Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Djatmiko
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwan
"ABSTRAK
Turunnya nilai rupiah sejak pertengahan 1997, mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas perkebunan, seperti tembakau meningkat, 46,07%, rempah-rempah meningkat 16,43% dibanding tahun 1997, sementara itu nilai ekspor kayumanis, salah komoditas perkebunan justru mengalami penurunan sebesar 11,83%. Demikian pula bila dilihat dari segi harga komoditas perkebunan di dalam negeri (dalam rupiah), tahun 1998 mengalami peningkatan yang relatif besar, seperti harga lada putih mengalami peningkatan 347,68%, harga kopi robusta meningkat 264,78%, harga karet meningkat 84,94%. Harga kayumanis mengalami peningkatan yang paling kecil, yaitu hanya 20,76%.
Berdasarkan kenyataan yang diuraikan di atas, menimbulkan beberapa pertanyan yang menjadi pokok permasalah penelitian ini, yakni faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kayumanis Indonesia di pasar intemasional, bagaimapula posisi kayu manis Indonesia dalam persaingan di pasar intemasional, bagaimana strategi bersaing kayumanis Indonesia dalam menghadapi persaingan yang makin ketat, serta bagaimana peluang pengolahan kayumanis di Indonesia.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, mengenai pengkajian ekspor kayumanis Indonesia, dan peluang pengolahan kayumanis di Indonesia, dilakukan dengan menggunakan kerangka manajemen strategik. Untuk menentukan posisi kayumanis Indonesia dalam persaingan di pasar internasional dan untuk menentukan strategi bersaing kayumanis Indonesia di pasar Internasional dilakukan dengan menggunakan Internal-External (IE) matrix, SWOT matriks.
Dari analisis dengan mengunakan IE matrix ditemukan bahwa posisi kayumanis Indonesia berada pada kuadran V yaitu posisi bertahan, sedangkan dari analisis SWOT matriks ditemukan faktor yang menjadi penyabab utama Iemahnya daya saing kayumanis Indonesia di pasar intemasional yaitu kuatnya posisi pembeli dan meningkatnya persaingan, sementara itu strategi yang digunakan Indonesia selama ini tidak efektif baik dalam bidang pemasaran, produksi maupun sumber daya manusia.
Untuk meningkat daya saing ekspor kayumanis Indonesia di pasar intemasional dilakukan dengan strategi penetrasi pasar, strategi aliansi, untuk mendukung strategi tersebut diperlukan strategi pemasaran, strategi sumber daya manusia dan strategi produksi. Strategi ini juga harus didukung dengan pembenahan kelembagaan dengan meningkatkan peranan Asosiasi Eksportir Cassia Indonesia dan Koperasi para petani kayumanis."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halidi
"Indonesia adalah negara penghasil rotan terbesar di dunia (± 80%) produksi rotan dunia. Ratan (calamus sp.) yang di kelompokkan sebagai produk hasil hutan ikutan non kayu, merupakan penghasil devisa yang cukup besar, yakni sekitar 60% dari total nilai ekspor hasil hutan ikutan non kayu.
Produksi rotan selain diambil dari rotan alam, juga merupakan hasil pembudidayaan masyarakat. Potensi produksi rotan alam Indonesia mencapai 664.800 ton per tahun. Sedangkan potensi budidaya tanaman rotan masyarakat besarannya belum diketahui secara pasti. Walaupun potensi produksi rotan Indonesia begitu besar, tetapi pada kenyataannya industri barang jadi rotan di dalam negeri mengalami kekurangan bahan baku, sehingga komoditas barang jadi rotan Indonesia kalah bersaing di pasar dunia dengan produk yang sama dari negara lain yang justru bahan baku rotannya berasal dari Indonesia.
Kebijakan tataniaga rotan adalah salah cara untuk mengatasi permasalahan kekurangan bahan baku rotan untuk industri barang jadi rotan di dalam negeri. Dengan semakin meningkatnya ketersediaan bahan baku rotan untuk industri barang jadi rotan di dalam negeri, keunggulan komparatif komoditas barang jadi rotan Indonesia semakin besar. Dengan keunggulan komparatif komoditas barang jadi rotan Indonesia yang semakin besar, nilai ekspor barang jadi ratan semakin tinggi yang pada akhirnya tenaga kerja yang dapat di serap oleh industri barang jadi ratan semakin banyak.
