Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89644 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lestari Setyowati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) adalah integrasi sistem pembangkit listrik berbasis energi fosil (tak terbarukan) dan pembangkit listrik terbarukan. Tujuan utamanya untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan mengurangi emisi terutama CO2. Secara menyeluruh, integrasi pada sistem PLTH ini merupakan sistem yang multi variabel sehingga digunakan bantuan perangkat lunak, dalam hal ini HOMER versi 2.67. perangkat lunak ini mengoptimasi berdasarkan nilai NPC terendah. Dengan studi kasus optimasi sistem PLTH di Pulau Sebesi propinsi Lampung Selatan, diintegrasikan PLTD, PLTB dan PLTS. Hasil simulasi dan optimasi berbantuan PL HOMER menunjukkan bahwa secara keseluruhan PLTH yang optimum untuk diterapkan di area studi di atas adalah integrasi antara PLTB dan PLTD. Pada kondisi yang optimum ini, kontribusi PLTB sebesar 57% dan PLTD 43% dengan nilai bersih sekarang (net present cost, NPC) sebesar $ 943.957, biaya pembangkitan listrik (cost of electricity, COE) sebesar $ 0,492 per kWh, konsumsi BBM pertahun 42.630 liter, emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar 112.258 kg/tahun atau berkurang sebesar 43,4%, kelebihan energinya selama setahun sebesar 44.984 kWh.

Hybrid power system is the integration of power system based on fossil fuel energy and renewable energy. The main purpose of the system is to save the fossil fuel and reduce the environmental effect, especially CO2 emission. The hybrid system is a multi-variable system. HOMER version 2.67, a micropower optimization modeling software is used to analyze data for both wind speed and solar radiation, simulating hybrid system configurations at once and rank them according to its lowest net present cost. The configuration of the hybrid system in Sebesi island consist of a diesel generating unit, photovoltaic modules (PV) and wind turbines. The optimum hybrid system from the simulation and optimization result is consist of wind and diesel generating set. Contribution of wind turbin is 57% and the contribution of diesel generating set is 43%. The optimum hybrid system has $ 943.957 of the total Net Present Cost (NPC), Cost of Electricity (COE) is $ 0,492 $/kWh , fuel consumption in a yearly is 42.360 litre, CO2 emission is 112.258 kg/year or decrease 43,4% from the first condition, excess electricity is 44.984 kWh/year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prabowo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pusat Listrik Tenaga Gasifikasi Kayu (PLTGK), adalah pembangkit listrik termis yang menggunakan bahan bakar kayu, dengan proses gasiflkasi. Karakteristik utama pembangkitan sistem PLTGK adalah karakteristik input-output, yailu karakteristik konsumsi bahan bakar sebagai fungsi beban atau energi listrik. Berikulnya adalah karakteristik bahan bakar spesiflk, yaitu konsumsi bahan bakar persatuan energi. Kemudian karakteristik bahan bakar inkremental, yakni karakteristik penambahan bahan bakar persatuan energi. Terakhir adalah efisiensi sistem PLTGK. Karakteristik utama pembangkitan di atas sukar sekali diperoleh hanya dengan analisis secara matematis saja, tetapi harus didapatkan melalui percobaan operasional. Dalam kajian ini akan diperoleh parameter-parameter utama yang diperlukan, yailu koefisien karakteristik input-output, nilai awal konsumsi bahan bakar dan nilai nominal PLTGK. Sedangkan karakteristik lainnya dapat diketahui melalui komputasi. Bila karakteristik tersebut telah diketahui secara pasti, maka PLTGK dapat dioperasikan sesuai dengan kemampuannya. Sehingga kemungkinan timbul persoalan yang berarti dalam pengoperasiannya dapat dihindari."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
03 Uto m-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Cenik Ardana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sahat
"Pada tahun 2006, Sistem Tanjung Pinang dan Sistem Tanjung Uban, dua sistem ketenagalistrikan di Pulau Bintan dinyatakan dalam kondisi krisis pasokan tenaga listrik. Akan tetapi, pasca penetapan kondisi krisis tersebut, kedua sistem belum keluar dari kondisi krisis dan butuh penanganan yang mendesak. Tulisan ini membahas perencanaan pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan termasuk menganalisis rencana interkoneksi ke Sistem Batam. Dari hasil analisis diperoleh bahwa interkoneksi Batam-Bintan tidak efisien diimplementasikan, karena biaya pembangkitan menjadi sangat tinggi. Jika Sistem Tanjung Uban stand alone, pengembangan pembangkitan yang handal hanya dapat dilakukan dengan pembangunan PLTD dalam jumlah banyak, sehingga tidak efisien. Sementara jika Sistem Tanjung Uban dan Sistem Tanjung Pinang terinterkoneksi, pada tingkat kehandalan yang sama (LOLP < 1 hari pada tahun 2020), diperoleh potensi penghematan sekitar USD25.3 juta hingga tahun 2020 atau rata-rata USD2.3 juta/tahun dibandingkan dengan jika kedua sistem stand alone. Dengan demikian pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan adalah membangun Sistem Bintan Interkoneksi disertai pembangunan sejumlah pembangkit hingga tahun 2020 yang terdiri dari 16 unit PLTU Batubara dengan total kapasitas 120 MW, 3 unit PLTD dengan total kapasitas 15 MW dan 12 unit PLTG dengan total kapasitas 75 MW.

In 2006, Tanjung Pinang and Tanjung Uban electricity systems located in Bintan Island, were stipulated as area in electricity crisis condition. But since the stipulation untill today, both of the system remain in crisis, and need an immediate solution. This thesis studies on the ekspansion plan of generating system in Bintan, including studies on an alternative power source, that is Batam-Bintan interconnection. Analysis? result shows that Batam-Bintan interconnection is not feasible to be implemented, since it can rise up generation cost. If Tanjung Uban remains stand alone, a reliable generation system could only be achieved by developing a huge number of oil power plants, therefore will be ineficient. Meanwhile if Tanjung Uban and Tanjung Pinang are interconnected, at the same reability level (<1 day in 2020), there was a chance to get efficiency from interconnection option around USD25.3 Milion until 2020, or averagely USD2.3 Million/year compared to stand alone option. Therefore the best choice to expand generation system in Bintan is connecting both of the system by a transmission line, with a number of generation additions untill 2020 consist of 16 units coal fire power plant (PP) with total capacity 120 MW, 3 units oil PP (total capacity 15 MW) and 12 units gas turbin PP (total capacity 75 MW)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T 26019
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA2144
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>