Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Aulia
"Saat ini frequensi timbulnya penyakit menular (re-emerging diseases), yang dibawa oleh nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria, DBD, dan Chikungunya) semakin meningkat. Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian adalah perkembangan Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta penyebarannya semakin luas. Kabupaten Ciamis bagian Selatan merupakan wilayah pertama yang terjangkit virus chikungunya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pola spasial penderita chikungunya di Kabupaten Ciamis Bagian Selatan dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, penggunaan tanah, ketinggian, dimana persebaran terbanyak yang terjadi pada wilayah bagian tengah daerah penelitian. Berdasarkan pola spasial yang terjadi dapat terlihat arah pergerakan persebaran penderita secara timeseries dari bulan Januari hingga Desember 2009, dimana arah persebarannya berawal dari bagian selatan menuju wilayah bagian utara daerah penelitian."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34187
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
S34172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Safitri
"Fenomena keberadaan penyakit chikungunya di Kecamatan Bogor Tengah
ini menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan. Adapun masalah yang akan
dibahas adalah bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungnya dan
faktor-faktor apa yang mempengeruhi pola tersebut. Analisis yang digunakan
adalah dengan menggunakkan korelasi peta persebaran penderita penyakit
chikungunya dengan kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, aksesibilitas,
sumber air, musim, dan jumlah tempat pelayanan kesehatan. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah pola wilayah persebaran penderita penyakit chikungunya di
kecamatan bogor tengah pada tahun 2008 tersebar di bagian utara dengan
persebaran penderita tinggi dan sedang. Sedangkan persebaran penderita
chikungunya rendah terdapat di bagian selatan dari wilayah penelitian."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33890
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Getruida Pattinaya
"Penyakit chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Meningkatnya kasus chikungunya dan semakin luasnya wilayah yang terjangkit di
Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Dukuh menimbulkan berbagai macam
permasalahan. Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungunya berdasarkan
karakteristik wilayah. Variabel yang digunakan adalah kerapatan bangunan,
persentase luas tutupan kanopi, kualitas drainase, tumpukan sampah. Analisis
yang digunakan adalah analisis keruangan dengan matriks kesesuaian wilayah
dalam grid, analisis tetangga terdekat dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian
ini adalah persebaran penderita penyakit chikungunya di Kelurahan Kramat Jati
dan Kelurahan dukuh secara umum membentuk pola cluster (mengelompok) dan
lebih dominan terjadi pada karakteristik wilayah I yang memiliki kriteria
kerapatan bangunan sedang dengan persentase tutupan kanopi tinggi, kualitas
drainase buruk serta memiliki jumlah titik tumpukan sampah sebanyak 9 titik,
meskipun demikian karakteristik wilayah dengan kerapatan bangunan tinggi tidak
selalu diikuti dengan jumlah penderita chikungunya tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Wijayanthi
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas pola, karakteristik, dan faktor yang mempengaruhi pola wilayah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Tangerang, Provinsi Banten tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan industri, kerapatan jaringan jalan, curah hujan, dan arah angin. Metode yang dipakai adalah analisis spasial dengan overlay peta, analisis deskriptif, dan analisis kuantitatif dengan Pearson Product Moment. Wilayah dengan penderita ISPA tinggi berada di bagian utara, barat daya, dan timur dari pusat kota dengan pola yang sama dengan kepadatan industri, dan tidak semua wilayah yang memiliki penderita penyakit ISPA tinggi berada di kepadatan penduduk tinggi, kepadatan industri tinggi, dan kerapatan jaringan jalan tinggi. Penderita ISPA tinggi dipengaruhi oleh curah hujan yang rendah. Wilayah dengan ISPA tinggi di bagian barat dan utara dari pusat kota dipengaruhi oleh arah angin yang bergerak ke arah utara dan barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34196
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Supartini
"Di Kabupaten Ciamis sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1995 terjadi KLB diare di wilayah Ciamis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan angka kejadian penyakit diare, cakupan sanitasi dasar, iklim dan kondisi demografi berdasarkan perbedaan spatial di Kabupaten Ciamis tahun 1999-2002.