Dari permasalahn tersebut.di atas, maka tesis yang di beri judul "Analisis Dampak Kebijakan Tataniaga Ratan di indonesia" ini bertujuan: Pertama, mengkaji pengaruh kebijakan tataniaga rotan terhadap peningkatan nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia. Kedua, mengidentifikasi keunggulan komparatif Indonesia dan keunggulan komparatif beberapa negara lainnya pada komoditas barang jadi berbahan baku utama rotan di pasar dunia. Ketiga, meberikan gambaran dampak (manfaat) dari kebijakan tataniaga rotan bagi perencanaan pengembangan industri rotan Indonesia ke depan (sektor hulu dan hilir), baik di tingkat regional maupun nasional. Alat analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah RCA (Revealed Comparative Advantage) dan model regresi linear berganda (multiple regression). Data yang digunakan adalah data sekunder, runtut waktu (Tahun 1976 sampai dengan tahun 2003).
Hasil dari analisis RCA (Revealed Comparative Advantage), menunjukkan bahwa kebijakan tataniaga rotan berpengaruh positif terhadap peningkatan keunggulan komparatif Indonesia pada komoditas barang jadi berbahan baku utama ratan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai indeks RCA, meningkat dari 0,27 pada tahun 1987 menjadi 1,19 tahun 1989. Pada tahun 1989, Indonesia mulai memiliki keunggulan komparatif pada komoditas barang jadi rotan, dimana pada tahun-tahun sebelumnya belum memiliki. Selanjutnya dari analis model regresi menunjukkan bahwa kebijakan tataniaga rotan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia. Hal ini di buktikan dari hasil uji model persamaan nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia yang menunjukkan bahwa nilai ekspor barang jadi rotan Indonesia secara signifikan di pengaruhi oleh nilai ekspor rotan asalan; jumlah tenaga kerja pada industri barang jadi rotan, tingkat keunggulan komparatif komoditas barang jadi berbahan baku utama rotan serta kebijakan tataniaga rotan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasni
"ABSTRAK
Indonesia memiliki jumlah jenis dan potensi produksi rotan yang tertinggi di dunia. Namun, pemanfaatannya masih sangat terbatas pada sejumlah jenis tertentu saja. Keterbatasan ini disebabkan karena kurangnya informasi mengenai sifat-sifat dasar rotan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar rotan yang meliputi; struktur anatomi, kandungan kimia, keawetan dan keterawetan tiga jenis rotan. Jenis rotan yang diteliti ialah rotan sampang (Korthalsia junghunii Miq), rotan bubuay (Plectocomia elongala Bl) dan rotan seuti (Calamus ornatus BI) yang diambil dan Taman Nasional Gunung Halimun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian kulit batang rotan ditemukan lapisan epidermis dan endodermis. Yellow caps hanya ditemukan pada ratan sampang dan rotan bubuay. Diameter ikatan pembuluh ketiga jenis rotan tidak berbeda nyata (P>O.05). Begitu juga dengan diameter metaxylem dan diameter phloemnya. Tetapi diameter protoxylem ketiga jenis rotan berbeda nyata (P
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapatlah disimpulkan, bahwa rotan sampang, yang saat ini termasuk jenis tidak komersial, merupakan jenis rotan yang memiliki keawetan dan kekuatan yang tinggi, karena dinding sel serabutnya tebal, diameter rongga protoxylem yang kecil, serta mengandung lignin tinggi dan pati yang rendah. Dalam upaya pengawetan dengan permetrin seyogyanya menggunakan konsentrasi minimal 0.09 ppm.

