Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusma
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marpaung, Martin Lourence
"Optimasi aktivitas katalis hidrogenasi katalitik CO2 menjadi metanol pada tekanan dan suhu rendah menjadi tantangan dalam pengembangan katalis. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan berbagai variasi pada preparasi katalis hidrogenasi katalitik CO2, salah satunya adalah dengan metode injeksi gas sebagai precqoiraring agemt Melalui teknik pengendapan dengan rnenggunal-can injeksi gas ini diharapkan diperoleh partikel inti aktif katalis sekecil mungkin sehingga dihasill-Lan dispersi inti aktif dan luas permukaan yang besar.
Pada penelitian ini katalis yang digunakan adalah CuO/Z.nO/Al2O3 dengan komposisi masing-rnasing 50 % : 45 % : 5 % yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi dengan injeksi gas. Variasi dilakukan pada N1 sebagai carrier gas dengan 2 laju alir, yaitu 200 cc/menit dan 300 cc/menit Serta konsentrasi amoniak sebagai precipitating agen! dengan 2 konsentrasi, yaitu 2 M dan 3 M. Efek injeksi gas dalam larutan dapat memberikan pfoses pencampuran (mixing) yang balk melalui proses pengadukan sehingga menghasilkan campuran yang lebih homogen dengan terbentuknya gelembung udara (bubble) clan sifat difusi dari gas itu sendiri. Terjadinya reaksi gas-larutan yaitu gas NH; dalam larutan logam nitrat menyebabkan terbentuknya ion OH sebagai precipitating agent. Karakter katalis dianalisa dengan AAS untuk mengetahui keberhasilan teknik pengendapan dengan metode injeksi gas pada reaksi kopresipitasi, FTIR untuk mengidentifikasi senyawa yang terbentuk dalam sampel katalis, dan BET untuk mengetahui luas permukaan katalis.
Hasil penelitian menunjukkan buhwa gas NH3 sebagai precipitating agent dan gas N2 sebagai carrier gas mampu mengendapkan ion-ion logam. Peningkatan konsentrasi NH4OI-l dan laju alir gas N2 mempercepat waktu pengenclapan dengan waktu pengendapan optimum (tercepat) diperoleh pada t= 3 menit, yaitu pada konsentrasi NH4OH 3 M dan laju alir carrier gas N1 300 ccfmenit Dari analisa FTIR diketahui bahwa injeksi gas NH; dengan N2 sebagai carrier menghasilkan endapan Cu(OH)2 yang dapat dilihat melalui spektra infra merah yang diperoleh, yaitu terdapat ikatan OH stretching pada 3424 cm-' dan 3509 cm-1, Cu-O dari Cu(Ol-l); pada 2090 cm-?, OH bend pada l380 cm-' dan 0-Cu-O linear dari Cu(OH)2 pada 925 cm-' Metode injeksi gas rnenghasilkan luas pemnukaan yang besar dan meningkat seiring dngan peningkatan konsentrasi NH4OH dan laju alir gas N2 yaitu mulai dari 26,17 m2/gr sampai 36,03 ml/gr, dimana hal ini merupakan peningkalan yang cukup besar dibandingkan dengan hasil dari metode kopresipitasi konvensional (l,l7 ml/gr)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Astri N.
"Metil laurat merupakan bahan baku atau dasar bagi banyak industri, termasuk industri surfaktan. Metil laurat merupakan metil ester yang diperoleh dari minyak kelapa melalui proses transesterifikasi trigliserida minyak kelapa tersebut dengan alkohol menggunakan bantuan katalis. Kandungan asam laurat pada trigliserida minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) cukup tinggi, yaitu sekitar 48%. Dengan demikian proses isolasi metil laurat dari VCO merupakan proses yang efektif untuk menghasilkan banyak metil laurat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi metil laurat dari VCO. VCO awalnya ditransesterifikasi dengan metanol untuk menghasilkan metil ester dengan menggunakan NaOH sebagai katalis. Metil laurat dipisahkan dari metil ester dengan menggunakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik leleh. Selama ini, metil ester yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dipisahkan dengan menggunakan metode distilasi fraksionasi (perbedaan titik didih). Padahal, metil ester memiliki perbedaan titik leleh (melting point) juga. Dengan demikian, pemisahan metil ester berdasarkan titik leleh menambah alternatif metode pemisahan.
Penelitian ini dititikberatkan pada pengkajian beberapa variabel dalam transesterifikasi. Variabelnya adalah temperatur (40°C, 50°C, 60°C, 80°C), lamanya (waktu) reaksi transesterifikasi (0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, 3 jam), kecepatan pengadukan (50 rpm, 68 rpm, 97 rpm, 120 rpm), rasio mol metanol dengan VCO (3:1, 4:1, 6:1, 10:1), dan persen berat katalis NaOH (0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 3 %).
