Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Mastanah R
"ABSTRAK
TiO2 merupakan semikonduktor yang memikili energi celah sebanding dengan energi yang dipancarkan oleh cahaya UV (panjang gelombang: 320-400 nm), sehingga kurang berperan dalam kondisi lingkungan dimana sumber cahaya berasal dari matahari yang lebih banyak memiliki spektrum cahaya tampak (panjang gelombang: 400-650 nm). Nikel sulfat dan diethylamine digunakan sebagai sumber dopan logam dan non logam yang akan disisipkan pada struktur TiO2 melalui metode sol-gel untuk meningkatkan fotokatalitik pada spektrum cahaya tampak. fotokatalis yang terbentuk kemudian dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-ray diffraction (XRD), diffusi reflaction UV-Vis (DRS). Fotokatalis N,Ni-TiO2 yang terbentuk menunjukan terdapatnya serapan pada cahaya visible dan memiliki kemampuan mendegradasi senyawa organik Congo Red dibawah iridiasi cahaya tampak. Pada penelitian ini diselidiki efek penambahan doping logam dan non logam pada sifat fotokatalitik TiO2. Hasil menunjukan terdapatnya peningkatan fotokatalitik sebanding dengan penambahan dopan nikel pada konsentrasi tertentu. Setelah konsentrasi berlebih, hal tersebut mengurangi sifat fotokatalitik dari TiO2.

ABSTRACT
TiO2 is a semiconductor which has band gap energy equal to the energy emitted by UV light (wavelength: 320-400 nm), therefore can not be operated properly under visible light (e.g Solar ray) that reach atmosphere (wavelength: 400 - 650 nm). Nickel sulfate and diethylamine are used as a source of metal and non metal dopant to be incorporated to the structure of TiO2 by sol gel method to improve the photocatalytic in the visible spectrum. The photocatalyst was characterized by X-Ray Diffraction (XRD), UV– Vis Diffusive Reflectance Spectroscopy (DRS), Scanning Electron Microscopy (SEM). The prepared N, Ni-codopedTiO2 photocatalyst showed optical absorption in the visible light region and exhibited excellent photocatalytic activity for the degradation of organic compounds (Congo Red) under visible light irradiation. The effects of adding metal and non metal doping on the photocatalytic properties of TiO2 are investigated. The result showed that the increased photocatalytic activity observed upon addition of nikel, however excessive addition of nikel reduces the photocatalytic activity of TiO2."
2010
S30734
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Tiara Sasti
"Sintesis TiO2 mesopori telah dilakukan dengan metode hidrotermal pada suhu 120 0C selama 18 jam, dengan titanium tetraisopropoksida (TTIP) digunakan sebagai prekursor dan polietilen glikol (PEG) sebagai template. Hasil sintesis dikalsinasi pada suhu 550 0C selama 8 jam untuk menghilangkan template. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, SEM, BET, FTIR, dan UV-DRS. Hasil karakterisasi XRD dan UV-DRS menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis merupakan kristal bertipe anatase dengan sedikit rutil sebagai pengotor, dengan nilai energi celah sebesar 3,13 eV. Hasil karakterisasi BET menunjukkan pola isoterm adsorpsi mesopori dengan hysteris loop, dengan diameter rata- rata pori sebesar 7,23 nm dan luas permukaan sebesar 35,56 m2/g. Hasil sintesis diuji aktivitas fotokatakatalitiknya terhadap degradasi formaldehida. Degradasi fotokatalitik dilakukan dalam reaktor yang dilengkapi dengan lampu UV dan tabung yang telah dilapisi TiO2 hasil sintesis. Hasil degradasi formaldehida secara fotokatalitik menunjukkan penurunan konsentrasi formaldehida hingga 26 % pada menit ke-40. Hasil ini lebih baik dibandingkan proses fotokatalisis, dengan konsetrasi sisa formaldehida sebesar 49 %.