ABSTRACT
Despite large number of rattan species found in Indonesia, the number of species used for commercial purposes are very limited. There is no doubt that this is partly due to limited information on basic, both physical and chemical, properties of less-or non commercial species. It is known that the basic properties of rattan species contribute to their physical strength and also to their natural resistance against insect attacks. To provide this basic information, a study of anatomical features and chemical contents of rattan species is, therefore, a necessity. In this research, three species of rattan, i.e. sampang (Korthalsia junghunii Miq.), bubuay (Plectocomia elongata Bl.), and seuti (Calamus ornatus Bl.), collected from Gunung Halimun National Park, West Java, were used for the study. The two former species are non-commercial species and the latter represents a commercial species, as a comparison.
Anatomical features of rattan stems were observed under a light microscope. Microtome and maceration techniques were used in preparing the samples. Chemical contents of the rattan stems were analyzed by SII procedures. The resistance of rattan species and the effectiveness of permethrin solutions (0.01, 0.03, and 0.09 ppm) as preservatives against the powder post beetle (Dinoderus mirzutus Fabr.) were also conducted in the laboratory. Five dried stems of each rattan species (2 cm length) were soaked in each concentration for two hours. The sterns were left in a dry room for 30 days. They were also steamed (ca. 20 minutes) and dipped into 3 % of CaOCI2.4H20 solution as they would be used for making furniture. Ten adult beetles were introduced into individually treated stems which was covered with a glass tube. The same procedure was applied to the control, but without adding the preservative. A fifteen days experiment was carried out to find out the stem weight loss and the degree of beetle attacks. The number of insect death was also counted for each treatment during the experiment.
Anatomical features of rattan stems showed that Yellow caps on epidermis layers were only found in sampang and bubuay. The shapes of vascular bundles in sampang, bubuay, and seuti were rhomboidal, rounded, and oval, respectively. There were no significant differences (P>0.05) in the diameter of vascular bundles among the three species observed. A significantly longer fiber sheath (P<0.05) was found in bubuay. The diameter of lumen of bubuay was also significantly bigger (P<0,05) than two other species. However, sampang had a significantly thicker fiber cell wall (P
The result also revealed that sampang and seuti had one metaxylem, whereas two or sometimes one metaxylem was found in bubuay. The diameter of metaxylem and phloem did not differ significantly (P>0.05) among the three rattan species. A significantly bigger diameter of protoxylem (P<0.05), however, was observed in seuti.
Chemical analyses of the rattan stems showed that the three species contained a nearly similar amount of holocellulose, a-cellolose, tannin, and starch. The higherst lignin content was found in sampang, followed by bubuay and seuti. This difference probably makes sampang stems stronger than bubuay and seuti.
Higher degree of resistance against powder beetles was shown by sampang. Its stems significantly received lower degree of attack (P<0.05) and lower weight loss (P<0.05) than two other species tested A significantly higher percentage mortality of beetle (P<0.05) was also observed in sampang. High lignin content may be responsible for the sampang resistance. The higher mortality of beetles in sampang may be due to its lower content of starch It was clearly shown, from the experiment, that the starch content tended to correlate negatively with the beetle mortality. Low starch contents in the stems resulted in high beetle mortality.
Permethrin was not only toxic to powder post beetle, but it also reduced the beetle attacks. All rattan stems were prevented from further damage by permethrin treatments. Increasing the permethrin concentration significantly reduced the degree of beetle attack and the stem weigth loss, and increased the beetle mortality (P<0.05). Total mortalities of beetles were found on stems treated with 0.09 ppm of permethrin solution.
