Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Saputra
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanza Andromeda
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu Maternal merupakan salah satu indikator untuk memonitor pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals). Oleh Karena itu penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sebaran wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan analisis spasial dan analisis statistik dengan metode pearson product moment maka dapat diketahui hubungan antara aksessibilitas, indeks pendidikan, ekonomi, dan jumlah fasilitas kesehatan dengan Angka Kematian Ibu Maternal. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah Angka Kematian Ibu Maternal yang tinggi berada pada wilayah dengan klasifikasi aksessibilitas yang rendah dan wilayah dengan indeks pendidikan yang rendah. Wilayah tersebut terdapat di bagian selatan, di bagian timur laut, hingga ke bagian tenggara Provinsi Jawa Barat.

Abstract
Maternal mortality rate is an indicator for monitoring the achievement of the Millennium Development Goals (MDGs). Therefore, the author conducted this research with the aim to find out how the distribution of the Maternal Mortality Rate in the cities and counties in Province of West Java and then the factors that influence it are. This research using spatial analysis and statistical analysis by the method of Pearson product moment, it is known relationship between accessibility, education index, economy, and the number of health facilities with the Maternal Mortality Rate. The result showed that the Maternal Mortality is high in areas with low accessibility and areas with low education index. The region is scattered in the south, in the northeast down to the southeastern province of West Java."
Universitas Indonesia, 2012
S43566
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirawati A. Sukartiko
"ABSTRAK
Sebagai propinsi terpadat ketiga di Indonesia yang sebagian daerahnya
merupakan tanah kritis dan tergolong wilayah khusus, yaitu pada musim hujan
banjir dan pada musim kemarau kekeringan, propinsi Jawa Tengah merupakan
contoh keadaan daerah yang telah melampaui batas daya dukung lingkungannya.
Kondisi kehidupan manusianya yang kurang baik tercermin dari
masih tingginya tingkat kematian Wayi. Berdasarkan hal-hal tersebut maka
yang ingin diketahui adalah faktor apakah yang menyebabkan tingginya
tingkat kematian bayi.
Faktor-faktor yang dibahas mencakup faktor fisik, yaitu iklim, curah
hujan, prospek dan potensi air tanah, dan suniber air minum. Faktor sosial
mencakup pendapatan per kapita daerah, persentase baca tulis latin golongan
perempuan, jumlah puskesmas dan faktor kerapatan jalan. Data yang
digunakan mayortias data tahun 1980 sedangkan data fisik tidak terikat
tahun karena data fisik lainban berubah.
^fa kItX or fiskk omreemlpausniy apie tah udbaunn gakno ryealnagsi tisdtaakt ilsatnigk sudnigp edreonlegha n hatsiinlg kabath wkae maktairaenna
bayi, maka diperoleh hubungan yang lemah antara faktor fisik dan tingkat
kematian bayi. Sebaliknya faktor sosial, khususnya tingkat pendapatan per
kapita suatu daerah cenderung menunujukkan hubungan yang kuat terhadap
tingginya tingkat kematian bayi, yaitu semakin tinggi pendapatan per kaoita
suatu daerah, semakin rendah tingkat kematian bayinya. Hasil lain yang
ditunjukkan ialah bahwa faktor fisik suatu daerah tidak terlalu mempenqaruhi
tingginya tingkat kematian bayi. Bila suatu daerah mempunyai iklim
yang kering, tanah yang kurang subur, potensi air tanah yang rendah dan
hal-hal Tain yang kurang menunjang suatu pertanian yang baik, tetapi bila
daerah tersebut mempunyai pendapatan per kapita yang tinggi, maka tingkat
kematian bayi daerah tersebut tetap akan rendah. Demikian juga bila Ladaan
pertanian baik karena ditunjang keadaan fisik lingkungan yang baik
tetapi karena pendapatan per kapita rendah maka tingkat kematian bavi akan
tinggi juga."
