Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Nastiti Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudaryani
"Preparasi zeolit berpori hierarki dari klinoptilolit Kalianda Lampung berhasil dilakukan dengan metode tandem acid-base treatments. Material zeolit alam berpori mikro dimodifikasi dengan menyatukan dua metode yang biasa dilakukan untuk mengubah ukuran mikropori zeolit menjadi mesopori, yaitu perlakuan asam (dealuminasi) dan perlakuan basa (desilikasi). Perlakuan asam diharapkan dapat meningkatkan rasio Si/Al sebagai hasil dari penurunan kadar Al, kemudian dilakukan perlakuan basa yang bertujuan untuk melarutkan sebagian atau menyeimbangkan kadar Si dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam kerangka zeolit. Karakterisasi terhadap klinoptilolit raw dan hasil perlakuan asam-basa digunakan instrumen AAS, XRD, FTIR, dan BET surface area.
Berdasarkan penelitian, Z-A4B1 memiliki sisi aktif yang cukup besar yang dapat berperan menjadi adsorben ion logam berat Cu(II) yang lebih baik karena kapasitas adsorpsi Z-A4B1 ini 4 kali lipat lebih tinggi daripada kapasitas adsorpsi dari klinoptilolit raw pada waktu optimum dan konsentrasi awal Cu(II) 300 ppm. Nilai KTK Z-A4B1 adalah sebesar 33,27 mg/g yang setara dengan 104,78 meq/100 g zeolit, sedangkan nilai KTK klinoptilolit raw adalah sebesar 72,19 meq/100 g zeolit. Adapun isoterm adsorpsi yang paling sesuai untuk menjelaskan mekanisme adsorpsi Cu(II) pada klinoptilolit berpori hierarki Z-A4B1 adalah model isoterm adsorpsi Freundlich.

Hierarchical zeolites are prepared from Kalianda Lampung clinoptilolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolites that are micropore intrinsicly was modified with two familiar methods that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite; acid treatment (dealumination) and base teratment (desilication). Acid treatments can increase Si/Al ratio of clinoptilolite because of Al content decreasing, then base treatment can balance Si content and aim the mesopore formation in zeolite frameworks. Intensive characterizations of both raw and modified clinoptilolites are conducted using XRD, AAS, FTIR, and BET surface area measurement.
In this research, Z-A4B1 has more active sites to adsorb Cu(II) ions because the adsorption capacity of Z-A4B1 is up to 4-fold higher than the adsorption capacity of raw clinoptilolite at its optimum contact time and initial Cu(II) concentration 300 ppm. The CEC of Z-A4B1 is 33.27 mg/g that equals to 104.78 meq/100 g zeolite, besides CEC of raw clinoptilolite is 72.19 meq/100 g zeolite. Therefore, adsorption isoterm that fit to explain the adsorption Cu(II) mechanism at hierarichal zeolite Z-A4B1 is Freundlich isoterm adsorption model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Febri Marvita
"Zeolit alam yang merupakan salah satu mineral cukup melimpah di Indonesia, bisa menjadi salah satu solusi alternatif yang mudah diperoleh untuk mengatasi masalah limbah pertambangan di Indonesia, seperti limbah logam Cu(II). Dalam penelitian ini, telah dilakukan modifikasi zeolit alam khususnya yang berasal dari Citatah-Jawa Barat menjadi zeolit berpori hierarki sebagai adsorben ion logam berat Cu(II). Zeolit alam yang berukuran mikropori di modifikasi dengan menggunakan HCl (dealuminasi), dimana perlakuan ini befungsi untuk meningkatkan rasio Si/Al dan NaOH (desilikasi) untuk melarutkan sebagian Si dalam kerangka zeolit dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam zeolit.
Raw zeolit alam Citatah-Jawa Barat yang digunakan mengalami peningkatan rasio Si/Al menjadi 6,32 dari rasio Si/Al awal sekitar 3,62. Zeolit berpori hierarki (A4B1) dengan diameter pori 32,2 nm meningkatkan kapasitas adsorpsi raw zeolit yang hanya 11,87 mg Cu(II)/gram zeolit menjadi 28,12 mg Cu(II)/gram A4B1, saat ditambahkan Cu(II) 300 ppm pada waktu optimum 120 menit. Jenis adsorpsi yang terjadi antara ion logam berat Cu(II) terhadap zeolit hierarki yang dihasilkan adalah adsorpsi secara fis.