From the result it can be concluded that sampang, categorired as non-commercial species, anatomically seems to be the strongest among the three rattan species studied, followed in order by seuti and bubuay. Sampang is also naturally more resistant againts the powder post beetle than two other species. It is recommended to treat the rattan stems with at least 0.09 ppm of permethrin solution to give a full protection from powder post beetle attacks.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purnomo
"AJIAN KINERJA EKSPOR KOPI INDONESIA : STUDI PENDEKATAN
KONSTANTA PANGSA PASAR
x + 128 halaman, 17 tabel, 5 Iampiran
Daftar Pustaka : 9 buku + 3 jumal + 10 majalah + 8 makalah (1994-2000)
Kopi merupakan komoditas yang cukup berperan sebagai penghasil
devisa bagi negara. Selain sebagai pemasok devisa, kopi juga berperan
dalam menghidupi Iebih kurang 7 juta petani perkebunan yang terlibat dalam
proses produksinya. Tunmnya pertumbuhan ekspor komoditas ini,
herdampak kepada menurunnya perolehan devisa dan pendapatan para
petani perkebunan kopi. Analisis dengan menggunakan Konstanta Pangsa
Pasar (Constant Market Share-ICMS) dapat memperiihatkan kinerja ekspor
komoditas kopi Indonesia. Dari hasil analisis dapat diketahui pengamh impor
dunia, komposisi komoditas dan daya saing terhadap pertumbuhan ekspor
kopi Indonesia. Berdasarkan pengaruh ketiga fakior tersebut dapat
dipergunakan sebagai masukan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. erdasarkan analisis dari hasil perhitungan CMS, diketahui bahwa di
pasar Polandia_ kinelia ekspor extract. etc. of coffee Indonesia Iebih baik
dibandingkan dengan co#ee, not. roasted. Di pasar Jepang, kineria ekspor
coffee, roasted dan extract. etc. of coffee Indonesia, juga Iebih baik
dibandingkan dengan coffee, not roasted. Seperti halnya di Polandia, kurang
baiknya kinelja coffee, not roasted Indonesia di Jepang, juga diakibatkan
karena Indonesia mengkonsentrasikan ekspor komoditas ini ke .Jepang yang
rata-rata pertumbuhan pennintaanya berada dibawah rata-rata permintaan
keseluruhan komoditas yang diimpor Jepang.
Berdasarkan hal-hal tersebut, untuk ekspor coffee, not roasted
Indonesia baik ke Polandia maupun ke Jepang, disarankan untuk
mengkonsentrasikan ekspornya ke pasar yang pertumbuhan kcmoditasnya
relatif Iebih cepat. Disamping itu, diharapkan Indonesia dapat Iebih
mendorong peningkatkan ekspor extract. etc. ofcoffee dengan pertimbangan
bahwa selain Indonesia memiliki daya saing, komoditas ini memiliki nilai
tambah yang tinggi. Hal Iain adalah perlu dilakukannya studi Iebih Ianjut
untuk mengidentitikasikan pengaruh daya saing pada industii kopi Indonesia
untuk membantu pengembangan kebqakan yang tepat sebagai upaya
meningkatkan daya saing komoditas kopi indonesia.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T 5705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armeity Rossi Triwahyuni
"Rotan merupakan komoditas hasil hutan non-kayu terbesar di Indonesia dan sebesar 80% telah diekspor ke seluruh dunia, hal tersebut menyebabkan pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait tataniaga rotan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari kebijakan pembatasan ekspor rotan mentah terhadap ekspor produk rotan Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi ekspor produk rotan Indonesia ke lima negara terbesar pengimpor produk rotan. Penelitian ini menggunakan data panel metode Pooled Least Square. Dampak dari kebijakan pembatasan ekspor rotan mentah akan menurunkan permintaan volume ekspor produk rotan ke lima negara terbesar pengimpor produk rotan. GDP perkapita lima negara terbesar pengimpor produk rotan, nilai tukar riil, krisis ekonomi Indonesia dan krisis ekonomi dunia mempengaruhi volume ekspor produk rotan Indonesia ke lima negara terbesar pengimpor produk rotan.

Rattan is a commodity of non-timber forest products in Indonesia and 80% have been exported all over the world, it causes the government issued several policies related rattan trading system. This study was conducted to determine the policyimpact of the restriction on the export of rattan on Indonesian rattan products and identify the factors that influence the Indonesian rattan product exports to five countries importing the largest Indonesian rattan products. This study uses panel data Pooled Least Square method. Policy-impact of the restriction on export of rattan will decrease to five countries importing the largest rattan products. GDP per capita of the five largest importer of rattan products, real exchange rate, Indonesia and the world economic crisis affects the volume of Indonesian rattan product exports to five countries importing the largest rattan products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Hermansyah
"Menggunakan data sekunder dan jenis data tahunan periode tahun 1975 - 1991, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mcmpengaruhi volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia dengan me - ngambil kasus ekspor ke Belanda sebagai negara konsumen utama CPO Indonesia yang mengkonsumsi rata-rata 55 % dari total ekspor Indonesia periode 1975 - 1991. Dengan metode OLS dan model analisis Regresi ber - ganda serta bentuk fungsi dugaan pada model yang digunakan adalah model linear, hasil analisis menunjukkan bahwa volume ekspor minyak sawit Indonesia dipengaruhi oleh .
