Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasito S.
Jakarta: Karya Utama, 1981
621.381 WAS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
S.M. Dyah Septisari
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
S23261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Indarti Primora Barlianta
"Perkembangan pola perdagangan internasional yang mengarah kepada globalisasi perdagangan, menuntut setiap negara untuk rneningkatkan daya saing dari produk-produk yang dihasilkannya agar dapat bersaing di pasar international. Dalam upaya membangun industri elektronika nasional, agar mampu menghasilkan produk ?produk berdaya saing tinggi,diperlu kan faktor?faktor pendukung seperti strategi dan kebijakkan yang diambil pemerintah, pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia, jaringan pemasaran luar negeri, distribusi dan suplai komponen, pencapaian skala ekonomi dengan tingkat harga dan kualitas yang sesuai standar international, akses terhadap teknologi modern, serta fleksibliitas terhadap perubahan kebutuhan dan teknologi. Untuk hal itu kerja sama dengan mitra asing melalui invet tasi langsung masih sangat diharapkan untuk mengatasi kendala - kendala tersebut, disamping penggunaan merek global untuk mendapatkan citra produk yang berkualitas internasional.
Pada banyak negara, penggunaan proteksi pemberian insentif untuk R&D, pembelian pemerintah, partisipasi langsung dengan menggunakan perusahaan negara dan kontrol terhadap investasi asing banyak digunakan oleh pemerintah untuk mengembangkan industri elektronika. Walaupun upah buruh yang murah masih menjadi faktor andalan untuk menarik arus investasi asing ke Indonesia, namun kelangkaan akan tenaga kerja terampil, kebijakan tarif dan pajak yang belum harmonis, lemahnya dukungan dari industri komponen elektronika dalam negerl yang membuat produk elektro nika Indonesia sangat tergantung pada kompoen Impor menjadi penghalang arus investasi dalam Industri elektronika.
Besarnya investasi, tingginya teknologi yang dlgunakan serta tidak adanya proteksi membuat keengganan melakukan inves tasi dalam industri komponen elektronika. Lemahnya posisi tawar-menawar dari produsen elektronika Indonesia terhadap mitra asiingnya, maslh merupakan faktor kendala dalam meningkatkan kandungan lokal dan produk elektro nika . Walaupun komponen sudah dapat dibuat di Indonesia namun jaminan kualitas komponen masih meragukan pihak pninsipel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T2458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Sri Utami Soebiyono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kuswanti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Idris
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S22738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PPW-LIPI, 1996
621.381 Day
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yos Bernardi Soelami
"ABSTRAK
Hasil penelitian pada satu industri elektronika menunjukkan kontribusi terbesar kegagalan produk disebabkan masalah kualitas komponen, yaitu sebesar 33% dari kerusakan total. Pada penelitian ini dilakukan pengujian sampel komponen yang berasal dani beberapa sumber untuk membuktikan adanya kualitas komponen yang sangat beragam yang belum tentu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, proses pengujian pada pemeriksaan barang masuk sangat penting bagi proses produksi. Karena adanya keterbatasan biaya dan jenis komponen sangat banyak, maka pemilihan sarana untuk proses pengujian harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yang pada penelitian ini dianalisa berdasarkan pola kerusakan komponen yang tercatat pada akhir proses. Penambahan sarana akan memperbesar biaya pemeriksaan komponen, sehingga secara ekonomis biaya pemeriksaan ini tidak boleh meningkatkan biaya produksi. Dengan menggunakan pendekatan matematis sederhana, estimasi biaya pemeriksaan komponen dihitung berdasarkan biaya perbaikan pada akhir proses. Berdasarkan kualitas komponen dan titik impas biaya penggunaan komponen, dapat ditentukan apakah pemeriksaan dilakukaa secara 100%, sampling atau bahkan tidak diperiksa sama sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum komponen berskala rendah sampai sedang mempunyai andil yang paling besar terhadap tingkat kerusakan. Hal ini berarti sarana pengujian yang harus ada minimal dapat menguji komponen berskala rendah sampai sedang. Titik impas pemeriksaan diperoleh berkisar antara 800 - 1000 ppm. Walaupun tidak dapat menjamin tingkat kerusakan menjadi nol, adanya pemeriksaan awal terhadap komponen secara operasional dapat mengurangi tingkat kegagalan komponen pada proses produksi.

ABSTRACT
A research in an electronic industry showed the main cause of 33% production failure was the unstandardized component quality. An experiment to test component samples from many different sources showed the diversity of the component quality that did not always meet the specification. Therefore, a testing procedure in advanced is very important in the production line. Due to cost limitation and component diversity, a facility selection for a testing procedure has to be suitable with the need, i.e the analysis will be based on failure pattern recorded at the end of production process. The addition of a facility selection will add the component testing cost which means also increase the production cost. By simple mathematical approach, the cost estimation of component testing can be calculated based on cost repairment at the end of production process. Based on the component quality and break event point of component cost, the need of testing can be determined whether it has to be the whole testing, sampling nor without testing.
In general, the result of testing showed that the component of low to medium scales had the biggest contribution facing the failure grade, which means the need of testing facility of this stage has to be there. The break event point can be ranged around 800 to 1000 ppm. Although the testing procedure does not guarantee that the failure became nil, but at least it will reduce the failure stage on the production process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agresius R. Kadiaman
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>