Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tiah Rachmatiah
"Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki beberapa senyawa kimia dari ekstrak n-heksana daun Gambia dulcis Kurz dan aktivitas antimikrobanya. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara kromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan campuran n-heksana dan etil asetat (85 : 15) sebagai larutan pengelusi. Senyawa-senyawa hasil isolasi dimumikan dengan cara rekristalisasi. Struktur molekul dari senyawa yang sudah mumi ditentukan dengan menggunakan data spektroskopi (IR, UV-Vis, 1H-NMR, 13C-NMR, MS, dan diffraksi sinar X). Penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak n-heksana memberikan empat senyawa bane turunan xanton, 8-hidroksi-1,4,5,6-tetrametoksi-3',3'-dimetil kromeno xanton (Gd-0), I , 4, 5, 6-tetrametoks i-3', 3'-d i m eti l krome no xanton (Gd-1), 9-hidroksi-5,6,8-trimetoksi-3',3'-dimetilkromenoxanton (Gd-2a) dan 1-hidroksi-4,5,5,8-tetrametoksi-3',3'-dimetilkromeno xanton (Gd-2b).Pada pengujian aktivitas antimikroba dengan metoda difusi memperlihatkan bahwa senyawa Gd-I dan Gd-2 (campuran Gd-2a dan Gd-2b) memberikan efek terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

This work was carried out to investigate some chemical constituents from the n-hexane extract of Garcinia dulcis Kurz's leaves and their antimicrobial activity. The compounds were isolated by column chromatography on silica gel and eluted with a n-hexane-ethyl acetate system (85 : 15). The isolated compounds were purified by recrystallization. The structure of purified compounds were established using spectroscopy data (IR, UV Vs, 1H-NMR, 13C-NMR, MS and X-ray diffraction). The study showed that the n-hexane extract afforded four new xanthone derivatives 8-hydroxy-1,4,5,6-tetramethoxy-3',3'-dimethylchro menoxanthone (Gd-0), 1,4,5,6 tetramethoxy-3',3'-dimethylchromeno xanthone (Gd-I ), 1 -hyd roxy-5, 6 , 8-trimethoxy-3',3'-dimethylehromeno xanthone (Gd-2a), 1-hydroxy-4,5,6,8-tetramethoxy-3',3'-dimethylchromeno xanthone (Gd 2b) . The antimicrobial activity test showed that the Gd-1 and Gd-2 compounds (Gd-2a and Gd-2b mixture) had effect on Staphylococcus aureus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masrukhan
"Jenis tanaman Garcinia banyak ditemukan di Indonesia, tetapi belum banyak yang diteliti. Beberapa penelitian mengenai genus Garcinia yang telah dilakukan, memberikan banyak informasi mengenai kandungan serta manfaat dari masingmasing senyawa dan bioaktivitasnya.
Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan melakukan uji bioaktivitas senyawa kimia dari kulit batang G. bancana Miq yang berasal dari Desa Kalapangan, Kecamatan Sebangau, Kabupaten Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Isolasi senyawa tersebut dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut n-heksana, dilanjutkan pemisahan ekstrak menggunakan metode kromatografi kolom dengan silika gel sebagai fasa diam dan n-heksana, etil asetat dan metanol sebagai eluen yang dipergunakan secara gradien. Senyawa kimia yang diduga telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektroskopi (UV, IR, MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR) dan diuji aktivitas antioksidan dengan metoda radical scavenger DPPH.
Hasil penelitian ini diperoleh senyawa dengan nama IUPAC 3-(3,4-dihidroxybenzoyl)-4-hydroxy-8,8-dimetil-1,7-bis (3-methylbut-2-enyl) bicyclo (3,3,1) non-3-ene -2,9-dione dengan rumus molekul C28H34O6. Pengamatan terhadap uji aktivitas antioksidan menggunakan kuersetin sebagai pembanding menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi tersebut memiliki aktivitas antioksidan sangat aktif dengan nilai IC50 = 12,78 ppm.

