Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Surya Ganesha
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
"Permintaan akan tanah sebagai benda yang bernilai ekonomis untuk pemukiman, perdagangan, industri dan jasa di Kota Depok semakin meningkat. Hal ini dapat digambarkan dengan fenomena keruangan harga tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik harga tanah melalui pendekatan spasial di Kota Depok berdasarkan jarak dari Kantor Walikota terhadap kutub-kutub pusat pertumbuhan lainnya di Kota Depok, serta faktor aksesibilitas, utilitas dan fasilitas sebagai pembentuk harga tanah Kota Depok. Lokasi penelitian adalah lokasi pusat pertumbuhan di Kota Depok yang dihubungkan dengan Kantor Walikota. Metode penelitian yang digunakan adalah anĂ¡lisis deskriptif dan anĂ¡lisis spasial yang menghubungkan fenomena pola harga tanah dengan faktor aksesibilitas, fasilitas, utilitas kota. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pola harga tanah yang terbentuk di Kota Depok dari Kantor Walikota menuju pusat-pusat pertumbuhan lain sebagian besar mengikuti teori sewa tanah Von Thunnen dan fenomena yang ditimbulkan dari jarak kantor walikota ke pusat-pusat pertumbuhan terhadap harga tanah di Kota Depok adalah terjadinya perubahan harga karena faktor penggunaan tanah, keterjangkauan fasilitas & utilitas kota.

The demand for land as an object of economic value for residential, commercial, industrial and services in Depok increasing. This can be illustrated by the phenomenon of spatial land prices. The purpose of this study was to determine the characteristics of the price of land through spatial approach in Depok based on distance from the Mayor's Office of the poles of other growth centers in Depok, and the factor of accessibility, utilities and facilities as forming land prices Depok. What research is a central location in the city of Depok growth associated with the Mayor's Office. The research method used is descriptive analyzes and analyzes of spatial patterns linking the phenomenon of land prices by a factor of accessibility, facilities, municipal utilities. Results from this study is that the pattern of land prices is formed in Depok from the Mayor's Office into other growth centers mostly follows the theory of land rent and Von Thunnen phenomena arising from within the mayor's office to the growth centers of the price of land in Depok is the price change due to land use, affordability and utility facilities of the city."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdus Labang Donya
"Pembangunan perumahan Kota Bogor mengalami peningkatan. Dimana
sektor perumahan mendominasi penggunaan tanah seluas 38,6% dari luas lahan
Kota Bogor. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan nilai tanah
perumahan di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
keruangan nilai tanah perumahan dengan menganalisis mengenai hubungan nilai
tanah perumahan berdasarkan aksesibilitas jarak perumahan dari prasarana
transportasi (stasiun, pintu tol, dan terminal); sarana pelayanan umum (perguruan
tinggi, rumah sakit, dan pusat kegiatan ekonomi); dan pusat kota (kebun raya)
menggunakan analisis keruangan dan statistik. Hasil yang didapatkan adalah jarak
perumahan dari pusat kota (kebun raya) dan prasarana transportasi (terminal dan
pintu tol) memiliki korelasi negatif dengan tingginya nilai tanah. Dan pintu tol
merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi nilai tanah perumahan di Kota
Bogor."
