Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theodorus Aloysius Herutomo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dialin Retno Trinoviarti Dahlan Putri
"Citra Perusahaan Sebagai Alat Bersalng Biro Ildan Nonaflliasi Suatu Studi Evalutif Pada Biro Iklan PT.RciGaninda Jakarta (106 halaman, i~vi, 28 judul buku, 6 majalah. 2 surat kabar). Bisnis periklanan di Indonesia sangat diminati oleh para agency intemasional. Hal ini tercerrnin dari serbuan sejumlah agency kelas dunia sepertl, Leo Bumel, J.Walter Thompson, Grey Advertising, DDB Needham Worldwide, McCann-Ericson Wondwide, Foote, Cone & Belding, Ogilvy & Mather Worldwide, Young 8. Rublcam, BBDO Worldwide, Saatchi 8. Saatchi, D?Archy Maslus Benton & Bowles, Lowe Lintas & Partner, untuk berkiprah di pasar periklanan nasional dengan menggandeng mitra Iokal. Dampak signifikan dari serbuan para pemain kelas dunia tersebut adalah ketatnya persalngan blnis penklanan, baik diantara "pemain' intemasional maupun antara perusahaan periklanan afiliasi intemasional dan nonafiliasi.
Bagi perusahaan periklanan nonaflliasi skala menengah dan kecil, seperti PT.ReiGaninda, persalngan dihadapi dengan mengandalkan cltra perusahaan. Para pengelola perusahaan tersebut menyakini bahwa dengan citra yang balk mampu mendorong kinerja pemsahaan mencapai hasil optimal. Langkah pertama yang ditakukan adalah menempatkan posrlfoning citra yang merujuk pada proses transfer public relations, yakni mengubah situasi ignorance menjadi knowledge. Hal tersebul dilakukan dengan cara memasok infommasi tentang pemsahaan. Baik melalui penginman profil pemsahaan (company pronle) surat penawaran, brosur tentang buah karya perusahaan, maupun kunjungan perkenalan bisnis. Citra perusahaan yang ingin ditanam dalam ingatan calon klien adalah, ?perusahaan dengan pengamatan mendalam bagi solusi terpadu? Cltra tersebut merupakan penegasan bahwa, produk iklan yang dihasilkan mampu berkomunikasi dengan 'pasar Iokal? seperti harapan klien.
Keberhasilan PT.ReiGaninda mengubah kondisi ignorance menjadi knowledge tidak terlepas dari strategi yang dipilih, yakni melibatkan jajaran pimpinan membangun hubungan bisnis dengan calon klien. Hal ini dimaksudkan agar calon klien bisa memperoleh informasi dan pengambil keputusan, peneguhan komitmen profesional, dan berbagai keputusan strategis menyangkut kerjasama. Meskipun bemasil menggunakan cilra sebagai alat bersaing, namun para klien PT.ReiGantnda mengharapkan agar meningkatkan kemampuan membeli media, kemampuan melakukn riset media, dan peningkatan ide-ide kreatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T 5922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wicaksono P
"Unit kegiatan informasi sebagai salah satu dari rangkaian kegiatan ekspansi perusahaan adalah sangat vital, khususnya informasi yang menggunakan media surat kabar yang lazim disebut iklan. Salah satu jenis iklan yang penting ialah iklan perusahaan (corporate advertising) yang sifatnya untuk kepentingan intern perusahaan sendiri dan hanya menyangkut perusahaan itu saja dengan tujuan mengangkat kepentingan bisnis atau keuangan suatu perusahaan sehingga diketahui oleh khalayak atau pihak lain. Dalam melakukan kegiatan periklanan ini tentunya melibatkan peranan biro iklan sebagai penjual jasa dalam membuat dan meracik iklan, sehingga menimbulkan hubungan bisnis yang dibuat dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian iklan perusahaan (corporate advertising contract) antara biro iklan dengan perusahaan pengiklan. Secara umum perjanjian ini tunduk kepada pasal-pasal KUHPdt tentang perjanjian, karena belum ada ketentuan hukum yang mengatur secara khusus mengenai periklanan. Berdasarkan asas Lex Spesialis Derogat Lex Generalis, maka ada beberapa hal yang sifatnya khusus yang tidak diatur dalam KUHPdt., contohnya hal-hal yang menyangkut materi iklan. Hal itu didukung dengan adanya Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia yang dibuat oleh Komisi Periklanan Indonesia. Kebiasaan bisnis (trade usage) dalam dunia periklanan yang berlaku antara perusahaan pengiklan dengan biro iklan selama ini juga diakui oleh KUHPdt khususnya pasal 1339."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
S20917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rijanto
"Persaingan antar biro iklan scat ini sernakin ketat. Adanya dinamika perubahan dalam anggaran belanja iklan suatu perusahaan membuat biro iklan berusaha untuk mengembangkan strategi mempertahankan kliennya. Hubungan jangka panjang dengan kliennya sangat berpengaruh pada kelangsungan pendapatan atau laba biro iklan. Pemasaran relasional menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan untuk membangun hubungan jangka panjang dan loyalitas klien. Loyalitas klien tersebut dapat dibangun dengan cars menumbuhkan kepercayaan dan komitmen klien terhadap biro iklan.
