Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Dewi Muktiono Pringgodigdo
"ABSTRAK
Perekonomian dunia saat ini sedang banyak mengalami perubahan akibat
teijadinya perubahan kondisi External. Perubahan ini mempunyai dampak terhadap
pembangunan Ekonomi Indonesia karena Indonesia menganut sistem Ekonomi terbuka
yang peka terhadap perkembangan Internasional.
Memasuki akhir dasawarsa abad 20 menjelang abad 21 tatanan dunia akan
melanjutkan proses perubahan yang cepat dan mendasar balk politik, ekonomi, sosial
budaya maupun hankam.
Kecenderungan perubahan menunjukkan betapa cepat dan dinamisnya
perubahan masyarakat misalnya dan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri
untuk kemudian menjangkau masyarakat informasi.
Tendensi Globalisasi aspek kehidupan, terutama kehidupan ekonomi serta
berubahnya sumber kehidupan, terutama kehidupan ekonomi serta berubahnya sumber
konflik antar bangsa, dan konfluic ideologi menjadi konflik ekonomi. Kecenderungan
Iingkungan strategis menunjukkan bahwa kehidupan ekonomi internasional alcan penuh
tantangan dan industri nasional serta dunia bisnis harus mampu mengantisipasi demi
tercapainya kemajuan selanjutnya.
Dengan terjadinya Globalisasi disegala bidang termasuk Globalisasi ekonomi
dan karena Indonesia menganut sistem Ekonomi Terbuka, maka Industri Tekstil di
Indonesia-pun terpengaruh oleh adanya Globalisasi ini.
Peluang dan ancaman timbul dipasar dalam negeri maupun dipasar internasional.
Dengan adanya peluang (opportunities) dipasar internasional, industri tekstil Indonesia
telah berusaha penetrasi kepasar internasional dan saat ini Indonesia sudah termasuk
negara pengekspor tekstil utama didunia.
Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) beberapa tahun terakhir
menunjukkan peningkatan pesat. Pada tahun 1991, nilai ekspor TPT telah mencapai US$
4 milyar, padahal tahun 1990 hanya US$ 2,9 milyar dan pada tahun 1985 masih US$
569 juta. Saat ini devisa yang diha.Silkafl dan TPT jauh diatas hasil ekspor kayu lapis.
ladi ekspor TPT merupalcan ekspor Non Migas yang paling menguntungkan sehingga
pada bulan Agustus 1992 telah ditandatangani oleb MenEen Perdagangan Arifin Siregar
penambahan kuota sebesar 35,1% daii kuota yang lama ke Amerika Serikat. ladi kuota
laina yang habis Juni 1992 sebesaj 360.435.545 SMÆ (Square Meter Equivalent)
dinaikican menjacii 486.807.456 SME yang akan beralchir 30 Juni 1994.
Penambahan kuota ini harus diimbangi dengan pemberian konsesj oleb dalam bidang
film oleh Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika.
Sebagai ancaman yang saat ini teij adj dipasar Intemasional adalafi adanya
tendensi semakin lajamnya persaingan dibidang industri tekstil dewasa ini. Berbagai
usaha harus ditempuh untuk mempertahankan pangsa pasar perusahaan-perusahaan
tekstil yang ada dewasa ini, baik terhadap saingan dan dalam negeri maupun sarngan
dipasar internasional.
Usaha-usaha yang dapat ditempuh antara lain:
. Diversifikasi produk.
. Diversifikasi pasar, termasuk upaya penetrasi ke pasar ekspor.
. Peningkatan efisiensi, baik dengan modernisasi permesinan
maupun dengan cara-cara lain yang memungkinkan.
Kajian dalam Karya Akhir ini ditujukan kearah upaya peningkatan efisiensi
dalam pemanfaatan jalur produksi yang ada, dengan melalui perierapan metode-metode
ilmiah khususnya metode Heuristik yang merupakan salah satu ?alat? dalain Riset
Operasi. Sampai dimana Iceberhasilan pemanfaatan metode tersebut kemudian diuji
kembali dengan kajian cash flow dan financial returns yang dapat dicapai.
Efisiensi dapat ditingkatkan dengan tercapainya keseimbangan pada jalur
produksi (Optimum Line Balancing) yaitu dimana tidak ada waktu idle (menganggur)
pada tiap-tiap work station adalah suatu tempat/bagian sepanjang suatu jalur produksi
dimana suatu pekerjaan atau beberapa pekerjaan ditempatkan dan ditangani oleh seorang
operator/beberapa operator. Pekerjaan itu dapat berupa pekerjaan yang berhubungan
dengan technology maupun managerial.
