Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kentang yang di konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat sayuran yang mudah rusak, memiliki perlakuan khusus untuk menjaga kesegaran sayuran saat diterima oleh konsumen. Penelitian ini membahas pendistribusian Kentang dengan pendekatan rantai distribusi pemasaran dan meperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap rantai distribusi, serta memperhitungkan harga jual, biaya penjualan, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap rantai distribusi. Pendistribusian produk Pertanian Kentang dari Kabupaten Wonosobo ke DKI Jakarta membentuk satu saluran penjualan. Biaya penjualan dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Jalur distribusi yang melibatkan banyak pelaku penjualan akan mempengaruhi harga baik di tingkat petani maupun konsumen."
Universitas Indonesia, 2010
S34219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrokhmah Rizqihandari
"Ikan air tawar konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat ikan mas dan ikan nila yang mudah rusak, memiliki rantai penanganan khusus untuk menjaga mutu ikan saat diterima oleh konsumen. Rantai pemasaran ini mencakup cara perlakuan khusus setiap pelaku pemasaran, sistem transportasi khusus, serta lokasi transaksi yang efektif.
Penelitian ini membahas pergerakan komoditas ikan air tawar dengan pendekatan rantai pemasaran dan memperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap simpul, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap simpul.
Pergerakan produk perikanan air tawar dari tiga wilayah produksi ke DKI Jakarta membentuk empat jenis rantai pemasaran. Rantai terpanjang terbentuk dari petani di lokasi produksi - pedagang pengumpul di pasar ikan/terminal ikan - pedagang grosir di pasar grosir - pedagang eceran di pasar eceran - konsumen, yang terbentuk di ketiga jalur pemasaran dari tiga lokasi produksi ke DKI Jakarta. Sedangkan rantai terpendek hanya terbentuk dari petani di Kecamatan Cisaat - pedagang eceran di pasar eceran DKI Jakarta.
Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi komponen dan biaya produksi, perbedaan lokasi simpul pemasaran mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran, serta perbedaan jalur transportasi mempengaruhi biaya transportasi. Semakin panjang rantai pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap simpul akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual pada pasar eceran di DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S33751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayrisna Sari
"ABSTRAK
Wortel yang di konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat sayuran yang mudah rusak, memiliki perlakuan khusus untuk menjaga kesegaran sayuran saat diterima oleh konsumen. Penelitian ini membahas pendistribusian wortel dengan pendekatan rantai distribusi pemasaran dan meperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap rantai distribusi, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap rantai distribusi. Pendistribusian produk sayuran dari kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur membentuk empat mata rantai pemasaran. Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap rantai distribusi akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual di pasar eceran.

ABSTRACT
The comsumption of carrots in Jakarta obtained from the production outside at DKI Jakarta. Distance away from the production location and nature of perishable vegetables, that have a special treatment to maintain the freshness of vegetables as accepted by consumers. This study discusses about the distribution of carrots using a marketing approach to the distribution chain and the value of treatment occurs in every chain of distribution, and calculate its selling price, marketing costs, and benefits that form on each distribution chains. Distribution of carrot from Pacet formed four (4) marketing chain. Marketing costs created by production costs, the cost of handling and transportation costs. The differences affect of production which area determined by costs incurred by the actors who formed the marketing benefits of each chain of distribution will be less, but does not affect, the selling price at retail markets."
2009
S34056
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aslim Djohar
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini (1) mendiskripsikan saluran pernapasan kentang mulai dari petani produsen ke konsumen. (2) mendiskripsikan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. (3) menganalisis efisiensi pemasaran.
Penelitian ini merupakan studi kasus di Kecamatan Lembah Gunaand Kabupaten Solok Sumatera Barat. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Multistage Sampling dan Snow Ball Sampling. Sampel keseluruhan berjumlah 53 orang petani kentang 3 orang pedagang pengumpul, 10 orang tengkulak dan 30 orang pedagang pengecer. Data-data yang dapat dianalisis dengan regresi linier berganda dan dibantu dengan analisis diskriptif yang disajikan dalam bentuk tabulasi, analisis integrasi pasar dan elastisitas transmisi harga.