Natural zeolite which is one of the relatively abundant mineral in Indonesia, could be one of alternative solutions that is easy to be found to resolve the issue of waste mining problem, especially waste of heavy metal ion of Cu(II). Thus, in this study, will be modified natural zeolite particularly from Citatah-Jawa Barat into hierarchical porous zeolite as an adsorbent of heavy metal ions Cu(II). Natural zeolite micropore size modified by using HCl (dealumination) to improve the Si/Al ratio and NaOH (desilication) to dissolve most of Si in the zeolite framework and direct formation of mesoporous zeolites.
The ratio of Si/Al raw natural zeolite Citatah-Jawa Barat have increase become 6.32 from the early ratio of Si/Al around 3.62. Zeolite hierarchy (A4B1) with diameter pore is 32,2 nm increases the adsorption capacity of raw zeolite from 11.87 mg of Cu(II)/g zeolite become 28.12 mg of Cu(II)/gram A4B1, when added to Cu(II) 300 ppm at the optimum time 120 minutes. And the types of adsorption that occurs between heavy metal ions Cu(II) with hierarchy zeolite is physics adsorption, because R2 reached 0.9993 on Freundlich adsorption isotherm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balgis
"Perkembangan industri tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya limbah industri, seperti 4-nitroanilin (4-NA). Limbah 4-NA dapat ditangani dengan cara mereduksinya menjadi p-phenylenediamine (PPD). Reaksi reduksi tersebut berjalan sangat lambat, sehingga memerlukan katalis. Modifikasi material menggunakan nanopartikel logam saat ini banyak dikembangkan, terutama sebagai katalis. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan modifikasi zeolit alam dengan nanopartikel Au untuk mereduksi 4-NA. Nanopartikel Au memiliki sisi katalitik, sedangkan zeolit alam berfungsi sebagai template pada nanopartikel sehingga dihasilkan katalis heterogen untuk proses reduksi 4-NA. Modifikasi nanopartikel Au pada zeolit telah berhasil disintesis, dibuktikan dengan karakterisasi FTIR. Hasil karakterisasi dengan spektrofotometer Uv-Vis menunjukkan proses reduksi ditandai dengan bergesernya panjang gelombang maksimum dari 4-NA pada 380 nm menjadi 238 nm dan 305 nm, yang merupakan panjang gelombang maksimum dari PPD. Didapatkan aktivitas katalitik terbaik pada massa katalis 100 mg dan waktu reaksi selama 5 menit dengan nilai % reduksi 97%. Tetapan laju reaksi yang diperoleh sebesar 5,840x10-3 menit-1.

Nowadays, industrial development not only gives positive impact, but also negative impact. One of the negative impacts, which is commonly found, is the increasing number of industrial waste such as 4-nitroaniline (4-NA). The reduction of 4-nitroaniline to paraphenylendiamine (PPD) was studied to overcome that problem. The reduction process of 4-NA to PPD occurs slowly, so a catalyst is needed. Modification of materials by metal nanoparticles is widely developed, and the nanoparticle-modified materials are most commonly used as catalysts. Thus, the reduction of 4-NA to PPD with the presence of gold nanoparticle-modified zeolite as a catalyst was investigated in this study. Gold nanoparticles provided the catalytic site, and zeolite was used as a template for the nanoparticle. The catalyst was characterized by Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. The reduction of 4-NA to PPD was succesfully done, and observed by Uv-Vis absorption spectroscopy. The maximum wavelength of 4-NA at 380 nm changed to the maximum wavelength of PPD at 238 nm and 305 nm after the reduction. The catalyst showed high efficiency for the catalytic reduction of 4-nitroaniline to p-phenylenediamine with the reduction percentage was found to be 97% within 5 minutes using 100 mg catalyst. The rate constant of 4-NA reduction was found to be 5,840x10-3 minute-1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Hidayat
"Bentonit merupakan senyawa lempung yang tersusun atas mineral lempung dari kelompok smektit. Kandungan utama bentonit adalah mineral montmorillonit. Bentonit alam di modifikasi dengan penyeragaman kation menggunakan kation Na+. Juga dilakukan pilarisasi dengan Al2O3 untuk meningkatkan basal spasing. Untuk meningkatkan sifat reduksinya maka bentonit di immobilisasi dengan nanopartikel. Digunakannya nanopartikel bertujuan untuk meningkatkan daya katalis dari bentonit, sehingga diharapkan mampu mendegradasi perubahan dari senyawa 4-Nitrofenol menjadi 4-Aminofenol.
