Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarif
"Telah dilakukan sintesis ZnO-Bentonit dengan menggunakan prekursor kompleks [Zn(NH3)4]2+ dan aplikasinya sebagai fotodegradasi Rhodamin B. ZnO-Bentonit disintesis dengan mencampurkan agen pemilar kompleks [Zn(NH3)4]2+ dan bentonit. Larutan kompleks [Zn(NH3)4]2+ dibuat dengan menambahkan NH4OH 1M ke dalam Zn(CH3COOH)2.2H2O 1M. Selanjutnya melalui proses hidrotermal pada suhu 160o C selama 2 jam dan kalsinasi pada suhu 400o C selama 5 jam akan terbentuk ZnO-Bentonit. ZnOBentonit yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Diffuse Reflectance Spectrophotometry (UVDRS) dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). ZnO-Bentonit yang terbentuk digunakan sebagai katalis dalam fotodegradasi Rhodamin B menggunakan sinar lampu-UV dengan menambahkan 50 mg ZnO-Bentonit ke dalam 100 mL larutan Rhodamin B 2x10-5M pada beberapa variasi waktu.
Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material ZnO telah berhasil disisipkan pada lapisan interlayer bentonit. Analisis UV-DRS menunjukkan nilai energi bandgap sebesar 3,6 eV; 3,54 eV; dan 3,5 eV untuk masingmasing 5%, 10 %, dan 15% ZnO-Bentonit. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan ZnO-Bentonit memperlihatkan penurunan konsentrasi pada penyinaran lampu-UV selama 180 menit. Berdasarkan data uji aplikasi material 5% ZnO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis yang paling baik terhadap degradasi zat warna Rhodamin B."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan Putra
"Telah dilakukan sintesis CuO-Bentonit dengan menggunakan prekursor kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan aplikasinya sebagai fotodegradasi Rhodamin B. CuO-Bentonit disintesis dengan mencampurkan agen pemilar kompleks [Cu(NH3)4]2+ dan bentonit. Larutan kompleks [Cu(NH3)4]2+ dibuat dengan menambahkan NH4OH 1,5 M ke dalam Cu(NO3)2.3H2O 1M. Selanjutnya melalui proses hidrotermal pada suhu 160deg;C selama 2 jam dan kalsinasi pada suhu 400o C selama 5 jam akan terbentuk CuO-Bentonit. CuO-Bentonit yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Diffuse Reflectance Spectrophotometry (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonit yang terbentuk digunakan sebagai katalis dalam fotodegradasi Rhodamin B menggunakan sinar lampu-UV dengan menambahkan 50 mg CuO-Bentonit ke dalam 100 mL larutan Rhodamin B 2x10-5M pada beberapa variasi waktu.
Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa material CuO telah berhasil disisipkan pada lapisan interlayer bentonit. Analisis UV-DRS menunjukkan nilai energi bandgap sebesar 1,31 eV; 1,31 eV; dan 1,28 eV untuk masing masing 15%, 20 %, dan 25% CuO-Bentonit. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan CuO-Bentonit memperlihatkan penurunan konsentrasi pada penyinaran lampu-UV selama 180 menit. Berdasarkan data uji aplikasi material 20% CuO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis yang paling baik terhadap degradasi zat warna Rhodamin B.

It has been synthesized CuO-Bentonite by using precursor [Cu (NH3) 4]2 + and its application as a photodegradation of Rhodamine B. The CuO-Bentonite pillaring agent synthesized by mixing the [Cu(NH3) 4]2 + and bentonite. Solution of complex [Cu(NH3) 4]2 + is made by adding 1.5 M NH4OH in Cu(NO3) 2.3H2O 1 M. Furthermore, through a hydrothermal process at 160deg;C for 2 hours and calcination at 400o C for 5 hours will be formed CuO-Bentonite. CuO-Bentonite is formed and characterized by X-ray Diffractometry (X-RD), Infrared Spectrophotometry (FTIR), X-ray Fluorescense (X-RF), UV/Vis Spectrophotometry Diffuse reflectance (UVDRS), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and Scanning Electron Microscope (SEM). CuO-Bentonite is used as a catalyst in the photodegradation of Rhodamine B using UV-light by adding 50 mg of CuO-Bentonite into a 100 mL solution of Rhodamine B 2x10-5 M at some time variation.