Pada perusahaan tekstil yang selalu menggunakan beraneka ragam mesin yang
Berlainan kapasitasnya tergantung pada type dan umur mesin yang bersangkutan maupun
berbeda pabrik pembuatannya, penting sekali untuk menerapkan konsep Line Balancing
pada perusahaannya agar tidak terjadi idle capacity dari mesin-mesin yang terdapat
dalam berbagai work station disetiap perusahaan. Bila tidak diatur keseimbangan
kapasitas pada setiap work station misalnya warping, sizing dan sebagainya, dapat
timbul in-efficiency karena kapasitas mesin yang idle ini yang merupakan biaya, dapat
rnenaikkan harga jual tekstil sehingga harganya mnenjadi tidak kompetitif lagi.
Setelah dilaksanakan penerapan Konsep Line Balancing dengan membuat Model Teknis
berdasarican data-data pada PT.ADX, dilakukan pengujian terhadap Model Teknis
tersebut dengan Metode Heuristik. Analisa dengan Metode Heuristik terhadap Model
Teknis P.T.ADX, setelah iterasi ke 60 memberikan efisiensi yang cukup tinggi dalam
Kegiatan produksinya. Dimana dicapai tingkat optimum bagi jalur produksi karena total
prosentasi waktu menganggur diberbagai work station (Bagian) adalah paling kecil.
Analisa Heuristik, melalui sejumlah literasi, dapat dilakukan dengan komputer
jenis PC dengan dukungan program spreadsheet Lotus 123. Dianjurkan yang memiliki
program solver, misalnya Microsoft Excel® Ver.2.O, Quattro Pro® Ver.4O dan
sebagainya.
Dibentuk Model Finansial terhadap Model Teknis kemudian masih harus
dilakukan lagi pengujian untuk memastikan bahwa Model Teknis itu disamping
memenuhi kritena viability dan segi Teknis Produksi juga memenuhi kriteria feasibility
dari Finansial Ekonomis. Feasibility dapat tercapai bila selama masa daur hidupnya
menghasilkan finansial returns yang diharapkan. Penyajian dapat dilakukan terhadap
Cash Flow dan Model Industri bersangkutan.
Jadi dari Model Teknis dapat disusun Model Finansial, terhadap mana dapat
dilakukan pengujian untuk menetapkan Model mana yang mernberikan Investment
Returns yang tertinggi.
Metode pengujian secam iteratif terhadap Model Teknis dan Model Keuangan dapat
ditempuh secam heuristik pula.
Sehingga dengan demikian untuk setiap komposisi machine park yang direncanakan
untuk Model PT ADX dapat dibentuk seperangkat Proyeksi Keuangan.
Terhadap masing-masing perangkat Proyeksi Keuangan itu dilakukan
Commercial Profitability Analysis yang lazim dipakai.
Dengan adanya sejumlah prosentase tertentu Idle Capacity pada masing-masiflg mesin
dapat diterjemahkan menjadi beban keuangan, sehingga dapat menaik1fl tingkat harga
atau mengurangi tingkat laba.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Widodo
"Pembangunan industri Indonesia dititik beratkan pada industri yang berorientasi ekspor dan banyak menyerap tenaga kerja, mengolah hasil pertanian dan industri penghasil mesin-mesin industri. Industri yang berorientasi ekspor adalah industri yang berdaya saing kuat, yaitu industri yang mampu memanfaatkan dan dapat mengembangkan keunggulan komparatif. Selain itu pengembangan industri harus diarahkan pada pengembangan industri yang mampu memanfaatkan peluang yang tersedia, utamanya peluang pasar potensial, balk pasaran ekspor maupun dalam negeri. Dalam pengembangan industri yang berdaya saing kuat salah satunya adalah pengembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang selama ini menjadi andalan ekspor nasional serta penghasil devisa utama.
Industri TPT Indonesia merupakan andalan ekspor bagi industri nasional semenjak tahun 1987 dan mencapai puncaknya pada tahun 1992 dengan nilai ekspor US$ 6,1 milyard. Ekspor industri TPT Nasional juga sangat bergantung pads lingkungan bisnis TPT dunia. Industri TPT dunia selama ini memiliki karakteristik sendiri dalam lingkungan bisnisnya, dimana tata niaganya diatur dalam MFA (Multi Fibre Arrangement).