Dari hasil reduksi 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol dengan 0,084 mmol NaBH4 menjadi 4-Aminofenol, di dapatkan Al-Bentonit@Au mampu mereduksi 98% reduksi dan persen konversi 93% dan Al-Bentonit@Cu mereduksi 100% dan mengkonversi 91%. Sedangkan Al-Bentonit@Ag, dan Al-Bentonit@Ni, pada 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol hanya mampu mereduksi 4-NP namun belum terbentuk senyawa 4-AP. Katalis Al-Bentonit@Cu sebanyak 5 mg dengan waktu pengadukan 3 menit mampu mereduksi 5 mL 4-NP 1x10-3 M dengan 0,84 mL NaBH4 0,1 M dengan persen reduksi 98,9% dan persen konversi 99,2%.

Bentonite is a fine clay compound that is composed of clay minerals of the smectite group. The main content of bentonite is montmorillonite minerals. Natural bentonite modified by using a uniform cations Na + cations. Also performed pilarisasi with Al2O3 to increase basal spasing. To improve the properties of the bentonite reduction in immobilizing the nanoparticles. The use of nanoparticles aims to improve the catalyst of bentonite, that are expected to degrade the change of the compound 4-nitrophenol into 4- aminophenol.
Reduction of the results of 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol with 0.084 mmol NaBH4 into 4-aminophenol, in getting Al-Bentonite @Au can reduce 98% percent reduction and the percent conversion of 93% and Al-Bentonite @ Cu can reduce100% and converting 91%. While Al-Bentonite@Ag, and Al-Bentonite @ Ni, at 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol is only able to reduce 4-NP but not formed compound 4-AP. Al-Bentonite@Cu catalysts as 5 mg with 3 minutes stirring able to reduce 5 ml of 4-NP 1x10-3 M with 0.84 mL of 0.1 M NaBH4 with 98.9% percent reduction and 99.2% the percent conversion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnanda Nuriskasari
"Perkembangan industri yang pesat dalam era globalisasi memberikan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif industri yaitu limbah dari proses produksi yang menggunakan bahan-bahan kimia, seperti 4-Nitrofenol (4-NP). Salah satu penanganan terhadap limbah 4-NP adalah mereduksi senyawa tersebut menjadi 4-Aminofenol (4-AP). Reaksi reduksi tersebut membutuhkan bantuan katalis zeolit termodifikasi CuO dan Cu (zeolit@CuO dan zeolit@Cu) dengan reduktor NaBH4. Keberhasilan proses reduksi dibuktikan dengan hasil karakterisasi spektrofotometer UV-Vis yang menunjukkan penurunan absorbansi senyawa ion 4-Nitrofenolat pada panjang gelombang maksimum, λmaks 400 nm dan peningkatan absorbansi senyawa 4-Aminofenol pada λmaks 300 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit@CuO memiliki aktivitas katalitik yang lebih baik dibandingkan dengan zeolit@Cu. Zeolit@CuO memiliki aktivitas katalitik terbaik pada berat 50 mg dan waktu reaksi selama 15 menit dengan persen reduksi 97,71% untuk 8,6x10-5 M larutan 4-NP. Sedangkan, zeolit@Cu memiliki aktivitas katalitik terbaik pada berat 25 mg dan waktu reaksi selama 30 menit dengan persen reduksi sebesar 70,7 % untuk 8,6x10-5 M larutan 4-NP. Tetapan laju reaksi reduksi 4-NP dengan katalis zeolit@CuO diperoleh 3,43x10-1 menit-1, sedangkan tetapan laju reaksi reduksi dengan katalis zeolit@Cu diperoleh 6,43x10-2 menit-1.