Hubungan klien dengan biro iklan menekankan pada kepercayaan klien terhadap pemasar yang meliputi faktor-faktor membuka jalur komunikasi (opening line communication), garansi pelayanan (guaranteeing the service) dan standard pelayanan unggul (a higher standard to conduct ).
Penelitian ini menganalisis pengaruh kepercayaan dan komitmen klien untuk membangun loyalitas klien terhadap biro iklan, melalui pendekatan pemasaran relasional. Pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan, yaitu bagaimana pengaruh kepercayaan dan komitmen klien terhadap biro iklan untuk membangun loyalitas klien? Kemudian, bagaimana membuka jalur komunikasi, memberikan garansi pelayanan, dan memberikan standard pelayanan unggul mempengaruhi kepercayaan scrta komitmen klien terhadap biro iklan untuk membangun loyalitas klien? Lalu, dari ketiga variabel tersebut, variabel apa yang paling dominan untuk menumbuhkan kepercayaan k]ien terhadap biro iklan?
Analisis dari basil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan klien berpengaruh positif untuk membangun komitmen klien terhadap biro iklan. Komitmen klien tersebut berpengaruh positif untuk membangun loyalitas klien terhadap biro iklan. Loyalitas klien yang terbentuk dari kepercayaan dan komitmen k]ien terhadap biro iklan, pada akhirnya akan membentuk suatu hubungan relasional secara berkelanjutan di masa yang akan datang (masa depan).
Variabel memberikan garansi pelayanan dan memberikan standard pelayanan unggul secara signifikan berpengaruh positif pada kepercayaan klien terhadap biro iklan. D]eh karenaitu, kedua variabel tersebut dapat digunakan untuk menumbuhkan kepercayaan klien. Sedangkan membuka jalur komunikasi, pada penelitian ini berpengaruh negatif. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh kekecewaan responden terhadap proses komunikasi yang dibangun biro iklan tidak memenuhi prinsip keterbukaan, jujur, saling menguntungkan dan rutin.
Dari ketiga varibel tersebut, memberikan standard pelayanan unggul merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepercayaan klien. Kemudian dari kepercayaan klien tersebut dapat membangun komitmen klien untuk menggunakan jasa atau pelayanan biro iklan secara berkelanjutan di masa depan, sehingga dapat terbangun loyalitas klien yang menjadi salah satu tujuan dari pemasaran relasional.

Advertising expenditure had dynamics change every year related to advertising budget allocated by client. Competition between advertising agencies become more competitive. Advertising agency should develop their strategy to get and keep relationship with client. Long term relationship with client it's very important to get log term profit for agency. Relationship marketing is one alternative strategy that can be use to build long terms relationship and create client loyalty. Client loyalty can be created with building trust and commitment client to agency.
To build trust relationship between client and advertising agency, there are some variables that can used; (1) opening line communication, (2) guaranteeing the service and (3) a higher standard to conduct.
