Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S18078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Godfrida Ovy Noviarti
"Pentingnya penentuan/penetapan harga pokok produksi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan." sebagai salah satu cara untuk mengelola produknya secara efisien, perusahaan harus menentukan harga pokok produksinya dengan sebaik mungkin. Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi adalah telaah kepustakaan dan studi lapangan. Telaah kepustakaan adalah mempelajari teori-teori yanq ada hubungannya dengan topik penelitian. Dalam studi lapangan diadakan riset ke perusahaan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui pertanyaan-pertanyaan dan laporan intern perusahaan serta tanya jawab. Hasil penelitian menunjukkan bahawa perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya standar untuk perhitungan harga pokok produksinya. Perusahaan tidak memperhitunqkan standar untuk quantitynya. Dengan adanya biaya standar, dapat dianalisa penyimpanqan atau selisih antara biaya yanq sesunqquhnya denqan biaya standar. Penyimpanqan/variance yanq dianalisa di perusahaan ini hanyalah price variance saja tidak dianalisa mengenai quantity variance. Direct labor variance dan factory overhead variance hanya dianalisa secara keseluruhan. Penetapan harga pokok merupakan hal penting dalam suatu perusahaan, yaitu dapat membantu manajemen dalam menetapkan keuntungan, menyusun perencanaan dan mengawasi serta menilai efisiensi perusahaan. Penggunaan biaya standar dapat membantu perusahaan dalam perencanaan dan pengawasan. Dengan diketahuinya biaya standar dan dibandingkan dengan biaya yanq sesungguhnya terjadi, dapat dilakukan analisa penyimpangan. Dengan adanya analisa penyimpangan itu dapat diketahui dimana penyimpangan itu terjadi, siapa yanq bertanggunqjawab dan mengapa penyimpangan itu terjadi sehingga dengan demikian dapat dilakukan tindakan koreksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan tercapainya tujuan perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperhitunqkan pula quantity variance tidak hanya price variancenya saja. Selain itu variance-variance yanq ada hendaknya lebih diperinci/dianalisa lebih lanjut tidak hanya secara keseluruhan, misalnya pada direct labor variance dan factory overhead variance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Amril
"Pemerintah mengeluarkan Kepres No. 53/1989 mengenai relokasi pabrik-pabrik yang berada di daerah hunian, sehingga perusahaan kawasan industri semakin berkembang. IAI belum mengeluarkan standar khusus untuk penjualan tanah eceran. Penulis bermaksud untuk menganalisa unsur-unsur harga pokok serta metode alokasi dan akumulasinya. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data dari obyek penelitian yang dapat memenuhi pokok permasalahan dan tujuan penulisan yang telah dirumuskan. Observasi langsung ke claim perusahaan dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak manajemen dan karyawan perusahaan yang terkait. Unsur-unsur harga pokok penjualan meliputi biaya perijinan, perencanaan, pembebasan tanah, pematangan tanah dan pembangunan fasilitas. Perusahaan mencatat akumulasi setiap biaya, menghitung variannya terhadap akumulasi biaya tahun lalu dan mengalokasikannya kepada setiap sektor yang dapat Varian yang disebabkan oleh produksi baru dialokasikan kepada persediaan. Varian yang disebabkan oleh kenaikan biaya per unit dialokasikan kepada persediaan sebanyak produksi yang belum terjual dan kepada harga pokok penjualan periode berjalan sebanyak produksi yang telah terjual. Perusahaan menggunakan metode area dalam mengalokasikan unsur-unsur harga pokok. Perusahaan harus memasukkan taksiran biaya pengerjaan kontrak yang belum selesai dan taksiran biaya pengembangan kawasan, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dalam perhitungannya. Alokasi kepada harga pokok penjualan harus dipisahkan antara harga pokok penjualan periode berjalan untuk produksi yang terjual pada tahun berjalan dan laba ditahan untuk produksi yang terjual pada tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode identifikasi khusus untuk mengalokasikan biaya pembebasan dan pengembangan tanah serta metode nilai untuk pengeluaran bersama atau umum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdenny Oetomo
