Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Yustia Agustina
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Afifuddin
"Jaringan listrik merupakan infrastruktur yang memegang peranan sangat penting bagi kebutuhan aktivitas manusia. Oleh karenanya ketersediaan dan pendistribusian listrik akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu daerah. Hampir semua sektor aktivitas manusia saat ini sangat bergantung pada ketersediaan energi listrik.
Keputusan manajemen untuk berinvestasi didasarkan pada penilaian studi kelayakan bisnis sebuah proyek. Suatu proyek yang memiliki analisa studi kelayakan yang baik akan dinyatakan layak untuk dijalankan. Penilaian studi kelayakan sebuah proyek didasari oleh asumsi yang dianggap mendekati nilainya di masa yang akan datang. Keterbatasan informasi dan karakteristik pasar yang tidak menentu menyebabkan akan timbulnya sebuah resiko investasi. Karena studi kelayakan sebuah proyek yang tidak dilakukan secara teliti akan mendatangkan kerugian di masa datang. Metode NPV, IRR, Payback Period, PI dan Monte Carlo sering digunakan untuk menganalisis kelayakan sebuah proyek, sehingga memberikan suatu masukan dan rekomendasi yang lebih terjamin dan dapat dipercaya oleh investor.
1) Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya perubahan pada asumsi dasar studi kelayakan proyek PLTA PAMONA 2 menunjukkan nilai NPV proyek tetap baik yaitu sebesar Rp5.849.240.170 dan IRR sebesar 42.04%. Ini menunjukkan proyek tetap layak untuk dijalankan karena krisis ekonomi global tidak mempengaruhi proyek secara signifikan dan tetap akan memberikan ?economic value added? bagi para shareholders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Harwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mohammad Arsyad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Barlian
"Negara berkembang seperti Indonesia selalu mendambakan pembangunan industri, karena industri dianggap lebih mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga yangmenganggur dan mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia serta menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam jaringan industri sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan (Salim, 1985 : 174).
Pembangunan industri plywood (PT.Rimba Sunkyong) di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Madya Padang adalah salah satu dari sekian banyak pembangunan industri di Indonesia.
Masyarakat Bungus Teluk Kabung mayoritas berpencaharian sebagai petani dan nelayan. Para nelayan dapat menangkap ikan lebih jauh ketengah dengan menggunakan perahu motor. Hal ini tentu dapat meningkatkan jumlah penangkapan atau pendapatan mereka. Keadaan seperti ini sudah mereka lakukan sebelum industri plywood berada di tengah-tengah mereka. Sedangkan petani Kecamatan Bungus Teluk Kabung masih menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana dalam mengolah tanah untuk menghasilkan pangan, karena itu mereka amat tergantung kepada tenaga kerja dan kemurahan alam.
Sementara itu perkembangan industri menjanjikan lapangan kerja baru bagi petani. Hal ini dapat menimbulkan masalah social bagi petani karena pada hakekatnya mereka merupakan majikan bagi dirinya sendiri, tetapi jika ia pindah ke sektor perindustrian tentu ia tidak diperlakukan sesuai dengan latar belakang status social yang disandangnya dalam komuniti asalnya. Dengan kata lain perindustrian merupakan masalah bagi petani, karena ia harus menyesuaikan diri dengan kehidupan social yang berlaku dalam kehidupan industri. Penyesuain diri menyangkut pergeseran status dan peranan social mereka dalam masyarakat.
Dalam perkembangan industri tentu ada yang dapat menyesuaikan diri dan memperoleh keuntungan dengan adanya industi plywood, tetapi ada pula yang tidak setuju atau tidak dapat memanfaatkan industri yang ada di daerah mereka. Disamping itu ada pula diantara masyarakat yang tidak peduli sama sekali dengan keberadaan industri plywood di daerah mereka.
Masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung menyadari sepenuhnya bahwa keberadaan industri di sekitar tempat mereka, dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka, tetapi perkembangan industri amat tergantung pada kesiapan mental dan peran serta masyarakat di sekitar tempat pembangunan industri berlangsung. Disamping itu pembangunan industri menuntut orang yang mempunyai ketrampilan atau keahlian khusus, tidak hanya untuk menanggani teknologi yang ada di industri, tetapi juga kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang diakibatkan adanya industri tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memdapatkan informasi tentang pendapat, penilaian atau pandangan masyarakat tentang keberadaan industri plywood baik karena membuka peluang kerja maupun sebagai akibat penyebab timbulnya masalah sosial di tengah masyarakat.
Sebagai jawababan sementara terhadap masalah penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Makin tinggi tingkat pendidikan makin setuju dengan keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
2. Makin tinggi tingkat ekonominya makin setuju dengan keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kotamadya Padang.