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Muharza Viawan
"Salah satu produk wisata Kota Bandung yang berpotensi berkembang pesat adalah kuliner. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang bagian-bagian Kota Bandung sebagai model yang menjelaskan sebaran produk wisata kuliner yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan berupa suasana menikmati kuliner bagi wisatawan. Memahami lokasi dan pola ruang produk wisata ini akan dapat membantu dalam mengenal kapasitas wilayah dalam pembangunan wisata kuliner melalui perspektif ruang. Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pola keruangan wisata kuliner yang dikaitkan dengan fasilitas wisata, aksesibilitas, dan organisasi keruangan kota. Analisis yang dipergunakan adalah analisis proses keruangan dari wilayah dalam membentuk suasana dan pola ruang dari variabel fasilitas wisata dan aksesibilitas dalam penentuan lokasi. Hasil penelitian mendapatkan tiga suasana, yaitu terbentuk suasana sejarah (historic ambient), transisi perkotaan (urban transition), dan gentrifikasi peripheral (gentrification-perpheral). Produk wisata kuliner di Kota Bandung menyebar dari pusat kota dengan suasana sejarah menuju arah timur laut pinggir kota dengan suasana gentrifikasi peripheral dan pada kawasan transisi kotanya merupakan wisata kuliner dengan suasana transisi perkotaan. Produk wisata Kuliner dengan suasana sejarah membentuk pola acak, suasana transisi perkotaan membentuk pola mengelompok linear dan suasana gentrifikasi peripheral membentuk pola acak.

Culinary is one of potentially developing tourism product in Bandung City. This study is aiming to provide an overview of part of city spaces as a model to describe distribution of culinary tourism product which meets needs and desire of tourist to experiencing ambient cluster to enjoying the culinary. Understanding the spatial patterns and location preferences of culinary tourism product would escalated knowledge of carrying capasities in developing culinary tourism through space perspectives. In particular, this study is carried on in order to figure out spatial patterns where this research observing with city spatial organization, accessibility, tourism facilities as variable. It uses spatial process analysis to detemine how and where the ambient clustered and pattern analysis to describe the spatial interaction between variable. This study come to outcome that has been three ambient which is called as historic, urban transition, and gentrification-peripheral ambient. Culinary tourism product spreading in one direction from city core on historic ambient to peripheral zone in east north on gentrification-peripheral ambient and in transition zone on urban transition ambient. Historic ambient culinary tourism product forming a random pattern, urban transition ambient form a linear clusttered pattern, and gentrification-peripheral forming random pattern.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Retno Murni Rifai
"ABSTRACT
This study of land price pattern was intended to reveal the lactors affecting land price using statistical method The study area covers four kecamatans (sub- district) within the municipality of Bekasi, Two contiguous Kecamatans (Bekasi Barat and Medansatria) located at the north-west edge of the municipality next to the east border of DKI Jakarta province, while the other contiguous ones (Bekasi Timur and Rawalumbu) cover the east part of Kota Bekasi The whole data sets in this study are referenced to land parcel maps obtained from Kantor Pertanahan (Land Agency) Kota Bekasi, The parcel maps showed about 63% of land parcels are registered land, The unregistered land parcels were compiled from PBB (Land and Building Tax) maps Land price was estimated using a lincar multiple regression model built Irom a sample ata set (about 700 sample points)l The dependent ( Y) variable, ie the land price, was collected for cach sample parcel- using- salc comparison method The values of independent (X) variables were extricted from various thematic maps. The X variables comprise of intrinsic aspect of the fand (land title, 1ind use type, size/area), environmental quality (building puttern, food prone, availability of urban facilities, etc) and accessibility (distance from busincss and service centers). The validity of this land price model was approached through two-siage tests The first stage is the overall test, aimed to sec if there is any independent variable(s) significantly affecting the land price If null hypothesis is rejected (using F-statistic), there is at least one X variable significantly aftecting the land price. Then test proceed to the second stage (using T-statistic) to know which X variable(s) significantly affecting the land price. The coefficient of determination of the model resulted from these tests is 0837, which means 83,7%6 or the land price variation can be explained by the model This study revealed that the majority of land price falls within Rp250,000 - Rp400,000 class. The lowest price (Rpl15,877 per sq m) found in Rawalumbu whereas highest price (Rp2,269,741 per'sq m) occurred in Bekasi Barat This high price occurrence formed a ribbon-like pattern along main arterial roads Main arterial roads, land use type and spatial plan (Rencana Tata Ruang) seem to the major factors generating high land price Main roads generating high land price occurred in Bekasi Barat., Land use type especially housing estate generating high land price found in Bekasi Barat and Bckasi Timur. Spatial plan for high density residential, trade and services generated high land price in Bekasi Barat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia, 2003
T45516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Zaenal Hakim
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pemberdayaan penyandang cacat melalui Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM), yang dilaksanakan dikelurahan Dago kecamatan Coblong kota Bandung. Sebagai wujud dari keterlibatan masyarakat dan pamerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang cacat, program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) bagi penyandang cacat ini telah membina penyandang cacat melalui keberadaan kader RBM dalam melakukan pembinaan pembinaan dan rehabilitasi menyangkut rehabilitasi medis, pendidikan, keterampilan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang cacat dalam keluarga dan masyarakat. Untuk melihat hasil yang telah dicapai penyandang cacat melalui program RBM ini, maka peneliti mencoba menelusuri pelaksanaan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat bagi penyandang cacat tersebut.
