Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Nutrijo, Paulus
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisca Deassy
"ABSTRAK
Pasokan dan produsen pulp dan kertas terbesar di dunia (negara-negara
NORSCAN) cenderung mengalami penurunan, karena laju peningkatan
kapasitas produksi lebih lambat dibandingkan laju peningkatan permintaan
dunia. Hal ini disebábkan kayu gelondongan (log) yang merupakan bahan baku
utama pulp semakin Iangka akibat peraturan lingkungan yang semakin ketat.
Kondisi ini menyebabkan perhatian dunia beralih ke Asia Tenggara yang
memiliki ikiim tropis sehingga pertumbuhan kayu jauh lebih cepat, dan area
hutan masih luas. Dan biaya tenaga kerja yang rendah.
OIeh karena ¡tu, industri pulp dan kertas di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir mengalami perkembangan yang pesat.
Perusahaan dalam industri harus tanggap menghadapi kesempatan ini,
agar dapat memperoleh keuntungan dan keunggulan relatif dibanding
perusahaan lainnya. Peluang pasar tersebut juga akan menarik investor baru,
sehingga besar kernungkinan akan banyak pendatang baru (new entrants)
dalam industri pulp dan kertas. Perusahaan harus mengantisipasi, agar posisi
dalam industri tidak tergeser oleh perusahaan lain atau oleh pendatang baru.
Hambatan masuk bagi pendatang baru dapat dijalankan diantaranya
dengan skala keekonomian, harga penghalang. Untuk dapat mencapainya
dibutuhkan suatu besaran perusahaan tertentu, dan seringkali membutuhkan
waktu yang lama.
Penggabungan usaha adalah salah satu alternatif strategi akbar (grand
strategy) yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai besaran
perusahaan secara cepat, dan dapat meningkatkan kekuatan/keunggulan
internal perusahaan. Sehingga memungkinkan perusahaan urituk mengarnbil
keuntungan seluas dan sebesar mungkin dari kesempatan yang ada pada
lingkungan eksternal baik domestik maupun global, melalui sinergi keuangan,
sinergi manajemen, dan sinergi operasional.
Dalam penyusunan strategi, selain analisa lingkungan internal &
ekstemal, objektif jangka panjang perusahaan dijadikan sebagai pedoman dan
dasar dalam menganalisa. Sehingga strategi yang dipilih tetap sesuai dengan
visi & misi perusahaan.
Penggabungan usaha memiliki tujuh tahap penting, yaitu perencanaan
strategis, pengorganisasian seleksi perusahaan target, analisa & penawaran
negosiasi & penyelesaian transaksì, transisi dan tahap integrasi.
Setiap tahap penggabungan harus terencana dengan baik, agar motivasi
penggabungan usaha yang telah diitetapkan semula dapat tercapai.
Pada implementasi strategi perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi
yang berfungsi sebagai umpan balik penyusunan strategi, terutama
pengawasan penyimpangan asumsi-asumsi kondisi yang digunakan pada tahap
analisa sebelum penggabungan usaha dilakukan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S5761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Rani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Sri Utami Soebiyono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Basuki
"Permasalahan utama penelitian ini adalah peranan pembina kelompok dalam perkembangan kelompok penduduk miskin di pedesaan. Sedangkan ruang lingkup penelitian ini meliputi kondisi kehidupan keluarga miskin, efektivitas peranan pembina kelompok dalam pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta hubungan antara pelaksanaan peranan pembina kelompok tersebut terhadap kinerja KUBE binaan mereka.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui cara-cara yaitu; studi dokumentasi dari laporan pelaksanaan Program BRS di Gunungkidul yang terdapat di Kanwil Depsos DIY. Kedua pengamatan dan wawancara umum kepada pembina. KUBE serta pengurus KUBE dan beberapa anggota KUBE. Obyek penelitian ini ialah lima KUBE yang penerima Program Bantuan Kesejahteraan Sosial (BKS) pada tahun anggaran 19901991 di Kabupaten Tk II Gunungkidul DIY yaitu: KUBE Sidomulyo yang berada di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu, KUBE Sumber Rejeki yang berada di Desa Kenteng Kecamatan Ponjong, KUBE Sumber Urip di Desa Watusiku Kecamatan Ngawen, KUBE Ngudi Lestasi di Desa Jatiayu Recamatan Karangmojo dan KUBE "Gembira" di Desa Karangsari Kecamatan Semin.