Mesoporous TiO2 has been synthesized using hydrothermal method at 120 0C for 18 hours, with titanium tetraisopropoxide (TTIP) as precursor and polyethylene glycol (PEG) as template. The sample was calcined at 550 0C for 8 hours to remove the template. The as-synthesized sample was characterized by XRD, SEM, BET surface area, FTIR, and UV-DRS. Characterization by XRD and UV-DRS showed anatase and slightly rutile phase, as impurities, for crystal structure with band gap energy 3,13 eV, respectively the result of BET surface area showed hysteresis loop in its adsorption isotherm curve. The surface area of sample was 35,56 m2/g, with average pore diameter about 7,23 nm. The photocatalytic activity of sample was studied by photodegradation of formaldehyde in gas phase, using batch reactor employed with as-synthesized TiO2 coated glass tube as reaction vessel. The result of photocatalytic process showed degradation of formaldehyde concentration up to 26 % after 40 minute reaction. This result is better than that obtained in photolysis process, with residual concentration of formaldehyde about 49 %. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriana Fedreka Pujiastuti
2007
T39849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hanif Kustadi
"Three silica supported cobalt-base catalysts were prepared by wet impregnation method, the differences are changing the cobalt loading (1.65 wt.%, 4.78 wt.%, and 7.56 wt.% Co). Co/SiO2 catalysts were made from solution Co(NO3)2.6H2O, NH4OH, and SiO2 Degussa (200 m2.gr.-1) as support.
Magnetic measurement, transmission electronic microscopy (TEM), and chemisorptions method have been used to characterize the reduction and catalytic behavior of a series Co1SiO2 catalysts. Magnetic measurements were performed by Weiss extraction method, these give information both on the degree of reduction and on the metal size when the system is super paramagnetic. TEM would be determined average size and size distribution of particles. Structure sensitivity of organometalic surface of CO adsorption was observed with infra-red spectroscope (IR). H2 adsorption ability of catalysts and prediction of diameter size of cobalt could be calculated with volumetric adsorption method. The test catalytic hydrogenation CO reaction was proceeded under 200°C, 220°C, and 240°C, and the exit gas was analyzed on heated line by gas chromatography (FM and TCD) for measurement products conversion and selectivity.
All catalysts were reduced fully at 650°C, at that condition metal dispersion as active site on surface increases with decreasing cobalt loading, and the highest metal dispersion found 30 %.
The particle size of fully reduced cobalt metal is subject to rise with the increasing of metal loading, that is range of 3.9 nm to 8.7 nm and homogeneities distribution range of 8.7 % to 32 %. The smallest metal particle size is found about 3.9 nm and the highest H2 adsorption ability is 23,6 ml. gr.-1 for 1.65 wt.% Co1SiO2 catalyst.
The result of catalytic test at 220°C / 2 MPa / GHSV 2000 h-i was demonstrated that product selectivity for high hydrocarbon (greater than C5) has tendency to rise up to 29.9 %

Telah dilakukan penelitian pembuatan katalis logam cobalt dengan penyangga SiO2 Degussa untuk proses sintesis Fischer-Tropsch dengan metode impregnasi basah. Konsentrasi cobalt yang dibuat divariasikan sebesar 1,65 %, 4,78 %, dan 7,56 % berat. Preparasi dilakukan dengan mereaksikan larutan Co(NO3)z. 6H2O dengan NH4OH, dan SiO2 Degussa sebagai penyangga.
Karakterisasi katalis dilakukan dengan menentukan sifat kemagnetan dengan metode ekstraksi Weiss, data ini digunakan untuk mengukur sifat paramagnetik setelah dereduksi dan mengukur besarnya distribusi butiran. Untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan hubungan antar butir partikel dilihat juga dengan metoda mikroskop transmisi elektronik (TEM). Pengamatan sensitivitas struktur permukaan organometalik dari gas CO dengan spektroskop infra-merah (FR). Pengukuran kemampuan katalis mengadsorpsi gas hidrogen pada katalis dan prediksi besar butir partikel logam dilakukan dengan adsoprsi volumetrik gas hidrogen. Uji katalis cobalt pada reaksi sintesis Fischer-Tropsch dilaksanakan di dalam reaktor unggun tetap dengan suhu 200°C sampai 240°C, pengukuran produk hasil proses dianalisis dengan kromatograft gas (GC-FM dan GC-TCD) untuk mengetahui konversi dan selektivitas produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga katalis tersebut dapat tereduksi sempurna dengan gas hidrogen pada temperatur 650°C. Pada kondisi tersebut, persen dispersi logam sebagai inti aktif di permukaan katalis semakin besar dengan berkurangnya konsentrasi cobalt, persen dispersi tertinggi diperoleh sebesar 30 %.
