Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Amanda
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S19141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Prasetyawati
"Memasuki kuartal pertama tahun 2014 sejak diimplementasikannya JKN, nilai (value) penjualan farmasi mengalami penurunan. Bahkan setelah implementasi JKN tahun 2014, pertumbuhan yang dicapai pada tri wulan pertama tahun 2014 hanya sebesar satu digit. Temuan fenomena tersebut mengindikasikan bahwa implementasi JKN berimplikasi pada terjadinya permasalahan pada corporate performance sustainability . Penelitian ini berusaha untuk menjawab permasalahan ?Bagaimana perusahaan farmasi meraih corporate performance sustainability di era JKN?.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel perubahan lingkungan bisnis, strategi politik, relasional, harga, corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability dengan pendekatan mixed method. Sampel yang digunakan penelitian adalah perusahaan farmasi baik PMDN maupun PMA. Expected outcome yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah model penelitian yang dapat diterima secara general.
Hasil pengujian pengaruh pada variabel-variabel penelitian menunjukkan bahwa perubahan lingkungan bisnis terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap strategi politik, relasional, dan harga; strategi politik, relasional, dan harga secara statistik juga terbukti berpengaruh secara positif signifikan terhadap corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability. Sinergi strategi politik, relasional, dan harga memiliki kontribusi yang lebih besar dalam membangun corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability dibanding apabila dilakukan secara terpisah.

Entering the first quarter of 2014 since the implementation of NHI , the value pharmaceutical sales decreased. Even after the implementation of NHI 2014, the growth achieved in the first quarterly of 2014 only by one digit. The findings of these phenomena indicate that implementation of NHI implicated in the occurrence of problems incorporate performance sustainability. This study seeks to answer the problem"How pharmaceutical companies achieve corporate performance sustainability in NHI era?".
This study aimed to examine the effect of variables changing business environment, political strategies, relational, price, corporate strategy and performance sustainability with the mixed method approach. The sample used is a research pharmaceutical both domestic and FDI companies. Expected outcomes from this research is to produce a research model that can be accepted in general.
The test results on the influence of the variables of research shows that the business environment changing proved to give significant positive effect on political strategy, relational, and price; political strategy, relational, and prices statistically also proved to be significantly give positive effect on the corporate strategy and performance sustainability. The synergies of political strategy, relational, and prices have a greater contribution in building corporate strategy and performance sustainability than if it is done separately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2513
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Natalina Eleonora
"Struktur pasar media yang sudah semakin terkonsentrasi dengan adanya korporasi media membuat persaingan semakin ketat. Stasiun-stasiun televise yang berada dalam satu korporasi harus dikelola dengan baik agar bisa memenangkan kue kepemirsaan sehingga profit dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa strategi yang diterapkan oleh Trans Corpora dalam mengelola Trans TV dan Trans|7. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan analisis data sekunder, hasil penelitian menggambarkan strategi diversifikasi produk yang dilakukan untuk memperluas pasar. Ditemukan pula beberapa strategi program yang diterapkan oleh Trans TV dan Trans|7 agar tidak saling berebut audien yang dapat berdampak buruk bagi keduanya.

The structure of the media market has been concentrated in the media industry to make the competition even more stringent. Television stations that are within a corporation must be managed properly in order to win the competition so that profit can be improved. Therefore, this study aims to determine what kind of strategy adopted by the Trans Corporation in managing Trans TV and Trans | 7. By using the techniques of data collection such as interviews, observation, and analysis of secondary data, describe the results of product diversification strategy undertaken to expand the market."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nawir
"ABSTRAK
Latar Belakang Perusahaan
PT Wijaya Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Departemen pekerjaan Umum yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1960. perusahan ini berasal dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda NV VIS & Co yang bergerak di bidang instalasi listrik. Sete lah berkembang sangat pesat di bidang jasa konstruksi dan perdagangan, mulai tahun 1970 WIKA memasuki bidang manu faktur dengan produknya Tiang Listrik Beton (TLB).
Berhasil dengan produk TLB, WIKA terus mengadakan pengembangan usaha sehingga pada tahun 1989 telah mempunyai 13 (tiga belas) macam produk dan 2 (dua) anak perusahaan. Ketigabelas produk tersebut adalah:
Jasa Konstruksi Gedung
Jasa Konstruksi Sipil Umum
Baja Konstruksi
Solar Water Heater
Moulds & Dies
Konektor & Aksesori
Preformed Fittings
Pole Hardware
Tiang Listrik Beton
Tiang Pancang Beton
Bantalan Rel Beton
Beton Pracetak
Real Estate
Sedangkan anak perusahaan yang dimiliki adalah PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT) yang bergerak di bidang kon sultansi desain untuk proyek-proyek industri dan PT WIKA?NGK Insulator yang memproduksi Insulator Listrik. Pokok Masalah.
