Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinaldi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Nuswantoro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry C. Samuel
"Indonesia merupakan satu-satunya penghasil rokok kretek di dunia. Industri rokok kretek di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik, sehingga pangsa pasarnya di Indonesia dapat mengalahkan pangsa pasar rokok putih. Rokok kretek sekarang sudah di ekspor ke mancanegara.
Pada saat ini industri rokok Indonesia dikuasai oleh beberapa pabrik rokok besar seperti PT Djarum, PT Gudang Garam, PT HM Sampoerna, PT Bentoel. Keempat perusahaan inilah yang memiliki pasar rokok kretek terbesar di Indonesia.
Pertumbuhan industri rokok kretek tidak terlepas dari perubahan baik lingkungan makro ataupun operasional. Faktor lingkungan makro yang paling banyak mempengaruhi industri ini adalah peraturan pemerintah yang dikeluarkan setiap tahun dan agak sulit diantisipasi. Selain itu faktor sosial budaya dan perkembangan teknologi juga turuc. mempengaruhi industri rokok kretek di Indonesia.
Tanggal 1 April 1991, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan stratifikasi industri rokok kretek. PT Djarum digolongkan sebagai perusahaan besar, bersama PT Gudang Garam. Selain itu juga diatur mengenai isi kemasan rokok dan harga jual perbatang rokok berdasarkan stratifikasi di atas.
Distribusi penduduk di Indonesia tidak rnerata. Keadaan demografis ini akan mempengaruhi pola distribusi produk. Masyarakat semakin sadar akan kehidupan yang lebih sehat, clan kegiatan merokok dianggap salah satu penyebab polusi lingkungan clan merusak kesehatan. Masalah kesehatan ini juga mempengaruhi penjualan rokok kretek.
Faktor lingkungan makro yang juga banyak mempengaruhi industri rokok kretek adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknik pendingin ruangan dapat mengurangi ruang perokok, tetapi sebalik.nya teknik pembuatan filter rokok mendorong perusahaan rokok untuk membuat rokok dengan kadar nikotin clan tar yang semakin rendah.
Faktor persaingan antar perusahaan, konsumen dan pemasok merupakan lingkungan industri yang amat mempengaruhi industri rokok kretek. Konsumen rokok kretek memiliki kekuatan yang besar dalam melakukan tawar menawar. Penasaran produk di atas harga psikologis konsumen mengakibatkan turunnya permintaan akan produk tersebut.
Pemasok juga merupakan faktor yang mempengaruhi perusahaan. Pasokan cengkeh merupakan ancaman bagi industri rokok kretek. BPPC, sebagai satu-satunya badan yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan penyanggahan dan pemasaran cengkeh, menetapkan harga jual cengkeh yang terlalu tinggi. Sedangkan cengkeh merupakan salah satu bahan baku utama pembuat rokok kretek.
Persaingan dalam industri rokok kretek di tahun 1991 pada kelas perusahaan besar terjadi antara PT Djarum dan PT Gudang Garam. PT Djarum memiliki kekuatan pada produk SKM, sedangkan PT Gudang Garam mengandalkan produk SKT. PT - Djarum lebih unggul dalam rasanya produk, yang bukan merupakan pertimbangan pertama konsumen dalam memilih produk rokok kretek, sedangkan PT Gudang Garam lebih unggul dalam bidang yang menonjolkan pada faktor faktor yang merupakan pertimbangan utama dalam pembelian rokok kretek.
Pada tahun 1991 PT Djarum mengalami penurunan penjualan yang cukup besar, sehingga pada tahun 1992 perusahaan Djarum digolongkan sebagai perusahaan menengah besar. Pada kelas ini akan ada tiga perusahaan yang bersaing, yaitu PT Djarum, PT Bentoel, serta PT H~ Sampoerna. Ketiga perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang berbeda, produk PT HM Sampoerna menggunakan light top flavour, produk PT Djarum menggunakan medium top flavour, sedangkan PT Bentoel menggunakan heavy top flavour.
