Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meila Merawati
"Garlic powder is one of natural product which having medicinal effect, but having bad taste and odor. That’s why garlic powder then formulated as core tablet in a film coated tablet. In this formulation Hydroxypropyl Pregel Tapioca Starch (HPTS) used as material coating. The aim of this research was to study the capability of HPTS as a film coating material.
In this film coating formulation, HPTS was used with concentration of 5%, plasticizer castor oil 25% and diethyl phthalate 30%. As a comparative film coating material, HPC was used, with concentration of 5%, plasticizer castor oil 25% and diethyl phthalate 25%.
The result of this research showed that garlic powder film coating tablet has met the requirements of Indonesian Pharmacopaeia III edition. Coated tablet with HPTS coating showed cracking under (Scanning Electron Microscopy) SEM and the material coating used was unable to cover the odor of garlic.

Serbuk bawang putih merupakan salah satu bahan alam berkhasiat obat tetapi mempunyai rasa dan bau yang tidak enak. Serbuk bawang putih digunakan sebagai tablet inti pada formulasi tablet salut lapis tipis. Pada formulasi tablet salut lapis tipis serbuk bawang putih digunakan Pregel Pati Singkong Hidroksipropil (PPSH) sebagai bahan penyalut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari PPSH sebagai bahan penyalut pada tablet salut lapis tipis serbuk bawang putih.
PPSH digunakan sebagai bahan penyalut dengan konsentrasi 5%, plasticizer minyak jarak 25%, dan dietil ftalat 30% dari bobot PPSH. Sebagai bahan penyalut pembanding digunakan Hidroksipropil selulosa (HPC) dengan konsentrasi 5%, plasticizer minyak jarak 25% dan dietil ftalat 25%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet salut lapis tipis serbuk bawang putih memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi III , tetapi pada tablet salut yang disalut dengan PPSH terlihat retak jika dilihat dengan SEM dan dengan uji sensori bahwa bahan penyalut belum mampu menutupi bau dari tablet inti bawang putih.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33081
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Susanti
"Penggunaan pati sebagai eksipien dalam sediaan farmasi, perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Modifikasi tersebut bertujuan untuk menghasilkan pati dengan sifat fungsional yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi pati dengan membuat pregel pati singkong yang dilanjutkan dengan esterifikasi suksinat anhidrid. Pregel pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pregel pati singkong (PPS) dengan suksinat anhidrid 4%. PPS dan PPSS dikarakterisasi secara fisika, kimia, dan fungsional. Selanjutnya, pregel pati singkong suksinat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. Dilakukan percobaan pendahuluan pada tablet plasebo yang disalut dengan PPSS konsentrasi 3, 5, dan 7%. Diperoleh hasil terbaik pada konsentrasi 5% kemudian dibandingkan dengan tablet yang disalut dengan HPC 5%. Larutan penyalut terdiri dari PPSS 5% sebagai polimer dan PEG 400 sebagai plasticizer sebesar 10% dari bobot polimer kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet.

The utilization of starch as excipient in pharmaceutical dosage form, need to modified first. The aim of this modification was to produce cassava with variation of functional characteristic according to the application. In this research, starch was modified by making pregelatinized cassava starch and then esterificated with succinic anhydride. Pregelatinized cassava starch succinate (PPSS) is a physically and chemically modified starch product which made by reacting pregelatinized cassava starch (PPS) with succinic anhydride 4%. PPS and PPSS was characterized by physical, chemical, and functional properties. Moreover, pregelatinized cassava starch succinate was used as film former in coated tablet. In pra eliminary study, placebo tablet was coated by PPSS with concentration 3%, 5%, and 7%. The result showed that the best concentration is in 5% and then was compared with coated tablet by HPC 5%. Film solution containing PPSS 5% w/v as polymer and 10% w/w PEG 400 as plasticizer based on the dry polymer weight. This research showed that PPSS can be used as a coating agent in the tablet form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmawati
"Brotowali adalah salah satu tanaman obat yang umum digunakan secara tradisional di Indonesia. Dalam bentuk aslinya, brotowali mempunyai kelemahan organoleptik seperti, rasa pahit dan bau yang tidak enak. Untuk menutupi kekurangan tersebut, ekstrak brotowali diubah kedalam bentuk sediaan salut gula. Pragelatinisasi Pati Singkong Suksinat (PPSS) digunakan sebagai bahan penyalut karena memiliki beberapa keuntungan seperti, viskositas tinggi, larutan yang jernih dan stabil pada suhu rendah.
Hasil dari uji sensori terhadap formula A dan B menunjukkan bahwa kedua formula tersebut dapat menutupi rasa pahit tablet inti brotowali sampai dengan 100 %. Pengukuran viskositas terhadap formula B menunjukkan mudah mengalir dengan baik pada alat penyemprot dibandingkan formula A . Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan penyalut pada tablet salut gula.

