Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guntoro
"Avian Influenza atau flu burung adalah jenis penyakit yang berasal dari virus H5N1. Penyakit ini menyebar dengan sangat cepat dan sangat potensial untuk menyebabkan kematian. Virus ini dapat menular melalui perantaraan unggas dan dapat menular dari unggas kepada manusia sehingga masyarakat Indonesia perlu berhati-hati dalam melakukan tindakan preventif dalam menghadapi penyakit flu burung ini.
Dengan beragamnya perbedaan perilaku masyarakat Indonesia, tentunya akan menyebabkan perbedaan pula dalam melakukan penyikapan menghadapi flu burung. Sebuah lembaga tertentu melakukan survey di beberapa provinsi di Indonesia dimana telah terjadi kasus penularan flu burung kepada manusia. Terdapat 60.016 responden dengan 19 variabel kategorik yang akan dilibatkan dalam penelitian. Berdasarkan data ini, dilakukan analisis data yang menghasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi flu burung adalah provinsi, jenis kelamin, pengetahuan mengenai penularan flu burung, sarana pembuangan, pemeliharaan unggas, kepemilikan binatang peliharaan dan jarak rumah ke pasar. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi flu burung adalah pengetahuan mengenai penularan flu burung.
Profil masyarakat yang mempunyai perilaku baik dalam menyikapi flu burung adalah memiliki pengetahuan penularan FB yang baik, berasal dari provinsi Jambi dan Nusa Tenggara Barat, memiliki tempat penampungan air limbah, saluran pembuangan air limbah, tempat sampah diluar rumah, punya tempat penampungan sampah organik, tidak memiliki binatang peliharaan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kemko Kesra RI, 2009
616.91 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat
"Sistem mekanik untuk menempatkan detector GM pada pendeteksian flu burung telah diuat. Persyaratan desain dibuat bertujuan untuk melindungi sistem detector akibat benturan, mudah dibawa, mudah dibuka-pasang. Sistem mekanik untuk sistem detector terdiri dari beberapa bagian elemen mekanik seperti konektor, kabel, pemegang, casing, rumah detector, penutup detector. Bahan mekanik dipilih dari bahan yang menyerap sedikit intensitas radiasi gamma sehingga sistem deteksi memberikan cacahan yang optimal. Perancangan diharapka menjadi peralatan yang handal, mudah dan murah untuk dioperasikan serta dfabrikasi.
"
Tanggerang: Pusat Rekayasa perangkat nuklir Puspiptek- Tanggerang, 2010
PRIMA 7:14 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Patrianriksina Randusari
"Penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung di kecamatan Bogor Utara. Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian flu burung di Kecamatan Bogor Utara. Sedangkan tujuan khususnya antara lain : i) Ingin mengetahui perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian Flu Burung; ii) Ingin mengetahui apakah faktor pendidikan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; iii) Ingin mengetahui apakah faktor pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; iv) Ingin mengetahui apakah faktor sikap memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; v) Ingin mengetahui apakah faktor penghasilan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; vi) Ingin mengetahui apakah faktor pengalaman memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; vii) Ingin mengetahui apakah faktor akses terhadap informasi memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; viii) Ingin mengetahui apakah penyuluhan memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung; ix) Ingin mengetahui apakah faktor sarana dan prasarana memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit flu burung. Kegunaan secara teoritis : 1) sebagai sumbangan penting dan dapat memperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan dalam mencegah terjadinya pandemi di negara kita. 2) sebagai sumbangan penting dan dapat memperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan yang menyangkut pencegahan dini penyakit Flu burung Kegunaan secara praktis : hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Pemerintah khususnya Dinas Agribisnis Kota Bogor untuk merencanakan program pengendalian penyakit Flu burung agar kota Bogor menjadi wilayah bebas Flu burung. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Utara . Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yang bersifat deskriptif dengan sampel sebanyak 200 orang pemilik unggas dan menggunakan analisis regresi dengan SPSS 10. Hasil penelitian ditemukan bahwa besarnya pengaruh secara simultan antara pengetahuan, pendidikan, sikap dan sarana prasarana terhadap perilaku pemilik unggas adalah sebesar 34,1% dan sisanya 65.9% ditentukan oleh variabel lain. Sedangkan untuk besar kecilnya pengaruh ditentukan oleh nilai koefisien korelasi langsung ( koefisien p). Dari hasil penelitian ini 1) besarnya pengaruh variabel pengetahuan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,007 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,915. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabel pengetahuan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 2) besarnya pengaruh variabel pendidikan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,048 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,423. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabel pendidikan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 3) besarnya pengaruh variabel sikap terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,229 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilaku pemilik unggas sangat signifikan. 4) besarnya pengaruh variabel sarana prasarana terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,461 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilaku pemilik unggas sangat signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilik unggas dalam upaya pengendalian penyakit flu burung dipengaruhi oleh 1) faktor predisposisi (Predisposisi factors) melalui variabel penghasillan, pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan sikap , 2) faktor pemungkin (Enabling factors) melalui variabel sarana dan prasarana, 3) faktor penguat (Reinforcing factors) yang dapat diukur melalui Undang-Undang atau Peraturan-Peraturan, pemberdayaan masyarakat melalui kaderisasi vaksinator yang dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan data kualitatif serta 4) promosi kesehatan (Health promotion) yang diukur melalui variabel penyuluhan dan akses informasi, hal ini menguatkan teori Green tentang perilaku kesehatan yang digunakan sebagai landasan teori. Saran yang diberikan penulis : Untuk mengendalikan penyakit flu burung ini diperlukan upaya peningkatan sosialisasi agar masyarakat mau berperilaku positif terhadap pengendalian flu burung, Perlu ditingkatkan penyebaran informasi dengan cara melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara terus menerus dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Flu burung ini. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam pencegahan secara dini flu burung tersebut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor penguat (Reinforcing factors) berpengaruh terhadap perilaku yang belum ada di dalam model analisa pada penelitian ini.