There are many species Gacinia in Indonesia, but not all researches. Concerning the Garcina genus has been do give a lot of information about how the contents and benefits of each compound and its activities.
This study aimed to isolate and chemical compounds assay from stem bark G. bancana Miq, Kalapangan originating from the village, district Sebangau, district Palangkaraya, Central Kalimantan province isolated compounds were carried out by using n-hexane as solvent by maseration, followed by separation of the extract using column chromatography with the stationary phase silica gel and mobile phase n-hexane, ethyl acetate and methanol as gradien compounds customarily used chemical that has been determined purely by way of its molecular structure spectrosopy (UV IR, MS, 1H_NMR, and 13C-NMR) and the antioxidant activity assay with radical scavenger DPPH methodes.
The results show tha compounds with IUPAC name 3-(3,4-dihidroxybenzoyl)-4-hydroxy-8,8-dimetil-1,7-bis (3-methylbut-2-enyl) bicyclo (3,3,1) non-3-ene -2,9-dione with molecule formulation C28H34O6. Observations on the antioxidant activity assay using quercetin as the comparison compound showed that isolated compoun C28H34O6 have very active antioxsidant activity with the value IC50 = 12,78 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Berbudi
"Tanaman mundu (Gqrcinia dulcis KURZ) merupakan tumbuhan tingkat tingi
yang berasal darl Indonesia :dan Philipina. Tanaman mi terutama ditemukan di Asia
Tenggara, Burma, Malaysia. Philipina dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman mi tersebar
di seluruh nusantara. terutama Jawa dan Kalimantan. Tanaman mi tumbuh liar di seluruh
Jawa path ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Pohon kecil yang tingginya
hingga 12 meter dengan batang berdiameter 20 cm mi termasuk dalam famih Guttiferae. Hampir seluruh bagian darl tananian mi dapat dirnanfaatkan. Terutama sehagai
obat tradisional penyakit parotitis (gondok), limpatitis dan pembengkakan kelenjar.
Selain itu dapatjuga digunakn sebagai pewarna bahan anyarnan.
Penelitian mi bertujuan untuk mengisolasi senyawa organik yang terkandung
dalarn biji mundu. Isolasi senyawa tersehut dilakukan dengan cara perendarnan dalam
pelarut n-heksana. Ekstrak n-heksana tersebut dipekatkan dengan rnen ggunakan rotary
evaporator. Setelah itu dilakukan uji KLT terhadap ekstrak kasar tersebut. Setelah itu
dilakukan pernisahan dengan rnenggunakan krornatografi kolom. Hasil pernisahan
dengan krornatografi kolorn, dilakukan uji KLT kembali, dan pemurniannya dilakukan
dengan cara kristalisasi. Senyawa hasil kristalisasi tersebut ditentukan struktur molekulnya dengan
rnenggunakan spektrofotometer infra merah (IR)dan GCMS.
Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan ditentukan struktur molekulnya adalah:
1. Senyawa A dengan rurnus molekul C70H3602 (etil-2l3-oktadekedienoat)
2. Senyawa B dengan rumus rio1eku1 C 18H3602 (butil-tetradekanoat)
3. Senyawa C dengan rumus molekul C 17H3402 (propil-tetradekanoat)
4. Seeyawa D dengan rumus molekul C 22H4202 (etil- I 8-dekadekenoat)
5. Senyawa E dengan rumus molekul C 20H3402 (etil-12-oktadekenoat)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Aida Syahfitri
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S29957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Sofina Indra
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisawati Tanzil
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Winiati
"Serbuk kering talus lichen Ramalina Javanica Nyi, yang dikumpulkan dari Kebun Raya Nasional Cibodas, Jawa Barat, pertama-tama diekstraksi sinambung dengan n-heksana menggunakan soklet. Ekstraks dari hasil ekstraksi pertama kemudian dipisahkan melalui kromatografi kolom menggunakan campuran n-heksana : chloroform = 1 : I (v/v). Dan pemisahan ini dapat diisolasi 90 mg kristal murni jingga dengan titik leleh 203°C (Senyawa A).
