Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kabupaten Tangerang memiliki jumlah Balita penderita gizi buruk terbanyak di
Provinsi Banten dan jumlahnya semakin bertambah mulai dari tahun 2005 hingga tahun
2009 ini yang umumnya terdapat di sekitar wilayah pantai utara di Kabupaten Tangerang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persebaran penderita Gizi Buruk pada wilayah
yang dekat dengan pantai (Desa Salembaran Jaya) dan wilayah yang jauh dari pantai
(Desa Wanakerta). Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dengan overlay
peta, metode komparatif dan analisis statistik. Hasil yang diperoleh pada Desa
Wanakerta memiliki karakteristik wilayah penderita yaitu indeks tingkat pendidikan
kepala keluarganya tinggi, jumlah keluarga miskinnya sedang, kepadatan penduduknya
sedang, dan persentase luas permukiman kumuh tidak ada. Sedangkan Karakteristik pada
Desa Salembaran Jaya adalah tingkat pendidikan kepala keluarganya sedang, jumlah
keluarga miskin tinggi, kepadatan penduduk tinggi, dan persentase luas permukiman
kumuh besar."
Universitas Indonesia, 2010
S34166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita. Sebagian besar responden berpengetahuan tinggi (51,0%) dan sebagian besar balita memiliki status gizi normal (95,1%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi kepada ibu tentang gizi seimbang dan meningkatkan sikap peduli ibu untuk memberikan gizi yang seimbang kepada balitanya.

Maternal knowledge about balance nutrition is a factor that influence nutritional status of child-under-five-years. The purpose of this research was to identify correlation between maternal knowledge about balance nutrition and nutritional status of child-under-five-years. This study used correlative descriptive design. Sample technique used was accidental sampling. The result showed there was no significant relationship between maternal knowledge and nutritional status of child-under-five-years. Most of participants had high-level-knowledge (51,0%) and most of child-under-five-years had normal nutritional status (95,1%). The result of this research can be used by nursing service to give information about balance nutrition and increase mother care attitude to give balance nutrition for their children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wempi Aronggear
"Perumahan yang sehat merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, memberikan rasa nyaman, menjamin kebebasan dari kemungkinan-kemungkinan penyebaran penyakit terutama penyakit yang ditularkan lewat udara antara lain Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Penyakit Infeksi Saluran Pernasapan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, tercatat 40 - 60% kunjungan Puskesmas ialah oleh penyakit ISPA dan angka kematian ISPA masih tinggi pada Balita. Sementara angka kesakitan pada bayi 42,4% dan pada Balita 40,6%. ISPA merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab utama kesakitan dan kematian di Desa Yiwika Kecamatan Kurulu Kabupaten Jayawijaya, tercatat angka penyakit ISPA pada Balita tahun 1990/1991 untuk seluruh Kabupaten Jayawijaya 28,41% dan Puskesmas Kurulu sebagai obyek penelitian sebesar 37,47% dan pada tahun 1991/1992 terjadi penurunan menjadi 30,11% tetapi untuk semua golongan umur < 1 -=> 45 tahun, menunjukkan peningkatan menjadi 2.152 dibanding tahun sebelumnya 1990/1991 sebesar 1.273, berarti kenaikan 59,15%. Demikian penyakit ISPA pada umur Balita jauh lebih tinggi daripada golongan umur 5 -=> 45 tahun. Tingginya angka kematian bayi dan Balita lebih banyak terdapat di daerah rural pedalaman Irian Jaya, disebabkan karena masyarakat hidup dalam lingkungan perumahan tradisional dengan kondisi yang sangat sederhana, serta iklim yang tidak mendukung.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan rumah, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA. Manfaat penelitian adalah untuk memperoleh masukan-masukan untuk menentukan kebijaksanaan dalam program pemberantasan penyakit ISPA terutama dalam program preventif dan promotif, serta untuk membantu pemerintah dalam perencanaan program pemukiman dan pembangunan rumah sehat di daerah tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik penelitian survei analitik dan desain "Cross Sectional Study" dengan melakukan pengukuran variabel lingkungan perumahan tradisional, wawancara, pengamatan dan observasi terhadap adanya kernungkinan sumber penularan dalam rumah. Populasi mengacu pada rumah-rumah yang dihuni oleh Balita yang memenuhi persyaratan. Pemilihan sampel menggunakan "Cluster Sampling", dan menghasilkan 105 sampel dari jumlah populasi sebesar 345.
Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel independen luasventilasi dan sumber penularan sebagai faktor lingkungan fisik, berhubungan bermakna secara statistik (uji chi square p < 0.05) dengan kejadian penyakit ISPA pada Balita. Dernikian juga variabel pendidikan ibu, berhubungan secara bermakna dengan kejadian ISPA pada Balita (uji chi square p < 0.05). Pada seluruh sampel, jumlah sinar matahari masuk ke rumah dibawah 20 fc (footcod) yaitu jumlah yang sangat kurang.
Dari hasil studi disarankan untuk menciptakan model tempat tinggal orang Dani yang sehat secara kualitas maupun kuantitas ruang, agar keseluruhan aktifitas dapat dilakukan sebagaimana layaknya suatu kehidupan rumah tangga yang sehat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Gustini
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
S26686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Parlina
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Martinus
"Kurang Energi Protein (KEP) yang merupakan gambaran status gizi masih menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia terutama di daerah pedesaan. Dampak buruk KEP pada balita adalah terhambatnya perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan berpikir, penampilan dan prestasi kerja, sehingga mengakibatkan rendahnya daya produksi dan kegiatan ekonomi, menurunnya daya tahan tubuh, yang dapat menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.
Penanggulangan KEP secara nasional diprioritaskan pada daerah tertinggal/miskin, sementara informasi keadaan gizi di desa tertinggal dan tidak tertinggal belum memadai, khususnya di propinsi Kalimantan Barat. Maka keadaan gizi pada desa tertinggal dan tidak tertinggal serta faktor-faktor yang berhubungan menarik untuk diteliti.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status gizi dan konsumsi energi serta protein balita usia 6-59 bulan di desa tertinggal dan tidak tertinggal pada daerah pesisir dan pegunungan serta hubungan status gizi dengan lingkungan perumahan, pendapatan per kapita, pengetahuan gizi, pendidikan orang tua, jumlah anggota rumahtangga, dan pekerjaan orang tua.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang mencakup dua kecamatan yang masing-masing terdiri dan satu desa tertinggal dan satu desa tidak tertinggal dari kabupaten Pontianak, propinsi Kalimantan Barat yang dikumpulkan oleh Tim Praktek Kerja Lapangan Sekolah Pembantu Ahli Gizi tahun 1995. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan sampel seluruh rumahtangga yang mempunyai anak balita usia 6-59 bulan. Jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 360 rumahtangga. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan bantuan program EPI INFO versi 6.0 dan SPSS for Windows release 6.0.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa prevalensi KEP menurut indeks BB/U di kecamatan Mempawah Hilir tidak terlihat adanya perbedaan yang bermakna antara desa tertinggal dengan desa tidak tertinggal, sementara di kecamatan Toho prevalensi KEP menurut BB/U lebih tinggi di desa tertinggal dibandingkan desa tidak tertinggal.
Menurut indeks TB/U prevalensi KEP lebih baik di desa tidak tertinggal dibandingkan di desa tertinggal pada kedua kecamatan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP menurut indeks BB/U di kecamatan Mempawah Hilir baik untuk desa Sejegi (tertinggal) maupun desa Tanjung (tidak tertinggal) adalah pendapatan perkapita dan pengetahuan gizi, sementara di kecamatan Toho faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP di desa Sekabuk (tertinggal) adalah pendapatan perkapita, sedangkan di desa Pentek (tidak tertinggal) adalah pendapatan per kapita dan pengetahuan gizi. Menurut indeks TB/U, faktor yang berhubungan dengan kejadian KEP di semua desa penelitian adalah pendapatan per kapita.