XRD analysis results showed that the CuO material was successfully inserted into the interlayer of bentonite layer. UV-DRS analysis showed that the bandgap energy of 1.31 eV, 1.31 eV, and 1.28 eV for each of 15%, 20%, and 25% CuO-Bentonite respectively. Photodegradation of Rhodamine B using CuO-Bentonite showed a decline in the concentration of radiation-UV light for 180 minutes. Based on test, 20% CuO-Bentonite has the best sorption capacity and photocatalytic degradation of Rhodamine B.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farouq Fazmar
"Bentonit dimodifikasi dengan menyisipkan material semikonduktor ZnO ke dalam Iapisan interlayernya. Preparasi bentonit dilakukan dalam 3 tahapan, preparasi awal, bentonit dipurifikasi karbonat dan penjenuhan dengan NaCl. Proses sintesis dilakukan dengan metoda hidrotermal di dalam autoclave pacia suhu 160° C selama 12 jam kemudian padatannya dikalsinasi pada suhu 400°C selama 5 jam. Karakterisasi ZnO-bentonit dilakukan dengan menggunakan instrumentasi AAS, XRF, XRD, UV-Vis Diffuse Reflectance dan FTIR. Data UV-Vis Diffuse Reflectance memperlihatkan nilai band Gap 3,5 eV; 3,45 eV; 3,5 eV untuk masing-masing ZnO-bentonit 10%, 20% dan 30%. Uji aplikasi fotodegraciasi zat vvarna Rhodamin B dilakukan pada masing-masing fraksi ZnO-bentonit 10%, 20 % dan 30%. Fraksi ZnO- Bentonit 10% memberikan hasil yang paling efektif untuk mendegradasi zat vvarna Rhociamin B. Berciasarkan data uji aplikasi material ZnO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis terhadap zat vvarna Rhodamin B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monalisa Afrida
"Ligan 4?-(2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine telah berhasil disintesis menggunakan metode Kröhnke. Hasil yang diperoleh berupa padatan kuning sebesar 34 % dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrofotometer IR dan Spektrometer NMR. Ligan kemudian dikompleksasi dengan ion Zn2+ membentuk kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2]. Aplikasi senyawa kompleks ini sebagai fluorosensor tipe on-off untuk logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa kompleks [Zn(4?-(2 thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat dijadikan fluorosensor untuk ion Cu2+ karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresensi dan pergeseran puncak serapan maksimum senyawa kompleks secara signifikan dibanding ion-ion logam lain seperti Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. Hal ini diperkirakan dapat terjadi karena kestabilan logam Cu dan ligan 4?- (2-thienyl)-2,2?-6?,2?-terpyridine yang lebih tinggi daripada senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] sehingga penambahan ion Cu2+ dapat mensubtitusi atom pusat senyawa kompleks tersebut dan menghasilkan senyawa baru yang bersifat non-fluoresens. Senyawa kompleks [Zn(4?-(2-thienyl)- 2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] dapat mendeteksi ion Cu2+ secara selektif hingga konsentrasi 10-6 M.