Meskipun perkembangan penjualan perusahaan cukup tinggi, yaitu rata-rata 20% per tahun selama lima tahun terakhir, komposisi penjualan setiap produk agak timpang. Hanya 4 (empat) produk berhasil baik sehingga penjualannya mencapai 82,45% dan total penjualan perusahaan sedangkan 9 (sembilan) produk sisanya kontribusi penjualannya hanya 17,55%. Produk yang memberikan kontribusi laba dominan, yaitu 103% dari laba Perusahaan, hanya 2 (dua) buah saja yaitu:
- Tiang Listrik Beton
- Tiang Pancang Beton
Produksi 5 (lima) produk sampai saat ini masih merugi yaitu:
Baja Konstruksi
Solar Water Heater
MouldS & Dies
Konektor & Akesesori
Pole Hardware
Dari 6 (enam) produk sisanya perolehan laba sangat kecil. Sementara itu laju pertumbuhan penjualan kelompok produk yang menguntungkan sulit untuk dipacu lagi. Begitu pula 5 (lima) macam produk yang merugisaat ini prospeknya semakin suram karena kondisi daya-saing WIKA lebih lemah dibanding dengan produsen pesaing masing-masing produk.
Dengan portfolio produk yang sekarang dimiliki beratlah tantangan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan profitabilitas yang telah tercapai sekarang; apalagi untuk meningkatkannya.
Methode Analisa
Strategi untuk melakukan pemilikan portfolio produk menggunakan model Gordon E. Greenlay. Dalam model ini prosesnya melalui tiga tahap yaitu:
Analisa : dilakukan terbadap portfolio produk yang saat ini dimiliki perusahaan; juga memperkirakan prestasi perusahaan di masa mendatang dengan menggunakan portfolio yang ada sekarang.
Perbandingan: membandingkan prestasi saat ini dengan tujuan perusahaan dan mengidentifikasikan kesenjangan prestasi yang ada.
Pemilihan : identifikasi pilihan alternatif portfolio untuk mengurangi kesenjangan prestasi dan kemudian melakukan seleksi portfolio yang tepat.
Pada tahap analisa portfolio produk digunakan matriks tiga dimensi melalui 3 (tiga) multiple factor pada ketiga sumbernya. Multiple factor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Industry Attractiveness
2. Competitive Position
3. Synergy Attractiveness
Dengan melakukan evaluasi. terhadap setiap produk Perusahaan melalui ketiga variabel di atas, maka posisi masing-masing produk dalam matriks dapat ditentukan.
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil analisa portfolio produk di atas ditemukan 5 (lima) produk yang menempati posisi sangat rendah dalam matriks, yaitu:
Konektor & Aksesori
Preformed Fitting
Pole Hardware
Solar Water Heater
Moulds & Dies
Produk Baja Konstruksi meskipun posisinya tidak terlalu buruk, kurang baik prospeknya, karena tingkat persaingan pasarnya tidak bisa diikuti oleh WIKA.
Oleh sebab itu disarankan agar ke enam produk di atas dikeluarkan dan portfolio, sehingga WIKA dapat lebib berkonsentrasi untuk mangembangkan 7 (tujuh) jenis produk sisanya. Produk yang saat ini ada dalam posisi ?Question Mark? dan sangat potensial untuk dikembangkan adalah:
Real Estate
Beton Pracetak
Berdasarkan kondisi sumberdaya yang saat ini dimiliki perusahaan. Siruasi belum memungkinkan untuk menambah produk lain. Kotler menyarankan, agar hanya ada satu atau maksimal dua jenis produk yang berada dalam kategori ?Question Mark? atau ?Problem Children? pada suatu saat, karena produk-produk tersebut sangat memerlukan perhatian dari manajemen.
Dengan hanya tujuh produk, maka lebih besar kemungkinan bagi WIKA untuk mencapai tujuannya."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Elizabeth Anggraini F.