Hasil penelitian: Pertama; kondisi kehidupan keluarga miskin di daerah ini umumnya dicirikan dengan pemilikan tanah pertanian yang kecil (dibawah 0,50 ha). Karena produktivitas lahan yang rendah maka mereka bekerja serabutan (apa saja) untuk mempertahankan hidupnya. Usaha serabutan itu tidak menentu dan sangat bergantung pada musim dan pasaran kerja yang ada.
Kedua; Program BKS yang ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui pendekatan kelompok (KUBE) masih dihadapkan pada kinerja para pembina kelompok yang belum semua dapat berperan secara efektif. Tidak semua PSK berperan aktif dalam pelaksanaan seleksi serta penyadaran calon anggota KUBE dan mereka hanya mempercayakan tugas-tugas tersebut kepada aparat desa. Akibatnya PSK kurang memahami kondisi internal (potensi dan sumber-sumber) yang dimiliki anggota KUBE binaan mereka (KUBE Ngudi Lestari dan KUBE "Gembira").
Walaupun kelima PSK umumnya telah dapat memfasilitasi KUBE, (membentuk pengurus, membuat pembagian tugas, menciptakan norma-norma kelompok serta penyaluran stimulan kelompok) namun pada KUBE yang intensitas pembinaannya yang rendah, perangkat kelompok itu tidak dapat berfungsi untuk mendorong perkembangan KUBE. Intensitas pembinaan yang rendah membuat kelompok sulit memanfaatkan semua perangkat yang ada. Bahkan pada KUBE yang berprestasi rendah, timbul konflik diantara anggota yang'sulit dipecahkan.
Sebaliknya peran PSK pada dua KUBE Sidomulyo dan sumber Rejeki lebih dapat berkembang karena selain kedua pembina ini mampu memfasilitasi kelompok, mereka juga melaksanakan pembinaan secara intensif.
Dari penelitian pada lima KUBE di Gunungkidul ini diketahui bahwa secara umum intensitas pembinaan dari PSK pada PSH akan mempengaruhi pembinaan PSH kepada KUBE. Selanjutnya intensitas kedua pembina kelompok tersebut berpengaruh pada kinerja KUBE binaan mereka. Intensitas pembinaan yang tinggi oleh pembina kelompok akan diikuti dengan prestasi KUBE yang tinggi. Sebaliknya intensitas pembinaan yang rendah akan diikuti kinerja yang rendah pula.
Peran pembina kelompok dalam pengembangan usaha TUBE perlu mendapat perhatian serta penghargaan yang seimbang. Artinya peningkatan mutu PSI, maupun PSM sepatutnya memperoleh perhatian sehingga dapat meningkatkan gairah kerja dan tanggung jawabnya sebagai pembina TUBE. Selain itu dibutuhkan Pula suatu pola pembagian togas yang terintegrasi diantara para pembina kelompok, bank dalam materi maupun peran-peran yang seharusnya dilakukan masing-masing. Selanjutnya yang perlu dihindari dalam penampilan peranan ini adalah kecenderungan dominasi pembina kelompok sebagai pengambil keputusan dalam TUBE karena hal ini sangat bertentangan dengan asas pemberdayaan dan keswadayaan kelompok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Thomas
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Razikun
"Peran perusahaan kecil menengah dalam pengokohan ekonomi Indonesia, khususnya dalam peningkatan lapangan kerja, sangal besar. Namun kalau dilihat kontribusinya atas PDB, tingkat produktifitas UKM masih sangat kecil, daya saingnya juga masih rendah. Semua itu bermuara pada kinerja yang juga masih rendah. Padahal potensi sumber daya dan peluang pasar UKM sangat besar. Faktor apa yang mempengaruhi kinerja UKM di Indonesia menjadi pertanyaan dalam penelitian ini.