Ukuran butiran partikel logam cobalt yang tereduksi sempurna semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi cobalt yaitu antara 3,9 nm sampai 8,7 nm dan homogenitas distribusi bervariasi antara 8,7 % sampai 32 %. Ukuran katalis terkecil terukur sebesar 3,9 nm dan daya adsorpsi hidrogen tertinggi diperoleh sebesar 23,6 ml/gram cobalt pada katalis 1,65 % Co1SiO2 .
Hasil uji katalis pada temperatur 240°C / 2 MPa 1 GHSV 2000 h-1 menunjukkan bahwa selektivitas produk berupa hidrokarbon rantai panjang (> C5) cenderung meningkat sampai 29,9 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Wulandari
"Film komposit PVA-TiO2 telah berhasil dipreparasi dan dideposisi di atas substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu/Ag dengan metode dip-coating. Film dikarakterisasi dengan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya diatur menggunakan larutan jenuh garam. Penambahan TiO2 dapat memperbesar sensitivitas film terhadap kelembaban secara signifikan. Konsentrasi TiO2 50% memberikan sifat sensing RH yang optimal. Mekanisme deteksi molekul air dari masing-masing komponen penyusun film yang menyumbangkan perubahan impedansinya akan didiskusikan. Pengaruh dari frekuensi triger, efek penuaan dan reprodusibilitas preparasi dan fabrikasi sensor juga telah diteliti."
2006
SAIN-11-3-2006-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Wulandari
"Film komposit PVA-TiO2 telah berhasil dipreparasi dan dideposisi di atas substrat PCB dengan elektroda berstruktur interdigital dari film Cu/Ag dengan metode dip-coating. Film dikarakterisasi dengan RCL meter di dalam chamber yang kondisi kelembabannya diatur menggunakan larutan garam jenuh dengan frekuensi 1-1000 kHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TiO2 dapat memperbesar sensitifitas film secara signifikan. Pengaruh kadar PVA-TiO2 dengan memvariasikan kadar TiO2 terhadap PVA menunjukan bahwa semakin tinggi kadar TiO2 impedansi film semakin rendah. Mekanisme deteksi molekul air yang menyumbangkan perubahan impedansinya akan didiskusikan. Berdasarkan karakterisasi sensor didapatkan bahwa kadar PVA:TiO2 = 1:2 memberikan sifat sensing RH yang optimal. Pengaruh frekuensi terhadap hasil pengukuran impedansi menunjukan bahwa pada kelembaban rendah, semakin tinggi frekuensi maka respons impedansi semakin kecil dan sebaliknya pada RH menengah – tinggi, impedansi sensor semakin kecil dengan ditambahnya frekuensi. Dari hasil aging process selama rentang waktu 0-100 hari terlihat bahwa pada kondisi RH yang rendah tidak dijumpai perubahan impedansi yang berarti, sedang pada RH tinggi impedansi film turun terhadap waktu. Hasil percobaan ini diperkuat dengan uji reproduksibilitas yang menunjukan kondisi kritis pada RH tinggi."
Depok: [Universitas Indonesia, ], 2006
T20912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Adhi Pratama
"Preparasi dan karakterisasi suspensi titanium dioksida nanopartikel berbasis medium air dengan menggunakan metode sol-gel dan refluks serta bantuan etilen glikol sebagai surfaktan telah dilakukan. Proses sol-gel dengan refluks dilakukan pada pH 1,5; 2,7 dan 5,0 selama 2 jam pada suhu 170 oC, dilanjutkan dengan variasi waktu refluks pada pH 1,5 yaitu selama 8, 16 dan 24 jam. Produk TiO2 yang dihasilkan dikarakterisasi dengan X-Ray Difraktometer (XRD), Diffuse Reflectance Spektrometer dan SEM-EDX (Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive X-ray Spektrometer).
Hasil menunjukan bahwa TiO2 yang terbentuk memiliki struktur anatase dengan ukuran kristal sebesar 2 - 5 nm dan energi celah sebesar 3,23 eV. TiO2 dengan kristalinitas tertinggi diperoleh pada pH 1,5 dan waktu refluks selama 16 jam. Pencitraan dengan SEM menunjukan ukuran partikel TiO2 powder yang terbentuk tidak homogen akibat teraglomerasi, dengan ukuran partikel rata-rata semakin kecil untuk waktu refluks yang semakin lama, yaitu 2,24 μm untuk refluks selama 2 jam, 1,81 μm untuk refluks selama 8 jam, 1,42 μm untuk refluks selama 16 jam dan 0,94 μm untuk refluks selama 24 jam.
