akhir ini (dikatakan untuk mencegah larinya dana ke luar negeri) hendaknya juga memperhatikan berbagai aspek termasuk permintaan tabungan di pedesaan. Walaupun demikian hendaknya lembaga keuangan tidak menggunakan hasil penelitian ini untuk memanfaatkan 'kebodohan orang desa' dengan memasang bunga yang tinggi di kota dan memasang bunga rendah di pedesaan. Komoditi lainnya seperti makanan dan bukan makanan merupakan barang substitusi tabungan dimana masing-masing memiliki nilai elastisitas harga silang yang positif dengan tabungan, sementara itu nilai elastisitas pendapatanjuga menunjukkan hasil positif. Kondisi ini mencerminkan perlunya peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan bila bendak mengumpulkan dana tabungan dari mereka. Di sinilah pemerataan berperan, kesenjangan yang tampak kian membesar dapat dipersempit dengan mulai mengalihkan pembangunan yang selama ini terkonsentrasi di dalam masyarakat perkotaan ke arah masyarakat pedesaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Samudro
"Dengan semakin tidak menentunya harga minyak di pasaran internasional dan
jumlah pinjaman yang semakin sulit didapat serta pembayaran utang yang
semakin berat, maka sektor non-migas menjadi andalan penerimaan bagi
Indonesia untuk membiayai kelangsungan pembangunan. Salah satu dari sektor non-migas tersebut adalah tabungan masyarakat yang sudah saatnya untuk dilihat sebagai salah satu sumber penerimaan yang cukup potensial guna memenuhi kebuluhan pembangunan di Indonesia.
Penelitian mi bertujuan untuk menguji model Schmidt-Hebbel, Webb-Corsetti
di DKI Jakarta dengan melihat peranan variabel-variabel moneter dan
demografi yang ada dalam model tersebut pada tmgkat tabungan masyarakat
di DKI Jakarta.
Pengijian model dilakukan dengan menggunakan OLS (Ordinary Leaat Square)
dengan memakai data yang bersifat kuartalan dari tahun 1980- 1990.
Data-data diperoleh dari berbagal perpustakaan yang ada, misalnya BPS, BI,
perpustakaan FE-UI, dengan beberapa penyesuaan yang dilakukan agar data
tersebut relevan dengan kondisi di DKI Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tabungan masyarakat di DKL
Jakarta dipengaruhi oleh pendapatan disposibel, jumlah bantuan dan
pemerintah daerah,, tingkat suku bunga nil, inflasi, jumlah alat likuid path masyarakat, danjumlah bantuan dari pemerintah pusat
Kesimpülan yang dapat diambil dari hasil penelitian mi adaish untuk lebih meningkatkan jumlah tabungan masyarakat di DKI Jakarta maka variabel variabel diatas harus diperhatikan perkembangannya dan diantisipasi dengan baik Sektor perbankan juga harus terus meningkatkan earakerja agar dapat
efisien dan efektif sehingga dapat menanik minat masyarakat untuk menabung atau menyisibkan sebagian pendapatan mereka di sektor perbankan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Widyastuti
"Pengawasan bank oleh Bank Indonesia dilakukan karena industri perbankan berkembang dengan pesat, menggunakan dana masyarakat, dan menghadapi banyak resiko. Pengawasan ini dilakukan oleh Urusan Pengawasan Bank (UPB). Untuk menjamin hasil pengawasan dilakukan pemeriksaan intern terhadap UPB yang mencakup supervision dan internal review di UPB dan external review oleh Urusan Pengawasan Intern (UPI). Tinjauan terhadap pemeriksaan intern terhadap UPB dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Melalui penelitian diperoleh hasil bahwa supervision di UPB dilakukan secara berjenjang dan external review dilakukan melalui pemeriksaan intern oleh UPI. Supervision di UPB sudah cukup memadai sedangkan pemeriksaan intern oleh UPI terhadap UPB masih kurang memadai. Internal review di UPB tidak dilakukan. Agar hasil pengawasan bank oleh UPB dapat lebih terjamin sebaiknya frekuensi dan prioritas pemeriksaan oleh UPI ditingkatkan dan diadakan internal review di UPB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasir Yulias Apriansyah