Produk TPT Indonesia yang meliputi produk serat, benang dan tekstil Iembaran, pakain jadi serfs tekstil lainnya beberapa tahun terakhir ini sedang mengalami penurunan dalam pertumbuhan ekspornya dan proporsinya. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh pennintaan yang menurun dan pertumbuhannya melamban karena krisis ekonomi yang melanda sebagian dunia, tumbuhnya negara-negara pesaing baru yang turut serta mengembangkan industri TPT atau perkembangan teknologi yang pesat sehingga membawa dampak pada proses produksi industri ini dan merubah bentuk persaingan di pasar international karena persaingan international tersebut untuk sebagian besar tidak lagi hanya didasarkan atas persaingan dalam harga, akan tetapi juga atas inovasi dan teknologi.
Selain itu industri TPT Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam persaingannya di pasar dunia antara lain dengan terwujudnya WTO yang menyebabkan perubahan mendasar pada lingkungan bisnis TPT pada tahun 2005. Pada tahun tersebut seluruh produk TPT dunia tidak lagi diatur oleh tata niaga MFA tetapi akan dengan bebas diperdagangkan baik ekspor maupun impornya, sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada perjanjian didalam WTO. Sehingga hanya kekuatan daya saing internal dimasing-masing negara produsen saja yang akan menentukan keunggulan daya saing komoditinya.
Dalam periode 1991-1998 industri TPT nasional mengalami tingkat daya saing yang cenderung terus menurun. Penurunan ini terlihat setelah dianalisa menggunakan alat analisis RCA, ISP dan CMSA. Dari hasil analisa ini dapat dilihat bahwa industri TPT yang selama ini anya mengandalkan endowment factor tidak dapat bersaing di pasar dunia. Kecenderungan ini dapat juga dilihat sebagai akibat tidak efektifnya kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, pemerintah harus mampu membuat kebijakan yang menyangkut industri TPT nasional dengan tidak hanya mempertimbangkan kelebihan dari endowment factor saja tapi juga harus mempertimbangkan competitive factor sehingga kebijakan yang dihasilkan akan mampu mengangkat industri TPT Indonesia untuk bersaing di pasar dunia.
Selain itu kebijakan yang dihasilkan harus bersifat menyeluruh dan tidak bersifat sementara/hanya peredam. Kebijakan-kebijakan tersebut juga diharapkan mampu mendorong pengembangan industri TPT nasional dari hulu hingga hilirnya menjadi sebuah industri yang modem yang efektif dan effisien dengan tidak melupakan peningkatan sumber daya manusia, teknologi , R&D dan juga mampu mendorong pengusaha industri ini membuka pasar baru selain pasar tradisonal bagi produk industri TPT selama ini.
Dengan kebijakan yang komprehensif seperti telah diungkapkan di atas, industri TPT Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan daya saingnya di pasar dunia utamanya pada tahun 2005 disaat MFA terintegrasi dengan WTO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T9815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armenzano Yulianto
"Kondisi industri tekstil Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin menurun, menggugah penulis untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar tingkat efisiensi dan seberapa banyak industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia yang mampu melakukan efisiensi serta seberapa banyak perusahaan yang ada dalam industri tekstil dan produk tekstil yang mampu melakukan efisiensi. Industri tekstil dan produk tekstil di dalam penelitian ini dipecah ke dalam 3 klasiflkasi sesuai dengan ISIC yang berlaku, yakni industri tekstil (ISIC 17), industri pakaian jadi (ISIC 18) dan industri kulit dan barang dari kulit (ISIC 19). Berbeda dengan penelitian-penelitian tingkat efisiensi pada industri tekstil sebelumnya, penelitian kali ini menggunakan metode Data envelopment Analysis dengan pendekatan input. Model DEA yang digunakan adalah model variable return to scale (VRS).