Tipe penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu bermaksud untuk membuat penggambaran (deskriptif) tentang pemberdayaan penyandang cacat melalui Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif karena bertujuan untuk memahami dan menafsirkan proses pelaksanaan pemberdayaan penyandang cacat melalui RBM Sesuai dengan katakteristik dari penelitian kualitatif, digunakan pendekatan studi kasus melalui pengumpulan serangkaian informasi yang luas, secara lebih mendalam, dan lebih mendetail terhadap beberapa kasus pelaksanaan pemberdayaan penyandang cacat yang telah dipilih. Untuk mendapatkan informasi tersebut, dalam penelitian ini dilaksanakan wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokw-nentasi yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif, ditafsirkan dan diimplementasikan terhadap data tersebut serta ditarik implikasi teoritiknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang cacat memiliki latar beiakang kecacatan baik disebabkan sejak lahir maupun diluar kelahiran sebagai akibat dari kecelakaan, menderita penyakit, dan karena permasalahan kehidupan keluarga yang dihadapi. Penyandang cacat mengalami kondisi ketidakberdayaan baik secara internal maupun eksternal. Keluarga yang anggotanya mengalami kecacatan, mengalami situasi kesedihan dan duka cita yang mendalam, perasaan pasrah dan menerima kecacatan yang dihadapi tanpa ada upaya perubahan, kurang memberikan perhatian, serta kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap kecacatan.
Dalam pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan, tingkat kemandirian yang dicapai penyandang cacat sesuai dengan 23 kriteria kemandirian belum dapat memberikan kemampuan dan keberdayaan penyandang cacat secara penuh, menyangkut kemampuannya dalam pilihan personal dan kesempatan hidup, pemenuhan kebutuhan, pengungkapan gagasan, ide, pemanfaatan sumber, aktifitas ekonorni, serta reproduksi, Kemampuan Kader RBM dalam mendeteksi kecacatan belum mencakup kemampuan dalam mendeteksi kecacatan meliputi aspek medis, pendidikan, keterampilan dan aspek sosial. Masyarakat pada akhirnya belum secara aktif terlibat secara penuh dalam program RBM. Kurang tercapainya tujuan program RBM diatas, didasari atas proses pelaksanaan pemberdayaan yang lebih didominasi oleh Kader RBM, sehingga peran penyandang cacat, keluarga dan masyarakat tidak nampak dalam proses ini.
