Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miranti Putri Kusuma Wardani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan Profil Departemen Kesehatan RI, diketahui bahwa angka
kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Untuk mengurangi angka kematian
bayi tersebut, maka sejak tahun 2006 lalu Departemen Kesehatan RI bersama
UNICEF melatih tenaga kesehatan dan kader masyarakat tentang konseling
menyusui dengan tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Namun,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKM UI pada tahun 2006
terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur resiko dari lama
waktu ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini
akan dianalisis apa saja faktor tersebut. Kabupaten Tangerang dipilih sebagai lokasi
penelitian karena berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang daerah
tersebut sedang giat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya. Data
yang digunakan adalah data Survei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten
Tangerang Sehat 2010 dimana metode untuk yang digunakan untuk menganalisis
adalah metode regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil analisis dengan metode
tersebut diperoleh faktor-faktor yang digunakan untuk mengukur resiko dari lama
waktu pemberian ASI eksklusif oleh ibu."
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Ibrahim
"Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pemberian ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai umur 4-6 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 23.9% (SDKJ, 1997) bahkan di kabupaten Tangerang tidak ada bayi mendapat ASI eksklusif sampai umur 4 bulan (Husaini, 2000). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif dan faktor determinan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kabupaten Tangerang. Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan sebagai responden adalah ibu yang mempunyai bayi umur 4-6 bulan. .Iumlah sampel sebanyak 2.95, yang diambil secara kluster dua tahap. Data yang diperlukan diperoleh melalui wawancara tersruktur oleh enumerator terlatih. Hasil penelitian mendapatkan 18% responden memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermalcna antara pepgetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusifdengan p=0.029, dan OR 1_9 (95%CI;1.069: 3556). Sedangkan hubungan antara faktor-faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, keterpaparan terhadap informasi ASI eksklusii; perau dukungan keluarga, peran nakes dengan pemberian ASI eksklusif tidak bermakna secara statistik. Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan penyediaan sarana yang sesuai dalam upaya meningkatkan program pemberian ASI eksklusii Sasaran penyuluhan adalah petugas kesehatan, kader kesehatan dan masyarakat. Khusus bagi nakes perlu dilakukan pelalihan manajemen laktasi serta pengawasan yang lebih ketat kepada fasilitas kesehatan dalam pelaksanaan rawat gabung yang efektif.

Exclusive breast feeding to infant in the first 4-6 months of life is on effort to improve human resources. Base on the Demographic and Health Survey 1997, the coverage of exclusive breast feeding was low, 23.9%. Even in Tangerang distric, there was no infant which breast feed exclusively up to 4 months (Husaini, 2000). The objective of this study was to obtain the detemtinant factors on exclusive breast feeding. The study design was cross sectional and the total sample was 295 respondents who has infant aged 4-6 months old. sampling was done through two stages, using PPS method. This study showed only 18% respondents were exclusively breast feeding. There was a statistically significant between exclusive breast feeding and mother?s knowledge (OR=l,9; 95% Cl: l.069-3.556). While with others Factors: age; education, employment, parity, the access of exclusive giving breast feeding information, the role of family support, the role of health worker giving exclusively breast feeding were not showing statistically significant. It was suggested to improve the knowledge of health provider and community on exclusive breast feeding, through training on management of lactation to the health worker, promotion of exclusive breast feeding to the community and closed supervision on ?rooming in? in health facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Air Susu lbu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. yang sanggup untuk mernenuhi kebutuhan gizi seorang bayi untuk masa hidup enam bulan pertama kehidupannya. Survei Demogmfi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 rnenunjukkan bahwa bayi Indonesia rata-rata hanya mendapatkan ASI Eksklusif sampai usia 1,6 bulan saja., sedangkan bayi yang rnendapatkan ASI Eksklusif sampai umur 4 - 5 bulan hanya 14 %. Berdasarkan laporan WHO (2000) bayi-bayi di Indonesia yang menyusu secara cksklusif kurang dari I5 %. Di Kabupaten Tangerang pemberian ASI eksklusif masih relatif rendah yaitu ibu yang melakukan inisiasi awal sebesar 9,8 % dan ibu yang memberikan ASI eks\006)_ Dcngan dfhmikian masalah meny\.1s\.ni ASI Eksklusif di Kabupaten Tangerang masihjauh di bawah target cakupan kabupaten atau nasional sebesar 80 %.