Variabel-variabel ini akan dilihat pengaruhnya terhadap konsentrasi metil laurat yang dihasilkan. Pada penelitian ini, konsentrasi metil laurat secara umum meningkat seiring kenaikan temperatur, waktu, kecepatan pengadukan, rasio mol reaktan dan persen berat katalis. Pemisahan metil laurat dari campuran metil ester hasil transesterifikasi dengan metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik leleh pada penelitian ini masih belum efektif, karena hanya menaikkan konsentrasi metil laurat sebesar 0,3 % volume saja.

Methyl laurate is a raw or base material for many industries, includes surfactant industries. Methyl laurat is a methyl ester obtained from coconut oil through the transesterification process of that oil with alcohol with the help from catalyst. Lauric acid in the tryglicerides of Virgin Coconut Oil (VCO) is quite high, which is around 48 %. This is the reason why isolation process of methyl laurate from VCO becomes an effective process to gain a lot of methyl laurate.
This research is meant to isolate methyl laurate from VCO. First, VCO is transesterified with methanol to produce methyl ester, using NaOH as the catalyst. Methyl laurate then is seperated from the methyl ester using different melting-point based separation method. All this time, produced methyl esters from transesterification are seperated using fractionation distillation method. But methyl esters also have difference in melting point. And the melting point based separation method adds the alternatives for separation method.
This research's mainly point is to study some variables in transesterification. The variables are temperature (40°C, 50°C, 60°C, 80°C), time of transesterification reaction (0,5 hour, 1 hour, 1,5 hours, 2 hours, 3 hours), speed of stirring (50 rpm, 68 rpm, 97 rpm, 120 rpm), mol ratio between methanol and VCO (3:1, 4:1, 6:1, 10:1), and the percent weight of the catalyst NaOH (0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 3 %).
These variables' effects to the concentration of produced methyl laurate will be observed. From this research, the concentration of methyl laurate avaragely increased, following the increasing of temperature, time, agitation, reactan mol ratio and catalyst weight percent. The separation of methyl laurat from mixtured methyl esters using melting point based separation method on this research is not effective yet, because it only increased the concentration of methyl laurate in the amount of 0.3 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Nur Sahid
"Energi merupakan aspek penting penunjang kehidupan dan hingga saat ini terus dikembangkan pemanfaataannya.. Salah satu bahan bakar alternatif yaitu biofuel yang diperoleh dari bio-oil yang telah ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan standar. Di pihak lain, buangan plastik yang didominasi polipropilen semakin hari semakin bertambah. Dalam penelitian ini menggunakan bahan baku RBDPO (refined, bleached, deodorised palm oil) yang mewakili crude palm oil dan plastik polipropilen sebagai donor hidrrogen radikal dan hasil pirolisisnya sebagai bagian dari hidrokarbon. Penelitian ini terdapat rangkaian proses slow thermal co-pyrolysis, catalytic co-pyrolysis dan hidrodeokigenasi. Slow thermal co-pyrolysis menggunakan umpan plastik polipropilena dengan laju pemanasan 10 , kemudian dalam proses catalytic co-pyrolysis menggunakan variasi massa katalis sebesar 3, 5, dan 7% dari massa umpan poliprolipena dan RBDPO. Penggunaan katalis Ni/ZrO2SO4 yang memiliki tingkat keasaman tertentu meningkatkan hasil yield bio oil dan kandungan oksigenat yang rendah. Selain itu katalis Ni/ZrO2SO4 (asam brosnted dan lewis) menyebabkan mid-chain scission PP sehinggaa distribusi panjang rantai karbon mengarah pada fraksi diesel. Efek dari penggunaan feed PP yang memberikan donor radikal hidrogen meningkatkan hasil yield bio oil dari 6% menjadi 68% menunjukkan efek sinergis antara RBDPO dan plastik polipropilena.

Energy is an important aspect of life support and until now its utilization continues to be developed. One of the alternative fuels is biofuel obtained from bio-oil with an increase in quality according to standards. On the other hand, plastic waste which is dominated by polypropylene is increasing day by day. In this study, the raw material used is RBDPO (refined, bleached, deodorised palm oil) which represents crude palm oil along with polypropylene plastic as hydrogen radical donors and the pyrolysis products as part of the hydrocarbons. This research contains a series of processes of slow thermal co-pyrolysis, catalytic co-pyrolysis and hydrodeoxygenation. Slow thermal co-pyrolysis using polypropylene plastic feed with a heating rate of 10℃/min, then in the catalytic co-pyrolysis process using a catalyst mass variation of 3, 5, and 7% of the mass of polypropylene and RBDPO feeds. The use of Ni/ZrO2SO4 catalyst with a certain level of acidity increases the yield of bio oil and has a low oxygenate content. In addition, Ni/ZrO2SO4 catalyst (Brosnted and Lewis acids) causes mid-chain scission of PP, so that the distribution of carbon chain length leads to the diesel fraction. The effect of using PP feed which provides hydrogen radical donors increases the yield of bio oil from 6% to 68%, indicating a synergistic effect between RBDPO and polypropylene plastic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rizky Amanda
"Dalam penelitian ini, dilakukan variasi nutrisi yang diberikan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa dan Oscillatoria sp. untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persentase kandungan protein. Konsentrasi protein yang terkandung dalam mikroalga dilihat dari nilai serapan larutan sampel hasil uji biuret dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 540 nm. Pada mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan medium Walne, didapatkan protein sebesar 16,78% sedangkan pada medium NPK Urea didapat protein sebesar 12,40%. Penambahan konsentrasi nutrisi juga meningkatkan persentase protein yang dihasilkan kedua mikroalga. Mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan NPK Urea 2 ml/L (12,40% dan 13,86% berturutturut). Begitu juga dengan C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 2 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 1 ml/L (16,78% dan 24,74% berturut-turut). Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh mikroalga Oscillatoria sp. yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kultivasi menggunakan NPK Urea 2 ml/L (6,39 % dan 8,98 %). Uji HPLC menunjukkan bahwa asam amino esensial dengan persentase terbesar pada mikroalga Oscillatoria sp. adalah leucine dan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa adalah lysine. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial tertinggi pada kedua mikroalga adalah glutamic acid.