Ligand 4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine has been synthesized using Kröhnke method. The solid yellow precipitate was 34 % and characterized by UV-Visible spectrophotometer, Infrared spectrophotometer and NMR spectrometer. This ligand has been coordinated to Zn2+ ion to form [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex. The application of this complex as on-off fluorosensor for heavy metal was studied by using spectrofluorometer. This study revealed that [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?-terpyridine)(NO3)2] complex can be used as fluorosensor for Cu2+ ion since this ion quenched the fluorescence intensity and shifted the fluorescence maxima of the complex significantly compared to other metal ions such as Mn2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cd2+ dan Hg2+. The fluorescence shift is happened due to the complex stability of Cu complex is higher than Zn complex. Therefore, the addition of this metal can substitute the central atom of the complex and form the new non-fluorescent compound. [Zn(4?-(2-thienyl)-2,2?:6?,2?- terpyridine)(NO3)2] complex can detect Cu2+ ion selectively up to concentration 10-6 M."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alija Izetbigovic
"Rhodamin B merupakan salah satu pewarna yang paling banyak digunakan dalam industri tekstil dan menyebabkan pencemaran air. Jika melebihi ambang batas normal Rhodamin B dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan dapat mencemari lingkungan. Penghilangan Rhodamin B dalam air dapat dilakukan dengan cara adsorpsi. Dalam penelitian ini GO (oksida grafena) digunakan sebagai adsorben karena memiliki luas permukaan yang besar dan sangat hidrofilik karena adanya gugus oksigen. Penelitian ini menggunakan GO yang disintesis dari baterai bekas, arang tempurung kelapa dan grafit komersial dengan menggunakan metode Hummers yang dimodifikasi. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi GO, GO dimodifikasi dengan nanopartikel Ag (AgNP) dengan metode sol-imobilisasi, karena AgNP menjadi situs adsorpsi tambahan pada permukaan GO. Ag/GO dikarakterisasi dengan FTIR, FESEM-EDS, spektroskopi Raman, BET, dan XRD. XRD Ag/GO menunjukkan puncak pada 10o untuk GO, dan puncak pada 32o dan 46o menunjukkan AgNP. Hasil FTIR menunjukkan bahwa puncak O-H, C=O, C-O-C terkonfirmasi dari karbonil, karboksil, dan epoksi masing-masing terkandung dalam Ag/GO. Hasil spektroskopi Raman menunjukkan terdapat pita D dan G, pada grafit pita D memiliki intensitas yang lebih rendah dibandingkan pita G yang menunjukkan ikatan sp2 lebih banyak daripada ikatan sp3. Pada GO terjadi peningkatan intensitas pita D yang mengindikasikan terbentuknya ikatan dengan hibridisasi ikatan sp3. Morfologi Ag/GO dengan FESEM menunjukkan bahwa AgNP melekat pada permukaan luar nanosheet GO. Hasil BET menunjukkan bahwa Ag/GO memiliki permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan GO saja, kecuali pada GO dari Batok Kelapa. Aktivitas adsorpsi dianalisis dengan menggunakan UV/VIS spektrofotometer. Aplikasi Ag/GO dalam adsorpsi Rhodamin B dilakukan dengan variasi jumlah adsorben, konsentrasi Rhodamin B, waktu kontak, dan nilai pH untuk mencapai optimasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa Ag/GO dari grafit komersial memiliki efisiensi adsorpsi terbaik dalam adsorpsi Rhodamin B, dan hasil ini juga membuktikan bahwa Ag/GO meningkatkan konsentrasi adsorpsi Rhodamin B sebesar 30 ppm.