"Persaingan di pasar perbankan di Indonesia saat ini sangat kompetitif, hal ini juga mengakibatkan lambatnya perkembangan perbankan syariah. Untuk mendukung perkembangan perbankan syariah di Indonesia, diperlukan berbagai strategi, salah satunya dengan melibatkan nasabah secara langsung dalam memasarkan produk dan layanan perbankan syariah melalui engagement behavior. Penelitian ini didasarkan pada teori keterlibatan dan literatur pemasaran hubungan untuk mengusulkan bahwa Customer Perceived Value (CPV) dan Relationship Quality (RQ) yang diwakili oleh tiga dimensinya, yaitu Satisfaction, Commitment dan Trust, adalah anteseden Customer Engagement (CE). Selain itu, hubungan mediasi antara CPV dan CE melalui Satisfaction, Commitment dan Trust akan diuji untuk lebih memahami pengaruh CPV pada CE. Kesadaran Nilai Pelanggan (CVC) dimasukkan ke dalam model sebagai moderasi dari kondisi dampak positif yang dihipotesiskan dari CPV pada Kepuasan, Komitmen, Kepercayaan dan CE. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam membantu memasarkan produk dan layanan perbankan syariah sehingga dapat mempercepat perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

The competition in the banking market in Indonesia is currently very competitive, this has also resulted in the slow development of Islamic banking. To support the development of Islamic banking in Indonesia, various strategies are needed, one of which is to directly involve customers in marketing Islamic banking products and services through engagement behavior. This study is based on engagement theory and the relationship marketing literature to propose that Customer Perceived Value (CPV) and Relationship Quality (RQ) represented by its three dimensions, namely Satisfaction, Commitment and Trust, are antecedents of Customer Engagement (CE). In addition, the mediating relationship between CPV and CE through Satisfaction, Commitment and Trust will be tested to better understand the effect of CPV on CE. Customer Value Consciousness (CVC) was entered into the model as a moderation of the hypothesized positive impact conditions of CPV on Satisfaction, Commitment, Trust and CE. The findings of this study are expected to contribute in helping to market Islamic banking products and services so as to accelerate the development of Islamic banking in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifki Aziz
"Covid 19 membawa perubahan pada kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi tidak terkecuali pada Bank Syariah Indonesia (BSI). Dengan demikian BSI dituntut untuk bisa melakukan adaptasi dengan perkembangan teknologi agar menjadi daya tarik tersendiri oleh nasabah dalam memenuhi kebutuhan dikala pandemi. Salah satu aspek yang perlu disorot dalam melakukan inovasi pada perkembangan teknologi adalah mobile. Model E-Service Quality yang dikembangkan oleh Blut (2016) digunakan pada penelitian kali ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dari E-SERVQUAL terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah, serta komparasi antara E-SERVQUAL BSI dan Bank Negara Indonesia (BNI). Pada sisi lain, analisis skala prioritas juga digunakan untuk mengetahui dimensi apa saja yang perlu diprioritaskan oleh BSI dalam upaya meningkatkan kualitas layanan elektronik. Responden terdiri dari 214 pengguna BSI dan 240 pengguna BNI. Hasil dari penelitian menggunakan metode analisis PLS-SEM pada pengguna BSI dan BNI menunjukkan bahwa dimensi E-SERVQUAL berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan dan loyalitas nasabah. Selain hal tersebut, jika dikomparasikan dengan BNI menggunakan uji Mann Whitney Test, diketahui bahwa BSI kalah secara signifikan pada semua dimensi kecuali the importance of sharia feature. Oleh sebab itu, dimensi-dimensi tersebut perlu ditingkatkan lagi agar dapat menciptakan loyalitas konsumen dan bersaing dengan bank lainnya.