This study aims to see the determinant factors that influence society?s behavior in preventing the avian influenza disease spread (study of poultry breeders in North Bogor District, West Java). General purpose of this study is to find out what kind of determinant factors that influence society?s behavior in preventing the Avian Influenza disease spread in north Bogor District. While specific purposes of this study include i) to find out society?s behavior in preventing the Avian Influenza disease spread; ii) to examine is the education factor influence on society?s behavior; iii) to examine is the knowledge factor influence on society?s behavior; iv) to examine is the attitude factor influence on society?s behavior; v) to examine is the income factor influence on society?s behavior; vi) to examine is the experience factor influence on society?s behavior; vii) to examine is the information accessibility factor influence on society?s behavior; viii) to examine is the public notice factor influence on society?s behavior; and ix) to examine is the facility and supporting facility factors influence on society?s behavior. This study has two benefits, theoretically and practically aspects. Theoretically benefit of this study includes 1) in general, it contributes important concept and broader knowledge for animal health sciences research on animal disease prevention, 2) in more specific, it contributes important concept and broader knowledge for animal health sciences research on early prevention of Avian Influenza disease spread. Practical benefit of this study, it contributes recommendations for policy formulation and problem solving for the government, particularly, the agribusiness section of Bogor District government, in developing a prevention program for Avian Influenza disease spread. So that this area will be free from the Avian Influenza disease. This study was done in North Bogor district, West Java province. The method of this study is survey. Total samples are two hundreds poultry breeders. The researcher used simple random sampling method. Regression and path analysis were applied to analysis the data. The researcher used Statistical Package for Social Sciences (SPSS) program version ten tool in testing the research hypothesis and analyzing the data. This study discovered that knowledge, education, attitude, facility and supporting facility factors influence the poultry breeders? behavior at the 34.1 %, and the rest is determined by other variables. While the value of effect or influence is determined by direct-coefficient-correlation values (p coefficient). From the statistical testing indicated that 1) the knowledge variable influences on poultry breeders? behavior is 0.0007 with the significant level of coefficient correlation result is 0,915. Since its probability value is bigger than 0.05 meaning that the influence of knowledge variable to poultry breeders? behavior is not significant; 2) the education variable influences to poultry breeders? behavior is 0.0048 with the significant level of coefficient correlation result is 0.423. Since its probability is bigger than 0.05, thus the influence of knowledge variable to poultry breeders? behavior is observed as not significant; 3) the attitude variable influences to poultry breeders? behavior is 0.229 with the significant level of coefficient correlation result is 0.000. Since its probability is extremely smaller from 0.05 meaning that the influence of knowledge variable on poultry breeders? behavior is observed as very high significant; 4) the facility and supporting facility variable influence on poultry breeders? behavior is 0.461 with the significant level of coefficient correlation result indicated 0,000. Since its probability is extremely smaller from 0.05 or even 0.01, meaning that the influence of knowledge variable on poultry breeders? behavior is observed as very high significant. Factors that influences poultry breeders? behavior in preventing of Avian Influenza disease spread are: 1) pre-depositions factors through the income, experience, education, knowledge, and attitude variables; 2) enabling factors through facility and supporting facility variables; 3) reinforcing factors in which are considered in the form of laws or regulations, community development through the forming of vaccinator cadres (through qualitative data); and 4) health promotion which is considered from the public notice and information accessibility. The findings of this study support the Green?s theory of health behavior, as the main reference theory used in this study. Recommendations of this study for policy formulation and problem solving regarding with the Avian Influenza disease spread prevention include the necessity to increase the socialization of Avian Influenza disease program in order to change the people?s behavior to be more positive about it. It is important to increase the information coverage constantly by socialization and public campaign. Provide more room and opportunity for active society?s participation in early Avian Influenza disease prevention program. It is also recommended to carry advanced research to observe about the influence of reinforcing factors to poultry breeders? behavior that as it is excluded from this study."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007.