Ada dua jenis strateji untuk keunggulan bersaing yang dapat diterapkan oleh PT Djarum. Pertama dalam jangka pendek, PT Djarum sebagai pemimpin pasar perusahaan kelas menengah besar dapat menerapkan strateji melindungi pangsa pasar, atau jika mungkin rnelakukan perluasan pasar. Kedua dalam jangka panjang, jika PT Djarum dapat meningkatkan penjualan dan bersaing kembali dengan PT Gudang Garam pada kelas perusahaan besar, maka posisi PT Djarum adalah sebagai penantang pasar. Streteji yang dapat digunakan adalah persaingan langsung.
Pada tahun 1992, diasumsikan PT Djarum berada sebagai pemimpin pasar pada kelas menengah-besar, strateji pemasaran yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut: - Produk SKM dibuat semakin pendek dan ringan sesuai dengan perkembangan teknologi filter rokok, karena rokok ini ditujukan pada orang muda yang cenderung mengikuti perkembangan.
- Harga jual SKT sesuai dengan harga psikologis konsumen, karena produk ini ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah.
- Promosi kedua produk hendaknya dilakukan dengan lebih selektif.
- Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi yang telah digunakan selama ini, karena saluran distribusi tersebut telah cukup efektif.
Diharapkan dengan implementasi strateji ini maka PT Djarum dapat memperbaiki posisinya pada tahun 1992. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kent Rusli
"ABSTRAK
Industri rokok dikenal sebagai salah satu industri yang paling banyak diatur di Indonesia, sementara itu juga merupakan fakta yang terkenal bahwa sebagian besar pabrikan berinvestasi dalam kegiatan keterlibatan untuk membangun basis konsumen yang loyal, kebutuhan untuk memahami apakah Pengalaman merek memang memengaruhi kepercayaan dan kepuasan merek perlu dikaji lebih lanjut. Melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mempelajari apakah konsumen yang terlibat dalam pengalaman merek tersebut (BE), memang berdampak pada kepuasan merek Merek (BS), yang juga akan menciptakan kepercayaan merek (BT), dan memohon loyalitas merek (BL) . Ini dijawab melalui studi empiris kepada sekitar 100 responden di Indonesia, melalui penyebaran kuesioner terstruktur dengan campuran wawancara online dan tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman merek memang berdampak pada kepuasan dan kepercayaan merek, dan memicu kesetiaan merek dalam proses tersebut. Studi ini mencoba memberikan kesan umum bagi pemasar industri rokok dalam menjawab dilema mereka tentang manfaat pengalaman merekpaling banyak diatur di Indonesia, sementara itu juga merupakan fakta yang
terkenal bahwa sebagian besar pabrikan berinvestasi dalam kegiatan keterlibatan untuk membangun basis konsumen yang loyal, kebutuhan untuk memahami apakah Pengalaman merek memang memengaruhi kepercayaan dan kepuasan merek perlu dikaji lebih lanjut. Melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mempelajari apakah konsumen yang terlibat dalam pengalaman merek tersebut (BE), memang berdampak pada kepuasan merek Merek (BS), yang juga akan menciptakan kepercayaan merek (BT), dan memohon loyalitas merek (BL) . Ini dijawab melalui studi empiris kepada sekitar 100 responden di Indonesia, melalui penyebaran kuesioner terstruktur dengan campuran wawancara online dan tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman merek memang berdampak pada kepuasan dan kepercayaan merek, dan memicu kesetiaan merek dalam proses tersebut. Studi ini mencoba memberikan kesan umum bagi pemasar industri rokok dalam menjawab dilema
mereka tentang manfaat pengalaman merekndustri rokok dikenal sebagai salah satu industri yang paling banyak diatur di Indonesia, sementara itu juga merupakan fakta yang terkenal bahwa sebagian besar pabrikan berinvestasi dalam kegiatan keterlibatan untuk membangun basis konsumen yang loyal, kebutuhan untuk memahami apakah Pengalaman merek memang memengaruhi kepercayaan dan kepuasan merek perlu dikaji lebih lanjut. Melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mempelajari apakah konsumen yang terlibat dalam pengalaman merek tersebut (BE), memang berdampak pada kepuasan merek Merek (BS), yang juga akan menciptakan kepercayaan merek (BT), dan memohon loyalitas merek (BL) . Ini dijawab melalui studi empiris kepada sekitar 100 responden di Indonesia, melalui penyebaran kuesioner terstruktur dengan campuran wawancara online dan tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman merek memang berdampak pada kepuasan dan kepercayaan merek, dan memicu kesetiaan merek dalam proses tersebut. Studi ini mencoba memberikan kesan umum bagi pemasar industri rokok dalam menjawab dilema mereka tentang manfaat pengalaman merek