Ampas kering dari ekstraksi pertama itu, kemudian melalui cara yang sama, diekstraksi lebih lanjut dengan aseton. Hasilnya kemudian dipisahkan melalui kromatografi lapis tipis preparatif (sebagai fasa mobil: campuran n-heksana : etil asetat = 3:2). Dan pemisahan ini dapat dihasillcan 27 mg serbuk kuning dengan titik leleh = 153°C (Senyawa B).
Berdasarkan pada sifat fisik (titik leleh dan putaran optis) dan data perbandingan spektroskopi dapat ditentukan struktur dua senyawa yang diisolasi itu. Senyawa A dikenal sebagai parietin (C16 H12 Os). Sementara senyawa B merupakan suatu senyawa baru golongan antrakuinon
Dari jenis jenis senyawa yang diketemukan di dalam lichen. Kerangka dasarnya mirip parietin, tetapi rantai sampingnya lebih panjang daripada gugus yang terdapat pada parietin, dengan satu pusat asimetrik pada C-1?. Oleh karena itu diusulkan senyawa B sebagai R- (+}- 1,8- dihidroksi -3- (1'- hidroksi -3'-butanoil) -6-metoksi antrakuinon (C19 H16 O7).
Dari hasil uji pendahuluan aktivitas antibakteri dengan menggunakan metoda Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM) dan metoda difusi agar terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, menunjukkan bahwa ekstraks dari fraksi n-heksana dan aseton mempunyai aktivitas yang rendah dibandingkan dengan antibiotik ampisilin (memberikan hasil negatif).

The dried powder of thallus lichen Ramalina Javanica Nyl_ which collected from the National Botanical Garden, Cibodas, West Java, first continuously extracted with n-heksane by using sohxlet apparatus. The raw extract from the first extraction was then separated over coloumn chromatography by using mixture of n-heksane : chloroform = 1: 1 (vlv) as eluent. From this separation can be isolated 90 mg pure orange crystal with melting point = 203°C (Compound A).
The dried residu from the first extraction, was then by same way, continuously extracted with acetone. The resulted extract was then separated over preparative thin layer chromatography (mixture of n-heksane : ethyl acetate = 3 : 2 as mobile phase). From this separation can be yielded 27 mg yellow powder with melting point = 253°C (Compound B).
Based on the physical properties (melting point and optical rotation), spectroscophical and comperative data can be elucidated the structure both isolated compounds. Compound A was identified as (C16H12O5), meanwhile compound B was proposed as new compound at the anthraquinone's class of the lichen constituent types. Its base skeleton likes parietin, but its side chain is longer than side chain of parietin, with one assyrnetric center at the C-1'. Therefore it is proposed that compound B as R- (+) -1,8-dihidroxy -3- (1' -hidroxy -3' -butanoyl) -6-methoxy anthraquinone (C 19H16 O7).
The result of antibacterial activity pretest using concentration minimum inhibition and gel diffuse method against Staphylococcus aureus and Escherichia coli showed that raw extract from n-heksane and acetone fraction has low activity compared with amphicylin antibiotic (given negative result)."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Triono
"Garcinia eugenifolia Wall merupakan tumbuhan tropis yang tumbuh di Indonesia, terutama di kawasan Kalimantan dan Kepulauan Riau. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengisolasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang tanaman G. eugenifolia Wall, sampel yang sudah dihaluskan direndam dalam n-heksana, setelah residu dipisahkan dari larutannya, selanjutnya residu direndam dengan metanol, kemudian kedua ekstrak diuapkan pelarutnya. Ekstrak n-heksana diisolasi lebih lanjut dengan cara kromatografi kolom. Sebagai fasa diam digunakan silika gel, sebagai eluen digunakan n-heksana dan etil asetat yang kepolarannya dinaikkan secara gradien. Identifikasi beberapa senyawa dilakukan dengan menggunakan data spektroskopi FT-IR, UV-Vis, LC-MS dan Spektroskopi 1H-NMR dan 13C-NMR.