Penelitian ini adalah penelitian ekologi dengan rancang bangun studi eksplorasi, menggunakan data sekunder tahun 1999-2002 yang terdiri atas data angka kejadian penyakit diare, cakupan air bersih, cakupan jamban, curah hujan, hari hujan dan kepadatan penduduk. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2003 di Kabupaten Ciamis. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Ciamis tingkat kecamatan, yang kemudian dikelompokkan menjadi dua wilayah berdasarkan perbedaan spatial, yaitu wilayah yang mempunyai kerapatan kasus penyakit diare yang tinggi yaitu kecamatan-kecamatan yang berada si sekitar ibu kota kabupaten (Panumbangan, Cihaurbeuti, Cikoneng, Sadananya, Ciamis, Cipaku, Kawali, Jatinagara) dan kecamatan-kecamatan yang berada dekat dengan ibu kota kotif Banjar (Purwaharja, Banjar, Pataruman, Langensari). Wlayah yang mempunyai kerapatan kasus penyakit diare yang rendah, yaitu kecamatan-kecamatan yang tidak berada di sekitar ibu kota kabupaten dan ibu kota Kotip Banjar. Analisa dilakukan dengan menggunakan analisis spatial.
Menurut hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari dua belas kecamatan yang mempunyai jumlah kasus yang tinggi, 66,7% - 75% merupakan kecamatan yang mempunyai cakupan air bersih rendah (≤75%) , seluruhnya merupakan kecamatan yang mempunyai cakupan jamban yang rendah (≤75%) dan sebanyak 66,7% kecamatan mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi (>950 jiwa/km2). Bulan Mei ketika curah hujan dan hari hujan mulai mengalami penurunan, jumlah kasus diare mengalami kenaikan sampai mencapai puncaknya pada bulan Juli ketika curah hujan dan hari hujan sangat rendah. Bulan Oktober-Nopember merupakan awal musim hujan, tetapi jumlah kasus diare masih tinggi. Pada wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi, perlu diperhatikan kondisi sanitasi lingkungan, sehingga tidak akan terjadi penularan lebih luas bila terdapat penderita diare, ditunjang dengan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

Diarrhea disease is a public health problem in Ciamis until now. There was diarrhea outbreak in 1991 to 1995. The purpose of this research is to know the difference of incidence rate of diarrhea, based sanitation coverage, climate and demographic condition based on spatial difference area in Ciamis, 1999-2002.
This is the ecology research with exploration study, which using secondary data from 1999 to 2002. The secondary data consist of incidence rate of diarrhea disease, water coverage, toilet coverage, rainfall, rains day, and population density. Data collecting has conducted on January until March 2003. The population are whole subdistrict, which it has been grouped in two region based on spatial difference, 'has is region with high diarrhea cases density and low diarrhea cases density. Data analysis is using spatial analysis.
According to the research result, from 12 subdistrict which had high diarrhea cases density, 66,7%-75% had low water coverage, all of subdistrict had low toilet coverage, 66,7% subdistrict had high population density. On May, when rainfall and rains day descend, sum of diarrhea cases ascended until July when rainfall and rains day minimum. Diarrhea cases still high when rainy season was started on Oktober-Nopember. In high density population, need more attention about environmental health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hendrik
"Penyakit Chikungunya merupakan penyakit endemik di Kecamatan Beji Kota Depok dan ditetapkan menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) dari Bulan Desember 2011 - Januari 2012 terdapat 116 kasus penderita chikungunya yang berada di 6 kelurahan. Dengan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengakaji Pola Penyebaran Penderita Chikungunya di Kecamatan Beji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode superimpose dan analisis dari 4 variabel spasial, yaitu kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, badan air dan kondisi drainase.
Penelitian ini dilakukan atas pengamatan time series dalam suatu kejadian luar biasa penyakit chikungunya yang terjadi dalam rentang waktu 2 bulan di Kecamatan Beji. Teori difusi dalam geografi kesehatan yang diterapkan seperti difusi yang bersifat expansi dan leap frog. Sedangkan variabel spasial yang dipakai bertujuan untuk menjelaskan pola persebarannya.
Hasil dari penelitian ini menyatakan pola penyebaran penderita penyakit chikungunya di Kecamatan Beji mengelompok atau membentuk kluster. Terdapat 3 kluster yaitu di bagian tengah, utara, dan tenggara. Faktor yang paling berpengaruh pada penjalaran penyakit chikungunya adalah kerapatan bangunan dan vegetasi.

Chikungunya disease is endemic in Beji subdistrict, Depok City and is set to be KLB (Extraordinary Events) of the Month December 2011 - January 2012 there were 116 cases of chikungunya patients who are in 6 villages. With this study was to mengakaji Chikungunya Patients Spreading Patterns in Beji subdistrict. Methods used in this study is the method of superimpose and spatial analysis of four variables, there are the density of buildings, density of vegetation, water bodies and drainage conditions.