"Pengembangan produk baru merupakan pertanda adanya kesehatan dalam unit bisnis suatu perusahaan. 3M merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai bidang industri dan consumer market. Salah satu cabang perwakilan 3M yang berada di Indonesia, mempunyai ide untuk memasarkan produk penetrant oil di pasar Indonesia. Produk yang akan dipasarkan sudah ada di portofolio produk global yang dimiliki oleh salah satu unit bisnis 3M yaitu Electrical Market Division (EMD).
Produk penetrant oil merupakan produk pencegah karat yang banyak dijumpai di pasar baik itu industri manufaktur maupun di pasar rite. Banyak pemain yang sudah lama mendominasi pasar salah satu contoh merek yang terkenal adalah WD-40. WD-40 menawarkan berbagai macam fungsi (multipurpose) di mana produk berfungsi untuk merontokkan karat, melumasi dan membersihkan kotoran/debu. Dari ketiga fungsi tersebut banyak produk-produk yang memposisikan diri untuk Iiingsi yang spesilik baik itu hanya sebagai pelumas (lubricant), pembersih (cleaner), pencegah karat (rust preventive) atau bahkan menawarkan ketiga solusi di atas sebagai suatu produk multiguna (multipurpose)
Produk 3M memiliki berbagai macam ini produk di kategori penetrant oil namun kemampuan marketing dan sales serta pengetahlian pasar produk sangat minim. Dengan melihat potensi dan peluang pasar yang ada serta lini produk yang sudah dimiliki di portofolio global, maka perlu dilakukan analisis proses-proses produk baru dengan mengikuti tahapan-tahapan analisis 3M NPI (New Product Introduction) yang tidak dilakukan sepenuhnya mengingat produk ini hanya mengadopsi produk baru yang sudah ada dan nengimplementasikannya melalui pengembangan produk di pasar Indonesia.
Produk baru tidak akan sukses dalam pemasarannya apabila ide dan konsep yang ada tidak dipersiapkan secara matang. Oleh sebab itu analisis pasar dan kondisi internal diperlukan untuk memantapkan EMD memasuki pasar produk. Gambaran umum kondisi pasar produk didapat dari analisis terdekat yang dipilih berupa pertumbuhan pasar, segmentasi pasar dan persaingan. Ketiga analisis di atas menunjukkan pasar produk cukup menarik untuk dimasuki, hal ini didapat dari pertumbuhan industri yang mengakibatkan peningkatan mesin-¬mesin secara tidak langsung akan mengakibatkan pertumbuhan produk-produk perawatan dan pemeliharaan; segmentasi pasar produk yang tersebar mencakup segmen pasar industri manufaktur, pasar produk otomotif dan rumah tangga; persaingan cukup ketat dengan pemimpin pasar mendominasi pangsa pasar yang besar numun porsi pasar pemain-pemain kecil masih optimis untuk dimasuki.
Dari ide tersebut di atas dan dengan kondisi pasar yang cukup menarik maka dibutuhkan Voice of Customer (VOC) dari konsumen pengguna produk dari berbagai segmen. VOC dilakukan secara kualitatif berupa Focus Group Discussion (FGD) untuk pengetahuan mendalam mengenai produk, keinginan dan ketidakpuasan konsunien produk. Hasil FGD mengeksplorasi keinginan dan keluhan-keluhan pada atribut produk pesaing yang sudah ada di pasar, sehingga penyesuaian perlu dilakukan sesuai dengan analisis kemampuan marketing dan teknikal. Penyesuaian dilakukan pada bentuk produk, manfaat dan teknologi yang dibutuhkan pasar di Indonesia. Penyesuaian pada bentuk dilakukan pada desain kemasan, ukuran dan accessories. Sementara penyesuaian pada manfaat ditekankan pada produk perontok karat dan penyesuaian teknologi dilakukan melalui peningkatan performansi cairan perontok karat.