Adapun pada penelitian kali ini penulis menggunakan data net (value added) output. Variabel yang mempengaruhi output tersebut ada 2, yakni, kapital (K) dan tenaga kerja (Labor). Penelitian ini menggunakan data statistik industri tekstil Indonesia skala besar dan menengah untuk tingkat perusahaan kurun waktu tahun 1999 - 2001.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat efisiensi pada industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia masih rendah. Jumlah perusahaan yang ada di dalam suatu industri tekstil dan produk tekstil turut menentukan tingkat efisiensi industri tersebut, secara umum industri dengan jumlah perusahaan yang relatif sedikit memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa jumlah perusahaan yang efisien dalam industri tekstil dan produk tekstil relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan total perusahaan dalam industri tersebut, rata-rata sekitar 4% dari total perusahaan yang ada. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara umum perusahaan skala besar lebih efisien jika dibandingkan dengan perusahaan skala menengah.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan. Selain itu diharapkan pula pengukuran etisiensi ini tetap dilanjutkan dari tahun ke tahun, agar industri ini tetap terpantau jangan sampai kolaps, karena industri tekstil dahulu pernah menjadi komoditi primadona bagi pemasukan devisa negara, dan diharapkan industri ini akan bangkit kembali di masa-masa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Rucita Firmansyah
"Industri Minyak Bumi di Indonesia tergantung terhadap trend harga minyak yang berfluktuasi. Harga minyak yang cenderung menurun mengharuskan perusahaan melakukan efisiensi dalam operasinya. Salah satunya fokusnya adalah terhadap sistem pemeliharaan karena investasi pemeliharaan sangat signifikan terutama di industri minyak bumi. Pemilihan strategi pemeliharaan harus mengacu kepada kinerja kehandalan dan ketersediaan, dan juga efektifitas biaya total pemeliharaan.
Pemeliharaan berbasis kondisi adalah salah satu strategi yang dipandang mempunyai efektifitas biaya yang tinggi. Penelitian ini mengenai analisis biaya dan manfaat dari strategi pemeliharaan berbasis kondisi pada industri minyak bumi di Indonesia. Beberapa perusahaan melakukan pemeliharaan berbasis kondisi untuk mengoptimalkan interval kegiatan inspeksi dengan mengawasi parameter dari peralatan baik secara manual ataupun pemasangan alat monitor di peralatan tersebut.

Crude oil industry depends on the trend of world oil price. The oil price trend has been decreasing in the last five years. As a results, crude oil industry has to minimize their operation cost. Maintenance have significant contribution to operation cost. One focus to minimize operation cost is by maintenance strategy selection. The selection must be based on reliability, availability and total maintenance cost.
Condition based maintenance is a maintenance strategy which seen as highly cost effective strategy. The objective of this research is to analyze condition based maintenance implementation on an oil production facility in Indonesia. Finding indicates that condition based maintenance could reduce total maintenance cost up to 60% in ideal condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Heru Budiargo
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirajuddin
"Penelitian ini membahas tentang model pengelolaan pelabuhan dan peningkatan kinerja logistik pada sektor industri pelabuhan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan karena Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Namun, efisiensi logistik pelabuhan masih belum memuaskan, hal ini terlihat dari kinerja dwelling time masih 5-6 hari, dan biaya logistik masih 24,64% dari produk domestik bruto. Model ini dibangun dari 9 variabel laten dan 33 variabel manifest. Keseluruhan variabel yang digunakan berdasarkan studi literatur dan hasil wawancara langsung dengan 20 praktisi/ahli di bidang logistik pelabuhan, dan melalui focus group discussion untuk memastikan keseluruhan indikator yang digunakan sesuai dengan kondisi dan karakteristik pelabuhan di indonesia.
Untuk membangun dan menguji model, penelitian ini menggunakan metode Structural equation modeling dimana terdapat 15 hipotesis yang digunakan. Sebanyak 500 kuesioner yang didistribusikan ke berbagai stakeholders industri pelabuhan, Namun, hanya 260 kuesioner yang valid untuk dapat diproses lebih lanjut. Hasil perhitungan persamaan struktural diperoleh bahwa faktor political economic environment berpengaruh signifikan terhadap model pengelolaan pelabuhan, dan model pengelolaan pelabuhaan berupa pemisahan dengan tegas antara operator pelabuhan dan regulator pelabuhan dan pengembangan pelabuhan dalam bentuk konsesi berpengaruh signifikan terhadap infrastructure and port facility, hinterland accessibility, quality of services, integration information system, price and incentive strategy; efisiensi customs clearance and administration procedure. Dalam model ini, efisiensi customs clearance and administration procedure yang diintegrasikan dengan operator pelabuhan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja logistik pelabuhan melalui quality of services, integration information system.
