Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93423 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kota Tangerang memiliki 30 Puskesmas dengan wilayah kerja dan jumlah
pengunjung tiap puskesmas yang berbeda-beda. Adanya perbedaan jumlah
pengunjung dan wilayah kerja puskesmas dapat dilihat dari adanya perbedaan
karakteristik tiap wilayah kerja puskesmas tersebut. Metode penelitian dengan
analisis deskriptif keruangan. Kesimpulan bahwa Tingkat kunjungan puskesmas
tinggi dipengaruhi oleh karakteristik wilayah seperti, jumlah penduduk,
aksesibilitas dan fasilitas yang dimiliki oleh puskesmas, sedangkan untuk
kepadatan industri dan penggunaan tanah berupa permukiman tidak teratur dan
teratur tidak memengaruhi jumlah kunjungan pada tiap puskesmas. Karakteristik
pengunjung puskesmas didominasi oleh pengunjung dengan penyakit ISPA dan
masyarakat kurang mampu dengan ditandai oleh pengguna Jamkesmas. Wilayah
pengunjung tinggi berada pada wilayah penelitian dengan jumlah penduduk,
aksesibilitas dan fasilitas puskesmas tinggi. Tingkat wilayah pengunjung tinggi
berada di wilayah Puskesmas Ciledug, Jalan Baja, Larangan Utara, Cibodasari,
Cipondoh, Jatiuwung, Kunciran dan Sukasari. Wilayah kerja puskesmas yang
sudah ideal berdasarkan jumlah penduduk dan jarak pelayanan berada di wilayah
kerja Puskesmas Bugel, Kedaung Wetan, Padurenan, Pasar Baru, Pondok Bahar
dan Poris Gaga."
Universitas Indonesia, 2010
S34214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Wijayanthi
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas pola, karakteristik, dan faktor yang mempengaruhi pola wilayah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Tangerang, Provinsi Banten tahun 2009. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan industri, kerapatan jaringan jalan, curah hujan, dan arah angin. Metode yang dipakai adalah analisis spasial dengan overlay peta, analisis deskriptif, dan analisis kuantitatif dengan Pearson Product Moment. Wilayah dengan penderita ISPA tinggi berada di bagian utara, barat daya, dan timur dari pusat kota dengan pola yang sama dengan kepadatan industri, dan tidak semua wilayah yang memiliki penderita penyakit ISPA tinggi berada di kepadatan penduduk tinggi, kepadatan industri tinggi, dan kerapatan jaringan jalan tinggi. Penderita ISPA tinggi dipengaruhi oleh curah hujan yang rendah. Wilayah dengan ISPA tinggi di bagian barat dan utara dari pusat kota dipengaruhi oleh arah angin yang bergerak ke arah utara dan barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34196
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia
"ABSTRAK
Pada wilayah kerja Puskesmas Panunggangan, penyakit diare masih merupakan penyakit yang paling sering terjadi. Kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Panunggangan dari tahun 2009-2011, mengalami fase naik turun. Pada tahun 2009 sebanyak 1028 jiwa, pada tahun 2010 sebanyak 820 jiwa dan pada tahun 2011 sebanyak 922 jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kejadian diare, cakupan sarana air bersih, cakupan jamban keluarga, kepadatan penduduk dan curah hujan berdasarkan perbedaan spasial di wilayah kerja Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian ekologi dengan menggunakan data sekunder pada tahun 2009-2011 yang dianalisis secara spasial, meliputi variabel-variabel kejadian diare, cakupan sarana air bersih, cakupan jamban, kepadatan penduduk, curah hujan dan hari hujan.
Dalam penelitian, secara spasial tidak mengindikasikan adanya hubungan antara jamban keluarga dan sarana air bersih dengan kejadian diare. Sedangkan secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara kepadatan penduduk, curah hujan dan hari hujan dengan kejadian diare.
Untuk mencegah peningkatan jumlah kasus diare yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan maka sebaiknya dilakukan kerjasama lintas sektor untuk memenuhi cakupan sarana air bersih dan jamban untuk kelurahan yang memiliki cakupan rendah di wilayah kerja Puskesmas Panunggangan. Untuk wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi terjadinya diare diharapkan adanya suatu intervensi terhadap wilayah tersebut dengan cara memberikan penyuluhan tentang menjaga dan memelihara fasilitas sanitasi yang telah tersedia. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel lainnya agar dapat menemukan hubungan antara variabel yang lain dengan kejadian diare.