Untuk menyaring kembali konsep yang ada dengan melakukan upaya meningkatkan peluang sukses di pasar, maka perlu dilakukan analisis segmen pasar yang dituju, serta strategi yang akan diimplementasikan di target pasar tersebut. Melalui analisis yang dilakukan sesuai kemampuan internal EMD, target pasar produk adalah .di segmen pasar industri manufaktur. Meskipun ukuran pasar dan pertumbuhan pasar ri(el lcbih besar, narnun keputusan target pasar pada industri manufaktur tersebut didasarkan kembali pada kemampuan internal perusahaan di mana kemampuan marketing dan sales yang berpengalaman dan ticlak memerlukan biaya yang besar di industri manufaktur ini
Positioning produk sama dengan pesaing utama dengan penekanan pada perontok karat dan diferensiasi dilakukan melalui penambahan fitur-fitur produk seperti accessories berupa tempat sedotan, petunjuk penggunaan dalam dua bahasa dilengkapi gambar petunjuk dan pelayanan keluhan konsumen (customer care) yang diperlukan konsumen. Sementara positioning harga dilakukan melalui low active strategy dengan memposisikan harga di bawah harga pemain utama. Posisi 3M di pasar sebagai penantang pasar dengan tujuan untuk share-growth dilakukan melalui flank attack dengan membangun demand secara selektif dan mengambil pangsa pasar pelanggan pesaing rnelalui inisiatif-inisiatif marketing yang dicapai dengan head-to-head positioning dengan pemain utama pasar dan diferensiasi positioning dengan pemain lain (niche) fokus pada segmen yang belum dilayani.
Oleh sebab itu diperlukan bauran pemasaran untuk mengimplementasikan strategi tersebut dengan inisiatif-inisiatif marketing melalui peningkatan performansi atribut produk, penetapan harga di bawah harga pemain utama, pemanfaatan saluran distribusi. Selain itu push strategy dilakukan melalui program-program marketing, promosi dalam bentuk sales promotion berupa cash discount, sales incentive, bundling program, advertising di majalah-¬majalah "Industri" dan "Elektrikal" serta mengadakan event-event melalui seminar dan product training untuk mengedukasi pasar.
New product development demonstrates the healthiness of company's business units. 3M is one of the multinational companies in the world that serves various industrial and consumer market. 3M Indonesia, as one of the subsidiaries, has idea to market the penetrant oil product in Indonesian market. This product is available in global portfolio product that owned by one of the business unit; Electrical Market Division (EMD).
Penetrant oil is the rust preventive product and mostly found in manufacturing industry and retail market. Many players are entering this product-market; one of the famous and well known product brands is WD-40. WD-40 offers multipurpose functions for rust remover, lubricant and cleaner. From all functions, many products positioned for the specific function such as only as lubricant, cleaner, rust preventive or even offering the three functions as well as a multipurpose product.
3M products have many product lines in penetrant oil category but lack of marketing and sales competence and product market knowledge. Seeing the potential market, opportunities and product line availability in global portfolio, new product process analysis should be assessed by the following 3M NPI stages analysis (New Product Introduction), The process is not fully completed because it only adopts the portfolio's product global and implemented through the product development phases in Indonesia market.
The new product will be not successfully implemented in the market if the idea and concept of the product did not prepare well. Therefore, market analysis is required in order to support EMD entering the product-market. General condition of product market defined from the choices of important analysis which consist of market growth, market segmentation and competition. Three points analysis showed that product market is interested. It comes from the growing industries in Indonesia that will impact the increased of machine maintenance demand; market segmentation embraced the overall industries from manufacturing industries. product market automotives, and household industries and last is the tight competition among main players with dominant market share but the small portion of few player can be grabbed optimisticly.
From the above ideas and the interested condition of product market, Voice of Customer (VOC) is needed from customer in every segment of the market. VOC is implemented through Focus Group Discussion (FGD) which is aimed to know more about the product knowledge, needs and customer dissatisfaction matted point. Deliverables of FGD explores need and complaint of competitors' product attributes, so the adjustment is required to implement appropriate with the marketing and technical analysis. The adjustments perform through product form, benefit and technology that are suitable for Indonesian market. Form adjustment is implemented on packaging design, sizes and accessories, hence, the benefit adjustment executes through emphasizes of rust remover product. Technology adjustment is accomplished through the increasing of rust remover liquid performance.
Market segmentation analysis and strategic implementation at target market is obliged to verify the concept through increasing the implementation of successfully opportunity in the market. Target market for the products is manufacturing industries based on EMD internal capability. Even though the retail sizes and its growth are bigger than manufacturing industries, the decision of target market is mainly considering based on the internal capability whereas marketing and sales capability well and less cost to market the product in this segment.
Product positioning as well as the main competitor with the emphasizes fur rust remover and diferentiation is applied through the additional products features such as accessories for straws' place, bilingual product's instruction with' pictures and also supporting from customer care hotline. Indeed, price positioning is implemented with low active strategy that positioned the price under the competitor's price. 3M product position in the market as a challenger with the share-growth goals through flank attack with stimulate selective demand and capture the market share target competitor's through penetrating marketing initiatives with head-to-head positioning with market leader and positioning differentiation with niche player focused on untapped segments.