"Latar belakang penulisan skripsi ini karena pesatnya perkembangan industri konstruksi, khususnya apartemen pada saat ini. Adapun tujuan penulisan adalah memberikan gambaran tentang perhitungan harga pokok jasa konstruksi apartemen serta penilaian hasil suatu proyek bagi kontraktor. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kasus terhadap suatu proyek apartemen. Hasil penelitian menunjukkan akuntansi industri konstruksi sangat membutuhkan perencanaan serta pengendalian biaya pelaksanaan yang tepat. Nilai kontrak proyek ditentukan berdasarkan anggaran atau estimasi biaya pelaksanaan serta marjin keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian agar marjin tersebut dapat dicapai maka estimasi harus tepat dan segi pengendalian biaya pelaksanaan harus baik. Selain biaya, faktor waktu harus diperhitungkan pula dalam industri konstruksi karena pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya pelaksanaan suatu proyek. Proyek Apartemen Mangga Dua dikatakan mengalami kerugian dibandingkan rencana awalnya. Marjin keuntungan yang diperoleh jauh di bawah persentase yang telah ditetapkan. Hal ini terutama disebabkan karena banyak estimasi biaya yang tidak tepat baik karena gambar yang kurang informatif, maupun karena satuan standar yang terlalu rendah. Terlambatnya waktu penyelesaian proyek selama 6 bulan semakin memperbesar biaya pelaksanaan proyek. Penulis menyarankan agar estimasi biaya pelaksanaan suatu proyek dapat dihitung dengan lebih tepat serta lebih memperhatikan jenis serta kuantitas dari pekerjaan konstruksi yang harus dilakukan. Pengendalian biaya serta mutu pekerjaan harus lebih ditingkatkan agar biaya aktual maupun waktu penyelesaian dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Fahmi
"Perusahaan sering mengabaikan masalah spoiled dan defective product, karena jumlahnya tidak material dibandingkan total produksi. Padahal dengan prosedur penetapan harga pokok yang benar dan sistem pengendalian biaya yang baik produk-produk mutu kedua tersebut dapat dihindari sehingga perusahaan dapat beroperasi pada tingkat yang paling efisien. Penulis mencoba menelaah prosedur penetapan harga pokok (costing), sistem pengendalian biaya (cost control), serta penetapan harga jual (pricing) spoiled dan defective product PT "X". Untuk itu penulis melakukan studi lapangan dan melalui interview dan pengumpulan data dari Cost Accountant serta Human Relation perusahaan, memformulasikan dan mengevaluasi pemecahan masaiah yang ada pada sistem tersebut, lalu menelaah kebaikan dan kelemahan sistem yang ada berdasarkan teori akuntansi biaya dan management serta mencoba membuat format baru costing, cost control dan pricing untuk product mutu kedua perusahaan. Dari hash studi, analisa variance budgeted cost baru sebatas pada material dan labor variance dan agar lebih informatif perusahaan perlu memperluas analisa pada masing-masing variance mana yang disebabkan kenaikan harga (price variance) dan mana yang disebabkan oleh ineffisiensi (efficiency variance). Pengalokasian hanya normal spoilage cost, bukan seluruh unfavorable variance (yang mencakup abnormal spoilage cost), ke product costs (finished goods) lebih tepat sebab unsur costbasenya tidak kebesaran dengan abnormal spoilage cost yang disebabkan ineffisiensi. Penerapan contribution margin dalam pricing PT "X" lebih tepat, sebab perusahaan memproduksi beraneka ragam / jenis sepatu dengan mutu yang berbeda (kualitas "A" dan "B") dibandingkan pemakaian standard full-costing yang hanya menambahkan mark-up atas absorption cost plus marketing dan administrative expenses. Hal ini disebabkan dalam contribution margin approach perilaku biaya dapat diamati sehingga lebih mudah dikendalikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mumtaz Isa Latif
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Robert Mamboantua
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra W. Moecthar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumiur Diana
"ABSTRAK
PT. CSM adalah sebuah perusahaan agen tunggal dan produsen-produsen di
luar negeri yang memasok berbagai bahan kimia yang dibutuhkan oleh pabrik
pabrik enamel, keramik dan gelas yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. CSM
memiliki tiga divisi yang bergerak di bidang industri enamel, keramik dan gelas,
oleh sebab itu sesuai dengan bidangnya divisinya dibagi menjadi Divisi Enamel,
Divisi Keramik dan Divisi Gelas.
Seiring dengan terjadinya perubahan kondisi pasar dan persaingan,
perusahaan dituntut untuk mengembangkan kegiatannya untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan tersebut sambil tetap mencapai target laba perusahaan.
Strategi yang ditempuh perusahaan adalah menambah satu divisi lagi yaitu
Divisi Resale yang bertugas untuk melayani berbagai kebutuhan bahan kimia
dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dengan kuantitas pesanan yang
relatif kecil dan harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Dengan adanya Divisi
Resale, PT. CSM dikategorikan sebagai perusahaan dagang. Untuk mendanai
pengembangan ini, perusahaan menyisihkan sebagian dananya untuk membeli
barang persediaan.