Hasil analisis dengan EDX menunjukan bahwa rasio Ti/O adalah 0,55; 0,80; 0,63; dan 1,00 untuk waktu refluks berturut-turut 2 jam, 8 jam, 16 jam dan 24 jam. Evaluasi sifat superhidrofilik berdasarkan pengukuran sudut kontak air adalah diperoleh pada lapisan film TiO2 R24 dan TiO2-EG (Cl), setelah diberi sinar UV berturut-turut selama 2 jam dan 4 jam. Kestabilan suspensi TiO2 dalam air dapat tercapai jika pH larutan kurang dari 2,5 atau lebih dari 8,0 berdasarkan nilai zeta potensialnya. Degradasi fotokatalitik methylene blue tertinggi diperoleh pada film TiO2 R16 dan mengikuti mekanisme Langmuir-Hinshelwood, yaitu pseudo orde pertama dengan nilai konstanta laju reaksinya (k) 0.004 menit-1, dan nilai persen degradasi sebesar 22,03 % dalam waktu 60 menit.

Preparation and characterization of water-based nanoparticle titanium dioxide suspension by sol-gel method with reflux and aids of ethylene glycol as surfactant has been conducted. Sol-gel method with reflux was performed at pH of 1.5; 2.7 and 5.0 respectively at 170 oC for 2 hours, then followed by reflux for three different period of time (at pH 1.5) for 8, 16 and 24 hours respectively. The assynthesized TiO2 was characterized with X-Ray Diffraction (XRD) Diffuse Reflectance Spectrometer, and SEM-EDX (Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive X-Ray Spectrometer).
The results show that as-synthesized TiO2 have anatase structure with crystallite size about 2 - 5 nm and the highest crystallinity of TiO2 is obtained at pH 1.5 and reflux for 16 hours. The band-gap energy of TiO2 nanocrystals is about 3.23 eV. SEM images indicate that TiO2 size obtained is not homogeneous due to agglomeration, with average particle size 2.24 μm for 2 hours reflux time, 1.81 μm for 8 hours reflux time, 1.42 μm for 16 hours reflux time and 0.94 μm for 24 hours reflux time.
EDX result shows that Ti/O ratio are 0.55; 0.80; 0.63; and 1.00 for reflux time 2, 8, 16 and 24 hours, respectively. Superhydrophilicity properties obtained in the TiO2 R24 film and TiO2-EG (Cl), after being exposure by UV light given in a row for 2 hours and 4 hours. The stability of the suspension of TiO2 in water can be achieved if pH less than 2.5 or more than 8.0 based on the value of zeta potential. The highest photocatalytic degradation of methylene blue was obtained on TiO2 R16 films and follow Langmuir-Hinshelwood mechanism for the pseudo first-order reaction. The reaction rate constant value (k) is 0.004 min-1, and the percent degradation is 22.03% within 60 minutes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ifthah Nur Sya`baniah
"ABSTRAK
Kitosan merupakan polimer alam yang bersifat kationik. Sifat kationik tersebut membuat kitosan dapat berinteraksi dengan senyawa anionik membentuk ikatan taut silang. Dalam penelitian ini, natrium tripolifosfat digunakan sebagai agen penaut silang. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi kitosan-tripolifosfat sebagai eksipien dalam sediaan farmasi. Larutan kitosan 3% dan larutan natrium tripolifosfat 0,145% dicampur dengan perbandingan 5:1. Eksipien hasil taut-silang dikarakterisasi secara fisik, kimia dan fungsional, meliputi bentuk dan morfologi, distribusi ukuran partikel, susut pengeringan, pola diffraksi sinar-X, sifat termal, higroskopisitas, derajat keasaman (pH), sisa pemijaran, derajat substitusi, analisis gugus fungsi, viskositas dan rheologi, kompresibilitas, laju alir dan sudut reposa, kekuatan gel, uji sineresis, indeks mengembang, sifat elongasi, tensile strength, dan Young?s modulus. Hasil karakterisasi kitosan-tripolifosfat menunjukkan adanya peningkatan fungsionalitas kitosan sehingga kitosan-tripolifosfat dapat dijadikan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

ABSTRACT