T 22746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Putu Indi Dharmayanti
Depok: UI Publishing, 2019
616.91 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Marco Hadi Nugroho
"Latar Belakang: Avian influenza merupakan penyakit infeksius yang mudah menular secara aerosol. Salah satu subtipenya yakni H9N2 mewabah pertama kali di wilayah peternakan unggas di Indonesia pada tahun 2016 dan dilaporkan membawa gen yang cenderung menginfeksi sel mamalia. Antiviral berbasis sialidase dikembangkan sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi virus saluran pernafasan seperti avian influenza yang membutuhkan sialic acid sebagai pintu masuknya virus ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan mengembangkan antiviral berbasis sialidase asal bakteri Pasteurella multocida, khususnya terhadap infeksi subtipe H9N2.
Metode: Penelitian diawali dengan kultur Pasteurella multocida yang secara genetik hanya mengandung satu jenis sialidase yakni NanB. Sialidase dipurifikasi melalui metode kloroform, dan dilanjutkan dengan ion exchange chromatography dan affinity chromatography. NanB sialidase yang dihasilkan diuji aktivitasnya pada suhu, pH dan lama waktu inkubasi yang berbeda. Uji toksisitas dan spesifisitas NanB sialidase dilakukan dengan menggunakan berbagai dosis sialidase pada media sel darah merah ayam dan kelinci serta sel MDCK. Dilanjutkan dengan uji hambatan infeksi virus avian influenza H9N2 dan ekspresi gen penyandi apoptosis sebagai respon sel terhadap infeksi avian influenza H9N2.
Hasil: Pasteurella multocida B018 terbukti menghasilkan NanB sialidase dengan berat molekul sekitar 55 kDa. NanB sialidase yang dihasilkan bersifat stabil pada suhu 37℃ dan pH 5 hingga 7 meskipun mengalami penurunan aktivitas pada 72 jam inkubasi. Dosis 0.258 U/ml merupakan dosis toksik yang melisiskan sel darah merah dan merusak sel MDCK. Dosis efektif yang mampu menghirolisis sialic acid adalah 0.129 U/ml, namun NanB sialidase cenderung menghidrolisis sialic acid Neu5Acα(2,6)-Gal pada mamalia. Dosis tersebut juga mampu menghambat ikatan virus H9N2 pada sel darah merah serta menekan jumlah infeksi virus pada sel MDCK tanpa menyebabkan peningkatan ekspresi gen penyandi apoptosis sel. Kesimpulan: NanB Sialidase asal bakteri Pasteurella multocida berpotensi sebagai antivirus avian influenza melalui hilangnya sialic acid akibat proses hidrolisis yang terjadi.

Background: Avian influenza is an infectious disease easily transmitted by aerosol. One of the subtypes, H9N2, first appeared in poultry farming areas in Indonesia in 2016 and was reported to carry a gene that tends to infect mammalian cells. Sialidase-based antivirals were developed to prevent and treat viral respiratory infections such as avian influenza, which require sialic acid as the entry point for viruses to enter cells. This study aims to develop a sialidase-based antiviral from the Pasteurella multocida, especially against infection with the H9N2 subtype.
Methods: The research started with Pasteurella multocida culture, which contains only one type of sialidase, NanB. Sialidase was purified by the chloroform method and followed by ion-exchange chromatography and affinity chromatography. NanB sialidase was tested for its activity at different temperatures, pH, and incubation times. The toxicity and specificity test of NanB sialidase was carried out using various doses of sialidase on chicken and rabbit red blood cells and MDCK cells, followed by the inhibition test of avian influenza H9N2 virus infection and expression of apoptotic coding genes as a cell response to avian influenza H9N2 infection.