Penelitian ini menganalisis data sekunder dari " Sur'/ei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010 ?. Tujuan penelitian untuk rnengetahui gambaran dan faktor-faktor apa. saja yang berhubungan dengan pemberian ASI ekskluisf di Kabupaten Tangerang _ Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (Cross Sectional ) dan sebagai responden adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita Iebih 6 - I2 bulan dengan jumlah sampel. seo, yang dimbil dengan cara memilih sampel secara selektif berdasarkan kriteria inklusi dan cksklusi dari ibu rumah tangga yang mempunyai balita.
Hasil Studi analisis didapat bahwa ASI ekskiusif sebesar 18,5 %, Pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga/ tidak bekemja sebesar 74.4 %. Pendidikan adalah tamat sekolah dasar sebesar 30,2 %. Tempat persalinan lebih banyak memilih praktek bidan/klinik sebesar 37,2 % dan rumah sendiri 42,1 %. Penolong persalinan sebagian besar ditoiong oleh bidan scbesar 55,9 % dan dukun 32,3 %. Ikut Keluarga Berencana scbesar 79,5 % dan alat kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah suntjkan sebesar 80 %. Variabel pendidikan mcrupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
Untuk meningkatkan pcmberian ASI eksklusif perlu dilakukan penyuluhan yang intensif melalui komunikasi Izmgsung petugas kesehatan di desa dengan kader, tim penggerak PKK dan ibu-ibu dalam bcntuk pertemuan instmmen kelompok ibu-ibu tentang ASI eksklusifdan ibu harus menezima banyak informasi secara benar mengenai ASI untuk mencapai kcbcrhasilan menyusui. Pelatihan pada tenaga kesehatan terutama tentang ASI Eksklusif dan hal-hal yang terkait dengan ASI cksklusif seperti pcrsoalan yang terjadi selama menyusui yang dimulai scbelum masa pcrsalinan, sarnpai sesudah persalinan. Meningkatkan promosi ASI eksklusif melalui media elektronik seperti radio dan media cetak yang lebih menekankan keuntlmgan ASI ekskluisf dibandingkan susu fonnula merupakan kunci penting penyebaran praklck tentang pemberian ASI Pemberdayaan petugas kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya) untuk menmgkaucan pengetanuan dan keu°a.mpuan pelugas daiam rangka peningkatan pemberian ASI.

Breast milk is a fat emulsion in protein, lactose, and organic mineral salts excreted by mother?s breast glands as main food for baby which sufficient to fulfill the baby nutrition needs for the first 6 months. Indonesian Demography and Health Survey (SDKJ: Survei Demograli dan Kesehatan Indonesia) in 2002-2003 showed that, in average, Indonesian babies have exclusive breastfeeding only until the age of 1.6 month, and babies who have exclusive breastfeeding until the age of 4 -5 months are only 14%. Based on WHO report in 2000, there are only 15% of Indonesian babies which are breastfed exclusively.
In Tangerang district, the numbers of exclusive breastfeeding are still relatively low: mothers who have done early initiation are 9.8%, and mothers who have done exclusive breastfeeding are 27.8% (Care, 2006). This is, by far, still under rhe district or national target which is 80%.
This research analyzed secondary data of the ?Survei Kinerja Berdasarkan indikator Kabupaten Tangerang Sehat 20l0? (performance survey based on Kabupaten Tangerang Sehat 2010 indicators). The objective of this research is to obtain description and factors which are related with exclusive breastfeeding in 'Tangerang district. Design model used in this research is cross sectional, and the respondents are housewives who have 6 - 12 months old baby with total sample of 660, taken selectively based on inclusion and exclusion criteria of housewives having infant.
Analysis study results showed that the number of exclusive breastfeeding is l8.5%, 74.4% of the respondents are non-working housewives. 30.2% of the respondents are elementary school graduates. For baby delivery place, 37.2% chose clinics / midwife place and 42.1% chose their own places. The delivery process is mostly helped by midwife (55.9%) and by ?dulcun? (32.3%). 79.5% of the respondents follow Keluarga Berencana (family planning program) and most used contraceptive method is injection (8O%). Education level variable is the most dominant variable related with exclusive breastfeeding.
In order to improve the number of exclusive breastfeeding it is necessary to conduct intensive guidance /teaching through direct communication between health officers in the villages / rural areas and group leaders, PKK response team, and mothers in mothers community forum about exclusive breastfeeding. Mothers / housewives must have sufficient and correct information about breastfeeding in order to breastfeed successfully. Training of the health officers is needed especially about exclusive breastfeeding and its related matters, such as the problems during breastfeeding started before delivery (prenatal) until alter delivery (postnatal).