Hasil penelitian menunjukkan ada 3 saluran pemasaran yang dominan (I) saluran pendek dari produsen -4 pengecer -4konsumen (21%) saluran menengah dari produsen --4 tengkulak --4 pedagang pengumpul --4 pengecer konsumen (19%) (2) Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang adalah: Pembelian, penjualan, pengangkutan, permodalan. Standarisasi hanya dilakukan oleh tengkulak dan pedagang pengumpul, penyampaian informasi pasar hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul.. Ternyata pemasaran belum efisien, sesuai dengan hasil analisis bahwa :
a. Distribusi margin belum merata antar lembaga pemasaran
b. Koefisien kerelasi integrasi pasar adalah 0,62 yang berarti bahwa keadaan pasar bukan dalam persaingan sempurna, koefisien korelasi < 1 berarti pasar pada persaingan sempurna (Zulkifli.A, 1982 h.169)
c. Koefisien elastisitas transmisi harga sebesar 0,672 ( 1) yang berarti bahwa bentuk pasar tidak bersaing sempurna. Koefisien elastisitas transmisi harga > 1 pasar tidak dalam persaingan sempurna (Zulkiffi A., 1982 h.169)
Berdasarkan hasil analisis perlu adanya penyampaian informasi. pasar yang cepat dan tepat kepada produsen dan konsumen. Perlu juga dipikirkan untuk membangun tempat penyimpanan yang memenuhi standar serta industri pengolahan untuk dapat menampung kelebihan produksi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Nina Eureka
"Latar Belakang: Keluhan kesehatan sering dihadapi oleh banyak individu. 30.16% masyarakat di Jawa Tengah dilaporkan mengalami keluhan kesehatan. Tidak seluruh penduduk ingin mencari pengobatan untuk keluhan kesehatan. Hal ini berdampak pada komplikasi yang dapat muncul dan menimbulkan tantangan dalam layanan kesehatan. Fenomena tersebut dapat ditemukan di Kabupaten Wonosobo yang merupakan daerah terpencil.
Tujuan: diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak berobat (PTB) masyarakat di Kabupaten Wonosobo.
Metode: dilakukan analisis regresi logistik multivariat terhadap data SUSENAS KOR 2023 penduduk Kabupaten Wonosobo. Hasil: hasil chi-square menunjukkan gangguan dari keluhan kesehatan pada kegiatan sehari-hari (p=0.000), pekerjaan (p=0.020) memiliki hubungan dengan PTB. Tingkat pendidikan memiliki hubungan lemah (p =0.072) dengan PTB. Usia, jenis kelamin, asuransi dan akses tidak memiliki hubungan. Melalui model regresi logistik, Gangguan Keluhan Kesehatan dan Usia memiliki hubungan bermakna dengan PTB, dengan pekerjaan sebagai variabel perancu.
Kesimpulan: Variabel usia dan gangguan dari keluhan kesehatan pada kegiatan sehari-hari memiliki hubungan terhadap perilaku tidak berobat, dengan variabel pekerjaan sebagai perancu. Perumusan kebijakan untuk mengangani PTB perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Background: Health complaints are frequently experienced by many individuals. It is reported that 30.16% of the population in Central Java have health complaints. Not all residents seek treatment for these complaints. This can lead to complications and pose challenges to healthcare services. This phenomenon can be observed in Wonosobo Regency, a remote area.
Objective: To identify the factors related to the behavior of healthcare avoidance (HA) among the residents of Wonosobo Regency.
Methods: A multivariate logistic regression analysis was conducted on the SUSENAS KOR 2023 data from the people of Wonosobo Regency.
Results: Chi-square results show that disruptions in daily activities due to health complaints (p=0.000) and occupation (p=0.020) are associated with HA. Educational level has a weak association (p=0.072) with HA. Age, gender, insurance, and access have no association. Through the logistic regression model, disruptions from health complaints and age have a significant relationship with HA, with occupation as a confounding variable. Conclusion: Age and disruptions in daily activities due to health complaints are related to the behavior of not seeking treatment, with occupation as a confounding variable. Policy formulation to address HA needs to consider these factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Instanti Handayani
"Dalam persaingan lingkungan usaha yang bergejolak, diperlukan strategi pemasaran berorientasi pasar (market driven strategy) dan dapat mengantisipasi seluruh kegiatan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan-perusahaan secara drastis mengubah strategi usaha dan pemasarannya untuk lebih dekat dengan konsumen, mengatasi persaingan, serta memperkuat keunggulan bersaing. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan bukanlah pekerjaan yang sangat mudah. Pemahaman akan karakteristik pasar tujuan serta perilaku pasar tujuan merupakan sebagian dalam perencanaan strategis untuk memenangkan persaingan.