ABSTRACT
At the Panunggangan public health center working area, diarrheal disease is still the most common diseases. Cases of diarrhea in the work area from the year 2009-2011 of Panunggangan public health center, through a phase of up and down. In 2009 as many as 1028 people, by the year 2010 as many as 820 people and in 2011 as many as 922 people. This study aims to determine the incidence of diarrhea, the coverage of clean water, family latrines coverage, population density and spatial rainfall based on the difference in the working area public health center.
To prevent the increasing number of cases of diarrhea associated with environmental sanitation should be cooperation across the sector to meet the coverage of clean water and latrines for a village with low coverage in the region of Panunggangan health center. For a village with a high coverage of cases of diarrhea remained high but the need to hold an investigation into the area to find the cause.
For areas with high levels of vulnerability to the occurrence of diarrhea expected an intervention of the region by providing information about keeping and maintaining sanitation facilities are already available. Further research needs to be done with the other variables in order to find an association between other variables with the incidence of diarrhea."
Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Suci Al-yani
"Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. Komposisi ASI sangat sempurna dan mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan proporsi yang seimbang. Pemberian ASI secara ekslusif dapat menekan angka kematian bayi (AKB) yang merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut UNICEF (2007), rata-rata cakupan ASI ekslusif di dunia masih rendah yaitu 38%. Di Indonesia saat ini perilaku pemberian ASI ekslusif belum seperti yang diharapkan bahkan mengalami penurunan (32%). Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang tingkat pencapaian cakupan ASI ekslusif masih rendah yaitu 57,5% pada tahun 2009. Cipondoh merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Tangerang yang memiliki cakupan ASI ekslusif yang rendah yaitu sebesar 67% di tahun 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perilaku pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Cipondoh kota Tangerang tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 109 responden. Analisa statistik menggunakan analisa univariat dimana analisa tersebut untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat dilakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baru sebagian kecil (30,3%) ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari enam variabel yang diteliti didapatkan bahwa ada dua faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, yaitu paritas dan pengetahuan responden. Hal ini memperlihatkan bahwa paritas dan pengetahuan responden yang tinggi bisa merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan variabel umur, pendidikan, pekerjan dan sikap responden tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Diharapkan adanya kebijakan pemerintah kota Tangerang dalam bentuk peraturan yang mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif, adanya kerjasama lintas sektoral antara puskesmas Cipondoh dengan Kantor Urusan Agama setempat untuk memasukkan materi IMD dan ASI eksklusif dalam penyuluhan pranikah bagi pasangan calon pengantin (mengingat paritas dan pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif), pada penelitian selanjutnya, untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) dengan pemberian ASI eksklusif ini dilakukan dengan desain pengambilan sampel secara purposive.

Breast-feeding for the infant is the best way to enhance human resources quality of a country. Milk breast composition and proportion are perfect and contains all the nutrition needed by infant. Exclusive breast-feeding can reduce infant mortality rate which is one indicator of community health status. According to UNICEF research in 2007, exclusive breast-feeding around the world was still low, only 38%. Indonesia rate was around 32%, much lower than world rate. Tangerang City rate in 2009 was around 57,5%. Cipondoh, as one sub-district in Tangerang, had exclusive breast-feeding rate around 67%. The purpose of this research is to determine the effect of mother characteristic and the treatment of exclusive breast-feeding in Cipondoh clinic community working area, Tangerang City in 2011.
This is a descriptive research with cross sectional design and involving 109 sample respondents. Univariat analysis, to determine frequency of distribution, and bivariat analysis, to determine the differences of proportion and correlation among variables, are used in the research, along with Chi Square test.
The result of this research shows that only few mothers, around 30,3% who give exclusive breast-feeding to their infant. From 6 variables included in hypothesis, there are only 2 variable which affected the exclusive breast-feeding behavior, which are paritas (number of children) and respondent knowledge. The result shows that the high paritas and the better knowledge of respondent are the main factors that could change the behavior. Whereas another variables, age, education, job and attitude, had no significant effect to the exclusive breastfeeding behavior.