Promoting exclusive breastfeeding through electronic media such as radio and press which point the advantages of exclusive breastfeeding compared to fomiula milk is a key point in spreading the practice of breastfeeding. It is also important to intensify the role of health officers (doctors, midwives, paramedics) to improve the knowledge and skill of the officers in order to increase the practice of breastfeeding.
"
Depok: Universitas Indonesia, 20007
T32047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mashaurani Yamin
"ASI atau air susu ibu secara alamiah merupakan makanan terbaik bagi bayi oleh karena kandungan dalam ASI banyak mengandung gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Perilaku untuk memberikan ASI secara eksklusif masih sangat rendah di Indonesia. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Departemen Kesehatan tahun 2005, sebanyak 39,5% ibu memberikan ASI sccara eksklusifi Khususnya untuk propinsi Lampung scbanyak 34,5% ibu membcrikan ASI secara eksklusif terhadap bayinya (Dinas Kesehatan propinsi Lampung, 2006). Sementara itu berdasarkan data yang dipublikasikan oleh laporan bulanan ke-3 Dinas Kesehatan Kota Metro pada tahun 2006 unluk Kota Metro sebanyak 58,8% ibu memberikan ASI secara eksklusif dan untuk Kecamatan Metro Timur sebunyak 47,3%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang bcrhubungan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu-ibu bayi yang berumur 6-12 bulan di Kecarnatan Metro Timur. Pcnelitian ini dilakukan selama dua minggu pada bulan Mei 2007. Jumlah sampel sebanyak 127 ibu yang menyusui bayi yang berumur 6-12 bulan.
Penelitian im menggunakan metode "Cross sectional", data terbagi menjadi dua jenis yaitu data primer berasal dari hasil wawancara, sementara data sekunder berasal dari laporan yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Metro. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Wawancara dilakukan oleh mahasiswa Kebidanan, dan selanjutnya data dianalisis secara univariat, bivariat (chi square) dan multivariat (regresi logislik) dengan sepenuhnya menggunakan program SPSS.
Langkah-langkah penelitian, pertama dilakukan studi pendahuluan dengan pengamatan dan dialog pada lima orang ibu yang menyusui bayi yang berumur 6- I2 bulan untuk mengetahui pemahaman tentang ASI cksklusif dan untuk mcmperbaiki kucsioner yang tidak valid dan tidak realiabel dcngan cara mengajukan pertanyaan pada 30 orang ibu-ibu yang menyusui. Dari 39 pcrtanyaan diperoleh satu pertanyaan pada variabel pengetahuan tidak valid dan tidak reliabel kemudian penanyaan tersebut didrop, lalu dilakukan penambahan satu pcrtanyaan pada variabel sikap, dari hasil uji yang kcdua temyata seluruh variabcl yang diuji coba scmua adalah valif’ dan reliabel sehingga dijadikan alat kuesioner untuk penelitian.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan hanya 25,2% yang memberikan ASI secara eksklusif. Dan dari hasil analisis bivarial menunjukkan bahwa umur, pcndidikan, pekerjaan, sikap, kepcrcayaan, pcrsepsi, budaya, tempat persalinanf penolong persalinan tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perilaku pemberian ASI secara eksklusifi Selanjutnya dengan menggnmakan regresi logistik menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI cksklusif adalah penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, analisis menunjukkan bahwa OR 5,664 (Cl 95% = 1,586-20,23l) dan dukungan dari maeyarakat OR 1,119(CI 95% = 1,121-8,360).
Saran, pertama bahwa tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kuantitas pcnyuluhan clan dapat meningkatkan kerjasama dengan tokoh masyarakal yang ada di wilayah kecamatan Metro dalam menggalakan program ASI eksklusif. Kedua agar Dinas Kesehatan meningkatkan pelatihan tenaga keschatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program ASI eksklusif di masyarakat. Ketiga perlu penelitian lebih lanjut dengau desain kohort dan pengamatan untuk mempelajari perilaku pcmbcrian ASI eksklusif dengan tingkal vulidilas yang tinggi.

Breast milk is nature’s best food or drink for the baby because of its highly nutrient and is very beneficial for growth and development of the infant. In Indonesia prevalence of exclusive breastfeeding is still very low. Based on data of the Minister of Health (2005), only 39.5% of the mothers practicing exclusive breastfeeding, for Lampung Province this figure was 34.5% (Provincial l-lealth Office of Lantpung, 2006). Based onthe existing data which was published in the third monthly report of the Metro City Health Office (2006), there was 58.8% of the mothers who practiced exclusive breastfeeding in .he City of Metro and 47.3% in sub~district Metro Timur.
