Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliarini Andrikas
"Depok sebagai salah satu kota penghasil belimbing. Permintaan yang besar untuk
daerah Jabodetabek dan Bandung, menunjukkan pangsa pasar untuk belimbing
sangat besar. Pemilihan saluran distribusi pemasaran adalah faktor akhir yang
menentukan keberhasilan budidaya dalam memberikan omzet yang besar bagi
petani penghasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur distribusi
pemasaran belimbing Kota Depok. Unit analisis adalah kelompok tani belimbing
Kota Depok. Variabel yang digunakan adalah produktivitas kebun, arah dan jarak
antara lokasi kebun dan lokasi lembaga distribusi,dan omzet kelompok tani
penghasil belimbing. Metode yang digunakan adalah pendekatan keruangan
melalui korelasi peta dan data yang disajikan secara deskriptif. Dari hasil analisis
diketahui bahwa dalam distribusi pemasaran belimbing Kota Depok menunjukkan
bahwa faktor jarak tidak mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dan volume
buah yang didistribusikan. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan saluran
distribusi adalah arah pemasaran yang akan mempengaruhi omzet petani
penghasil terkait dengan kondisi pasar tujuan. Saluran distribusi pemasaran
belimbing Kota Depok terdiri dari 3 saluran distribusi yang dapat ditempuh
hingga buah sampai kepada pasar pengecer dan konsumen. Saluran distribusi 1
adalah saluran distribusi langsung dari petani ke pasar tujuan, saluran distribusi 2
adalah saluran distribusi melalui tengkulak dan saluran distribusi 3 melalui
koperasi. Saluran distribusi 3 dengan lembaga distribusi koperasi yang memiliki
arah pemasaran ke DKI Jakarta dengan pedagang besar yang telah memiliki
konsumen masyarakat kelas menengah ke atas, akan memberikan harga beli
belimbing yang lebih tinggi, sehingga akan memberi omzet yang lebih besar bagi
petani penghasil."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadian Iman Sasmita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Rahman Haq
"Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan gas masyarakat Kota Depok terus meningkat. Namun, infrastruktur gas di Kota Depok masih belum memadai padahal di Kota Depok terdapat pipa transmisi dan distribusi gas. Karena itu diperlukan pengembangan infrastruktur gas di Kota Depok untuk mendorong pemanfaatan gas secara lebih luas. Tujuan penyusunan skripsi mi adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem perpipaan distribusi gas di Kota Depok. Perancangan sistem distribusi gas ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas di Kota Depok, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute, simulasi dengan piranti lunak, perhitungan keekonomian serta analisis dampak sosial dan lingkungan. Standar desain yang digunakan dalam perancangan sistem perpipaan distribusi gas ini adalah ASME B31.8-1995. Kondisi optimal dari rancangan dicari dengan melakukan simulasi menggunakan piranti lunak Piping Systems FLUID FLOW versi2.1. Kebutuhan gas Kota Depok hingga tahun 2025 mencapai 3,51 MMSCFD. Dari simulasi, diperoleh panjang total rute altematif A sebesar 118,29 km dan panjang rute altematif B sebesar 127,86 km. Diameter pipa polyethylene yang digunakan berkisar antara 63 mm sampai 280 mm. Tekanan suplai gas yang digunakan adalah 8 barg dengan batasan tekanan minimum ditetapkan sebesar 500 mbarg dan kecepatan gas maksimum sebesar 100 ft/s. Pada altematif A, diperoleh tekanan gas terkecil sebesar 585 mbarg dan kecepatan gas terbesar sebesar 79,75 ft/s, sedangkan pada altematif B diperoleh tekanan gas terkecil sebesar 553 mbarg dengan kecepatan gas terbesar sebesar 78,82 ft/s. Total biaya investasi yang telah ditambahkan dengan bunga untuk altematif A mencapai US$ 12,14 juta sedangkan untuk altematif B mencapai US$ 11,89 juta. Pada kasus dasar dimana margin harga jual gas ditetapkan sebesar 3$/MMBtu, didapat NPV pada tahun 2025 untuk altematif A sebesar US$ 0,57 juta dengan IRR 12,95%, payback period 7,6 tahun, dan rasio B/C 1,68. Sementara altematif B, NPV sebesar US$ 0,73 juta dengan IRR 13,23%, payback period 7,5 tahun, dan rasio B/C 1,63. Dilihat dari parameter-parameter tersebut, kedua altematif layak dibangun secara ekonomi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyaningsih
"Penelitian ini membahas tingkat keberdayaan petani belimbing di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat keberdayaan petani belimbing di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena memakai asumsi teori dari Suharto mengenai indikator keberdayaan. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian mixed methods (kuantitatif dan kualitatif). Kuantitatif karena melakukan survey melalui kuesioner, kualitatif karena didukung wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberdayaan petani belimbing di Kecamatan Pancoran Mas, Depok rendah. Rekomendasi yang diberikan adalah petani harus meningkatkan kemauan dan kemampuan diri. Kelompok tani harus diaktifkan. Pemerintah harus memonitoring dan mengevaluasi program pemberdayaan dengan melakukan survey dan kajian lanjutan sehingga diperoleh data statistik yang lengkap mengenai tingkat keberdayaan petani belimbing di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