The research was done on time series observations in an outbreak of Chikungunya disease occurred in a span of 2 months in the District Beji. Diffusion theory in health geography that is applied as diffusion expansion and leap frog. While the spatial variables used aims to explain the spatial diffusion.
The results of this study stated pattern of spread of chikungunya disease in Beji subdistrict or grouped in clusters. There are 3 clusters, namely in the center, north, and southeast. The most influential factor in spreading disease chikungunya is the density of buildings and vegetation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustaaf Prihatin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sifa Fauzia
"Chikungunya merupakan penyakit bersumber arbovirus yang ditularkan nyamuk Aedes sp. yang dilaporkan terjadi di Afrika dan sebagian Asia, termasuk Indonesia. Sejak ditemukan di Indonesia, kejadian chikungunya menunjukkan peningkatan jumlah kasus dan total wilayah yang terjangkit. Pada Desember 2011, sebanyak 199 kasus chikungunya terjadi di Kota Depok dan dinyatakan sebagai wabah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui analisis spasial kejadian chukungunya di Kota Depok tahun 2008-2011. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi ekologi dengan analisis korelasi, analisis hubungan grafik, serta analisis spasial dengan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan secara spasial kejadian chikungunya terjadi di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan ABJ rendah. Wilayah risiko kejadian chikungunya terdapat di bagian tengah dan utara Kota Depok. Secara statistik, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian chikungunya adalah curah hujan. Sementara itu, didapatkan hasil tidak bermakna antara variabel suhu udara, kelembaban udara, kepadatan penduduk, dan ABJ terhadap kejadian chikungunya.
Selama periode 2008-2011 kejadian chikungunya di Kota Depok mengalami peningkatan jumlah kasus dan menyebar ke beberapa kecamatan lain. Dinas Kesehatan Kota Depok hendaknya mengantisipasi munculnya wabah chikungunya saat dimulainya musim hujan dan sesaat setelah musim hujan berakhir. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Depok juga lebih memfokuskan program pencegahan dan pengendalian kejadian chikungunya di wilayah berisiko tinggi.
Chikungunya is an arboviral disease transmitted by Aedes sp. mosquitoes. Outbreaks of chikungunya, have been reported in Africa and half parts of Asia including Indonesia. Since it was first discovered in Indonesia, chikungunya show an increasing trend number of cases and total area affected. On December 2011, 199 new cases of chikungunya were reported from Depok and it was stated as an outbreak.
This research is aimed to determine the spatial analysis of chikungunya occurrence in Depok City 2008-2011. It then uses an ecological study by correlate method, graphic analysis, and spatial analysis from secondary data.
The results showed spatially, the high occurrence of chikungunya found in areas with high population density and low larvae free index. The high risk area of chikungunya can be found in the center of Depok to the north. Statistically, rainfall has a significant correlation with chikungunya. Meanwhile, there is no significant correlation between temperature, humidity, population density, and larvae free index with chikungunya.
During 2008-2011, chikungunya occurrence increased in Depok in number of cases and spread to other sub-district. Depok City Health Office should be anticipating chikungunya occurrence before monsoon and shortly in post-monsoon. Therefore, Depok City Health Office can be more focusing on doing chikungunya prevention and control programs in areas with high risk of chikungunya occurrence.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Daningrum
"Penyakit chikungunya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes albopictus. Salah satu faktor penyebaran penyakit chikungunya adalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan sosiodemografi dengan Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Desa Anyar. Rancangan penelitian ini adalah Kasus Kontrol dengan studi analitik.
Hasil penelitian menyatakan faktor yang berhubungan dengan penyakit chikungunya adalah keberadaan tempat penampungan air, kebersihan lingkungan rumah, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan mobilitas. Dari penelitian ini disarankan masyarakat melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di semua tempat penampungan air baik di dalam maupun di luar rumah.

The Chikungunya disease is a contagious disease caused by a virus and transmitted to a human by mosquito bites of the Aedes albopictus. One of factors in spreading the disease is the environment. This study has an objective on exploring the relationship between environment and socio-demographic factors with the outbreak of Chikungunya at Anyar village. The design of the study is using a Case-Control with analytical study.
The result of the study revealed that factors have relation with the disease of Chikungunya are: the existences of water reservoir, house environment cleanliness, sex, level of education, knowledge, occupation and mobility. It is suggested that the community should always carried out a continuous activities regarding to the Mosquito Breeding-place Eradications (PSN) in all water reservoir both inside and outside of the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>