ABSTRACT
The cigarette industry is known to be one of the most heavily regulated industry in Indonesia, while it is also a well-known fact that most of the manufacturers are investing in engagement activities to build a loyal base of consumers, the need to understand whether the brand experience is indeed impacting the brand trust and satisfaction need to be further studied. Through this study the author attempts to study whether the consumer who are engaged in such brand experience (BE), has indeed impacted the brand Brand satisfaction (BS), which would also create brand trust (BT), and invoke brand loyalty (BL). This is answered through an empirical study to approximately 100 respondents in Indonesia, through the spreading of structured questionnaire with a mix of online and face to face interviews. The result showed that the brand experience has indeed impacted the brand satisfaction and trust, and invoked brand loyalty in the process.This study tries to give a general impression for cigarette industry marketers in answering their dilemma on the merit of brand experience.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"During the last decade, the increasing intensity of anti-tobacco campaign underpinned by health consideration that has been reinforced by the ratifield framework convention on tobacco control (FCTC), the reduced government support to tobacco production, and the increasing community's awareness on the importance of healthy life, has been threatening the world and the Indonesian tobacco economy...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Setyadji
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kudus disamping dikenal sebagai kota santri , dan jenag , dikenal juga sebagai kota kretek , karena di tempat inilah muncul pertama kali dan berkembangnya industri rokok kretek. Potensi ekonomi dengan dukungan industri rokok menjadikan terkenal luas sebagai kota kretek. Kudus juga telah melahirkan sejumlah pengusaha rokok yang terkenal dan dikenal sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di wilayah Jawa Tengah...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Han Galaputra Atmaja
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran seberapa besar peningkatan harga rokok akan membuat keputusan berhenti merokok pada mahasiswa Universitas Indonesia periode 2016-2017 yang merupakan perokok aktif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Jumlah responden yang digunakan adalah 215 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 209 responden yang membuat keputusan ingin berhenti setelah harga rokok mulai mengalami peningkatan. Hubungan antara variabel peningkatan harga rokok sebesar 50 dan 100 menunjukkan hasil yang positif signifikan terhadap keputusan berhenti merokok yang terjadi pada 64 responden yang diteliti. Hasil merekomendasikan bahwa pembuat kebijakan dapat membuat perokok aktif berhenti merokok dengan membuat kebijakan peningkatan harga rokok

ABSTRACT
This paper studies to know how much of increasing price of cigarette to make smokers decide to stop smoking on pupil of Universitas Indonesia which is actively smoking cigarette period 2016 2017. This is a descriptive paper using quesionnaire to gather data. Total respondents that can be used for this studies are 215 respondents. Result of this research shows that there are 209 smoker that decide to stop smoking after price of cigarette going up to 50 and 100 resulted that price have positive significant decide to stop smoking which is 64 respondents. Result suggest that policy maker could make smokers to stop smoking, using policy which increasing proce of cigarette"
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>