Pertama, produksi minyak sawit (CPO) Indonesia berpe - ngaruh positif sebesar 0,25. Hal ini menunjukkan keberhasilan Pemerintah dalam meningkatkan produksi minyak sawit melalui periuasan areal dan penggunaan bibit unggul yang dilakukan sejak tahun 1975. Kedua, harga CPO Indonesia berpengaruh sebesar 0,90. Hal ini menunjukkan I1arg sangat sensitif terhadap permintaankarena sebagai bahan baku industri, produk CPO adalah seragam dengan mutu/komposisi kandungan bahan yang sudah ditetapkan. Ketiga, harga minyak kedele di Belanda berpengaruh sebesar 0,05 terhadap volume ekspor CPO Indonesia. Keempat, harga minyak rape di pasar Belanda berpengaruh negatif sebesar 0,08. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan minyak sawit di Belanda adalah sebagai komplementer bagi minyak kedelei dan sebagai substitusi terhadap minyak rape.
Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah Pertama, perlu segera diambil langkah-langkah kearah jaminan suplai CPO Indonesia kenegara konsumen. Jaminan ml meliputi kesesuaian dalam pemenuhan terhadpap volume permintaan, tepat dalam waktu penerimaan barang dan kualitas produk terjaga sampai ketangan konsumen. Dengan cara ini diharapkan dapat terbentuk jaminan dalam pemasaran produkCPO Indonesia karena industri CPO dinegara konsumen akan merasa aman terhadap pengadaan bahan baku industrinya sehingga bersedia mengadakan kontrak pembelian jangka panjang. Kedua, produsen harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi dalam biaya produksi sehingga harga produknya mampu bersaing dengan produk yang sama dari produsen negara lain. Ketiga, Ketiga, produsen CPO harus dapat mengantisipasi perubahan nilai mata uang negaramitra dagangnya terhadap US Dollar. Keempat, perlu diadakan pengembangan pasar melalui diversifikasi produk yaitu mengekspor minyak sawit yang telah diolah ( Processed Palm Oil/ PPO } sehingga dapat memasarkan produk PPO kienegara sedang berkembang yang pada umumnya tingkat pertumbuhan konsumsiminyak nabati dan lemaknya sedang tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardyana Listyowati
"Perdagangan lada dunia saat ini dikuasai oleh 5 negara penghasil lada terbcsar
yaitu Vietnam, India, Indonesia, Brazil dan Malaysia* Sedangkan negara yang permintaan
ekspornya besar adalah Amerika Serikat, Belanda, Jennan, Jepang dan Singapura. Saat
ini lahan tanaman lada makin menurun walaupun potensi dari lada ilu sendiri relatif
bagus. Namun demikian, lada mcrupakan komoditi dari sektor pertan'n yang reiatif
dapat bertahan terhadap guncangan kenaikan harga bahan bakar yang saat ini tenga
melanda dunia, sehingga cukup dapat diandalkan sebagai komoditi potensial.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi dan elastisitas
faktor pendapatan nasional negara tujuan utama ekspor Iada Indonesia (Amerika Senkat,
Belanda, Jerman, Jepang dan Singapura), nilai tukar nominal dan'harga relatif serta posisi
relatif diantara kelima negara tujuan ekspor tersebut.
Model yang digunakan untuk estimasi dalam penelitian ini adalah adopsi dzi
penelitian Goldstein-Khan lentang Respon Penawaran dan Pennintaan ekspor terhadap
perubahan harga dengan Pendapatan nasional riil negara tujuan (GDP), nilai tukar
nominal(NER) dan harga relatif (PXWPI), dengan menggunakan pendckatan analisis data
panel.
