Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Melly Imelda
"Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, PT Naviri Record memproduksi rekaman kaset pop Indonesia dengan menjalankan kebijaksanaan pemasaran agar tercapai kepuasan konsumennya. Untuk itu perlu diketahui perilaku konsumen produk rekaman kaset pop Indonesia dan pengaruh aktifnya promosi rekaman kaset barat sebagai pesaing utamanya, melalui media elektronik. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu konsep pemasaran. Sedangkan metodologi datanya Crosstabulation- Chisquare test of independence dan analisa Semantic differential. Pasar rekaman kaset pop Indonesia mengalami kelesuan dikarenakan sasaran pasarnya yang sebagian besar terdiri dari para remaja atau kawula muda semakin mempunyai kebutuhan akan peningkatan mutu rekaman kaset tersebut. Umumnya mereka berpendapat bahwa mutu rekaman kaset pop Indonesia serta unsur unsur yang terdapat didalam suatu lagu masih berada dibawah mutu dari rekaman kaset barat": PT Naviri dalam memproduksi rekaman kaset mengikuti selera pasar dengan menerapkan konsep pemasaran dalam mencapai sasaran pasarnya. Dikarenakan pasar rekaman kaset melesu maka perlu adanya perbaikan kualitas yang terutama dari produknya itu sendiri dengan terus berusaha memantau perkembangan selera dan keinginan pasarnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S18076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Subandrio Moechdi
1987
S17734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini menyampaikan beberapa analisa tentang perubahan sifat dan kerusakan struktur
beton bertulang pada suhu yang sangat tinggi, akibat terjadinya kebakaran, yang dilanjutkan
dengan beberapa cara pengamatan praktis di lapangan, untuk mengetahui tingkat degradasi
kekuatan struktur tersebut. Sebagai penunjang analisa, disampaikan juga beberapa catatan
dari hasil penelitian yang dilakukan di CSTB, Paris, mengenai analisa suhu pada waktu
kebakaran, dan kerusakan material struktur beton bertulang sesudah kebakaran."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
01/Sup/a-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiyana Sarif
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Zulkaida
"ABSTRAK
Perkembangan di berbagai bidang menyebabkan semakin besar
kemungkinan seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang
dari berbagai kalangan, dengan latar belakang kultur dan gaya hidup yang
berbeda. Hal ini akan berpengaruh terhadap adanya perubahan budaya di
masyarakat, terutama dalam pola komunikasi atau hubungan interpersonal.
Dalam situasi seperti ini, hubungan interpersonal mulai lebih dihargai, karena
dinilai sebagai sumber utama dari kepuasan dan cara mencapai self worth di
dalam kehidupan. Banyak orang menyadari bahwa mereka kurang memiliki
keterampilan dan merasa tidak memiliki kehidupan yang cukup memuaskan,
karena merasakan adanya ktidak-adekuatan personal dalam berinteraksi
dengan orang lain. Ellis (dalam Lange & Jakubowski, 1976) melihat bahwa
cara untuk membantu individu untuk dapat mempertahankan dirinya dalam
dunia yang sulit namun dalam bentuk yang lebih rileks, lebih menyenangkan
dan lebih sehat adalah dengan tingkah laku asertif.
Lange dan Jakubowski (1976) mengatakan karena kebanyakan masalah
psikologi yang melibatkan assertion memiliki komponen kognitif afektif, dan
tingkah laku, maka kombinasi pendekatan kognitif, afektif dan tingkah laku
dalam pelatihan asertif dianggap tepat. Oleh karena itu, mereka kemudian
mengembangkan suatu bentuk pelatihan asertif dengan menggunakan
pendekatan kognitif - tingkah laku (cognitive-behavioral procedures).
Penelitian ini ingin melihat apakah program pelatihan asertif dengan
pendekatan kognitif-tingkah laku dapat menjadi sarana unmk meningkatkan
tingkah laku asertif pada mahasiswa.