Results: Pasteurella multocida B018 produced NanB sialidase with a molecular weight of about 55 kDa. The resulting NanB sialidase was stable at 37℃ and pH 5 to 7, although it decreased in activity at 72 hours of incubation. The dose of 0.258 U/ml is a toxic dose that lyses red blood cells and destroys MDCK cells. The effective dose capable of hydrolyzing sialic acid is 0.129 U/ml, but NanB sialidase tends to hydrolyze Neu5Acα(2,6)-Gal sialic acid in mammals. This dose also inhibited the binding of the H9N2 virus on red blood cells. It suppressed the number of viral infections in MDCK cells without increasing the expression of genes encoding cell apoptosis.
Conclusion: NanB Sialidase from Pasteurella multocida has the potential as an antiviral for avian influenza through the loss of sialic acid due to the hydrolysis process
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika, 2008
616.925 FLU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Adanya kasus-kasus tersangka H5N1 dengan manifestasi klinis berat namun negatif virus H5N1 menyebabkan perlunya investigasi adanya etiologi lain pada pasien-pasien tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui patogen saluran pernafasan lain pada pasien tersangka H5N1 sehingga diperoleh data mikroorganisme penyebab ISPA berat.
Metode: Penelitian ini menggunakan bahan biologi tersimpan (BBT) berupa sampel klinis (apus hidung atau tenggorok, tracheal aspirate dan bronchoalveolar lavage) dari pasien tersangka H5N1 yang telah terkonfirmasi negatif virus H5N1. Dilakukan pemeriksaan terhadap 16 virus dan 8 bakteri menggunakan Multiplex PCR serta Real Time PCR pada BBT dari 230 kasus tersangka H5N1 yang dirawat. BBT tersebut diterima Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada Juli 2008 hingga Juni 2009.
Hasil: Dari 230 kasus tersangka H5N1, Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri yang paling dominan ditemukan pada anak-anak dan dewasa. Virus influenza A (non H5N1) merupakan virus penyebab yang umum ditemukan pada anak-anak sedangkan pada orang dewasa gambaran etiologi oleh virus cukup bervariasi dengan ditemukannya virus influenza A (non H5), Enterovirus, HRV A/B, Coronavirus 229E/NL63 dengan presentase yang rendah. Infeksi campuran oleh bakteri Klebsiella pneumoniae, Streptococcus pneumoniae and Haemophillus influenzae umumnya ditemukan pada anak-anak sedangkan Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae merupakan infeksi campuran yang dominan pada dewasa. Virus influenza A and Klebsiella pneumoniae merupakan penyebab utama infeksi campuran oleh bakteri dan virus yang ditemukan pada anak-anak.
Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, bakteri merupakan penyebab ISPA terbanyak pada anak-anak maupun dewasa, walaupun juga ditemukan infeksi yang disebabkan oleh virus-virus yang umum menyerang saluran pernafasan. Infeksi campuran oleh bakteri dan virus juga ditemukan baik pada anak-anak maupun dewasa.

Abstract
Background: Since a lot of suspected H5N1 cases with severe ARI manifestation were hospitalized and negative for H5N1, it raised a concern to investigate the other etiologies among hospitalized-suspected H5N1 cases. The aim of present study is to investigate the other respiratory pathogens of hospitalized-suspected H5N1 cases in which will provide valuable insight in the etiologies and epidemiology data of ARI.
Methods: We tested the archived respiratory clinical specimens (nasal or throat swab, tracheal aspirate and bronchoalveolar lavage) that were already confirmed as negative H5N1 for 16 viruses and 8 bacteria existence by Multiplex PCR and Real-Time PCR from 230 hospitalized-suspected H5N1 cases received in July 2008 to June 2009.
Results: Of the 230 hospitalized-suspected H5N1 cases, Klebsiella pneumoniae was the most dominant bacterial pathogen in children and adult. Moreover, the common viral pathogens in children was influenza A (non H5), while it was varied in adults as influenza A (non H5), Enterovirus, HRV A/B, Coronavirus 229E/NL63 were found very low. Bacterial mix infection of Klebsiella pneumoniae, Streptococcus pneumoniae and Haemophillus influenzae mainly occurred in children while co-infections of Klebsiella pneumoniae and Streptococcus pneumoniae were frequently found in adults. In addition, the major bacterial-viral mix infection found among children was influenza A and Klebsiella pneumoniae.