It is expected that the Government of Tangerang City apply regulations that support mothers to give exclusive breast-feeding to their infant, cross-sector cooperation between Cipondoh clinic community and office of religious affairs in the area to include the early initiation of breast-feeding and exclusive breastfeeding in pre-married counseling for the couple. It is also expected for the next research to find the correlation of mother characteristic (age, education and job) and exclusive breast-feeding using purposive sample taking design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Putut Ash Shidiq
"Terjadinya proses aglomerasi pada sektor industri manufaktur telah menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada tahun 1998 dan 2006 telah terbentuk wilayah aglomerasi industri manufaktur di beberapa bagian Kota Tangerang. Karakteristik wilayah aglomerasi tersebut dilihat berdasarkan jumlah industri, jumlah tenaga kerja, jumlah jenis industri, tingkat kepadatan industri, tingkat kepadatan tenaga kerja, serta luas wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik wilayah aglomerasi serta perkembangannya antara tahun 1998 dan 2006. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data perusahaan industri di Kota Tangerang tahun 1998 dan 2006.
Data tersebut dianalisis menggunakan unit analisis grid dengan ukuran 1x1 km2. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat 3 wilayah industri manufaktur di Kota Tangerang pada tahun 1998 dan 2006. Dari ketiga wilayah tersebut, wilayah aglomerasi di bagian Barat mempunyai jumlah industri, jumlah tenaga kerja, jumlah jenis industri, tingkat kepadatan industri, tingkat kepadatan tenaga kerja, serta luas wilayah paling tinggi.

The occurrence of agglomeration in the manufacturing sector has become a phenomenon that exciting to be examined. In 1998 and 2006 have formed the region's manufacturing industry agglomeration in some parts of the city of Tangerang. Agglomeration area is characteristics of views based on the number of industries, the number of workers, the number of types of industry, the level of industry, the level of employment, and the area. This research aims to find out how the agglomeration characteristics of the region and its development between 1998 and 2006. Data used in this research is data company in the industrial city of Tangerang in 1998 and 2006.
The data were analyzed using the unit of analysis with the grid size 1x1 km2. Based on the results of the analysis is known that there are 3 areas of manufacturing industry in the city of Tangerang in 1998 and 2006. From the third district, the area of agglomeration in the West has a number of industries, the number of workers, the number of types of industry, the level of industry, the level of employment, and the area's most high.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Retno Wulansuri
"Tesis ini mempergunakan pendekatan non parametik yaitu DEA untuk mengukur efisiensi kinerja dari puskesmas-puskesmas di Kota Semarang pada tahun 2009. Input yang dipergunakan dalam penghitungan DEA ini adalah pasokan obat, staf medis dokter, staf medis perawat dan bidan, staf medis lain-lain dan staf pendukung. Sedangkan ukuran output yang dipergunakan didasarkan pada hasil yang dicapai pada peserta KB baru, pasien Tuberculosa (TB) yang tertangani, Rata-rata bayi dan balita yang mendapat suplemen Vitamin A 2 kali, rata-rata bayi dengan imunisasi lengkap, ibu nifas yang mendapat suplemen Vitamin A, dan pasien gigi baru. Pengolahan data DEA yang dilakukan dengan menggunakan asumsi VRS (Model BCC) dan orientasi input. Hasil penelitian adalah sebanyak 30 (81.08%) dari 37 puskesmas di Kota Semarang memberikan kinerja yang efisien berdasarkan asumsi VRS, namun terdapat 9 puskesmas yang efisien secara default.