Memahami perilaku konsumen dan ?mengenal pelanggan? tidaklah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat pelanggan.
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian. Produsen harus mempertimbangkan pengetahuan? pembelian yang berkenaan dengan kepercayaan yang dipegang konsumen mengenai dimana dan kapan pembelian harus terjadi.
Komunikasi pemasaran harus memperhatikan dan mempertimbangkan lingkungan individual konsumen sasaran. Lingkungan individu konsumen sasaran telah terbentuk terlebih dahulu oleh pengalaman masa Ialu konsumen serta informasi-informasi yang berasai dari kelompok atau Iingkungan sosial budayannya. Lingkungan individu konsumen merupakan kondisi yang bersifat alamiah (given). Lingkungan individu konsumen terdiri dari variabel : budaya, sosial, demografi, dan psikologis. Lingkungan budaya, sosial, demografi, bersifat eksternal, sedangkan lingkungan psikologis bersifat internal.
Komunikasi pemasaran merupakan serangkaian aktivitas dalm menyampaikan pesan kepada konsumen. Kegiatan komunikasi dapat diarahkan melalui proses verbal ataupun visual. Komunikasl pemasaran adalah suatu konsep yang bersifat umum yang mengarahkan komunikasi melalui semua variabel bauran pemasaran, tidak hanya meiaiui variabel promosi. Kemasan produk, harga, image produk merupakan sebagian dari variabel diluar promosi yang menjadi bagian penting dari fungsi komunikasi pemasaran.
Jenis penelitian deskriptif dan verifikatif dengan metode penelitian descriptive survey dan explanatory survey data diperoleh melalui penyebaran kuestioner, wawancara, dan observasi di lapangan. Hasil pengumpulan data dengan sumber data primer, diperoleh jumlah sampel sebesar 140 responden. Pengambiian sampel menggunakan metode accidental sampling. Mekanisme pengambilan sample dilakukan dengan memilih 20 pembeli kartu perdana dan voucher IM3 di setiap pameran IM3 yang berada di 7 mall Jakarta selama bulan Januari - Juli 2002. Metode analisis yang digunakan analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh Iingkungan individu konsumen terhadap komunikasi pemasaran pada produk telepon selular di wilayah DKI Jakarta sebesar 65.52%, sedangkan pengaruh Iain di Iuar lingkungan individu konsumen sebesar 33.46%. Hal Ini memperlihatkan adanya hubungan positif antara lingkungan individu konsumen dengan komunikasi pemasaran. Pengaruh terbesar Iingkungan budaya, sedangkan pengaruh terkecil pada lingkungan sosial. Adapun saran-saran, perilaku konsumen, biasanya, penuh arti dan berorientasi pada tujuan. Mengadaptasi motivasi dan perilaku konsumen bukanlah pilihan, keduanya kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup kompetitif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tatang Komara
"ABSTRAK
Sejalan dengan kebijakan pemerintah meningkatkan devisa dengan
menggalakkan ekspor non migas yang dituangkan dalam berbagai
deregulasi. serta peluang perdagangan internasional yang menuju globalisasi
ditandai dengan berakhirnya Putaran Uruguay dengan persetujuan final act
pada April 1994, maka perdagangan internasional semakin berkembang dan
terbuka dengan harapan dimasa yang akan datang dunia menjadi satu pasar
yang bebas.
Keadaan tersebut membuka kesempatan kepada para pelaku bisnis
di Indonesia mengarahkan pandangan keluar (outward looking) untuk
mencari peluang pasar diluar negeri.
Dalam memanfaatkan kesempatan tersebut ada dua hal penting
yang perlu mendapat perhatian yaitu bagaimana model yang dipakai untuk
memasuki pasar dan dengan rencana pemasaran apa yang cocok dengan
pasarnya.
Berbagai macam cara memasuki pasar dan rencana pemasaran
memerlukan penelitian Iebih lanjut karena hal tersebut sangat berkaitan erat
dengan pasar yang akan dimasuki, jenis produk yang akan dipasarkan dan
kompetensi perusahaan seperti keterpaduan teknologi, sumber daya
manusia, pengalaman dan modal kerja.