This research analysis describes relationship between trust and commitment to build client loyalty, with relationship marketing strategy. Research question are; how is relationship between trust and commitment client to advertising agency to build client loyalty? How is relationship between opening line communication, guaranteeing the service and a higher standard to conduct? And what is the most dominant variable affecting trust to agency?
Research result analysis, trust had positive relationship to create client commitment to advertising agency. Client commitment had positive relationship to build client loyalty. And client loyalty builds long terms relationship between client and agency in the future.
A guaranteeing the service and a higher standard to conduct variables significantly had positive relationships to create trust between client and advertising agency. But opening line of communication variable had negative relationship to create trust. From this research, we can conclude that respondent had communication problem with their agency. The agency did not build communication with openness, honest, mutual benefit and frequent.
A higher standard to conduct variable it's the most dominant variable to create trust. Client trust to advertising agency can build client commitment. Trust and commitment client build client loyalty to had long terms relationship with advertising agency."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adwin Wibisono
"Persaingan antar stasiun televisi swasta di Indonesia dalam mencari pelanggan dari biro iklan makin marak dengan munculnya banyak stasiun televisi swasta baru. Para pengelola stasiun televisi harus mencari pendekatan yang baru selain dengan perang harga yaitu pendekatan pemasaran relasional. Tingkatan tertinggi dalam hubungan relasional ini adalah tingkatan struktural (Berry, 1995), dan salah satu elemen penting pada terciptanya hubungan ini adalah adanya tujuan bersama (mutual goals) (Wilson, 1995). Oleh Aaker (1996), biro iklan dianggap sebagai pihak yang paling cocok untuk mengemban tugas pengembangan merek (brand building). Penulis menduga brand building dapat menjadi mutual goal antara biro iklan dan stasiun televisi swasta.
Masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah apakah brand building mempengaruhi persepsi agency terhadap kualitas hubungannya dengan stasiun televisi. Sebagai kelanjutannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan akan kepentingan brand building di antara pelaku media yang berlatar belakang planning dan buying. Masalah kedua ini berguna karena pemahaman stasiun televisi swasta akan pelanggannya - para biro iklan - akan membantu dalam pembentukan hubungan relasional dengannya.
Populasi yang diteliti adalah biro iklan yang berlangganan data dan software Telescope dan AdWatch dari Nielsen Media Research di Jakarta. Sampel yang diambil dengan cara tak acak. Analisis yang dipakai adalah analisis faktor dan regresi untuk menguji hipotesis pertama dan analisis diskriminan untuk menguji hipotesis kedua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah brand building dapat menjadi mutual goals antara biro iklan dan stasiun televise dan memang ada perbedaan antara pelaku media yang berlatar belakang planning dan buying

Competition between commercial television stations is becoming rife with the emergence of many new commercial stations in Indonesia fighting for the advertising agencies billings. Television stations should find a new approach to agencies other than one based solely on price, that of relationship marketing. The highest level of relationship is the structural bond (Berry, 1995) and an important element in this relationship is that both parties share a mutual goal (Wilson, 1995). Aaker (1996) argues that the agency should be the guardian of the brand. The author suspects that brand building may be a mutual goal between agencies and television stations.
The case presented in this thesis is whether brand building can be considered a mutual goal between television stations and advertising agencies. Following that is the question whether there lay a difference between media buyers and media planners within the media departments. This information is important as television stations need to understand their clients in order to establish a good relationship with them.
The population for this study is agencies subscribing Nielsen Media Research's Telecope and AdWatch data and software in Jakarta. The sample was gathered non-randomly. Factor and regression analyses were used to test the first hypothesis and discriminant analysis was used for the second. The conclusion of this study was that brand building can be seen as a mutual goal between advertising agencies and television stations and that there is a difference between media planners and buyers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wininta Febri Handayani
"Penelitian ini terfokus pada fenomena program tayangan di delapan televisi swasta yang mengandung materi seksual. Materi seksual merupakan isi dari materi pornografi. Pornografi merupakan salah satu hal tertua yang ada di dunia ini. Sejak dahulu segala sesuatu yang dibalut dengan materi seksual selalu mengundang ketertarikan sekaligus perdebatan. Memasuki tahun 2002, persaingan antar stasiun televise swasta semakin tajam, terutama dalam hal memperebutkan share audience dan slot iklan komersial. Menyikapi hal ini, media televise melihat materi seksual sebagai pemikat yang sangat ampuh untuk meraih penonton dalam jumlah besar. Selain itu hal-hal yang bersentuhan dengan materi seksual akan selalu up to date dan terus dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun dalam skala yang berbeda.