Dalam pasar persaingan yang ketat dan era perdagangan bebas,
perusahaan harus mempunyai keunggulan dari segi biaya, mutu, waktu dan
inovasi. Bagi perusahaan, segi mutu berada diluar kendali perusahaan
(uncontrollable) karena mutu dan barang yang diimpor telah ditentukan oleh
pemasok atau produsen di manca negara dan konsumen. Walaupun demikian
perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu singkat
dengan mengadakan persediaan (stock) lokal seperti yang dilakukan oleh Divisi
Resale. Perusahaan dapat mengikuti inovasi terbaru dengan turut berpartisipasi
dalam berbagai pameran dan eksibisi yang diadakan di manca negara. Dengan
demikian masalah yang terpenting bagi perusahaan pada saat ini adalah
melakukan efisiensi biaya, karena biaya berada dalam kendali perusahaan atau
controllable.
Tidak seperti divisi yang lain, Divisi Resale dipandang memiliki prospek
yang baik di masa mendatang. OIeh sebab itu perusahaan banyak memberikan
perhatian kepada Divisi Resale sebagai satu divisi yang diharapkan memberikan
banyak kontribusi pada laba perusahaan. Namun, Divisi Resale memiliki
masalah yang dipandang perlu untuk dianalisis Iebih teliti, yaitu divisi ini sering
kehilangan order hanya karena harga produk yang ditetapkan oleh divisi ini
terlalu mahal dibanding harga yang ditetapkan oleh pesaing, padahal dari segi
kualitas produknya tidak ada masalah.
Selama ini penetapan harga pokok pada tiap kelompok produk dibuat
dengan cara membebankan biaya langsung ditambah dengan biaya overhead
yang dibebankan secara seragam kepada tiap kelompok produk. Perusahaan
tidak pernah memperhatikan apakah tiap kelompok produk tersebut
menggunakan sumber daya perusahaan secara seragam. Masalah iniIah yang
akan dianalisis apakah telah terjadi kurang kalkulasi biaya produk (product
undercosting) atau Iebih kalkulasi biaya produk (product overcosting) melalui
penelusuran biaya overhead berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi
oleh tiap kelompok produk. Analisis ini lebih dikenal dengan istilah activity based
costing.
Evaluasi kinerja pada tiap divisi selama ini diakukan pada bidang
keuangan saja, yaitu dari total penghasilan aktivanya dibandingkan dengan
budgetnya. Sehingga ada kepala divisi yang merasa dirugikan karena rasio
penghasilan per penjualannya relatif rendah. Hal ini terjadi karena penghasilan
yang diterima merupakan presentase dari penjualan, dan presentase penjualan
rendah ini telah dìtetapkan sesuai dengan agreement yang dibuat antara
perusahaan dengan produsennya sejak dahulu. Untuk menjamin perlakuan adil
terhadap setiap divisi yang dinilai, dalam karya akhïr evauasi kinerja ini
diakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan.
Evaluasi kinerja dengan pendekatan keuangan, meninjau rasio penghasilan
terhadap biaya yang berada dibawah kendali tiap kepala divisi. Evaluasi kinerja
dengan pendekatan non keuangan, meninjau dengan balanced scorecard.
Dari hasil analisis terhadap penetapan harga pokok, dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi lebih kalkulasi terhadap produk A dan B, dan terjadi kurang
kalkulasi terhadap produk C. Walaupun produk A telah dibebani biaya overhead
yang sesuai dengan konsumsinya terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan, tetapi harga pokok yang baru masih tetap Iebih tinggi dari harga
pasar, oIeh sebab itu disarankan untuk mengeluarkan produk A ini dan
kelompok produk yang akan dijual dan menggantinya dengan produk lain yang
harga pokoknya lebih rendah daripada harga pasar, dan penetapan harganya
disarankan agar menggunakan sistem biaya yang baru diusulkan.
Analisis evaluasi kinerja dan bidang keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa, kînerja yang terbaik ditunjukkan oleh divisi Enamel. Hasil ini memang
sudah diperhitungkan karena divisi Enamel ini telah ada sejak awal berdirinya
perusahaan. Untuk sementara divisi Keramik tidak dapat menunjukkan kinerja
yang baik, karena divisi ini harus banyak menggunakan sumber daya
perusahaan untuk mendanai biaya perjalanan pemasaran untuk berpartisipasi
dalam pameran keramik di luar negeri. Mengikuti pameran di luar negeri ini
dianggap penting karena inovasi produk dan teknologi pada bidang keramik
berkembang sangat pesat. Untuk memperbaiki penghasilan divisi Keramik,
disarankan untuk melakukan analisis dengan pendekatan extended value chain
yaitu dengan cara mengadakan kerja sama dengan salah satu mitra kerja.
produsen di luar negeri untuk memproduksi bahan kimia di Indonesia.
Selanjutnya evaluasi kinerja dari bidang non keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa model baru balanced scorecard Iayak dipertimbangkan untuk diterapkan
di perusahaan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Dameria
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>