3. Pendatang lebih menerima dari pada penduduk asli terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
4. Wanita lebih setuju dari laki-laki terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
5. Semakin meningkat usianya semakin tidak setuju terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang, dengan populasi sebanyak 710 orang. Pengambilan sampel dilakukan terhadap 150 responden, yang diambil secara "Proportional Random Samling". Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara berstuktur, kuesioner dan pengamatan serta studi kepustakaan. Sedangkan tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, data yang terkumpul dianalisis secara parsentil. Disamping itu juga diuji dengan "t tes" dan "Contingensi coefficient".
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan:
1. Tingkat pendidikan formal dan keterampilan kerja yang dimiliki masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung tergolong rendah, karena itu perlu dicarikan upaya untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan masyarakat tersebut.
2. Masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang selain bertani, mereka juga mempunyai mata pencaharian sampingan yaitu nelayan.
3. Masyarakat setuju dengan keberadaan industri plywood di daerah mereka karena membuka peluang kerja dan dapat meningkatkan pendapatan serta serta memberi manfaaat kepada masyarakat di sekitarnya.
4. Banyak penduduk yang berkeinginan untuk bekerja di industri plywood, karena upah di industri lebih besar dibandingkan dengan penghasilan bertani atau pekerjaan lain. Disamping itu status pekerja pabrik lebih tinggi dari petani.
5. Adanya hubungan signifikan yang positif antara tingkat pendidikan dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
6. Adanya hubungan signifikan yang posistif antara tingkat ekonomi dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
7. Adanya perbedaan persepsi antara penduduk asli dengan pendatang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
8. Adanya perbedaan persepsi antara antara wanita dengan laki-laki terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
9. Adanya hubungan signifikan yang positif antara tingkat umur dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

The Public Perception On The Existence Of Plywood Industry
Case study : The farmers in Kecamataa Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang
Indonesia as a developing country is expected to develop industry, because it is considered to provide more work field foren employed and stimulate the technology growth which is useful for humanity lives and up grow many kinds of activity which is interrelated in industry net work, so it can be functioned as the development support. (Salim, 1985:174).
The founding of plywood industry (PT Rimba Sunkyong) in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang is one of many industrial developments in Indonesia.
The majority in habitants of Bungus Teluk Kabung are farmers and fishermen. The fishermen are able to catch fish farther off-shore by using boats. This certainly able to increase their income. This condition has been before plywood industry existed in their area. Farmers are still using the simple tool and technology, because they depent much on power and natural resources.
Meanwhile the growth of industry provide net work field for farmers. This case can create a social problem for farmers because infact they are the master for them selves, but if they move from industrial sector, of course, they are not treated not in accordance with the back ground and social status in their communities where they come from. In other words industry . is a problem for farmers, because they have to adjust to the social life that happen in industrial life. The adaptation includes their status changing and social role in society.
In the growth of industry, there are certainly some. people who could adjust them selves and get benefit because of the plywood industry, but there are some who disagree or-can not get benefit of the plywood industry on those who do not care with the existence of plywood industry in their own.
Being fully aware of the existence of such an industry it can increase their life standard, but the growth of industry much depended on mental readiness and participation of the people around the industry area. Besides the development of industry requires people who have skill'.} or special qualification, not only to work in the industry but are also capable to make use the chance because of the industry.
This research is aiming at having information on opinion, judgment or notion of the society on the existence of plywood industry both as a chance to have new works and as cause of creating social problems in their society.
As temporary answers for research problems' the hypothesis are given bellow.
1. The higher the level of education is more agree-able the people are with existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
2. The higher the level of economy is the more agree-able the people are with the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota madya Padang.
3. Emigrants are more agreeable than local inhabitants to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
4. The women are more agreeable than men to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
5. The older the people are the more disagreeable they are with. the existence of :plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk 'Kabung' ,Kotamadya Padang.
The research was conducted in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang,.with the population of 710. The sampling technique is done by proportional Random Sampling. By doing it, there are 150 respondents.
The data are collected by observation technique, structured interview, questionnaire, observation and library study. The type of the research is descriptive analysis. To test this hypothesis, the data which are colleted are analyzed in percentile, by "T test" and tingensi coefficient.
Based on the analysis this research concludes.
1. The formal education level and the work skill in the society in Kecamatan Bungus Teluk Kabung are low, so that it is necessary to improve education and skills of society.
2. People in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang are farmers and also fishermen.
3. People agree to the existence of plywood industry in their own area because it gibes the opportunity to work and increase their income.
4. Most of people want to work in plywood industry because of wages in the industry are higher than working as a farmer or another job. Besides farmers and fishermen are considered to be low status.
5. There is a significant correlation between the level of education and the perception to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
6. There is a significant correlation between the level ofeconomy and plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
7. There is a significantly different perception between the one of the local inhabitants and the emigrants to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
8. There is a significantly different perception between men arid women toward the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
9. There is a significant correlation between the level. of age and the perception of people to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Directory of the plywood industry in Indonesia" ini dipersembahkan oleh Asosiasi Panel Kayu Indonesia. Buku ini merupakan sebuah buku direktori industri-industri kayu di Indonesia."