Rhodamine B is one of the most widely used dyes in the textile industry and causes water pollution. Rhodamine B can have a negative impact on health and can pollute the environment if it exceeds the normal threshold. Removal of Rhodamine B in water can be done by adsorption. In this research GO (graphene oxides) is used as an adsorbent because it has a large surface area and is very hydrophilic due to the presence of oxygen groups. GO was synthesized from graphite of used batteries, coconut shell charcoal and commercial graphite by using modified Hummer’s method. In order to increase GO adsorption ability, GO was modified with AgNP by sol-immobilization method, as AgNP became additional adsorption site on GO surface. Ag/GO was characterized with FTIR, FESEM-EDS, Raman spectroscopy, BET, and XRD. XRD of Ag/GO shows peak at 10o for GO, and peaks at 32o and 46o indicates of AgNP. FTIR result showed that peaks of O-H, C=O, C-O-C confirmed of carbonyl, carboxyl, and epoxy respectively contained in Ag/GO. Raman spectrum results showed there are D and G bands, in graphite the D band has a lower intensity than the G band which indicates there are more sp2 bonds than sp3 bonds. In GO there is an increase in the intensity of the D band which indicates the formation of bonds with sp3 bond hybridization. FESEM results of Ag/GO morphology presented that AgNP adhered to the outer surface of the GO nanosheets. The BET analysis results showed that Ag/GO had a larger surface than GO alone, except for GO from Coconut Shell. The adsorption activity was analyzed by using UV/VIS spectrophotometer. Application of Ag/GO in adsorption of Rhodamine B were carried out in the variation of adsorbent amount, Rhodamine B concentration, contact time, and pH value to achieve optimization. The results analysis showes that Ag/GO from commercial graphite had the best adsorption efficiency in the adsorption of Rhodamine B, and this result is also proven that Ag/GO increased the concentration of Rhodamine B adsorbed by 30 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusni Nurdani
"CuO-bentonit telah disintesis dengan menggunakan prekursor tembaga (II) sulfat dan KOH dalam etanol melalui metode hidrotermal pada T=16O°C selama 5 jam dan dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 400°C selama 5 jam. Hasil karakterisasi XRD, XRF dan FTIR mengkonfirmasi keberadaan CuO dalam bentonit Pengukuran dengan menggunakan UV-Vis Diffuse Reflectance menunjukkan bahvva CuO-Bentonit mempunyai energi pita pada daerah 1,4 eV. Uji aplikasi fotokatalis terhadap Rhodamin B menunjukkan bahwa CuO-bentonit memiliki aktivitas sebagai fotokatalis Daya sorpsi CuO-bentonit ikut berperan dalam proses pengurangan konsentrasi Rhodamin B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30468
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gavin Hutama Farandiarta
"Nanopartikel oksida logam merupakan salah satu jenis material yang kini banyak dikembangkan karena sifatnya yang baik sebagai konduktor, sensor serta dalam reaksi fotokatalisis. Nanopartikel ZnO, yang merupakan material semikonduktor dengan energi celah pita yang lebar, diuji aktivitas fotokatalitiknya dibawah radiasi sinar UV dan sinar tampak. Dikarenakan energi celah pitanya yang lebar, aktivitas fotokatalitik ZnO di bawah radiasi sinar tampak menjadi cukup rendah. Nanopartikel ZnO, dalam penelitian ini, dimodifikasi menggunakan nanopartikel MnO2 untuk menurunkan energi celah pita sehingga aktivitas fotokatalitiknya meningkat.
Dalam penelitian ini, sintesis nanopartikel ZnO-MnO2 dilakukan melalui metode green synthesis dengan bantuan ekstrak tali putri sebagai sumber alkaloid dan capping agent. Uji aktivitas fotokatalitik nanopartikel ZnO, MnO2, dan ZnO-MnO2 dilakukan dengan mereaksikannya dengan rhodamin B, pewarna organik yang bersifat karsinogenik, di bawah radiasi sinar tampak dan sinar UV. Melalui penelitian ini didapatkan bahwa persen degradasi rhodamin B oleh nanopartikel ZnO, MnO2, dan ZnO-MnO2 adalah 60.21, 29.10, dan 93.41 di bawah radiasi sinar UV sedangkan di bawah sinar tampak 34.66 oleh ZnO, 15.852 oleh MnO2 dan 55.85 oleh ZnO-MnO2.

Metal oxide nanoparticle is one of the material that is continously being researched for its conductivity, sensitivity as a sensor, and photocalytic ability. In this research, ZnO nanoparticle, which is a semiconductor material that has wide bandgap, is studied for its photocatalytic activity under irradiation of UV and visible light. Since ZnO nanoparticle has wide bandgap, its photocatalytic activity is quite poor under visible light irradiation. In this research, ZnO nanoparticle is modified by MnO2 to decrease its bandgap so the photocatalytic activity will increase in return. This ZnO MnO2 nanopartcile is synthesized using Cassytha filiformis extract, making this as a green synthesis method.