These study used Data Envelopment Analysis (DEA) method of non parametric approach to measured efficiency of Semarang`s public health-centers in Semarang in 2009. The input variables used in DEA`s calculation of these paper included medicines, medical staff of doctors, medical staff of nurses and midwifes, other medical staff and health centre`s co-workers. The Output data included number of TB patients treated, average fully immunized children, number of Family planning new members, average children and babies with given two dosages of Vitamin A, mother in postnatal condition with given Vitamin A and number of new dental-patients. Efficient score calculated under assumed VRS and inputoriented. The findings showed that out of 37 health centres, 30 (81.08%) were identified as technically efficient assumed VRS, which 9 of 30 were efficient by default."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27643
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji M. Darda
"Perkembangan Kota Jakarta yang semakin tinggi intensitasnya dihadapkan pada keterbatasan lahan di pusat kota, akibatnya perkembangan akan mengarah ke daerah pinggiran kota yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kec. Ciputat dan Kec. Pamulang Penelitian ini menyampaikan penjelasan tentang perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran Kota Jakarta, dilihat dari perkembangan permukimannya dalam kurun waktu tahun 1991-2007 terkait dengan variabel-variabel yang diteliti. Perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran ini dapat diidentifikasi dari perkembangan permukiman. Perkembangan permukiman ini dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, jaringan jalan, fasilitas pendidikan dan harga tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi bersifat menyebar dengan karakteristik yang berbedabeda. Permukiman teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari DKI Jakarta dan tidak terlalu dipengaruhi oleh akses tetapi oleh harga tanah yang sangat rendah. Sedangkan pada permukiman tidak teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang dekat dengan DKI Jakarta dan tidak dipengaruhi oleh harga tanah melainkan dekat dengan akses yang mendekati DKI Jakarta dan juga fasilitas pendidikan seperti kampus.

The development of Jakarta that has inclined in intensity faced with the limitation of land in the city causes its development course to the urban fringe area, which administratively is in the Ciputat and Pamulang Regency. This research inform descriptions about the development that happens in the urban fringe area in Jakarta, viewed from the development of its settlements during 1991-2007 concerned with the research variables. The development which happens in urban fringe area can be identified from the change of settlement. This change of settlement is affected by density of peoples, roads, facility of education and price of land.
The output of research shows that such development is cluster with differents characteristic. The orderly settlements are more concentration in region long from DKI Jakarta and not always affected by roads but by the low price of land. But the disorder settlement more concentration in region near from DKI Jakarta and not affected by price of land but near accces to Jakarta and facility education like campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Widani
"Penelitian ini membahas tentang gambaran epidemiologi kasus konfirmasi Avian Influenza dan pengetahuan, sikap petugas serta ketersediaan Logistik di Puskesmas Wilayah Kota Tangerang Tahun 2008. Latar belakang pemilihan judul skripsi ini adalah tingginya angka kematian Flu Burung di wilayah Kota Tangerang dan belum diketahui nya pengetahuan dan sikap petugas terhadap kejadian Avian Influenza serta ketersediaan logistik di puskesmas.
Rancangan penelitian adalah serial kasus dan potong lintang. Untuk serial kasus merupakan data mengenai gambaran epidemiologi kejadian Avian Influenza di wilayah Kota Tangerang dan desain potong lintang digunakan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap petugas, dan ketersediaan logistik di puskesmas wilayah Kota Tangerang. Analisis data secara univariat dan tabulasi silang antara karakteristik individu dengan pengetahuan dan sikap. Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 45 orang.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa gambaran epidemiologi kejadian Avian Influenza di Wilayah Kota Tangerang Paling banyak terjadi pada usia diantara 15 sampai 35 tahun, ada persamaan proporsi antara laki-laki dan perempuan yang menderita kasus Avian Influenza, hanya 1 orang yang memiliki pekerjaan berisiko yaitu sebagai penjual pupuk yang bersinggungan langsung dengan produk unggas, gejala yang dialami oleh kasus adalah batuk, sesak nafas, dan pneumonia. kasus memiliki kecepatan deteksi dini yang lama, yaitu lebih dari 5 hari. Kasus yang memiliki lama sakit lebih dari 6 hari menga lami kematian. kasus sebagian besar datang ke klinik swasta untuk memeriksakan dirinya, kasus banyak terjadi pada bulan januari dan di kecamatan cipondoh.Tingkat Pengetahuan Petugas Puskesmas sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik dan lebih dari setengah petugas puskesmas memiliki sikap kurang baik terhadap kejadian Avian Influenza. Pengetahuan dan sikap mengenai penyakit Avian influenza berdasarkan karakteristik petugas puskesmas menunjukkan karakteristik petugas yang memiliki pengetahuan dan sikap baik, yaitu petugas berusia < 30 tahun, perempuan, pernah ikut pelatihan, pernah memiliki pengalaman terhadap kasus AI pada manusia, dan memiliki beban kerja hanya 1 program. Pengetahuan yang baik petugas puskesmas memiliki karakteristik pendidikan lanjutan SMU, lama masa kerja ≤ 10 tahun memiliki aktivitas lain di luar sebagai petugas, pernah melakukan penyelidikan epidemiologi, dan pernah melakukan penyuluhan. Sikap yang baik memiliki karakteristik pendidikan sederajat SMU, masa kerja ≤ 10 tahun, tidak pernah mengikuti penyelidikan epidemiologi, dan tidak pernah melakukan penyuluhan.