Secara umum dapat dilihat negara Amerika Serikat dengan jumlah
penduduk 250 juta orang dan penghasilan bersih ?disposable personal
income? sebesar USS 16000 per tahun pada tahun 1991 merupakan pasar
yang besar dengan daya beli yang kuat.
Menurut data Euromonitor Market Direction produk pasta dipakai
oleh hampir 70 % rumah tangga di Amerika Serikat dengan pertumbuhan
sebesar 6.2% pertahun, merupakan salah Satu komoditi dengan permintaan
tinggi.
Dalam kaitan tersebut studi ini dibuat untuk meneliti dan
menganalisis cara masuk pasar (entry mode) dan rencana pemasaran produk
pasta ke Amerika Serikat.
Dilihat dari pesaing yang ada, kompetensi perusahaan dan faktor
resiko cara masuk pasar Amerika dipilih cara ekspor.
Mengingat pasta adalah jenis komoditi, maka pendatang baru tidak
dapat menentukan harga tetapi hanya sebagai pengikut (follower) yang
berarti pendatang baru harus dapat bersaing dengan strategi keunggulan
dalam biaya, dan strategi serangan langsung harus dihindari karena
kekuatan pesaing yang tinggi."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dirlanudin
"Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah adanya harga bahan baku tin plate (Tin Mill Black Plate) dari luar negeri yang semakin mahal dan masih menemui keterlambatan pengiriman, sementara dari dalam negeri kualitasnya masih rendah. Dikeluarkannya kebijakan pengurangan Bea Masuk Impor menimbulkan persaingan yang semakin ketat di dalam negeri. Pertumbuhan produk pengganti cukup pesat dalam tiga tahun terakhir.
Penelitian ini bertuiuan untuk mengetahui aspek-aspek yang membentuk rantai nilai pemasok, rantai nilai perusahaan serta pengaruh rantai nilai perusahaan, pesaing dan produk pengganti terhadap keunggulan bersaing PT. Latinusa dalam pemasaran tin plate di dalam negeri.
Landasan teori dalam penelitian ini adalah konsep rantai nilai pemasok, ran tai nilai perusahaan, produk pengganti dan keunggulan bersaing dari Michael E. Porter. Sedangkan konsep pesaing didasarkan pada pendapat Philip Kotler.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan dan karyawan PT. Latinusa, kemudian diperoleh sampel masing-masing 70 responden, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling.
Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dianalisis secara kuantitatif dengan statistik path analysis, sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan unsur pimpinan PT. Latinusa dan pengamatan langsung di lokasi penelitian dianalisis secara kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif melalui beberapa tabel.
Hasil pengujian dan analisis terungkap hal-hal sebagai berikut: 1) Di antara aspek-aspek pembentuk rantai nilai pemasok ada beberapa aspek yang dapat memperlemah rantai nilai perusahaan PT. Latinusa yaitu kualitas Tin Mill Black Plate (TMBP) yang rendah dan harga TMBP yang relatif mahal; 2) Di antara aspek-aspek pembentuk rantai nilai perusahaan PT. Latinusa ada beberapa aspek yang masih lemah yakni aspek biaya produksi cukup besar (87,03 Y), piutang yang tertanam pada pelanggan relatif besar (23,39 X) seharusnya 1 X menurut kriteria Porter, biaya pengembangan teknologi terlalu rendah (0,1 X), produktivitas kerja belum optimal, penggunaan alat dan perlengkapan masih kurang efisien; 3) Pengaruh rantai nilai pemasok terhadap rantai nilai perusahaan PT. Latinusa cukup besar (58,58 7..). Rantai nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing PT. Latinusa. Sedangkan pengaruh para pesaing dan produk pengganti tidak signifikan terhadap keunggulan bersaing PT. Latinusa dalam pemasaran tin plate dalam negeri; 4) PT. Latinusa menduduki posisi kompetitif strong dengan pangsa pasar 47,92 7. masuk kelompok market leader, tetapi pertumbuhan pangsa pasar tin plate impor dari tahun ke tahun terus bertambah (52,10 7. tahun 1999) yang melampaui pangsa pasar PT. Latinusa, mengindikasikan kemampuan bersaing PT. Latinusa semakin berkurang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>