Dalam analisis data panel, pemilihan model cstimasi yang efisien dilakukan
melalui uji spesitikasi F-test untuk mengetahui adanya efek individu, kemudian uji
I-Iausmann untuk menentukan Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model
(REM). Dalam penelitian ini temyata model yang efisien untuk analisis faktor faktor yang
mempengaruhi permintaan ekspor lada di 5 negara tujuan utama adalah Random Ejkc!
Model.
I-Iasil estimasi sccara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil
negara tujuan (GDP) berpengaruh secara signitikan positif terhadap permintaan ekspor
lada Indonesia, variabel nilai tukar nominal (NBR) berpengaruh sccara signitikan positif
terhadap pcrmintaan ekspor lada Indonesia dan variabel harga relatif (PXWPI)
berpengaruh secara signifikan negatif terhadap perrnintaan ekspor Iada Indonesia
Pendapatan riil (GDP) mitra dagang belpengaruh ncgatif sccara signifikan pada
tingkat kepercayaan 90% dan inelastis positiff terhadap permintaan ekspor lada
Indonesia. Hal ini sesuai dengan karakteristik lada Indonesia dengan indkasi geograiis yang dimiliki sehingga semakin meningkat pendapatan nasional riil negara tujuan utama
ekspor, maka [ada Indonesia makin diminati dan makin banyak permintaan ekspor dari
negara tujuan utama ekspor.
Variabel Harga Relatif {PXWWPl) signifnkan positif terhadap peunintaan ekspor
lada Indonesia dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Hasil ini mcnjclaskan bahwa
apabila harga relatif komoditi meningkat, maka akan mendorong permintaan ekspor
meningkat pula, karena tidak ada komoditi pengganti (substitusi) untuk lada Indonesia
yag memiliki indikasi gcografis>
Variabel Nominal Exchange Rate (NBR) berpengaruh signifikan positif terhadap
permintaan ekspor lada Indonesia. Hal ini menujukkan bahwa apabila nilai tukar
meningkat maka harga akan murah sehingga lada Indonesia mempunyai daya saing
dinegara tujuan utama ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djima
"Maksud diadakan penelitian terhadap peluang ekspor ke Republik Rakyat Cina adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor ikan Tuna/ Cakalang , posisi daya saing komoditi ikan tuna Indonesia di pasar Republik Rakyat Cina serta strategi meningkatkan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang bersifat kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi faktor - faktor yang mempengaruhi daya saing berdasarkan telaah dari berbagai sumber yang dilakukan dengan mewawancarai nara sumber yang berkompeten dengan masalah ikan tuna.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia bertumpu pada faktor sumber daya alam, tenaga kerja yang banyak dengan tingkat upah yang relatif murah, sedangkan faktor-faktor lain perlu ditingkatkan, sehingga keunggulan sumber daya alam dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada sehingga diharapkan Indonesia dapat menjadi eksportir yang utama dan handal di pasar Cina.
Berdasarkan hasil analisis SWOT memperlihatkan bahwa posisi daya saing ikan tuna Indonesia berada pada kuadran atau menerapkan strategi pertumbuhan dan alternatif yang tepat diterapkan adalah menjaga konsistensi volume produksi, mengingat pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina yang semakin membaik sebagai akibat dari kebijakan liberalisasi perdagangan, mengoptimalisasikan teknologi mengingat ekspor ikan tuna Indonesia ke Cina masih dalam bentuk yang sederhana. Dengan mengoptimalisasikan teknologi diharapkan mutu Ikan tuna Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Untuk mengimplementasikan strategi tersebut di atas, peran pemerintah sangat menentukan dengan menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif disertasi dengan penciptaan stabilitas keamanan maupun politik sehingga akan lebih menarik banyak investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan tuna Indonesia, di samping itu tentunya pemerintah perlu memberikan kemudahan untuk memperoleh kredit dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dan murah. Bagi pelaku bisnis tentunya sangat diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi melalui wadah yang telah ada dengan ikutserta dalam kegiatan pameran baik lokal maupun internasional sehingga komoditi tuna Indonesia lebih meningkat daya saingnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>