The objective of this study was to identity factors related to exclusive breastfeeding among mothers with 6-12 months old infants in sub-district Metro Timur. Data collection was conducted for 2 weeks during May, 2007.
The design of this study was cross-sectional survey. The sample was withdrawn using simple random sampling technique so there were 107 mothers whose babies were 6-12 months old. Primary data was collected using interview with standardized questionnaire.
As preparation for the study, observation and interview were made of the five mothers whose breastfed their 6-12 months old newboms. The purpose was to identify the knowledge of exclusive breastfeeding and assessment was made to identity both valid and invalid items of questionnaire among 30 mothers who were breastfeeding. Revision was made on the questionnaire. In addition, for secondary data the report fiom the Dinas Kcscltatun was used to compliment thc data collection. Interviews were performed by students of midwifery school who were provided special training prior to data collection. In addition, the data was analyzed using univariate, bivariate (chi-square test) and logistic regression using SPSS program.
The results showed that the prevalence of practice of exclusive breastfeeding among mothers with 6-12 months old babies was 25.2%. From the bivariate analysis it was indicated that age, education, occupation, attitude, beliefs, perception, and socio-culture relevant to exclusive breastfeeding did not have signiiicant relationship with the practice of exclusive breastfeeding. In addition, both place and attendance of delivery also did not have a significant relationship with the respondents’ practice ol` exclusive breastfeeding. Furthermore, results of logistic regression analysis showed that dominant factors related to practice of exclusive l:reastfeedir.g very much depended on health education by the health personnel (OR=5,664, Cl or confidence interval 95%=l,586-20,23l) and support provided by the community was also significant (OR=I .l 19, Cl 95% = 1,121 up to 8,350).
Based on the results ofthe study, it was strongly recommended to the Chief Sub- district City of Metro to increase the quantity and quality of health education to the community in sub-district Metro in relation to promotion of exclusive breastfeeding. Furthermore, Dinas Kesehatan was also encouragcc’ to promote the training for health personnel and supervision and monitoring to the exclusive lmrcastfccding program in the community. Recommendation is also made for further research in relation to exclusive breastfeeding using the cohort design and with observation tbr studying the practice exclusive breastfeeding for securing high validity of data on the practice of the subject of the study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T33791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Afriana
"Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data SDKI tahun 1986 terdapat 86%, tahun 1991 menjadi 53,8% tahun 1997 tinggal 52% dan tahun 2002 hanya 39,5%. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan semakin kompleks karena angkatan kerja wanita yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tidak dapat dihindari karena kesempatan dibidang pendidikan yang diperoleh kaum wanita semakin terbuka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola menyusui di kalangan ibu-ibu yang bekerja di Instansi Pemerintah di DKI Jakarta tahun 2004 yang mempunyai anak umur 4 bulan s/d 2 tahun dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan dari data primer di 7 departemen terpilih melalui random sampling. Yaitu Departemen Agama, Departemen Luar Negeri, Departemen Perhubungan, Departemen Kehakiman dan HAM, Departemen Pertanian, Departemen Sosial dan Departemen Kehutanan. Dengan jumlah sampel 218 responden, dilaksanakan pada bulan Juni 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur meliputi variabel umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan atasan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, sarana di tempat kerja, keterpaparan informasi, keterpaparan terhadap susu formula dan peraturan di tempat kerja. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menyimpulkan proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja hanya 28 %. Presentase ini sangat jauh dari angka target nasional yaitu 80%. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah pendidikan, pengetahuan, sikap. dukungan keluarga, dan keterpaparan terhadap informasi tentang ASI.
Dari hasil uji analisis multivariat terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja yaitu pengetahuan (OR = 2,478), keterpaparan terhadap informasi tentang ASI (OR = 3,737) dan dukungan keluarga (OR= 2,986). Dari ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah faktor keterpaparan terhadap informasi mengenai ASI.