Subjek penelitian mahasiswa Universitas Gunadarma tingkat 2 (dua), laki-
laki dan perempuan, berusia antara 18 - 20 tahun, memiliki skor tingkah laku
non asertif yang lebih dominan berdasarkan hasil Tes Skrining Subjek, bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian (mengikuti seluruh program pelatihan
selama 8 kali berturut-turut, mengisi kuesioner dan mengeljakan tugas-tugas
yang diminta - untuk kelompok eksperimen)
Jumlah subjek penelitian 12 orang pada kelompok eksperimen dan 12
orang pada kelompok kontrol. Rancangan yang digunakan di dalam penelitian
ini adalah true experimental design, dengan bentuk randomized matched
prestest-posttest control group design. Pelatihan asertif unluk kelompok
eksperimen diberikan selama 4 minggu dengan 8 kali pertemuan, sekitar 2,5 -
3 jam setiap pertemuan. Adapun untuk kelompok kontrol hanya diberikan
pretest dan posttest.
Untuk mengumpulkan data digunakan Tes Skrining Subjek untuk
menyeleksi individu yang akan diikutsertakan dalam pelatihan, Skala Tingkah
laku sertif yang cligunakan untuk pretest dan posttest (denan I0 aspek yaitu
melakukan percakapan, mencari informasi, mernberikan pendapat, mengajukan
permintaan, menolak permintaan, mengekspresikan perasaan, memberikan
pujian, memberikan kritikan, menerima pujian dan menerima kritikan) Serta
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Asertif. Untuk analisis data digunakan
Wilcoxon Signed Rank Test, Mann Whitney U Test dan distribusi frekuensi.
Kesimpulan yang diperoleh adalah 1) Ada peningkatan tingkah laku
asertif secara sangat signifikan setelah mengikuti pelatihan. Peningkatan terj adi
dalarn semua aspek tingkah laku asertif 2) Ada perbedaan tingkah laku asertif
secara signifikan antara subjek yang mengikuti pelatihan dengan yang tidak
mengikuti pelatihan. Namun jika dilihat secara lebih khusus berdasarkan aspek-
aspeknya, perbedaan yang signifikan terjadi pada aspek kernampuan
melakukan percakapan dan memberikan kritik. Faktor yang mungkin
menyebabkan adalah karena mated yang diberikan untuk setiap sesi (dan tugas
rumah yang diberikan) cukup banyak sedangkan pertemuan dilakukan
seminggu 2 kali, sehingga selang waktu pertemuan yang hanya 2-3 hari
tampaknya menyebabkan peserta pelatihan rnerasa bebannya menjadi banyak
(karena bersamaan dengan pengerjaan tugas-tugas kuliah) dan menyebabkan
beberapa dari mereka menjadi belum sempat untuk menerapkan secara optimal
berbagai keterampilan yang telah mereka pelajari di pelatihan. Komponen
active experimentation, dimana subjek diminta untuk mempraktikkan berbagai
materi yang telah dilatihkan ke dalam situasi sosial keseharian (membuat
keputusan, menyelesaikan masalah), tampaknya kurang berjalan dengan
optimal.
Kesmpulan 3) bentuk tingkah laku asertif yang sulit dilakukan subjek
adalah mengekspresikan orasaan dan menolak permintaan 4) materi yang
dianggap membantu meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah
percakapan sosial, memperkenalkan diri, memberikan pujian, seb’ statement,
imajinasi emosi dan memberikan kritikan S) teknik yang dianggap membanlu
meningkatkan tingkah laku asertif subjek adalah diskusi dalam kelompok besar (sharing masalah dan pengalaman)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abas Kartadinata
Jakarta: Bina Aksara, 1985
657.42 ABA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Suryaningrum
"Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yang merasa khawatir dan tak nyaman bila harus mengawali kontak/berinteraksi dengan orang lain, menjadi fokus perhatian maupun dalam situasi-situasi yang mengandung unsur penilaian/evaluasi dari orang lain. Kecemasan mereka mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak direspon dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh dan sebagainya. Kecemasan atau kekhawatiran yang berkaitan dengan situasi-situasi di atas yaitu social siluarion dan atau situation lazim disebut kecemasan sosial (Antony & Swinson, 2000).