Model ini juga membuktikan bahwa Efisiensi customs clearance and administration procedure berpengaruh signifikan terhadap quality of services, integration information system, dan price and incentive strategy. Begitupula infrastructure and port facility terhadap quality of services; quality of services terhadap kinerja logistik pelabuhan; dan integration information system terhadap kinerja logistik pelabuhan; berpengaruh signifkan terhadap kinerja logistik pelabuhan. Sedangkan variabel yang menurut responden tidak berpengaruh signifikan adalah hinterland accessibility terhadap quality of services dan price and incentive strategy terhadap kinerja logistik pelabuhan.
Selain itu, dari hasil pengujian signifikansi model menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kinerja logistik pelabuhan ekpor-impor di indonesia, prioritas utama yang perlu dilakukan adalah integration information system antara operator dan customs baru kemudian dilakukan price and incentive strategy, quality of service, infrastructure and port facility, dan terakhir hinterland accessibility.

This study discusses the port management model and improved logistics performance in the port industry sector in Indonesia. This research was conducted because Indonesia has great potential to become the world's maritime axis. However, the efficiency of port logistics is still not satisfactory, this can be seen from the dwelling time performance of still 5-6 days, and logistics costs still 24.64% of gross domestic product. This model was built from 9 latent variables and 33 manifest variables. All variables used are based on literature studies and the results of direct interviews with 20 practitioners/experts in the field of port logistics, and through a focus group discussion to ensure that all indicators used are by the conditions and characteristics of ports in Indonesia.
To build and test the model, this study uses the Structural equation modeling method where there are 15 hypotheses used. A total of 500 questionnaires were distributed to various port industry stakeholders. However, only 260 questionnaires were valid for further processing. The results of structural equation calculations show that political-economic environment factors have a significant effect on the port management model, and port management models in the form of explicit separation between port operators and port regulators in the form of concessions have a significant effect on infrastructure and port facilities, hinterland accessibility, quality of services, integration of information system, price and incentive strategy, efficiency of customs clearance and administration procedure. In this model, the efficiency of customs clearance and administration procedures integrated with port operators has proven to have a significant effect on port logistics performance through the quality of services, integration information systems.
This model also proves that the efficiency of customs clearance and administration procedures has a significant effect on the quality of services, integration of information systems, and price and incentive strategies. Also infrastructure and port facility for quality of services; quality of services to the performance of port logistics; and integration of information systems to port logistics performance; significant effect on port logistics performance. While the variables which according to respondents do not have a significant effect are hinterland accessibility to quality of services and price and incentive strategies to port logistics performance.
In addition, the results of testing the significance of the model indicate that to improve the performance of import-export port logistics in Indonesia, the main priority that needs to be taken is the integration of information systems between operators and customs and then a price and incentive strategy, quality of service, infrastructure and port facilities, and finally the hinterland accessibility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2636
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahresmita
"ABSTRAK
Industri pengolahan rotan sangat diharapkan menjadi salah satu tumpuan sumber penerimaan devisa bagi Indonesia. Melihat dari sumber daya hutan (rotan) dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki Indonesia, produk barang jadi rotan dapat dikatakan mempunyai keunggulan komparatif dipasar internasional, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk barang jadi rotan Indonesia, namun daya saing tersebut cenderung semakin menurun. Dalam era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya. Untuk itu perlu adanya strategi yang tepat dalam rangka peningkatan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dipasar internasional, mengetahui peran pemerintah dan memberikan alternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia.
Identifikasi daya saing produk barang jadi rotan Indonesia dilakukan melalui perhitungan Revealed Comparative Advantage (RCA); sedangkan penentuan strategi peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia menggunakan teknik Proses Hirarki Analitik dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing menurut Diamond Porter's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang lebih berperan dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan adalah: kondisi permintaan, diikuti secara berurutan oleh faktor kondisi; industri terkait dan pendukung; strategi; struktur dan persaingan; kebijakan pemerintah dan kesempatan/peluang. Pelaku yang diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam peningkatan keunggulan daya saing industri pengolahan rotan Indonesia adalah industri, diikuti oleh pemerintah, lembaga keuangan/ perbankan, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing.