Hasil isolasi dalam fraksi n-heksana ditemukan dua senyawa, yang merupakan triterpen dan turunan xanton yaitu senyawa Geu fh-9 dengan rumus C29H48 O, titik leleh 138-140 o C, BM =412 berbentuk kristal jarum berwarna putih yang identik dengan stigmasterol dan senyawa Geu fh-10 yang berbentuk kristal berwarna kuning dengan rumus molekul C28H32 O6, titik lelehnya antara 191-192 oC dan BM = 464 yang identik dengan isobractatin. Pengujian aktivitas biologinya, menunjukkan senyawa Geu fh-10 kurang aktif sebagai antioksidan dengan IC50 = 86,44 µg/mL dan hasil uji anti kanker dengan menggunakan sel T47D, senyawa Geu fh-10 memiliki IC50 = 17 µg/mL, yang berarti aktif dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Garcinia eugenifolia Wall is a tropical plant that grows in Indonesia, particularly in the areas of Kalimantan and Riau Islands. This research was conducted to isolate the chemical compounds contained in stem bark of G. eugenifolia Wall plant, after sample were crushed, soaked in n-hexane, after the residue is separated from the solution, then residue soaked with methanol. Bouth extracts soluet were evaporated. The n-hexane extract further isolated by column chromatography. Used as stationary phase silica gel, as the eluent used n-hexane and ethyl acetate as gradient polarity elevated. Identification of compounds using FT-IR spectral data, UV-Vis, LC-MS and 1H-NMR spectrometer and 13C-NMR.
The isolation in n-hexane fraction was found two compounds, which is triterpen and derivative of xanton compound are Geu fh-9 with the formula C29H48 O, melting point 138-140° C, molecular weight = 412 white needle-shaped crystals are identical with compounds stigmasterol and Geu fh-10 in the form of yellow crystals with the molecular formula C28H32 O6, melting point between 191-192 oC and molecular weight = 464 which is identical with isobractatin. Tests for biological activity, indicates a compound Geu fh-10 is less active as an antioxidant with IC50 = 86.44 µg / mL and anti-cancer test results using T47D cells, compound Geu fh-10 showed IC50 = 17 µg / mL, which means that current can inhibit cancer cell growth.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29029
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Acalypha indica Linn (Euphorbiaceae) atau akar kucing dikenal sebagai
obat tradisional untuk mengobati penyakit asam urat. Penelitian ini bertujuan
mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa kimia fraksi n-heksana dan etil asetat
dari ekstrak etanol akar tanaman Acalypha indica Linn. Ekstrak n-heksana dan
etil asetat dipisahkan secara kromatografi kolom dengan silika gel 60 sebagai
fase diam dan sebagai fase gerak digunakan campuran pelarut dengan
kepolaran meningkat yaitu n-heksana-etil asetat untuk ekstrak n-heksana,
sedangkan untuk ekstrak etil asetat digunakan n-heksana, etil asetat dan
etil asetat-metanol. Pemurnian dilakukan dengan cara kromatografi kolom dan
rekristalisasi. Dari ekstrak n-heksana, fraksi H-VII diperoleh isolat A dan fraksi
H-X3 diperoleh isolat B. Sedangkan dari ekstrak etil asetat, fraksi E-XII5 diperoleh
isolat C. Identifikasi isolat dilakukan dengan cara pengukuran titik lebur dan
analisis spektroskopi (MS, FTIR, UV-Vis). Isolat A berupa kristal jarum putih,
jarak lebur 143-145 oC, bobot molekul 412 dan mengandung gugus fungsi C-H
alkana, C-O, dan C=O. Isolat B berupa kristal hablur putih, jarak lebur 188-190
oC, bobot molekul 428 dan mengandung gugus fungsi C-H alkana, C-O, dan
C=O. Isolat C berupa serbuk kuning, jarak lebur 84-86 oC, bobot molekul 292 dan
mengandung gugus fungsi cincin aromatis posisi orto, OH terikat, C=O, C-O, C-H
alkana."
Universitas Indonesia, 2006
S32517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>