In summary, the marketing mix strategy required to be implemented by synergizing marketing initiatives through improvement on product's performance, pricing decision under market leader, and good existing channel distribution. Push strategy is implemented through marketing programs such as sales promotion program, cash discount, sales incentive, bundling program, advertisement on the "Industrial" and "Electrical" magazines, and various events like seminar and product trainings to educate market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingerti Usdi
"Dalam situasi pasar yang over comunicated, dimana masyarakat menerima begitu banyak pesan, melalui berbagai kegiatan perikianan, maka diperlukan strategi perikianan yang
dapat secara efektif memposisikan produknya pada pasar sasaran.
Metode penelitian yang digunakan untuk melihat sejauh mana keberhasilan ikian dalam memposisikan ke dua produk tersebut adalah Semantic Differential Analysis dan Crosstabulations-Test of Independency dengan Chi-square test Hasil yang diperoleh dari analisa adalah bahwa tingkat brand switching konsumen sangat tinggi dengan adanya pengaruh
ikian. Strategi posisioning untuk produk Triumph adalah dengan
menghubungkan harga dengan kualitasnya. Dan untuk Amo adalah
produk yang memberi kenyamanan namun dengan harga yang terjankau.
Adanya hubungan yang dekat antara tingkat usia dengan kecenderungan konsumen untuk berganti merek pakaian dalam maka untuk perusahaan diperlukan suatu pendekatan kegiatan
perikianan yang berbeda untuk tingkat usia yang berbeda. Usia dibawah 17 tahun, dimana tingkat brand switching sangat tinggi, menggambarkan bahwa konsumen memerlukan banyak informasi mengenai produk yang sesuai bagi mereka. Dan pada tahap ini pula kesetiaan pada merek perusahaan sudah mulai dibina.
Produk pakaian dalam wanita merupakan produk yang bersifat pribadi. Oieh karena itu media yang digunakan untuk
melakukan kegiatan perikianan lebih terfokus pada khalayak sasarannya, yaitu media yang khusus baagi pembaca wanita.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Sugarda
"PT. Flex Indonesia sebagai produsen kemeja pria baru mulai menjajaki pasar Indonesia tahun 1994, dengan label Oakland Hill, yang sejak berdiri tahun 1989 tujuan utamanya hanya pasar ekspor. Dengan mulai memasuki pasar lokal, PT. Flex Indonesia ternyata belum mempersiapkan diri dengan bekal strategi promosi yang memadai. Untuk itulah penulis bermaksud untuk mencoba mengembangkan suatu strategi promisi yang efektif bagi produk kemeja pria tersebut. Penelitian yang dilakukan bersifat observasi pasar dengan mengambil sampel sebanyak 100 orang responden. Hasil penelitian pasar tersebut dipakai untuk mengukur proses adopsi masyarakat terhadap produk baru tersebut selain itu juga dijadikan dasar untuk mengembangkan strategi promosi. Belum adanya strategi promosi yang efeksit disebabkan oleh belum adanya usaha sungguh-sungguh dari pihak manajemen PT. Flex Indonesia untuk terjun secara penuh ke pasar dalam negeri. Selain itu ada beberapa penemuan lainnya seperti tempat-tempat penjualan Oakland Hill yang kurang memadai demi meningkatkan proses adopsi masyarakat. Sasaran pasar yang dituju oleh PT. Flex Indonesia ternyata masih dapat diperluas kepada segmen pasar pria muda berusia di bawah 25 tahun, golongan ekonomi lemah ke atas. Para responden berpendapat bahwa mutu kemeja merupakan alasan utama mereka dalam membeli kemeja, disusul oleh potongan/ model kemeja, dan kemudian bahan kemeja itu sendiri. PT. Flex Indonesia ternyata baru menggunakan sarana promosi penjualan dalam bauran promosinya sehingga ke-efektif-an cukup diragukan. Kemudian dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba menyusun delapan langkah pengembangan strategi promosi yang efektif. Kurang adanya usaha sungguh-sungguh dari pihak manajemen menyebabkan proses promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan belum efektif untuk mencapai tujuan promosinya yaitu pengembangan brand awarness dan proses adopsi di masyarakat. Akibat dari kurang efektif-nya promosi yang dilakukan maka banyak dari sasaran pasar Oakland Hill belum mengetahui keberadaan kemeja tersebut. Selain itu belum optimalnya penggunaan bauran promosi oleh PT. Flex Indonesia. Jika perusahaan bermaksudnmengkomunikasikan produknya kepada sasaran pasar ada baiknya isi pesan tersebut bersifat informasi dan persuasif dengan memakai jalur komunikasi personal maupun non personal. Mengingat peningkatan brand awarness merupakan tujuan perusahaan maka perusahaan perlu memikirkan untuk menambah tempat-tempat penjualan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Fahmi
"Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:PERENCANAAN STRATEGIS PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI ISLAM (Studi Kasus pada Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Penelitian ini membahas tentang perencanaan strategis Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, (2) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan, dan (3) mengidentifikasi rumusan strategi berbasis analisis SWOT untuk perencanaan strategis jangka pendek dan jangka panjang Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai obyek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan 3 tahapan dari 5 tahapan umum perencanaan strategis, yaitu 1). Penilaian lingkungan perpustakaan dengan menggunakan analisis SWOT, 2). Identifikasi isu-isu strategis, 3). Formulasi strategi. Hasil penelitian ini adalah sebuah konsep perencanaan strategis pengembangan Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan yang terdiri dari perencanaan strategis jangka pendek dan jangka panjang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Embarina Sembiring
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menganalisa lingkungan eksternal dan internal, menyusun ETOP dan SAP, menentukan posisi dan memilih strategi dari Perum PENAS. Penelitian dilakukan dengan wawancara kepada pihak perusahaan, MABES AURI serta penelitian kepustakaan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil usaha Perum PENAS masih cukup memprihatinkan. Persaingan dengan caracara yang tidak wajar melalui Dumping Price, merupakan kendala Perum PENAS dalam menerapkan Manaj emen Pemasaran berdasarkan azas perusahaan. Sehingga sulit untuk memperoleh proyek dengan harga yang dapat menutupi ongkos produksi. Dan apabila harga jual dibawah harga dasar produksi maka dampaknya adalah pemeliharaan alat-alat tidak terjamin, asuransi tidak terbayar (untuk pesawat tidak diij inkan terbang tanpa diasuransikan) dan tidak dapat mengadakan repalcement alat/suku cadang. Agar perusahaan dapat survive dalam situasi dan kondisi tersebut maka strategi stabilitas akan dapat menolong perusahaan dalam menghadapi masalah tersebut. Disarankan Perum PENAS dalam menghadapi masalah penerapan Azas Perusahaan dalam Manajemen Pemasarannya dapat meminta bantuan dari Pemerintah serta memanfaatkan bentuk program kerja sama dengan instansi lain melalui jalur Inter Departemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mully Mulyati
"ABSTRAK
Iklim globalisasi dunia usaha yang semakin kompetitif senantiasa
memacu adanya inovasi-inovasi baru. Dalam marketing channel inovasi ini
berupa pemotongan mata rantai distribusi sekaligus pemanasaran biaya iklan,
melalui konsep pemasaran yang dikenal dengan nama Multi-Level Marketing.
Sistem MLM ini diperuntukkan bagi mereka yang menginginkan untuk dapat
berusaha sendiri dengan keterbatasan dana, keterampilan dan waktu.
Karenanya sistem ini dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin dengan
cepat meningkatkan penghasilannya.
Dewasa ini perkembangan jumlah perusahaan yang menerapkan MLM
sistem semakin banyak. Dengan penerapan sistem MLM ini, perusahaan
mengharapkan dapat meningkatkan tingkat penjualannya karena sistem ini
memiliki kelebihan dalam hal marketing channelnya (memotong sebagian
mata-rantai distribusinya) yang memungkinkan perusahaan secara langsung
mendatangi konsumennya (melalui para distributornya).
Banyaknya jumlah perusahaan yang menerapkan sistem MLM, dan
banyaknya distributor yang telah tergabung didalanmya dapat dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan sistem ini. Untuk penulisan ini,
dilakukan observasi terhadap beberapa perusahaan yang menerapkan sistem
MLM dalam strategi pemasarannya. Terhadap hasil observasi, dilakukan
analisis ke-empat faktor bauran pemasarannya yang mana akan dapat di
identifíkasi salah satu faktor tersebut yang dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan strategi pemasaran MLM yang diterapkan oleb perusahaan. Dari
hasil analisis tersebut akan dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang
mendukung kesuksesan sistem MLM ini di Jndonesia ( dengan mengambil
sampel observasi dari beberapa perusahaan MLM).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>