This research discuss about the level of starfruit farmers empowerment in Pancoran Mas Sub District Municipality of Depok. The purpose of this research is to describe of starfruit farmers empowerment level in Pancoran Mas Sub District, Depok. The research is categorized as quantitative research which based on theory from Suharto about indicators of empowerment. Based on the technique of data collection it is categorized as mixed methods (quantitative and qualitative). It is called quantitative because using survey by questionnaire and called qualitative because supported by in depth interviews.
The result of this research showed that the level of starfruit farmers empowerment in Pancoran Mas Sub District was low. The advices are farmers should increase their self-awareness and self-ability. The farmer's organized should be more active. The last advice addressed to the government that they have to do monitoring and evaluation by using survey and continuous study so the statistical data of starfruit farmers empowerment level can be completed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henni Kristina
"Tesis ini membahas tentang strategi produksi dan strategi pemasaran dalam pengembangan pertanian perkotaan komoditas belimbing di Kota Depok, dimana belimbing merupakan buah memiliki prospek pemasaran yang baik, ekonomis dan memiliki nilai tambah bagi peningkatan pendapatan petani belimbing. Namun kendala yang dihadapai yakni kualitas buah yang belum optimal, kuantitas buah yang belum kontinyu dan keterbatasan kepemilikan sarana produksi seperti modal. Oleh karena itu, perlu upaya untuk menyusun strategi untuk mengatasi kendala tersebut. Peningkatan pengetahuan/kompetensi dan keterampilan petani merupakan prioritas strategi yang paling utama dalam pengembangan pertanian perkotaan tanaman belimbing di Kota Depok, berdasarkan analisa dengan pendekatan AHP (the Analytical Hierarchi Process).

The focus of this study is the production and marketing strategies in development urban agricultural for Dewa strafruits comodity in Depok City, where the starfruit is fruit comodity has good marketing prospect, economies and high value added for increase income starfruits farmers. However, the problem which quality of fruit not optimal, quantity of fruits not continue and restriction of posession production tools. So, we have to design strategy for solving this problem. The knowledge/competence and skills of farmers are main priority strategies in development urban agricultural for starfruits comodity in Depok City, based on approach The Analytical Hierarchy Process."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27677
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsanu Kusdiantara Putra
"Depok merupakan wilayah yang berbatasan dengan DKI Jakarta yang termasuk dalam kategori kota. Depok termasuk salah satu daerah penyangga ibukota sekaligus sebagai daerah alternatif hunian bagi para urban yang aktivitas kesehariannya di ibukota. Walaupun demikian, Depok masih banyak lahan pertanian yang masih aktif. Lahan pertanian di Kota Depok seluas 1.833 hektar, yang terdiri atas lahan sawah 157 hektar, kebun 1.207 hektar, dan ladang 379 hektar. Dari lahan-lahan tersebut, Kota Depok dapat menghasilkan hasil pertanian di antaranya belimbing yang menjadi unggulan dan jambu biji. Wilayah-wilayah penghasil belimbing di Kota Depok adalah Kelurahan Tugu dan Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Beji Kecamatan Pancoran Mas, dan Kelurahan Pasil Putih Kecamatan Sawangan. Wilayah yang mengebangkan jambu biji adalah Kelurahan Cipayung dan Bojong Pondok Terong Kecamatan Cipayung. Baik belimbing maupun jambu biji memiliki daya tunjang bagi perekonomian masyarakat Depok. Akan tetapi, predikat kota yang disandang Depok memiliki konsekuensi yang dapat mengancam eksistensi pertanian. Pembangunan imprastruktur pada umumnya selalu mengorbankan lahan pertanian, dengan cara pengalihfungsian lahan. Berdasarkan data yang didapat dalam penelitian ini, lahan belimbing ternyata mengalami pengurangan atau penyimpitan pada setiap tahunnya. Pengurangan yang paling tinggi terjadi ada tahun 2016 yang mencapai 27,61 hektar atas sekitar 31,62%. Pengurangan luas lahan ini berakibat pada jumlah populasi pohon belimbing, yang berdampak pula pada produktivitas buah tersebut. Berbeda dengan luas lahan belimbing, luas lahan jambu biji terjadi fluktuatif dan akhirnya meningkat atau bertambah. Penambahan luas lahan jambu biji terjadi pada tahun 2018 dan 2019, dengan penambahan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu seluas 46,35 hektar, padahal pada tahun 2015 hanya 37,37 hektar. Dari segi produktivitas, buah belimbing mengalami penurunan setiap tahunnya. Berbeda dengan belimbing, jambu biji justru menglami kenaikan dalam hal populasi yang berdampak pada perhitungan luas lahan.

Depok is an area bordering DKI Jakarta which is included in the city category. Depok is one of the capital's buffer areas as well as an alternative residential area for urbanites whose daily activities are in the capital. Even so, Depok still has a lot of active agricultural land. Agricultural land in Depok City covers 1,833 hectares, consisting of 157 hectares of rice fields, 1,207 hectares of gardens, and 379 hectares of fields. From this land, Depok City can produce agricultural products including superior star fruit and guava. The areas that produce starfruit in Depok City are Tugu and Kelapa Dua Villages, Cimanggis District, Beji Village, Pancoran Mas District, and Pasil Putih Village, Sawangan District. The areas that develop guava are Cipayung and Bojong Pondok Terong Villages, Cipayung District. Both star fruit and guava seeds have the capacity to support the economy of the people of Depok. However, the title of a city that Depok bears has an impact that can threaten the existence of agriculture. In general, infrastructure development always uses agricultural land, by means of land conversion. Based on the data obtained from this study, the starfruit land turns out to be changing or shrinking every year. The highest reduction occurred in 2016, which reached 27.61 hectares, over around 31.62%. This reduction in land area results in the number of star fruit tree populations, which also affects the productivity of the fruit. In contrast to the area of ​​star fruit land, guava area fluctuates and eventually increases or increases. The increase in guava land area occurred in 2018 and 2019, the highest increase occurred in 2018, which was 46.35 hectares, whereas in 2015 it was only 37.37 hectares. In terms of productivity, star fruit has decreased every year. In contrast to star fruit, guava actually has an increase in population which has an impact on the calculation of land area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S33840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sidik
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S33993
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>