Mengingat sangat rendahnya proporsi menyusui eksklusif di kalangan ibu bekerja disarankan agar perlu adanya dukungan dari tempat kerja agar pemberian ASI eksklusif dapat terlaksana di kalangan ibu bekerja misalnya peraturan TPA harus dirubah, yang tadinya hanya menerima bayi usia 8 bulan ke atas sekarang dipertimbangkan untuk dapat menerima bayi usia 3 bulan ke atas. Selain hal tersebut perlu dikaji ulang sistem cuti yang berlaku saat ini, peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai ASI eksklusif agar ditingkatkan, perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari pemerintah khusus Departemen Kesehatan mengenai kebijakan tentang promosi susu formula dan susu lanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Lestari
"Skripsi ini membahas faktor ibu bayi yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, terkait bahwa berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 terjadi penurunan persentase pemberian ASI eksklusif (32%) dibandingkan dengan SDKI tahun 2002-2003 (40%). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menyarankan agar banyak pihak bekerja sama dalam upaya meningkatan pemberian ASI eksklusif, yaitu dengan cara membina dan melatih petugas kesehatan dalam memberi penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif kepada ibu, terutama yang berpendidikan rendah dan ibu berusia kurang dari 35 tahun, dimana produksi ASI lebih banyak dibandingkan ibu yang berusia lebih dari 35 tahun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apit Nopiyanti
"ABSTRACT
Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembanganpada bayi serta risiko berbagai masalah kesehatan di masa depan. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan lamapemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectionalpada 151 ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Depok. Penelitian inimenggunakan data sekunder dari penelitian ldquo;Intervensi Peningkatan ASI dan MPASIDalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan rdquo;. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 70,2 ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status bekerja ibu,pengetahuan ibu, suplementasi susu, asupan energi, dan asupan karbohidrat selamamenyusui dengan pemberian lama pemberian ASI eksklusif. Analisis multivariatmenunjukkan suplementasi susu pada ibu menyusui sebagai faktor dominan yangberhubungan dengan lama pemberian ASI eksklusif OR= 4,096 . Terlihat bahwasuplementasi susu pada ibu menyusui dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusifhingga 6 bulan.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding could prevent child rsquo s growth and development disorders andalso prevent the risk of health problems occurring later in life. The purpose of this studywas to determine the dominant factor that related to exclusive breastfeeding duration.A cross sectional design study was used with 151 breastfeed mothers at working areaof Puskesmas Cipayung, Depok as participants. This study used secondary data from ldquo Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI Dalam Rangka Penerapan Program 1000Hari Pertama Kehidupan rdquo research. In this study, 70,2 mothers were found to give 6months exclusive breastfeeding. Bivariate analysis found that mother rsquo s working status,mother rsquo s knowledge, milk supplementation, energy intake and carbohydrate intakeduring breastfeeding were significantly related to exclusive breastfeeding duration.Multivariate analysis resulted that milk supplementation was the dominant factor thatrelated to exclusive breastfeeding duration OR 4,096 . Milk supplementation forbreastfeed mothers was found to increase the duration of exclusive breastfeeding up to6 months."
2017
S69364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tory Maulana Awaludin
"Tidak banyak jumlah bayi yang dapat diberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Data Riskesdas 2010 menunjukaan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 15,1%. Tahun yang sama, di wilayah kerja UPF Puskesmas Citeureup hanya 23,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja UPF Puskesmas Citeureup tahun 2011. Design yang digunakan adalah cross sectional dan ibu yang berhasil diwawancarai sebanyak 105 orang dan dipilih melalui metode sistematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif sebesar 18,1%. Sebagian besar ibu sudah memberikan makanan pada bayi saat berusia 3 hari pertama setelah melahirkan. Makanan yang diberikan adalah susu formula dan madu dimana orang yang mengajurkan adalah tenaga kesehatan dan dukun paraji. Analisia bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu, paritas, pengetahuan ibu, praktik awal menyusui dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian, disarankan agar penyuluhan dilakukan juga kepada keluarga (suami/orang tua) dan kepada dukun paraji serta meningkatkan konselor laktasi.

There is not so many infants whose given six month exclusive breastfeeding. Based Riskesdas data at 2010 shown that exclusive breastfeeding in Indonesia is 15,1%. The same year at Citeureup PHC Unit it shown only 23,2%. The aim of this research is to known the Factors Associated With Exclusive Breastfeeding Practises in The Working Area of Citeureup PHC Unit, Bogor District in 2011. The research design is cross sectional, and the mothers whose succesed interviewed is 105 choosen by sistematic random sampling.
The result shown that the proportion exclusive breastfeeding only 18,1%, majory the mothers have feeded their babies in earlier 3 days after they born. Formulas milk and honey is the most food which given for their babies, and its also suggest by health workers and traditional birth attendant. The bivariat analysis shown significant associated between mothers job, parity, mothers knowledge, immediate of breastfeeding practice and family support with exclusive breastfeeding. The suggestion result from this research is to acseleration of the health promoting and lactation conceling to the family, including husband or the parents, and traditional birth attendants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>