Berbagai upaya perubahan dan perbaikan perlu dilakukan, khususpya dalam upaya meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan kemampuan Kader RBM. Kader harus diberikan kemampuan dan keterampilan yang luas terutama menyangkut deteksi kecacatan secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan dalam perannya sebagai educator, fasilitator, representator dan tehnikal, serta pencapaian kemandirian dan kemampuan penyandang cacat secara penuh. Proses pemberdayaan yang dilakukan harus diarahkan pada penampilan peran yang seimbang dan terpadu antara Kader RBM, penyandang cacat, keluarga dan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyota Adhishakti Nandana
"Pandai besi merupakan salah satu kegiatan industri sekunder di pedesaan selain pertanian. Pandai besi tersebar di desa-desa di Indonesia,dan salah satunya di Kecamatan Cisaat. Pandai besi yang terdapat di Cisaat mengalami penyusutan sejak periode tahun 1980. Penelitian ini mengkaji pola keruangan lokasi pandai besi di Kecamatan Cisaat berdasarkan variabel lokasi pandai besi, produksi, dan pasca produksi dari setiap pandai besi dengan menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum sebaran lokasi pandai besi di Kecamatan Cisaat menunjukkan pola mengelompok dilihat dari jarak masing-masing titik yang berdekatan. Di dalam pola yang mengelompok ini terdapat perbedaan yang dilihat dari faktor produksi dan pasca produksi pandai besi. Berdasarkan faktor tersebut, maka pola keruangan pandai besi di kecamatan Cisaat secara detil terlihat variatif. Pandai besi yang memiliki komoditi, modal, tenaga kerja, jenis produk, jumlah produksi paling variatif dan usia usaha yang paling tua terdapat di wilayah yang dekat dengan pusat pertokoan industri logam.

Blacksmith is one of the secondary industrial activities in rural areas besides agriculture. Blacksmiths scattered in villages in Indonesia, and one of them is exist in Cisaat District. Blacksmith contained in Cisaat shrinkage since the period of 1980. This study examines the pattern of spatial location of a blacksmith in the District based on the blacksmith's location variable, production, and post-production of any blacksmith using descriptive methods.
The results showed that the overall distribution of blacksmith's locations in the Cisaat District is form into clustered patterns, seen from the distance that are close between each points. In the clustered pattern seen there are differences of factors of production and post production blacksmith. Based on these factors, in detail, the spatial pattern of blacksmiths in the Cisaat District look varied. Blacksmiths who have a commodity, capital, labor, product variation, the amount of production of the most varied and the longest workshop period are found in areas that close to the metal industry market center.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Branityo Jati Gumilang
"Minimarket merupakan salah satu pasar modern yang memiliki pertumbuhan omset yang baik dengan menerapkan sistem franchise. Jumlah gerai minimarket berkembang sangat pesat tersebar di kota-kota utama di Indonesia,dan salah satunya adalah Depok. Penelitian ini mengkaji pola keruangan perkembangan minimarket di Kota Depok dengan cara mengoverlay variabel lokasi minimarket, perumahan, lokasi pasar tradisional, dan jumlah penduduk. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola keruangan perkembangan minimarket di Kota Depok semakin lama semakin menjauh dari konsentrasi penduduk, pasar tradisional, tetapi mendekat ke perumahan teratur.

Minimarket is one of the modern market has a good turnover growth by implementing a franchise system. The number minimarket outlets is growing very rapidly spread across major cities in Indonesia, and one of them is Depok. This study examines the spatial pattern of development minimarket in the city of Depok with overlay of variable location minimarket, housing, location of traditional markets, and population. The results showed that the spatial pattern of development minimarket in Depok city more and more away from concentrations of people, traditional markets, but closer to the regular housing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Guna menciptakan pemerataan pembangunan, wilayah Gedebage dikembangkan sebagai pusat aktivitas yang diawali dengan pembangunan Pusat Olahraga (Sport Centre). Untuk itu, program konsolidasi tanah guna mengumpulkan tanah warga diluncurkan. Program tersebut dirancang dengan cermat untuk melindungi hak warga atas tanah, serta mendukung keseluruhan proses. Kajian ini meneliti Program Konsolidasi Tanah Gedebage, dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), yang menggunakan diskusi kelompok terarah guna mengumpulkan data. Hasilnya, terlihat bahwa aktivitas konsolidasi tanah telah mengalami kegagalan karena ketiadaan dokumen legal menyangkut status tanah, kurangnya partisipasi penduduk, dan lemahnya peran pemerintah."
300 MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>