Ketersediaan logistik di puskesmas Kota Tangerang umumnya sudah cukup baik meliputi Tamiflu, pemeriksaan laboraturium, Keberadaan alat pelindung diri, media Informasi, dan sistem surveilans ILI dan Pneumonia. Dari penelitian ini disarankan untuk melakukan sosialisasi tentang penyakit Avian Influenza kepada klinik swasta untuk kecepatan deteksi dini, sosialisasi kepada masyarakat untuk mengandangkan unggas, pelatihan untuk petugas puskesmas, melengkapi sarana logistik yang masih kurang."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fachriani Putri
"Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2000, Angka Kematian lbu (AKD di Indonesia sebesar 213/100.000 kelahiran hidup. AKI tersebut masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN. Salah satu penyebab langsung kematian ibu adalah karena perdarahan (45,2%) sedangkan penyebab tak langsung adalah karena anemia Diketahui bahwa anemia dapat meningkatkan risiko perdarahan dan infeksi selama proses melahirkan yang menjadi penyebab langsung kematian ibu.
Kejadian anemia di negara berkembang Sekitar 56 % dan sebagian besar (80 %) diderita oleh ibu hamil. Penyebab utama anemia pada ibu hamil (90 %) adalah karena defisiensi besi, sehingga anemia pada ibu hamil sering diidentikkan dengan anemia gizi yaitu Anemia Defisiensi Besi. Data SKRT tahun 2001 menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 40,1 %. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau tahun 2006 menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Provinsi Riau sebesar 47,8%. Penelitian tentang prevalensi anemia ibu hamil di Kota Pekanbaru belum pernah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil pengunjung Puskesmas Wiiayah Kota Pekanbaru tahun 2007 dan faktor- faktor yang berhubungan dengan status anemia gizi besi tersebut, yang terdiri dari faktor internal meliputi variabel umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran dan lingkar lengan atas (LILA) dan faktor eksternal meliputi variabel konsumsi makanan, pendidikan, suplementasi tablet tambah darah (TTD) dan pengetahuan.
Metode penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Responden adalah seluruh ibu hamil pengunjung Puskesmas yang datang untuk memeriksakan kehamilannya di 17 Puskesmas Wilayah Kota Pekanbaru pada bulan Maret sampai dengan Mei 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, pengukuran LILA dengan menggunakan pita ukur LILA dari Depkes dan pengukuran kadar hemoglobin (Hb) darah tepi dengan menggunakan metode Sahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil pengunjung Puskesmas Wilayah Kota Pekanbaru menderita anemia gizi besi yaitu sebanyak 132 orang (73,3%). Rata-rata kadar Hb ibu hamil sebesar 9,86 g/dl dengan variasi antara 9,67 g/dl - 10,06 g/dl. Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa variabel umur, usia kehamilan, paritas dan konsumsi makanan memiliki hubungan secara bermakna dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil. Namun variabel paling dominan berhubungan dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil adalah paritas. lbu dengan anak lebih dari 2 orang berisiko 4,5 kali menderita anemia gizi besi dibandingkan ibu dengan anak kurang dari 2 orang.

Regarding to the Household and Health Survey in 2000, the Maternal Mortality Ratio (MMR) of Indonesia is as high as 213 per 100,000 live births. The figure is relatively high compare to the MMR of other ASEAN countries. One of the direct causes on maternal death is hemorrhage (45.2%) and one of indirect cause is anemia. It has been known that anemia can elevate the risk of hemorrhage and infection during parturition process which can lead to the direct cause of maternal death.