As the growth of industries in globalization era rising quickly, it give positive and negative impacts. One of the negative impacts is the waste occured from production process that using chemicals, such as, 4-Nitrophenol (4-NP). 4-NP can be reduced to 4-Aminophenol (4-AP) to handle the waste. The reductions process need catalyst zeolite modified by CuO and Cu (zeolite@CuO and zeolite@Cu) with NaBH4 as the reductor. The success of reductions are proved by UV-Vis spectrophotometry characterizations which show the decrease of 4-Nitrophenolate ion absorbance at maximum wavelenght, λmax 400 nm and the increase of 4-Aminophenol absorbance at λmax 300 nm.
This experiment shows zeolite@CuO has better catalytic activity than zeolite@Cu. Zeolite@CuO’s best catalytic activity is at 50 mg, reacts in 15 minutes with 97.71% reduction percentages for 8,6x10-5 M 4-NP solution. Meanwhile, zeolite@Cu’s best catalytic activity is at 25 mg, reacts in 30 minutes with 70.7% reduction percentages for 8,6x10-5 M 4-NP solution. 4-NP reduction rate constant with zeolite@CuO catalyst is 3,43 x 10-1 minute-1, while with zeolite@Cu catalyst is 6,43 x 10-2 minute-1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Aryani
"Potensi endapan zeolit di Indonesia tersebar luas dl berbagai lokasi diantaranya : Yogyakarta dan Lampung. Zeollt alam Yogya dan Lampung mengandung mineral mordenit dan klinoptllolit. Zeollt alam ini dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam yang berleblh dalam air tanah, sehingga air tanah tersebut layak digunakan untuk air minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivasi asam, pemanasan, impregnasi menggunakan Ion Mn2+ terhadap zeolit alam Yogya dan Lampung. Penelitian ini juga ingin membandingkan bila zeolit tersebut dicampur dengan 10 % zeollt alam Lampung.
Zeolit alam terleblh dahulu diaktivasi baik secara kimia maupun dengan pemanasan. Zeolit yang telah diaktivasi diimpregnasi dengan larutan KMn04 1000 ppm ataupun dengan larutan MnGIa 3 %. Kadar Mn yang teradsorpsi pada zeolit diukur dengan menggunakan AAS.
Hasll optimal yang didapatkan yaitu : Zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan KMn04 yang telah diaktivasi larutan HCI 0,5 M menghasilkan daya serap zeolit sebesar 23,513 mg/g zeolit, sedangkan zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan
MnCl2 yang telah diaktivasi pemanasan 200°G menghasilkan daya serap zeolit sebesar 95,188 mg/g zeolit.
Zeolit hasil impregnasi digunakan sebagai adsorben ion Fe pada larutan FeCb 5223 ppm dengan menggunakan metode kolom. Setiap efluen yang keluar diukur kadar Fe dan Mn dengan menggunakan AAS. Zeolit alam Yogya tanpa aktivasi dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,960 %, Mn-Zeolit baik yang diimpregnasi dengan larutan KMn64 ataupun dengan larutan MnCb dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,970 %, tetapi dengan kadar Mn yang cukup besar. Zeolit alam Yogya yang dicampur dengan 10 % zeolit alam Lampung menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 99,970 %.