Meskipun terlihat ada perbedaan status gizi, terutama menurut indeks TBN antara desa tertinggal dengan desa tidak tertinggal pada kedua kecamatan, tetapi karena prevalensi KEP masih cukup tinggi di kedua kategori desa tersebut sehingga disarankan agar program penanggulangan KEP tidak perlu difokuskan ke desa tertinggal saja, tetapi strategi penanggulangannya yang perlu dibedakan dengan melihat faktor-faktor yang berkaitan di masing-masing desa.

Factors Relating To The Under Fives Nutritional Status In Four IDT and Non IDT Villages in Pontianak District, West Kalimantan Province in 1995Protein Energy Malnutrition (PEM) which represent the nutritional status has remained as one of the main nutrition problems in Indonesia, especially in rural areas. The bad outcome of PEM under fives years is the hindrance of their growth and intelligence development which will further influence the ability of their thinking, performance and work achievement capacity creating low productivity in the economic terms, the decrease in physical endurance which then impact the quality of the Indonesian human resources.
The priority to overcome the PEM nationally is emphasized in the severe areas, while the information on the nutritional status in IDT ("under developed areas") and NON IDT ("developed areas") has been inadequate yet, in West Kalimantan in particular. Therefore, the nutritional status in IDT and NON IDT villages including its related factors is interesting to be observed.
The purpose of this research is to know the nutritional status, energy and protein consumption of the under fives from 6 to 59 months in IDT and NON IDT villages in the coastal and mountains areas and relation of nutritional status with housing environment, household income, knowledge on nutrition, parent's education level, the family size, and parent's job.
This research used secondary data covering two subdistricts which consist respectively of two IDT and two NON IDT villages in Pontianak District, West Kalimantan Province gathered by a team of students of the Assistant Nutritionist School during their field work practice in 1995. This cross-sectional study used samples of all families having under five years old children of 6 to 59 months. The number of analyzed samples in the research was 360 families. The analysis was done in univariate, bivariate, and multivariate with the help of EPI INFO program of 6.0 version and SPSS for Windows release 6.0.
It was found from the analysis that the prevalence of PEM according to Weight/Age index in Mempawah Hilir District has no significant differences between the IDT and NON IDT villages, while in Toho District the prevalence of PEM according to Weight/Age index in the IDT is higher than that in the NON IDT villages.
Based on Height/Age index, the prevalence of PEM in the NON IDT is better than that in the IDT villages in both districts. The factors relating to the PEM based on Weight/Age index in Mempawah Hilir District, either in Sejegi village (IDT) or Tanjung (NON IDT) are per capita income and knowledge on nutrition, while in Toho District, the factor relating to the PEM in Sekabuk village (IDT) is per capita income, while in Pentek village (NON IDT) are per capita income and knowledge on nutrition.
Based on Height/Age index, the factor relating to the PEM in all villages is per capita income. Although there have been differences in the PENT, especially based on Height/Age index between IDT and NON IDT villages in the two districts, it is suggested that since the prevalence of PEM is still relatively high in the two village categories, the program to overcome PEM is not necessarily focused only in the IDT villages, but the strategy of overcoming the PEM must be distinguished through paying attention to the related factors in the respective villages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T2109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas PERGIZI dilihat dari komponen input, proses, output dan outcome. Penelitian kualitatif dengan rancangan RAP (Rapid Assesment Procedure), dilakukan minggu keempat bulan Mei 2013 dengan informan kepala seksi gizi, petugas gizi, kader, bidan di desa, ibu balita dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan PERGIZI efektif untuk menanggulangi gizi buruk di Puskesmas Sepatan. dengan indikator meningkatnya status gizi sebesar 69,1%, hanya komponen input yakni dana yang disebagian besar pos gizi masih kurang, sedangkan dari komponen proses dan output telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar mengoptimalkan penanggulangan gizi buruk di wilayah Puskesmas Kabupaten Tangerang dengan PERGIZI.