The prevalence of anemia cases in the developing countries are comprises around 56% and mostly takes place in a pregnant mother (80%), The main cause of anemia among pregnant mothers is iron deficiency (90%). Therefore, the anemia among pregnant mothers are identically called nutrition anemia, i.e. Iron Deiciency Anemia The Household and Health Survey data in 2001 showed that anemia among pregnant mothers has a figure of 40.l%. In 2006, data of The Health Authority of Riau Province show the prevalence of anemia in pregnant mothers in the region is 47.8%. However, there is never been a study on anemia prevalence in pregnant mother of Pekanbaru has carried out.
The study has an aim to describe the prevalence of iron deficiency anemia among pregnant mothers who visit to Community Health Center / Puskesmas in the working area of Pekanbaru in 2007 and factors related to the status of its anemia. The factors consist of intemal factors (age, gestational age, parity, pregnancy interval, and Upper Arm Diameter/ UAD) and external factors (food consumption, level of education, iron tablet supplementation, and knowledge).
The method of the study is using quantitative approach with a cross-sectional design. The respondents are all mothers who visit and have pregnancy checked in 17 Puskesmas at Kota Pekanbaru, from March to May 2007. Data are collected with some methods: interview by using a structured questionnaire, measuring UAD by using measurement band of UAD of MoH, and measuring the level of Haemoglobine (Hb) of capilair blood with a Sahli method.
The result of the study found that most of pregnant mothers who visit the Puskesmas at working area of Pekanbaru have suffered with iron deficiency anemia (73.3%) The average of Hb level in the blood is 9.86 g/dl with variation between 9.67 g/dl to 10.06 g/dl. The analysis of the study showed that variables of age, gestational age, parity and food consumption have a signijqicant relationship with the status of iron deficiency anemia in pregnant mothers. Though, the most dominant factor that significantly related to the status of iron deficiency anemia in pregnant mothers is parity. Mothers with 2 or more children are 4.5 times having a risk to iron deficiency anemia comparing with mothers who have children less than 2.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardiman
"Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Bayi yang tidak pernah mendapat ASI berisiko meninggal 21% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran daripada bayi yang mendapat ASI.Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya determinan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang Tahun 2014.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari 188 sampel adalah Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang yaitu 28,7%. Predisposing factors yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang adalah pengetahuan dan pendidikan. Enabling factors yang berhubungan adalah IMD, rawat gabung dan keterpaparan sampel susu formula. Reinforcing factors yang berhubungan adalah dukungan suami.
Koordinasi dengan semua Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Tangerang khususnya di Puskesmas Jatiuwung untuk melaksanakan Program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi, ibu dan keluarga dari sejak dini (masa kehamilan, bersalin sampai usia bayi 6 bulan) khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah (< SMA) serta kepada suami agar dapat mendukung ibu dalam melakukan pemberian ASI Eksklusif.

Breastfeeding has been proven to improve the health status of infants, regarding this, approximately 1.3 million infantss could be saved from mortality. Infants who were never breastfed has the risk of 21% higher in the period after birth than infant who were given the breastfeeding. The aim of this study is to know the determinants of breastfeeding (Exclusive breastfeeding) for mothers in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung, Tangerang 2014.
This research is a quantitative research using descriptif analytic with cross sectional design and 188 samples, with the results as below; The prevalence of exclusive breastfeeding in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung Tangerang is 28.7%. Predisposing factors which is associated with exclusive breastfeeding in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung Tangerang for knowledge and education variable. Enabling factors associated with the Early initiation of breastfeeding, joining treatment and the exposure of samples of formula milk. Reinforcing factors’ correlation is husband's support variable.
Coordinate with all public health centers (Puskesmas) in Tangerang especially with Puskesmas (Public Health Center) Jatiuwung to implement the program of 10 Steps for Successful Breastfeeding (LMKM) and Early Initiation of Breastfeeding (IMD) and also by increasing the Communication, Information and Education (KIE) on the benefits of giving exclusive breastfeeding for infant, mother and family, starting from pregnancy, giving birth until infant is 6 months old, especially for mothers with lower education ("
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>