Pengujian air tanah dengan menggunakan zeolit alam Yogya tanpa impregnasi menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 93,081 % dan kadar Mn sebesar 95,278 %, sedangkan Mn-Zeolit dapat menurunkan kadar Fe sebesar 96,475%, tetapi mengalami peningkatan kadar Mn sebesar 8,141 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurahman
"Modifikasi elektroda Au yang merupakan salah satu metoda alternatif yang dapat dipilih sebagai sensor kimia untuk analisis ion logam Cu2+. Modifikasi elektroda Au dilakukan dengan cara mengimobilisasi 2-aminoetanatiol pada permukaan elektroda Au membentuk self assembled monolayers yang difungsionalisasikan dengan EDTA. Imobilisasi EDTA pada permukaan elektroda melalui pembentukan ikatan amida antara gugus karboksil dari EDTA dengan gugus amina dari 2-aminoetanatiol. Pembentukan ikatan amida dipercepat dengan menggunakan katalis EDC dan NHS. Karakterisasi dan pengukuran elektroda Au termodifikasi dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik. Hasil penelitian menunjukan modifikasi permukaan elektroda emas dengan 2-aminoetanatiol difungsionalisasi dengan EDTA telah dapat digunakan untuk penentuan logam Cu2+ dengan optimasi pengukuran pada pH 4.0, waktu akumulasi 10 detik, scan rate 150 mV/s, batas deteksi 2,526x10-5 M, luas elektroda yang digunakan 2.697x10-4 cm2. Elektroda termodifikasi EDTA stabil digunakan dalam satu hari setelah modifikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Halimtengker
"ABSTRAK Pada tahun belakangan ini, teknologi nano mendapat banyak perhatian karena aplikasinya yang potensial dalam kehidupan, diantaranya sebagai biosensor, chemosensor (sensor kimia), membran, katalis dan adsorben. Dalam penelitian ini, disintesis senyawa nanopartikel logam termodifikasi dengan ligan untuk diaplikasikan sebagai sensor ion logam. Pembuatan nanopartikel logam (Ag dan Au) dilakukan dengan mereduksi Ag+ dan Au3+ menggunakan zat pereduksi NaBH4. Nanopartikel Ag mempunyai ?max = 395 nm sedangkan nanopartikel Au mempunyai ?max = 508 nm. Hasil yang diamati bahwa dengan bertambahnya waktu reduksi, ?max dari nanopartikel semakin besar. Modifikasi nanopartikel Ag dengan Asam 3-merkaptopropanoat (AMP) dan sistein (sis) pada konsentrasi yang sama, dihasilkan nanopartikel Ag termodifikasi AMP (Ag@AMP) yang lebih besar jumlahnya dibandingkan nanopartikel Ag termodifikasi sis (Ag@sis). Untuk nanopartikel Au termodifikasi oleh AMP (Au@AMP) dan sistein (Au@sis) didapatkan pula Au@AMP dengan jumlah yang lebih besar dari Au@sis. Nanopartikel Au termodifkasi diamati lebih stabil dibandingkan nanopartikel Ag termodifikasi. Dalam aplikasi sebagai sensor ion logam, Ag@AMP selektif hanya untuk Pb2+ dibandingkan Cd2+, Hg2+ dan Fe3+, sedangkan Ag@sis dapat mengikat keempat ion logam tersebut. Untuk Au@AMP dan Au@sis dapat membentuk kompleks dengan Pb2+, Cd2+ dan Hg2+, tetapi tidak dengan Fe3+. Dalam proses regenerasi, Ag@AMP, Au@AMP dan Au@sis dapat diperoleh kembali, sedangkan regenerasi untuk Ag@sis didapatkan kompleks baru (Ag@sis-logam-EDTA). Kata kunci: Nanopartikel, Nanopartikel logam, Nanokoloid, Sensor kimia, Asam 3-merkaptopropanoat, Sistein, Pembentukan kompleks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rockky
"Teknologi nano mendapat banyak pernatian karena aplikasinya yang potensial dalam kenidupan, diantaranya sebagai biosensor, chernosensor (sensor kimia), membran, katalis dan ac|sorben_ Dalam penelitian ini, disintesis senyavva nanopartikel Iogam termodifikasi dengan Iigan untuk diaplikasikan sebagai sensor ion Iogam Pembuatan nanopartikel Au dilakukan dengan Cara mereduksi Au3+ menggunakan zat pereduksi NaBH4_ Nanopartikel Au mempunyai panjang gelombang maksimum = 518 nm. Dari nasil yang diamati, dengan bertambannya vvaktu terjadi pergeseran panjang gelombang dan penurunan absorbansi, menunjukan terjadinya agregasi nanopatikel Au. Ivlodifikasi nanopartikel Au dengan ditnizone (dit) mengnasilkan nanopartikel Au termodifikasi dinizone (Au@dit). Dalam aplikasi sebagai sensor ion Iogam, Au@dit selektif nanya untuk Hg" dibandingkan Zn2+, Cd" dan Pb2+. Regenerasi kompleks Au@dit-Hg dilakukan dengan mengekstraksi ion Hg" kefasa organik_ Dalam proses regenerasi, Au@c|it dapat diperolen kembali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2007
S30291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>