1986
S33303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sirait, Robby Alexander
"Studi ini bertujuan untuk menganalisa hubungan pengeluaran publik pemerintah daerah dan angka kematian bayi. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pengeluaran publik kesehatan dengan menggunakan data panel Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 ? 2008. Pendekatan model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran publik kesehatan memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap penurunan angka kematian bayi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel kontrol lain memiliki hubungan yang signifikan secara statistik terhadap penurunan angka kematian bayi.

This study aims to analyze the relationship between local spending and infant mortality rate in the Province of West Java from the year of 2005 to 2008. The model developed for this study is fixed effect model of panel data regression. The result show that local spending on health and control variables have a statistically significant in reduce infant mortality rate.;This study aims to analyze the relationship between local spending and infant mortality rate in the Province of West Java from the year of 2005 to 2008. The model developed for this study is fixed effect model of panel data regression. The result show that local spending on health and control variables have a statistically significant in reduce infant mortality rate."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Affandi
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Legawati Huka
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini Sunyoto
"Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu dengan perdarahan antepartum di RSU dilakukan penelitian dengan rancangan case-control yang menggunakan data rekam medis di RSU se wilayah III Cirebon tahun 1992-1996 yang dipergunakan format MCM sebagai alat pengumpul data. Populasi adalah ibu hamil yang datang ke RSU dengan komplikasi perdarahan antepartum, diambil seluruh kasus kematian ibu PAP sebagai sampel yaitu 53 ibu PAP dan 263 ibu PAP yang tidak meninggal dan terpilih sebagai control. Digunakan analisa univariat, bivariat dan regresi logistik untuk memperkirakan OR dan 95% confidence interval serta interaksi digunakan untuk memerikasa efek modifikasi. Temyata yang berpotensi sebagai konfonding adalah persalinan dan kesiapan darah, umur kehamilan dan kegawatan serta frekuensi hamil dan kegawatan adalah persalinan dan kesiapan darah, umur kehamilan dan kegawatan serta frekuensi hamil dan kegawatan. Melalui penelitian ini didapat faktor penentu terhadap kematian ibu PAP adalah tindakan pengakhiran persalinan, pendidikan ibu, kondisi kegawatan saat tiba di RSU, status rujukan, umur kehamilan, frekuensi kehamilan dan kesiapan darah. Ternyata variabel persalinan menjadi faktor penentu utama terhadap kematian ibu dengan perdarahan antepartum di rumah sakit Umum, tepatnya ibu PAP yang datang ke RSU tidak diakhiri persalinan rnempunyai risiko kematian lebih besar dari pada yang diakhiri persalinan di RSU.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah kematian ibu PAP di RSU antara lain setiap ada kasus PAP diatas 35 minggu baru dapat di pulangkan setelah tindakan pengakhiran kehamilan; dan sarana tenaga, material khususnya untuk pembedahan dan pembiayaan serta prosedur tetap di RSU senantiasa menjadi perhatian pimpinan RSU dan Pemerintah Daerah untuk pemenuhannya. Untuk pelayanan kesehatan ekstemal RSU diharuskan segera merujuk ibu PAP tanpa melakukan manipulasi apapun serta memberikan pertolongan pertama untuk perdarahannya baik infus maupun transfusi. Selain itu agar senantiasa diupayakan pembatasan kehamilan yang dapat mempengaruhi kematian ibu khususnya ibu dengan PAP.
Karena pendidikan ibu mempengaruhi kematian Ibu PAP maka pemberdayaan wanita menjadi panting agar wanita dapat mengambil keputusan sendiri, dapat mempersiapkan kelahiran dengan baik sehingga 2 keterlambatan dapat dihindari; dengan melibatkan keluarga masyarakat dan aparat.

It is found out through the research that the decisive factor responsible for the death of pregnant women with antepartum hemorrhage are the effort of breaking up the pregnancy with child birth, the educational back ground of the women, the condition of criticalness when they enter the hospital, the status of reference, the age of pregnancy, the frequent of pregnancy, and the readiness of blood. It is found out too that the child birth variable is the main decisive factor on the death of pregnant women with antepartum hemorrhage; the death risk is higher on the pregnant women with antepartum hemorrhage without child birth efforts in comparison to the others with child birth efforts.