Kecemasan sosial diartikan sebagai kekhawatiran dan ketakutan yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam situasi penilaian dan atau menjadi fokus perhatian orang lain (Butler, 1999; Antony & Swinson, 2000, Wells & Clark, 1997). Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai negatif dirinya (Antony & Swinson, 2000). Meskipun kecemasan sosial dalam kadar tertentu dikatakan normal, namun perlu kimnya diperhatikan agar tidak berkembang menjadi lebih berat, menjadi suatu problem, dan akhirnya mengganggu (Antony & Swinson, 2000; Butler, 1999).
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa karena berdasarkan pengamatan peneliti selama ini berkaitan dengan aktivitas perkuliahan mereka, banyak yang merasa cemas bila harus menghadapi ujian lisan maupun tertulis, melakukan diskusi kelompok, presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya di kelas, menjawab pertanyaan dosen, konsultasi skripsi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial atau pergaulan sehari-hari pun banyak yang merasa cemas bila melakukan kontak atau interaksi, misalnya : tidak berani menyapa, memulai percakapan, perkenalan, datang ke pesta/undangan, menatap lawan bicara, dan sebagainya. Kekhawatiran ini adalah karena adanya pemikiran-pemikiran yang negatif misalnya bahwa mereka tidak diterima dengan baik, ditertawakan, diremehkan, takut salah, dinilai bodoh, dan sebagainya. Dampak dari adanya kecemasan sosial ini adalah akan mempengaruhi hubungan personal, persahabatan, kemajuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas lainnya, kemarahan, frustasi, dan depresi (Butler, 1999).
Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah terapi kognitif - tingkah laku yang diterapkan pada mahasiswa efektif untuk mengatasi kecemasan sosial. Dasarnya adalah bahwa kecemasan sosial bersumber dari pemikiran (Butler, 1999) oleh karena itu upaya penanganan diarahkan pada aspek tersebut (terapi kognitif). Namun karena berdasarkan banyak penulisan bahwa kesuksesan terapi kognitif akan lebih besar bila disertasi teknik-teknik modifikasi tingkah laku maka teknik yang akan digunakan nauti adalah gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Teknik-teknik yang diterapkan adalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif role play, dan in vivo exposure. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengalami kecemasan sosial, berjumlah tiga orang. Kesimpulan menunjukkan bahwa terapi kognitif – tingkah laku ini efektif untuk mengatasi kecemasan sosial mahasiswa, yang ditandai oleh menurunnya tingkat kecemasan, berkurang/hilangnya pemikiran dan tingkah laku negatif setelah terapi diberikan dan relatif menetap hingga masa tindak lanjut.
Kesimpulan tambahan adalah : (1) Ketiga Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi ini; tingkat kenyamanan terhadap diri jauh lebih baik dibanding sebelumnya.; (2) Terapi kognitif - tingkah laku memberikan manfaat yang sangat besar dan kegunaan untuk masa yang akan datang bagi para Subyek; (3) Terapi kognitif - tingkah laku ini relatif mudah dipelajari dan dijalankan oleh Subjek serna memberikan dampak positif yang meluas ke situasi-situasi sosial lain di luar situasi fokus terapi; (4) Teknik restrukturisasi kognitif mendapatkan kesan paling mendalam dan memberikan perubahan mendasar bagi ketiga Subyek; (5) Teknik relaksasi merupakan teknik termudah untuk dipelajari dan diaplikasikan selama terapi; (6) Dua dari Subjek menyatakan teknik tersulit untuk diaplikasikan selama terapi adalah teknik in vivo exposure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>