Jakarta: Manggala Wanabhakti, 1986
R 694.834 ASO d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Mahavianti Syamsuri
"Sesuai dengan Laporan Tahunan PT Telkom, pendapatan PT Telkom selama tahun 2005 hampir 70% disumbangkan oleh anak perusahaannya yang bergerak di bisnis seluler yaitu PT Telkomsel. Di dalam organisasi internalnya sendiri, Telkom telah mengembangkan Fixed Wireless Access berbasis teknologi CDMA, yaitu Flexi, yang diharapkan menjadi revenue generator setelah terjadinya penurunan pendapatan dari PSTN yang selama ini menjadi penyumbang pendapatan Telkom. Dalam perkembangannya dari tahun 2003, performansi penjualan Flexi tidak sepesat yang diharapkan, karena kebijaksanaan pengelolaannya yang dianggap terlalu berbelit-belit. Untuk itu strategi Spin Off Flexi dari organisasi internal Telkom dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan performansi bisnisnya. Dari hasil perbandingan dengan organisasi bisnis lain di dunia, Flexi telah memenuhi syarat untuk di pisahkan dari organisasi induknya. Dilihat dari analisa SWOT dan analisa internal eksternal yang dilakukan dengan manajerial DFWN menunjukkan bahwa Flexi perlu melakukan strategi growth dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Pada analisa pasar dilakukan proyeksi pelanggan berdasarkan proyeksi pesimis, moderat dan optimis, yang dihitung dari proyeksi market size tahun 2007?2011.
Dari hasil proyeksi pelanggan pesimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 69.15 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 15%, Profitability Indeks 0,04 dengan Payback Period selama 5 tahun 7 bulan. Untuk proyeksi pelanggan moderat, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 1,457.55 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 176%, Profitability Indeks 0,75 dengan Payback Period selama 3 tahun. Sedangkan hasil proyeksi pelanggan optimis, didapatkan Net Present Value (NPV) sebesar 2,487.68 milyar Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 186%, Profitability Indeks 1.28 dengan Payback Period selama 2 tahun 9 bulan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Flexi layak untuk di-spin off dari organisasi internal Telkom.

Based on Annual Report, up to 70% Telkom?s revenue in 2005 is contributed by PT Telkomsel. In Telkom internal organization, Telkom runs Flexi, Fixed Wireless Access connection based on CDMA as revenue generator. But sales performance of Flexi is not very satisfied, so spinning off become a choice of strategy to be implemented. From benchmarking with other business organizations, it seems that Flexi fulfills the requirement to be spinned off from Telkom. SWOT analysis and Internal Eksternal analysis with DFWN management show that Flexi should apply growth strategy with vertical integration concentration. In market analysis, we predict customer projection based on pessimistic, moderate, and optimistictic projection.
For pessimistic customer prediction, we find 69.15 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 15% Internal Rate of Return (IRR), 0,04 Profitability Indeks and 5 year and 7 months Payback Period. From moderate customer projection, we get 1,457.55 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 176% Internal Rate of Return (IRR), 0,75 Profitability Indeks and 3 years Payback Period. And for optimistic cutomer projection, the result is 2,487.68 milliun Rupiahs Net Present Value (NPV), 186% Internal Rate of Return (IRR), 1.28 Profitability Indeks with 2 years 9 months Payback Period. From the analysis result we conclude that Flexi is feasible to be spinned off from Telkom internal organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T25083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Riswanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Bastori
"Kebutuhan listrik nasional pada masa mendatang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan penyediaan listrik secara nasional. Oleh karena itu, kajian investasi dan skema pembiayaan PLTN menjadi cukup mendesak untuk dilakukan.
Hasil analisa terhadap PLTN dan pembangkit konvensional dalam studi ini menunjukkan bahwa PLTN cukup kompetitif terhadap pembangkit batu bara dan gas. Biaya produksi listrik PLTN jenis AP600 sekitar S32,12 per MWh sedangkan pembangkit batu bara diantara $29 - $32 per MWh dan pembangkit gas sekitar 532,68 per MWh pada discount rate 8% tanpa pajak karbon. Resiko bisnis PLTN mencakup biaya pertanggungjawaban nuklir terhadap lingkungan, resiko mundurnya penyelesaian proyek, dan premi asuransi investasi. Biaya pertanggungjawaban nuklir meliputi biaya resiko kecelakaan nuklir, asuransi properti dan para pekerja. Ada dua skema pembiayaan yang ditinjau dalam studi ini yaitu skema tradisional (modal dan pinjaman) dan Build Operate Transfer (BOT).
Dari beberapa skenario yang dikaji dalam tesis ini, hasilnya menunjukkan bahwa skema pembiayaan konsorsium dan BOT merupakan alternatif yang patut dipertimbangkan bagi para pengambil kebijakan. Skema konsorsium cukup cocok bagi negara yang sudah berpengalaman dalam proyek PLTN dan skema BOT cocok bagi negara yang belum memiliki pengalaman dalam proyek PLTN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Faris
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>