Program tayangan malam yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB, memiliki kandungan materi seksual yang sangat kental, Beberapa mempertontonkan adegan bermaterikan seksual dalam bentuk yang vulgar, kendati sebagian lagi hanya diekspose samara-samar. Namun pada dasarnya tetap dapat menimbulkan rangasangan seksual dan mengundang birahi. Program tayangan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah program tayangan yang telah ditentukan peneliti dengan menggunakan teori purposive random sampling di delapan stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, TM, Trans TV, ANTV, TV7, dan Lativi, yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB.
Peneliti melihat ada keterkaitan hubungan antara iklim persaingan antar stasiun televisi swasta dalam memperbutkan share audience dan iklan komersial dengan banyaknya frekuensi pemunculan materi seksual di delapan stasiun televisi swasta tersebut. Semakin banyak frekuensi pemunculan materi seksual pada sebuah tayangan, maka semakin tinggi pula share audience dan slot iklan komersial yang diperoleh sebuah stasiun televisi swasta. Oleh karena itu saat ini tayangan bermaterikan seksual marak kita saksikan di layar televisi.
Materi seksual yang digunakan sebagai alai ukur adalah materi seksual yang diambil peneliti dari Lembaga Sensor Film (LSF). Sehingga yang diukur pada saat pencatatan atau koding adalah pemunculan materi-materi seksual tersebut pada seluruh tayangan yang dijadikan sampel.
Peneliti mengaitkan frekuensi pemunculan tersebut dengan tingkat share audience dan jumlah slot iklan komersial tayangan yang bersangkutan dengan batasan materi seksual yang telah dijelaskan pada Bab IV. Ini ditujukan untuk memperoleh deskripsi pemunculan materi seksual secara detail di delapan stasiun televisi swasta tersebut.
Pengolahan data menggunakan SPSS versi 11.0 dan hasilnya peneliti menemukan bahwa korelasi atau hubungan antara frekuensi pemunculan materi seksual dengan share audience dan jumlah slot iklan komersial menghasilkan hubungan yang signifikan dan positif nmun cukup lemah.
Kesimpulan yang diambil peneliti adalah bahwa jika frekuensi pemunculan materi seksual tinggi atau banyak tidak selamanya akan menyebabkan share audience dan slot iklan komersial meningkat karena ada beberapa ha! lain yang mempengaruhi kedua hal tersebut, misalnya jam tayang dan tema tayangan. Namun bagaimanapun juga program tayangan yang dibalut dengan materi seksual selalu menarik perhatian penonton dan mendapatkan slot iklan yang cukup besar. Sehingga program tayangan dengan materi seksual yang kental tidak akan pernah dilewatkan penonton kapanpun jam tayangnya dan apapun temanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achil RIdwan Djayadiningrat
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwidharma Bimosakti
"setiap perusahaan selalu mempunyai maksud dan tujuan yang menjadi dasar pendirian perusahaan tersebut. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugapnya sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, manajemen memerlukan sarana-sarana untuk mengendalikan perusahaannya, terutama perusahaan yang kompleks dan lingkup kegiatannya yang besar. Salah satu dari saranasarana pengendalian tersebut adalah pemeriksaan intern (internal auditing). Di dalam sebagian besar hasil pemeriksaan intern pada PT XYZ terdapat temuan pemeriksaan berupa keterlambatan penerbitan Laporan Pemeriksaan Surveyor (LPS), yang mana LPS ini merupakan salah satu produk utama perusahaan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan pernbahasan atas perneriksaan intern yang dilakukan oleh PT XYZ. Selanjutnya, penulis menelaah berbagai hal mengenai pemeriksaan intern yang dilakukan oleh Biro Pengawasan Intern PT XYZ. Dalam penelitiannya, penulis menggunakan metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. Setelah menelaah berbagai hal tersebut, penulis rnenyirnpulkan bahwa pemeriksaan intern pada PT XYZ memiliki beberapa kekurangan, antara lain adalah kurangnya tenaga/personil perneriksa, belum sepenuhnya dimanfaatkan wewenang yang dimiliki para pemeriksa, belum adanya bagian yang mernantau pelaksanaan tindak lanjut, dan sebagainya. Selain itu, penulis juga menyimpulkan bahwa keterlambatan penerbitan LPS lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor ekstern PT XYZ yang berasal dari eksportir. Atas kesimpulan tersebut penulis rnenyarankan agar kekurangankekurangan tersebut diperhatikan dan diperbaiki, dan juga penanganan yang serius mengenai masalah yang disebabkan oleh eksportir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusilowati Trihandayani