Covid 19 brought changes to people's habits in conducting transactions, including Bank Syariah Indonesia (BSI). Thus, BSI is required to be able to adapt to technological developments so that it becomes a special attraction for customers in meeting needs during the pandemic. One aspect that needs to be highlighted in making innovations in technological developments is mobile. The E-Service Quality model developed by Blut (2016) is used in this study, aiming to determine the effect of the variables from E-SERVQUAL on customer satisfaction and loyalty, as well as the comparison between E-SERVQUAL BSI and Bank Negara Indonesia (BNI). On the other hand, priority scale analysis is also used to find out what dimensions need to be prioritized by BSI in an effort to improve the quality of electronic services. Respondents consisted of 214 BSI users and 240 BNI users. The results of the study using the PLS-SEM analysis method on BSI and BNI users showed that the E-SERVQUAL dimension had a significant effect on customer satisfaction and loyalty. In addition to this, when compared with BNI using the Mann Whitney Test, it is known that BSI loses significantly on all dimensions except the importance of sharia feature. Therefore, these dimensions need to be improved again in order to create consumer loyalty and compete with other banks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis Bank Bukopin Syariah dalam mengelola Produk KPR Syariah. Oleh karena masih tergolong barunya jenis pembiayaan ini peniliti juga melakukan kajian literatur terhadap Produk KPR Syariah tersebut. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Bank Bukopin Syariah dalam mengelola KPR Syariah yakni periode sejak berdirinya tahun 2001 hingga posisi Desember 2005. Penilitian meliputi juga penilaian terhadap faktor kekuatan, faktor keiemahan pada Bank Bukopin syariah serta peluang dan ancaman yang dihadapi untuk pengembangan KPR Syariah di masa yang akan datang.
Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut dan untuk menetapkan strategi yang tepat digunakan analisis SWOT dengan pendekatan Kualita1if Matriks SWOT Kearns dan pendekatan Kuantitatif Kuadran SWOT Pearce dan Robinson.
Hasil penilitian diperoleh pembiayaan KPR Syariah yang dilakukan olch Bank Bukopin Syariah masih kecil jika dibanding dengan potensi dan peluang pasar yang ada, dari hash analisis diatas diperoleh kesimpulan strategi yang diusulkan diterapkan oleh Bank Bukopin Syariah dalam mengelola KPR Syariah adalah Strategi Pertumbuhan Internal dan Aliansi strategis, sehingga Bank Bukopin Syariah dapat lebih memanfaatkan potensi dan faktor kekuatan dan peluang yang dimilikinya sehingga perkembangan produk KPR Syariah akan lebih baik dan dapat memaksimalkan performance usaha.

This research aims to recognize business strategy of Bank Bukopin Syariah in managing KPR Syariah Product. Because it is still a new leasing type, the writer also conducts literature discussion against product of such KPR Syariah. This research represents case study at Bank Bukopin Syariah in managing KPR Syariah, namely from the period of 2001 until December 2005. this research also involves investigation on strength factor and weakness factor at Bank Bukopin Syariah as well as opportunity and threat facing for developing KPR Syariah in the future.
For analyzing said factor and determining proper strategy, it is used SWOT Analysis wit Keam SWOT Matrix qualitative approach and Pearce and Robinson SWOT quadrant quantitative approach.
The result of research gotten related to the leasing of KPR Syariah conducted by Bank Bukopin Syariah is still small, if it is compared to the exiting potency and opportunity. From the result of analysis's above, it is gotten strategy conclusion proposing to be applied by Bank Bukopin Syariah in managing KPR Syariah is Internal Growth Strategy and Strategic Alliance, so that Bank bukopin Syariah can more benefit potency and strength factors as well as opportunities had until development of KPR Syariah product will be better and can maximize performance.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>