Kinerja usaha dipengaruhioleh segitiga interaksi antara faktor internal perusahaan, lingkungan industri dan kebijakan publik ( Day, et.aI, 1997) . Kinerja usaha merupakan suatu proses di mana faktor internal ( Sumber daya, kapabilitas, Orientasi kewirausahaan) dan lingkungan industri menjadi input untuk pembuatan strategi organisasi Proses ini akan berjalan dengan baik apabila didukung kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi faktor internal dan faktor ekternal.
Berdasar hal tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh faktor internal (sumber daya, kapabilitas, orientasi kewirausahaan) , strategi serta lingkungan industri terhadap kinerja usaha; menguji pengaruh kebijakan pemerintah terhadap faktor internal, strategi dan Iingkungan industri ; menganalisis perbedaan model pengembangan kinerja UKM berdasarkan Iokasi usaha, orientasi pasar dan usia perusahaan ; menganalisis berbagai kebijakan dan kelembagaan pemerintah yang terkait dengan pengembangan UKM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan melibatkan 152 UKM industri komponen otornotif di jabodetabek, Sukabumi, Bandung dan Tegal. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik stratifikasi sampling. Data diperoleh dengan menggunakan metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan. Untuk pendalaman dilakukan wawancara dengan para informan terpilih yang mewakili berbagai kelompok. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik model persamaan struktural (Struktural Equation Model-SEM), dengan menggunakan software LISREL, selain itu digunakan pula uji perbedaan rata-rata serta dilengkapi pula dengan analisis kualitalif untuk memperdalam analisis kebijakan dan kelembagaan pemerintah serta studi perbandingan beberapa negara. Penelitian dilakukan pada Desernber 2006 sampai Juli 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel sumber daya yang dimediasi oleh strategi memberi pengaruh yang signifikan terbesar terhadap kinerja, (2) variabel kapabilitas yang dimediasi oleh strategi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja, (3) variabel orientasi kewirausahaan yang dimediasi oleh stratagi membari pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja, (4) variabel Hngkungan eksternal yang dimadiasi olah strategi memberi pengaruh yang signifikan terkecil terhadap kinerja, (5) Kebijakan pernerintah memberi pengaruh yang signifikan terbesar ternadap kapabihtas, disusul dengan sumber daya dan lingkungan industri , sadangkan kebijakan pemerintah memberikan pengaruh signifikan terkecil tarhadap orientasi kewirausahaan (6) Kebijakan pemerintah memberi pengaruh yang tidak sugnifikan terhadap strategi perusahaan.
Ditemukan pula bahwa tidak terdapat perbedaan berdasarkan lokasi usaha dan orientasi pasar UKM, namun terdapat perbedaan yang nyata berdasarkan usia perusahaan. Pola perbedaannya terjadi antara perusahaan yang berusia di bawah 10 tahun dengan perusahaan yang berusia di atasnya. Perusahaan yang berusia di atas 10 tahun cenderung stagnan dan kurang berkambang, hal ini berbeda dengan konsep siklus industri yang mengatakan bahwa perusahaan akan terus tumbuh sampai fase kematangan sebelum kemudian cenderung mangalami panurunanjika tidak ada inovasi baru.
Ditemukan bahwa meskipun kebijakan pemerintah mempunyai peran yang besar dalam menlngkatkan sumber daya dan kapabltas UKM. Namun perangkat kebijakan dan perangkat kelembagaan masih belum mampu mendorong inovasi dan imitasi teknologi UKM. Masih banyak kebijakan pemerintah yang tidak koheren serta kelembagaan yang kurang terkoordinasi dan tidak terintegrasi.
Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa UKM yang berada dilokasi penelitian memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi perusahaan yang mampu menciptakan kinerja yang unggul. Pengembangan UKM membutuhkan komitmen yang kuat, kegiatan yang terencana, kabijakan yang mendukung dan kelembagaan yang terintegrasi. Melalui perlindungan, pembelajaran dan pemacuan industri. Perlindungan dilakukan dangan adanya kebijakan parsyaratan kandungan lokal, tarif bea masuk yang tinggi bagi komponen impor, dan peraturan subcontarcting. Pembelajaran dilakukan dengan melakukan investasi dalam sumber daya manusia, kemitraan dengan lembaga lain yang menghasilkan dan memasok teknologi. Pertumbuhan dipacu oleh kebijakan industri, perdagangan dan invastasi yang kondusif dan konsisten, reformasi kelembagaan , dukungan Iembaga keuangan dan jaringan perusahaan muItinasional. Pengembangan UKM akan sangat berarti jika dilakukan pemerintah dalam bentuk Sistem lnovasi Nasional yang menekankan adanya kebujakan dan kelembagaan yang terintegrasi.
The role of small medium enterprises (SME) in strengthening Indonesian economy has been significant, particularly in creating more work employments. However, in terms of its contribution to PDB, the level of productivity of SME is insignificant, and so forth is its level of competitiveness. Overall, this is because of the lack of performance among SME, even though the potency of resources and market opportunities have existed. This study will attempt to elaborate what factors which mainly affect the performance of SME in Indonesia.
Business performance is affected by a triangle interaction of company internal factor, industrial environment and public policy (Day, et al, 1997). It is a process which internal factor (resources, capabilities, entrepreneurship orientation) and industrial environment become input for strategical organization. This process will smoothly run if it is supported by government policy which affect to internal and external factors.
Above all, the aim of this study is to attest the effects of internal factor (resources, capabilities, entrepreneurship orientation), strategy and industrial environment toward business performance; to attest the effects of government policy toward internal factor, strategy and industrial environment; to analyze the different model of SME performance development based on location, market orientation and age of company; to analyze various government policies and government institution which involved in developing SME.
This study emphasizes the use of positivist approach which involves 152 SME automotive component across Jabodetabek, Sukabumi and Tegal. The stratification sampling is applied. Data are collected by survey method and list of questioner ln more depth. a series selected interviews are completed amid various groups. Furthermore, data are elaborated and analyzed by Structural Equation Model (SEM) with LISREL software. ln addition it is analyzed by Analysis of Variance completed with qualitative analysis to deepen observed its policy analysis and government institution also to comparative studies of few countries. The study was conducted from December 2006 until July 2007.
The study shows that (1) variable of resources which mediated by strategy affect to performance significantly, (2) variable of capabilities which mediated by strategy affect to performance significantly, (3) variable of entrepreneurship orientation which mediated by strategy affect the less significant to performance, (4) variable of external environment which mediated by strategy affect the least significant to performance. (5) government policy affect the most significant toward capabilities, next to resources and industrial environment, whilst government policy affect the least significant to entrepreneurship orientation, (6) government policy affect insignificantly to company strategy.
It is found that there is no difference in terms of business location, and market orientation of SME, but there is significant difference in terms of company's age. The difference model happens to company which their ages are under 10 years compared to the older. Companies over 10 years of age tend to stagnant and steady, in which contrary to concept of industrial cycle that concludes company will grow up until reaches its mature before it lead to decrease if absence of new innovation.
The study found that even though government policy plays significant role in developing resources and capabilities of SME, however it does not correlate positively in terms of boasting innovation and technology imitation amid SME. Enormous of government policies are not coherent, uncoordinated and disintegral with related institutions.
This study concludes that SME which located have been observed have significant potency to be developed into the best performance companies. Therefore, development of SME will chiefly contribute by creating National innovation System which emphasizing the existence of integrated policies and institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
D885
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>