"Dalam pasar persaingan bebas, merek lokal bersaing ketat dengan merek global. Pembangunan merek global memiliki keunggulan utama yaitu economies of scale, khususnya dalam iklan dan promosi, public relations, kemasan, dan kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Dengan menggunakan satu wajah tunggal perusahaan atau produk, keputusan-keputusan desain menjadi lebih mudah dan lebih hemat dalam produksi, penelitian, dan pengembangan. Sedangkan keunggulan pembangunan merek lokal mempunyai kebebasan untuk mengembangkan nama-nama merek, unsur-unsur visual, asosiasi untuk masing-masing konsumen, dan memproduksinya secara lokal. Salah satu cara membangun merek suatu produk untuk memenangkan persaingan adalah dengan beriklan.
Dalam tesis ini, penulis menganalisis makna tanda dalam iklan merek lokal dan global, dan strategi penyusunan pesan iklan merek lokal dan merek global. Iklan yang digunakan adalah iklan kosmetik Sariayu versi Kharisma Jogja dan versi Bunga Khatulistiwa dan iklan kosmetik Revlon versi Animal Instinct dan versi James Bond 007.
Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik analisis semiotik-Dalam melakukan analisis semiotik, penulis menggunakan konsep strategi penyusunan pesan iklan dari Philip Kotler. Untuk itu penulis menggabungkan konsep analisis semiotika iklan dari Roland Barthes dengan konsep elemen-elemen iklan dari Gilson dan Berkman serta konsep signeme non verbal dari Arthur Asa Berger. Selain itu, penulis juga menggunakan konsep teknik pengambilan gambar dari Arthur Asa Berger.
Paduan antara konsep-konsep tersebut menghasilkan rumusan baru yang dikemukakan oleh penulis, yaitu Analisis Semiotika Iklan Kosmetik Terpadu yang mangandung unsur (1) pesan linguistik: a. headline, subhead, body copy, slogan, (2) pesan ikonik terkodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f warna, (3) pesan ikonik tak dikodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f. warna, (4) teknik pengambilan gambar.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa makna tanda iklan kosmetik merek lokal lebih menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Sedangkan iklan merek global lebih menonjolkan hal-hal yang sifatnya universal dan trend dunia. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi penyusunan pesan iklan kosmetik lokal dan global adalah: (1) Menggunakan gaya citra (image), (2) menggunakan pendekatan seksual dan emosional, (3) menggunakan beberapa kata asing, (4) menggunakan model wanita cantik, (5) menggunakan teknik pengambilan gambar secara close up.
Dan hasil analisis, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi praktis, yaitu (1) Iklan merek lokal dapat tetap menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, sedangkan iklan merek global sebaiknya menyesuaikan isi pesan dengan budaya Indonesia, agar tercipta kedekatan dengan konsumen. (2) desain iklan dibuat menarik dan unik, (3) teknik pengambilan gambar dibuat secara close up yang melambangkan keintiman antara model dengan pembaca. Sedangkan rekomendasi akademisnya adalah dibuat penelitian lanjutan yang menggali seberapa efektif strategi penyusunan pesan iklan kosmetik terpadu bagi khalayak, karena berhasil tidaknya suatu kampanye iklan adalah bila iklan tersebut berpengaruh terhadap khalayak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T12401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Satria
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
S23622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>