Sedangkan alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah penciptaan iklim usaha kondusif, diikuti oleh peningkatan promosi dan informasi pasar serta penguatan keterkaitan aktivitas dalam rantai nilai, walaupun bobot setiap alternatif strategi tidak jauh berbeda."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Aprinto
"Studi terhadap software simulasi ARENA sebagai fokus pembahasan dilakukan dengan aplikasi permodelan sistem langsung terhadap sistem proses produksi di pabrik PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI, Bekasi. Setelah memahami sistem obyek, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan variabel-variabel yang memiliki dampak signifikan terhadap sistem dan tujuan yang hendak dikaji. Gambaran sistem yang ada kemudian ditranslasikan dengan kedalam bentuk formulasi model ARENA formulasi ke dalam bentuk program simulasi akan mengidentifikasikan kebutuhan data. Selanjutnya akan dibuat model simulasi dengan langkah-langkah permodelan sistem. Hasil yang didapatkan selanjutnya menjadi bahan analisa dan evaluasi terhadap sistem.
Dalam skripsi ini, juga dibuat perbandingan hasil dengan simulasi menggunakan software simulasi PROMODEL, beserta telaah terhadap kedua software simulasi tersebut. Dibuat suatu perbandingan sehingga akademisi mampu melihat logika bagaimana suatu program simulasi memandang suatu kasus, kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga di dalam mengerjakan suatu kasus, akademisi akan mampu memilah penggunaan software yang terbaik untuk sistem yang diselidiki."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Novianto
"PT X adalah suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pengemasan fleksibel, khususnya untuk kemasan bahan makanan, yang berorientasi pada pasar bebas, baik untuk pasar domestik maupun untuk pasar di kawasan Asia Tenggara. Dalam rangka menghadapi persaingan pasar bebas tersebutlah, maka dalam usaha produksinya, PT X harus mampu mengembangkan konsep daya saing yang adal di dalam sistem produksinya, maupun terhadap produk yang dihasilkannya.
Salah satu usaha untuk mengembangkan daya saing tersebut adalah dengan mengembangkan sistem produksi PT X ke arah yang lebih baik lagi, yaitu dengan menerapkan suatu konsep manufaktur yang fleksibel, sehingga diharapkan pengembangan konsep manufaktur tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja di PT X.
Konsep Just In Time Manufacturing (JIT) adalah salah satu konsep manufaktur yang dikenal sangat fleksibel terhadap sistem produksi pada suatu perusahaan manufaktur, karena konsep ini sangat memperhatikan pengembangan aspek-aspek utama dalam suatu sistem manufaktur, yaitu aspek biaya, aspek kualitas, aspek waktu dan aspek fleksibilitas sistem itu sendiri, yang memungkinkan suatu sistem manufaktur dapat ditingkatkan kemampuannya secara berkesinambungan.
Oleh karenanya, penulis melakukan pendekatan dengan konsep JIT ini untuk mengkaji penerapannya pada tahap proses persiapan produksi di PT X. Tahap proses persiapan produksi adalah suatu tahapan penting yang akan menentukan jalannya tahapan proses selanjutnya dalam suatu industri manufaktur. Oleh karenanya, kelancaran proses persiapan produksi ini harus benar-benar dapat diwujudkan. Dengan konsep JIT, diharapkan sistem pengaturan kerja untuk tahap proses persiapan produksi dapat dikembangkan lebih fleksibel dan terpadu, sehingga peluang untuk terjadinya kesalahan pada setiap tahapan proses dapat ditekan sekecil mungkin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhayati
"Tesis yang ditulis dengan deskriptif analitis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak yang terjadi akibat adanya penghapusan sistem kuota ekspor pada industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan yang telah ditetapkan dalan ketentuan hasil perundingan WTO. Penulisan secara metode kualitatif kali ini akan membahas perkembangan industri TPT Indonesia sebagai dampak dari penghapusan sistem kuota. Dimana tingkat pertumbuhan ekspor tekstil Indonesia cenderung mengalami penurunan sejak pertengahan periode penghapusan sistem kuota diberlakukan.
Hasil perundingan yang telah disepakati oleh semua negara-negara anggota tersebut, pada awalnya memang merupakan permintaan dari kelompok negara-negara berkembang untuk mempercepat proses penghapusan sistem kuota akan tetapi mendekati berakhirnya periode tahapan sistem kuota tersebut kelompok negara-negara berkembang mulai merasa tidak mampu untuk bersaing di dalam perdagangan bebas dunia. Peran WTO dalam hat ini sangat membantu kelompok negara-negara berkembang tersebut yang di kombinasikan dengan kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah setempat.
Dengan keluarnya kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan arah bagi perkembangan perdagangan industri Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>