The effect of nutrition variation on protein accumulation in microalgae Chlorella pyrenoidosa and Oscillatoria sp. Were studied. Protein concentration in microalgae was determined using absorbance of biuret testing method sample with UV-Visible spectrophotometry on wavelength of 540 nm. Microalgae C.pyrenoidosa with Walne nutrition gave total of 16,78% protein, and NPK Urea nutrition gave 12,40% protein. Addition of nutrition concentration also contributed to increased protein accumulate on both microalgae. C.pyrenoidosa cultivated with NPK Urea 3ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (12,40% and 13,86% respectively). C.pyrenoidosa cultivated with Walne 2 ml/L also gave higher protein extracted compared to Walne 1 ml/L (16,78% and 24,74% respectively). Oscillatoria sp. cultivated with NPK Urea 3 ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (6,39% and 8,98% respectively). HPLC test showed that highest percentage of essential amino acid on Oscillatoria sp. is leucine, and C.pyrenoidosa is lysine. For both microalgae, highest non essential amino acid is glutamic acid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulian Lis
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, katalis H2SO4/SiO2 dibuat dengan menggunakan metode immobilisasi sol-gel dan impregnasi pada silika gel. Katalis H2SO4/SiO2 dikarakterisasi dengan XRD, XRF, dan FTIR. Katalis yang dihasilkan diuji dengan metode leaching untuk mengetahui banyaknya asam sulfat yang terlepas dan digunakan pada reaksi esterifikasi. Persen leaching yang diperoleh dari impregnasi pada silika gel sebesar 4,78% per 0,1 g katalis dan untuk katalis solgel sebesar 7,1% per 0,1 g katalis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, katalis solgel selanjutnya digunakan untuk reaksi esterifikasi asam-3,4,5-trihidroksibenzoat (asam galat) dan sukrosa dengan suhu 90 oC dan 110 oC, rasio mol asam galat dan sukrosa 2:3, 8:1, 9:1 dengan suhu optimum 110 oC, waktu reaksi 24 jam, 5% katalis dan pelarut DMSO. Sebelum reaksi esterifikasi, reaktan dicampur dan dipanaskan dalam oven microwave selama 4 menit dan dibandingkan dengan 10 menit. Hasil reaksi esterifikasi dianalisis menggunakan HPLC, FT-IR dan LCESI- MS dan menunjukkan sebagian besar asam galat telah bereaksi. Hasil LC-ESIMS menunjukkan hanya terbentuk monogalloyl glucose. Selanjutnya, produk ester diuji dengan metode DPPH radical scavenging dan menunjukkan bahwa ester yang dihasilkan memiliki IC50 34,68 ppm.

ABSTRACT
In this research, the catalysts H2SO4/SiO2 were prepared by sol-gel and impregnation methods and were characterized with XRD, XRF and FT-IR. Both catalysts were tested by leaching method to determine the leaching of sulfuric acid and were used on the esterification reaction. Percent leaching of H2SO4 from the impregnated silica gel was 4.78% per 0.1 g catalyst and from the immobilized solgel was 7.1% per 0.1 g catalyst. Based on these results, sol-gel catalyst was used on the esterification reaction between 3,4,5-trihydroxyl benzoic acid (gallic acid) and sucrose at temperatures of 90oC and 110 oC, by varying the molar ratios of gallic acid/sucrose 2/3; 8/1 and 9/1 at optimum temperature of 110 oC, for 24 hours and 5% catalyst using DMSO as solvent. Prior to the esterification reaction, the reactants mixture was heated in a microvawe oven for 4 minutes compare to 10 minutes. The esterification reaction products were analyzed by HPLC, FT-IR and LC-ESI-MS and showed that almost all gallic acid was reacted. The LC-ESI-MS results indicated that only monogalloyl glucose was produced. Furthermore, the esterification product was determined by DPPH radical scavenging method and showed that IC50 from the ester was 34,68 ppm.
"
2011
S54647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>