The aims of this study was to determine the effectiveness of the PERGIZI program viewed by its component such as inputs, process, outputs and outcomes. A qualitative research with RAP (Rapid Assessment Procedure) design was conducted at fourth week of May 2013. The data collection methods used an indepth interview and focused group discussion. With the informants 42 persons consisting of section head of nutrition, nutrition workers, cadres, village midwives, mothers of under five children and community leaders. This could be seen from change of nutritional status from the under five children as much as 69,1%. From the input component the mean barrier was funding both component process and output was considered successfull and achieving the predetermined goal. It is recomended to solve existing under five nutritional problem in the district of Tangerang using the PERGIZI approach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang desakan kebutuhan hidup rumah tangga yang semakin tinggi di Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara Jaya, Kec. Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memicu perubahan peran domestik perempuan usia reproduktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh Seraci Batik Betawi membuat para pengrajin batik terbantu akan perekonomian dan juga peningkatan kesejahteraan mereka. Seraci Batik Betawi memperdayakan warga ndash; warga disekitar khususnya ibu rumah tangga di Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara jaya, Kec. Taruma Jaya, Kab. Bekasi, Jawa Barat untuk dijadikan sebagai sumber tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa warga disekitar Kampung Kebon Kelapa khususnya para pengrajin Seraci Batik Betawi mengalami peningkatan kesejahteraan dalam segi ekonomi, sosial dan psikologi.
ABSTRACT
This research discusses the urgency of living higher household in the village of Kebon Kelapa, Segara Jaya village, district. Taruma Jaya, Bekasi, West Java, triggering changes in the domestic role of women of reproductive age. This study uses a quantitative approach with descriptive research. The results showed that with the activities carried out by Seraci Batik Betawi of batik craftsmen helped create will be the economy and also improve their welfare. Seraci Batik Betawi bamboozle of citizens around especially housewives in the village of Kebon Kelapa, jaya Segara Village, district. Taruma Jaya, Kab. Bekasi, West Java, to serve as a source of labor. Based on the results of this study concluded that the residents around the village of Kebon Kelapa, especially the artisans Seraci Batik Betawi increased welfare in terms of economic, social and psychological."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Flobamorah Manipada
"ABSTRAK
Jumlah kasus gizi buruk pada balita pada tahun 2008 di Kecamatan Katingan
Hilir adalah 3 kasus (1,25%), mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 33
kasus (6%) balita dengan gizi buruk. Adanya istilah lokal yang berkembang
berhubungan dengan gizi pada balita di kabupaten Katingan, menarik minat peneliti
untuk mengetahui persepsi orangtua balita dengan gizi buruk dan stakeholders
terhadap gizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kasongan yang berada di
ibukota kabupaten. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan cara
wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang gizi pada balita, tanda-tanda, penyebab dan
akibat dari gizi buruk masih kurang. Kurangnya informasi yang disampaikan oleh
petugas kesehatan yang kemudian memunculkan persepsi masyarakat tentang gizi
buruk sebagai suatu kondisi yang sudah parah dan yang mendapatkan perawatan di
rumah sakit maupun puskesmas. Kurangnya kerjasama antara petugas kesehatan dan
kader pada saat posyandu serta kurangnya dukungan dari tokoh agama dan tokoh
masyarakat.

ABSTRACT
Number of case of malnutrition to child under five year 2008 in Sub-district
Katingan Hilir were 3 cases (1.25%), in 2009 had increased becoming 33 cases (6%).
Presence of developing local term related to malnutrition of child under five in
Katingan Regency, invite researcher interest to find out about perception of parents of
malnutrition child under five and stakeholders to malnutrition in working area of
Puskesmas Kasongan which locates in regency capital. Study using qualitative
method by in-depth interview and focus discussion group. Study result shows that
knowledge of society about malnutrition in child under five, symptoms, cause and
result of malnutrition are still poor. Lack of information from health officers arouse
society perception about malnutrition as a severe condition and who got a treatment
in either hospital or puskesmas. Lack of cooperation between health officers and
cadres in posyandu and less support from religious and society leaders."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>