The photocatalytic activity of ZnO, MnO2, and ZnO MnO2 nanoparticle is studied with rhodamine B, a carsinogenic organic dye, as the model. In this research, it is obtained that the percentage of degradation of rhodamine B using ZnO, MnO2, and ZnO MnO2 nanoparticle is 60.21, 29.10, and 93.41 under irradiation of UV light, meanwhile under irradiation of visible light, ZnO reached 34.66, MnO2 reached 15.852, and ZnO MnO2 55.85.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Mita Anggra Ovika
"Ligan 4'-(p-nitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine telah berhasil disintesis melalui metode Kröhnke yaitu mekanisme kondensasi aldol. Hasil yang diperoleh berupa endapan berwarna cokelat dengan persen yield sebesar 40%. Karakterisasi dilakukan menggunakan spektrometer NMR, Spektofotometer IR, elemental analisis, dan Spektofotometer UV-Visibel. Ligan selanjutnya dikomplekskan dengan ion logam transisi (M=Fe, Ni, Cu dan Zn) membentuk senyawa kompleks [M(4'-(pnitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine)(NO3)2]. Hal ini didukung berdasarkan data UVVisibel pada senyawa kompleks dimana terdapat puncak serapan baru bada panjang gelombang 220 nm-230 nm yang menunjukkan logam sudah berikatan dengan ligan. Aplikasi ligan 4'-(p-nitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine dan kompleks sebagai fluorosensor dilakukan dengan menggunakan spektrofluorometer.
Berdasarkan hasil spektrofluorometer penambahan ion Na+ pada ligan dan senyawa kompleks Fe, Ni, Cu, dan Zn mengakibatkan perubahan intensitas fluorosensi. Hasil studi menunjukkan bahwa ligan dan kompleks Fe dan Ni dapat dijadikan fluorosensor tipe on-off untuk ion Na+, karena dengan penambahan ion logam Na+ menyebabkan penurunan intensitas fluorosensi dan pergeseran puncak emisi maksimum pada ligan dan kompleks, sedangkan untuk kompleks Zn dan Cu dapat dijadikan fluorosensor tipe off-on untuk ion Na+, karena dengan penambahan ion logam Na+ menyebabkan peningkatan intensitas fluorosensi dan pergeseran puncak emisi maksimum kompleks.

Ligand 4'-(p-nitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine has been synthesized using Khronke method by aldol condensation reaction. The solid brown precipitate was collected and giving 40 %yield. The ligand has been characterized by H-NMR spectrometer, FTIR, elemental analyzer, UV-Vis spectrometer, and UV-DRS spectrometer. Further more, complex compounds of this ligand with transition metal [M=Fe, Cu, and Zn] to gave complex compounds [M(4'-(p-nitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine)(NO3)2]. The complex compounds has been indicated by UV-Vis data. The data absorbance gave new peaks fluorosensor at wavelength 232, 236, and 239 nm. The application of ligand 4'-(p-nitrophenyl)-2,2':6',2'-terpyridine and complex compounds as fluoresensor material for ion Na+ were determined by spectrofluoremeter.
The results showed that the addition of sodium metal ion into ligand and complex compounds of Fe, Ni, Cu, and Zn changed the fluorescens intensity. We found that the complex Fe and Ni compounds worked as fluoresensor type on-off for sodium metal. The maximum peak emission of ligand and its compounds had been shifted and the fluoresens intensities were decreased, the complex Cu and Zn compounds showed fluoresensors type off-on for sodium metal ion. The beased on the shifts of their peak emission maximum and their increasing fluoresens intensities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Nanopartikel Fe- doped ZnO/Montmorillonite dengan empat variasi konsentrasi dopant disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Seluruh sampel menunjukkan fase tunggal dari struktur hexagonal wurzite ZnO pada spektrum X-ray Diffraction (XRD), namun fase sekunder dari ZnFe2O4 ditemukan pada sampel dengan konsentrasi dopant 12 at.%. Keberadaan dopant Fe dan montmorillonite dikonfirmasi menggunakan spektroskopi Energy Dispersive X-ray (EDX), Fourier Transform Infrared (FTIR), dan Electron Spin Resonace (ESR). Hasil spektroskopi UV-Vis Diffuse Reflectance (UV-Vis DRS) menunjukkan nilai celah energi yang diperoleh menurun seiring meningkatnya konsentrasi dopant. Uji aktivitas fotokatalitiik dipelajari dengan menggunakan Congo Red (CR) sebagai model polutan organik di bawah paparan sinar Ultra Violet (UV). Degradasi CR yang diamati meningkat seiring meningkatnya konsentrasi dopant. Studi efek dosis katalis dan konsentrasi awal CR menunjukkan hasil optimum dapat tercapai saat menggunakan 0.7g/L Fe-doped ZnO/Montmorillonite 12 at.% untuk mendegradasi 20 mg/L CR pada pH netral. Jenis Reactive Oxygen Species (ROS) yang paling berperan pada aktivitas fotokatalitik ialah elektron (e-)> hole (h+)> OH.