Chitosan is a cationic natural polymer. Cationic nature makes chitosan can interact with anionic compounds to form crosslink bond. In this study, sodium tripolyphosphate used as crosslink agent. This study aims to create and characterize chitosan-tripolyphosphate as a pharmaceutical excipient. 3% chitosan solution and 0,145% sodium tripolyphosphate mixed with ratio of 5:1. Excipient results were characterized physically, chemically and functionally, including the shape and morphology, particle size distribution, moisture content, X-ray diffraction patterns, thermal properties, hygroscopicity, the degree of acidity (pH), total ash, the degree of substitution, functional group analysis, flow rate and angle of repose, compressibility, viscosity and rheological, swelling index, gel strength, syneresis test, elongation properties, tensile strength and Young?s modulus. Characterization of chitosan-tripolyphosphate results showed an increase in functionality so that the chitosan-tripolyphosphate can be used as excipient in pharmaceutical dosage forms. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S938
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anom Sulistiyo
"ABSTRAK
Katalis serbuk TEOZ terutarna yang terdiri dari struktur anatase memiliki aktivitas cukup tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 dengan aktivitasnya cukup tingggi ditentukan dari metode preparasi katalis tersebut. Pada penelitian ini dilakukan penambahan SiO; pada katalis Ti02 yang, dimaksudkan untuk menambah luas permukaan katalis, sehingga dlharapkan aktivitas katalis akan bertambah. Berdasarkan penelitian-penelitian yang, telah dilakukan sebelumnya, metode sol-gel merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis film TiO2 yang aktif.
Jumlah presentase anatase yang lebih besar merupakan salah satu Faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas katalis tersebut.
Fotokatalis semikoduktor serbut dan Elm TiO2-SiO2 dipreparasi dengan metode sol-gel dengan menggunakan bahan awal Ti(OC3H7)4 dan Si(OC2H5)4. Preparasi serbuk dan film TiO2-SiO2 menggunakan etanol sebagai pelarut. Kemudian sampel hasil preparasi dikalsinasi dengan temperatur 400°C, 500°C, 600°C dan 800°C selama 2 jam. Serbuk hasil preparasi dikaralcterisasi dengan FTIR, BET, XRD, Kemudian katalis serbuk dan film TiO2-SiO2 ini diuji aktivitasnya untuk mereduksi C01 dalam fotorealctor batch
Hasil karakterisasi FTIR dan XRD untuk sampel TS-15 (100% TiO2, kalsinasi 500°C) dan TS-48 (30% SiO2, kalsinasi 800 °C) didapatkan hasil serbuk fasa anatase (100%
anatase), sedangkan sampel TS-18 (100% TiO2, kalsinasi 8O0°C) didapatkan hasil serbuk fasa rutile (100% rutile). Hasil karakterisasi BET menunjukan bahwa salupel TS-4 (30%SiO3) memiliki luas permukaan yang paling, besar dibandingkan sampel lainnya hal ini dipengaruhi oleh jumlah penambahan SiO2 pada tiap sampel yang berbeda. Makin tinggi presentase penambahan SiO2 pada tiap sampel maka luas permukaan katalis makin besar dan semakin banyak Fasa anatase.
Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa serbuk katalis dengan presentase anatase semakin besar memiliki aktivitas yang, lebih tinggi, sedangkan untuk katalis film menunjukkan bahwa penambahan SiO2 akan menghalangi sinar UV untuk sampai ke permukaan katalis film, sehingga pembentukan hole e- akan terhambat. Katalis serbuk dengan jumlah penambahan SiO2 30% memiliki akrtivitas paling tinggi dibandinglgan katalis-katalis serbuk lainnya, sedang, katalis film yang, dilapisi dengéll TiO1 l00% memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan yang, dilapisi dengan jumlah penambahan SiO2 30%. Berdasarkan hasil uji aknivitas tersebut diketahui bahwa faktor-Faktor yang mempengamhinya antara lain metode preparasi, luas permukaan dan struktur kristal (anatase dan rutil).

"
2001
S49019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>