It can be concluded that, to prevent the pregnant women with antepartum hemorrhage from death, there should be the effort of breaking u[ the pregnancy with child birth, the availability dualified human resources and equipments for surgical operation, financing, and the regular procedure applied at the hospitals should always be paid attention by the head of the hospitals and the local goverment. For the external health service, the hospitals should immediately refer to the pregnant women with antepartum hemorrhage without making any manipulation and give them the first aid for their bleeding. In addition, there should be efforts to restrict pregnancies which may cause death to the pregnant women with antepartum hemorrhage.
Since the educational back ground influences the death of the pregnant women with antepartum hemorrhage, the women's education should be increased in order that they can make their own decisions in the anticipation of their child birth involving the families, sorroundings, and goverment agencies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Syafei
"ABSTRAK
Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi bahkan paling tinggi di Asia Tenggara. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu bangsa.
Kematian bayi neonatal (0-30 hari) di Indonesia memberikan proporsi terbesar dibanding dengan proporsi segmen kematian bayi lain dalam angka kematian bayi 0-1 tahun. Secara nasional proporsinya ± 40% (Depkes RI, 1991). Di Kabupaten lndramayu 1990 proporsi kematian bayi neonatal itu ± 47% dari kematian bayi 0-1 tahun.
Salah satu kemungkinan penyebab yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah anemia ibu hamil.
Masalah anemia pada ibu hamil sudah menjadi masalah nasional dan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia antara 50 - 70% (SKRT,I992).
Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang seberapa besar hubungan anemia ibu hamil dengan kematian bayi neonatal di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan disain kohort retrospektif dengan data sekunder yang diambil dari data hasil penelitian Study Prospektif KB-Kes oleh PUSKA III di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wotan, Kabupaten lndramayu, Jawa Barat tahun 1991-1992.
Penelitian ini menemukan bahwa bayi yang dilahirkan oleh :
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebih tinggi 3,36 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil dengan anemia ringan. Hubungan ini bermakna secara statistik dengan p=0,O2.
- Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko kematian bayi neonatal lebiih tinggi 1,88 kali dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil tidak anemia.
Dari hasil analisis stratifikasi didapatkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang merupakan faktor resiko dan dapat mempengaruhi hubungan ibu hamil dengan anemia berat dan ibu hamil tidak anemia yaitu antara lain : jarak kelahiran, berat bayi lahir, pelayanan antenatal , umur ibu.

ABSTRACT
Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.;Infant mortality is still high in Indonesia and even the highest in Southeast Asia. Infant mortality rate constitute one of significance factors to find out a prosperous rank of a nation.
Proportion of neonatal mortality (0-30 days) in Indonesia is the highest among other mortality within the first year of life. The proportional is 40% at national wide (Department of Health of the Republic of Indonesia, 1991). Meanwhile, by 1990, neonatal mortality proportion at district Indramayu was 47% of the infant mortality. One factor that is contributory to neonatal mortality is anemia in pregnant mother. The anemia of pregnant mother is a national problem with prevalence between 50% - 70% (SKRT, 1992).
The objective of this research is to find out relationship between pregnant mother with anemia and neonatal death at both sub-district Sliyeg and Gabus Wetan, District of Indramayu - West Java.
This research is conducted through a cohort retrospective design with secondary data taken from the result of Study Prospective of Family Planning and Health conducted by PUSKA UI at the two sub-districts in 1991-1992.
Research findings are babies delivered by:
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about 3,36 times higher than those born by mother suffering from mild-anemia, and this correlation is statistically significant with p=0,02.
- Pregnant mother who is suffering severe anemia has neonatal death risk about
1,88 times higher then those born by mother without suffering from anemia.
Other factors which are considered as other risk factors and influencing the correlation of pregnant mother with severe anemia and those without anemia and neonatal mortality are: birth distance period, weight of delivery baby, antenatal care, mothers age of delivery.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>