Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarni
"Pada penelitian ini, dilakukan pengujian metode Uji Krom Heksavalen
(Cr(VI)) Secara Ekstraksi dan Penentuannya dengan Spektrofotometri Serapan
Atom. Penentuan Cr(VI) dalam metode ini melalui pembentukan kompleks
dengan ligan amonium pirolidin ditiokarbamat (APDC). Senyawa kompleks yang
terbentuk dipisahkan dengan cara ekstraksi menggunakan metil isobutil keton
(MIBK) yang kemudian diukur menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA).
Hasil yang didapat dari penelitian ini, pada uji limit deteksi (LoD) dan limit
kuantisasi (LoQ) untuk analisis Cr(VI) diperoleh limit deteksi alat SSA PERKIN
ELMER 3110 sebesar 0,05 ppm dan limit kuantisasi sebesar 0,17 ppm. Dari uji
pH optimum diperoleh pH optimum reaksi Cr(VI) dengan APDC pada pH 3. Pada
uji akurasi diperoleh persen temu balik untuk masing-masing kadar contoh uji
Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm yaitu masing-masing sebesar 19,71; 18,23;
18,02%. Pada uji linieritas diperoleh nilai regresi linier (R2) sebesar 0,9908. Dari
uji presisi diperoleh nilai SD sebesar 11,1658 dan RSD 37,59%. Dari uji
selektifitas pengaruh adanya Cr(III) pada reaksi Cr(VI) dengan APDC dihasilkan
persen temu balik untuk masing-masing kadar contoh uji Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm;
dan 2 ppm yaitu masing-masing sebesar 35,44; 33,44; 32,64%. Pada uji
selektifitas pengaruh adanya logam Cd2+, Pb2+ dan Cu2+, diperoleh persen temu
balik untuk masing-masing kadar contoh uji Cr(VI) 0,2 ppm; 1 ppm; dan 2 ppm
yaitu masing-masing sebesar 27,69; 21,37; 20,86%. Dari semua parameter
validasi yang dilakukan dalam penelitian, disimpulkan metode penentuan Cr(VI)
dengan cara ekstraksi tidak memenuhi semua kriteria yang diinginkan dalam
validasi metode sehingga metode ini tidak dinyatakan valid."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2009
S30351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Dira Aztiani
"Cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada hati ayam akan menimbulkan masalah kesehatan bila melebihi batas yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kandungan timbal, kadmium, dan tembaga dalam hati ayam kampung jantan dan betina serta hati ayam broiler jantan dan betina. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 48 jam kemudian didestruksi dengan HNO3 65% menggunakan metode analisis sistem tertutup dengan alat microwave digestion system. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan adanya cemaran timbal, kadmium, dan tembaga pada seluruh sampel. Berdasarkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, maksimum kadar cemaran timbal dan tembaga adalah 2,0 mg/kg dan 20,0 mg/kg dan berdasarkan FDA, maksimum kadar cemaran kadmium adalah 1,0 mg/kg. Kadar timbal, kadmium, dan tembaga dalam sampel (bobot basah) yang diteliti aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanni Kussuryani
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S29793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meta Vyatry Anggraini
Depok: Universitas Indonesia, 1998
TA839
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salmi Hayati
"Penggunaan timbal dan tembaga pada kosmetik mempunyai resiko yang cukup besar apabila dikonsumsi secara langsung. Efek toksik yang ditimbulkan di antaranya reaksi toksik topikal pada kulit dan kepala, kerusakan pada jaringan rambut, gangguan penyakit kulit seperti gatal-gatal, nyeri, dermatitis serta dapat juga menimbulkan keracunan sistemik (peradangan dan kerusakan organ ginjal dan hati, demam , gangguan syaraf). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan timbal dan tembaga dalam pewarna rambut serta rambut pemakai pewarna rambut. Sampel pewarna rambut di destruksi dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 100°C. Larutan hasil destruksi dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom. Sampel rambut dikeringkan dalam oven pada suhu 500C kemudian dilakukan destruksi basah dengan asam nitrat 65% dan asam perklorat 60% menggunakan lempeng pemanas (hot plate) pada suhu 1000C. Larutan hasil destruksi di analisis menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal dan tembaga dalam pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas kadar yang diizinkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 376/MenKes/Per/VIII/1990 sebesar 2% dan berdasarkan Food Drugs Administration, maksimum kadar timbal asetat sebesar 0,6% w/v dan kadar tembaga sebesar kurang dari 0,6% w/v. Rata-rata kadar timbal dalam rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B masih dalam batas normal yakni sebesar kurang dari 12,00 mg/kg. Pada rambut pemakai pewarna rambut merek A dan B kadar tembaga telah melebihi batas normal yakni sebesar lebih dari 2,30 mg/kg.

The use of lead and copper in cosmetics have more high risk if consumed directly. Toxic effects including toxic reaction to topical on the skin and head, damage to the hair tissue, skin disorders such as itching, pain, dermatitis and may also cause systemic toxicity (inflammation and organ damage to kidneys and liver, fever, neurological disorders). This study aims to analysis the content of lead and copper in hair and hair of hair dye users. Samples of hair dyes destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100oC. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer. Hair samples were dried in an oven at a temperature of 50oC and then destructed with 65% nitric acid and perchloric acid 60% using hot plate at a temperature of 100°C. After phase of destruction, it was analyzed by atomic absorption spectrophotometer.
Results showed levels of lead and copper in hair dye brand A and B are still within levels permitted by the Minister of Health Decree No. 376/MenKes/Per/VIII/1990 of 2% and according to the Food and Drugs Administration, the maximum levels of the lead is 0,6% w/v and levels copper metal is less than 0,6% w/v. The average lead content in hair of hair dyes users brand A and B are still within the normal range which is less than 12,00 mg/kg, while the copper content in hair of the hair dye users has exceeded the normal limit of copper content in hair which is more than 2,30 mg/kg."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33190
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>