Conclusion: From all of the samples tested, bacterial infections remain the most common etiologies of ARI in adults and children although there were infections caused by viruses. Mix infection of bacterial and viral also found among adults and children."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, National Institute of Health Research and Development, Jakarta. Center of Biomedical and Basic Technology of Health], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Chrissendy Tuan Laham
"Dusun Tipar Kelurahan Cikelet Kabupaten Garut pernah terjangkit Flu Burung dan sempat menjadi perhatian Dunia Tahun 2006. Hingga Tahun 2009 kondisi Dusun ini masih sangat berisiko terjadinya penyakit Flu Burung pada manusia. Maka dilakukan penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan Simple Random Sampling pada ibu rumah tangga. Didapatkan 62,4 % berpengetahuan kurang, 70,4% bersikap tidak tepat, 58,4% berperilaku buruk terhadap Flu Burung. Variabel yang diduga mempengaruhi pengetahuan, sikap, perilaku ibu rumah tangga memperlihatkan 63,2% ibu kurang/tidak terpapar informasi, 21,6% ibu kurang memiliki motivasi, 52,8% masih memiliki persepsi negatif, juga terdapat 79,2% ibu yang tidak mendapat dukungan sosial.

Orchard of Tipar Sub-District of Cikelet Garut?s City have been infected by Avian Influenza and ever become attention of World on 2006th. Until 2009th, Orchard of Tipar still have more risk for Avian Influenza happened at human. Therefore, researcher doing reseacrh using cross-sectional?s design study with Simple Random Sampling at housewife. Result of research is 62,4% housewife still have less knowledge, 70,4% housewife have imprecise attitude, and 58,4% housewife have bad behavior to Avian Influenza. Variable that predicted influenced to knowledge, attitude, and behavior to Avian Influenza at housewife showing: 63,2% housewife less/no exposed with Avian Influenza Information, 21,6% housewife owning less motivation, 52,8% housewife have negative perception, as well as there are 79,2% housewife never get social support."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Ata Ul Awal
"Influenza masih menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan karena penyakit ini masih menimbulkan ratusan ribu korban jiwa di seluruh dunia dan memiliki sifat sangat mudah menular. Penyebaran virus influenza bergantung pada berbagai faktor, namun efek dari faktor-faktor tersebut belum sepenuhnya dipahami terutama di wilayah tropis seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peranan faktor fisika berupa faktor iklim dan cuaca terhadap persebaran virus influenza terutama pada saat pemanasan global seperti saat ini. Data influenza diambil dari data puskesmas sentinel yang dihimpun oleh WHO dan data faktor fisika diambil dari BMKG. Perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS versi 20 digunakan untuk melakukan analisis deksriptif, uji korelasi dan regresi pada data yang diperoleh. Analisis deskriptif tahunan menunjukkan  pola prevalensi influenza A dan B cenderung dipengaruhi oleh kelembaban dan curah hujan. Hasil analisis korelasi menunjukkan tidak ada faktor fisika yang memiliki korelasi yang konsisten terhadap prevalensi influenza A dan B. Analisis regresi menunjukkan bahwa pergerakan prevalensi virus influenza tidak hanya dibentuk oleh satu faktor namun dibentuk oleh kontribusi beberapa komponen faktor fisika. Selain itu, pola influenza tahunan juga menunjukkan terjadi fenomena rebound pada virus influenza B pada tahun 2016 terjadi bersamaan dengan rebound kelembaban dan curah hujan.

Influenza is still a major concern in health care because these diseases still cause hundreds of thousands of casualties around the world and very contagious.  Spread of influenza virus depends on several factors, however the exact effect of those factors is not yet fully understood , especially in tropical countries like Indonesia. This study is aimed to understand effects of climate factors dynamics to spread of influenza virus, especially in era of global warming. Influenza data for this study is taken from sentinel data gathered by WHO while climate and weather data is taken from Badan Meteorologi Klimatologi dan Fisik (BMKG). Microsoft Excel and SPSS Version 20 is used to run descriptive, correlation and regression analysis on collected data. Descriptive analysis shows that yearly prevalence of influenza virus has pattern that follows humidity and rainfall pattern. Correlation analysis shows that there are no physical factors that have consistent correlation with prevalence of influenza A and B.  Result of correlation and regression analysis confirm that the movement of the prevalence of influenza is not only determined by single factor but rather determined by several physical factors at once. In addition, there is rebound phenomenon observed on influenza B in 2016 and at the same time there are also rebound on humidity and rainfall."
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>