Four variations in dopant concentration of Fe-doped ZnO/Montmorillonite nanoparticles were synthesized using co-precipitation method. X-Ray Diffraction spectrum are shown hexagonal wurzite structure for all samples, while at 12 at.% doping concentration the secondary fase of ZnFe2O4 is detected. The existence of Fe dopant and montmorillonite are confirmed by Energy Dispersive X-Ray, Fourier Transform Infrared, and Electron Spin Resonance Spectroscopies. Results of UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy shows tendency of energy gap decreases with increasing dopant concentration. Photocatalytic activities were evaluated by using Congo Red (CR) as a model of organic pollutants under UV light irradiation. The optimum condition to degrade 20 mg/L CR obtains for 0.7 g/L of 12 at.% Fe-doped ZnO/Montmorillonite in neutral condition. The type of Reactive Oxygen Species (ROS) that most contribute on photocatalytic activity is as followed electron (e-)> hole (h+)> OH."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Prastanta
"Methyl orange (MO) adalah salah satu bahan pewarna yang banyak digunakan di industri tekstil. MO memiliki sifat karsinogen dan berbahaya yang dapat mencemari air dan sangat beracun jika dikonsumsi oleh manusia, sehingga perlu dilakukan fotodegradasi yang efektif. Pada penelitian ini dilakukan sintesis Ag-ZnO/GO untuk fotodegradasi methyl orange. Ag-ZnO/GO memiliki aktivitas fotodegradasi yang baik terhadap methyl orange yang dibuktikan dengan menggunakan UV–Vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) dengan perbandingan nilai band gap yang menurun dari 3,40 eV untuk ZnO menjadi 2,43 eV untuk Ag-ZnO/GO, lalu terdapat peningkatan persentase degradasi sebesar 92 % pada ZnO menjadi 99,6% pada Ag-ZnO/GO dan nilai Kt pada ZnO sebesar 2,21 x 10-2 menit-1 menjadi 2,47 x 10-2 menit-1 pada Ag- ZnO/GO. Katalis juga dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), Raman Spectrophotometer, X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM) Surface Area Analyzer (SAA-BET), dan persentase degradasi methyl orange diukur dengan UV-VIS Spectrophotometry.

Methyl orange (MO) is a dye that is widely used in the textile industry. MO has carcinogenic and dangerous properties that can pollute water and is very toxic if consumed by humans, so it is necessary to carry out effective photodegradation. In this research, Ag-ZnO/GO was synthesized for photodegradation of methyl orange. Ag- ZnO/GO has good photodegradation activity against methyl orange as proved by using UV-Vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) with a ratio of band gap values that decreased from 3.40 eV for ZnO to 2.43 eV for Ag- ZnO/GO, then there is an increase in the percentage of degradation by 92% in ZnO to 99.6% in Ag-ZnO/GO and the Kt value in ZnO by 2.21 x 10-2 minutes-1 to 2.47 x 10-2 minutes-1 in Ag-ZnO/GO. The catalyst was also characterized using Fourier Transform Infra Red (FTIR), Raman Spectrophotometer, X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), Surface Area Analyzer (SAA-BET), and the percentage of methyl orange degradation was measured by UV-VIS Spectrophotometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>