Brotowali is one of the medicinal plant that common used tradisionally in Indonesia. In real form, brotowali have much performance weakness such a bitter taste and ungood smell. To cover that weakness, the brotowali extract is formulated into sugar coated tablet form. Cassava Starch Pragelatinated Succinate (PPSS) is used as the coating material, having much benefit such as high viscosity, clear solution and stable at low temperature.
The result from the sensory test toward A and B formula showed that both formula can cover the bitter taste from brotowali tablet up to 100 %. Viscosity measurement toward B formula showed flow better than A formula on spray gun. The reasearch concluded that PPSS can be used as a coating material in coating sugar tablet.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32924
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Charla Artha Gangga
"Pada penelitian ini dikembangkan polimer baru yang akan digunakan sebagai bahan penyalut, yaitu pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt). Modifikasi PPSFt dibuat dengan cara gelatinasi sempurna pati singkong, kemudian diesterifikasi dengan asam ftalat anhidrida pada suasana basa. PPSFt selanjutnya dikarakterisasi dan digunakan sebagai bahan penyalut pada tablet salut lapis tipis (TSLT) ekstrak meniran untuk memperbaiki penampilan, menutupi rasa dan bau yang tidak menyenangkan. Karakterisasi yang dilakukan antara lain derajat substitusi (DS), analisis gugus fungsi, sifat termal, kelarutan.
Hasil karakterisasinya diperoleh polimer dengan DS 0,054; gugus karbonil ester pada 1716,70 cm-1; temperature glass transition pada 156,58 oC, dapat terdispersi dalam air dingin dibandingkan pati singkong. Tablet inti ekstrak meniran yang telah disalut dievaluasi antara lain kenaikan bobot, keregasan, morfologi permukaan, tebal lapisan dan waktu hancur.
TSLT yang telah disalut dengan PPSFt 5% mengalami kenaikan bobot 3,93% dengan keregasan 0,02%. Morfologi permukaan TSLT yang diamati menggunakan scanning electron microscope menunjukkan permukaan yang halus dengan ketebalan lapisan 133-158 μm. TSLT dapat hancur dalam waktu 5,56 + 0,439 menit. Selain memiliki penampilan yang jauh lebih baik daripada tablet inti, bau dan rasa yang tidak menyenangkan dari ekstrak meniran telah tertutupi dengan proses penyalutan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PPSFt dapat digunakan sebagai polimer penyalut.

This study describes a new approach pregelatinized cassava starch phthalate (PCSPh) as polymer for film-coated tablets (FCT) containing meniran extract. PCSPh was produced by mechanical processing to rupture all parts of granules, and then chemical modification was carried out by substituting phthalate group into starch hydroxyl group. The obtained PCSPh were characterized, including substitution degree (SD), analysis of functional group, thermal properties and solubility.
It was found that SD of PCSPh was 0,054; carbonyl ester at 1716,70 cm-1; temperature glass transition at 156,58 oC and enhancement of cold-water solubility. PCSPh was used as polymer coatings for tablet containing meniran extract for masking unpleasant appearance, odor and taste. The obtained FCT were evaluated, including percentage weight increase, friability, FCT surface, coating thickness and disintegrating time.
The result showed that FCT with PCSPh 5% as polymer coatings had percentage weight increase 3,93% and friability 0,02%. The surface morphology of FCT using scanning electron microscope was smooth and showing 133-158 μm coating thickness. FCT also disintegrated within 5,56 + 0,439 minutes. The result revealed that PCSPh 5% as polymer coatings able to masking unpleasant appearance, odor and taste. We suggests that PPSFt may be considered as polymer coatings for FCT.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42007
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juheini Amin
"Maltodextrin utilization of topioca strarch as a film coating on amoxyllin tablet: Maltodextrin is produced by hydrolized of strach used enzyme or acid, that reduced the amount of sugar 20 maximal .In this research,maltodextrin DE 5 to 10 was made from tapioca starch (Manihot utillissima Pohl) by using Temamyl L-120 Novo enzyme as a-amylase at 85 oC for 65 minute.Maltodextrin De 5 to 10 with particlesize 60 mesh (250 um) was used as fil coating on amoxycillin tablet in order to reduce a bad smell .AS a standard of coating was used pharmacoad 645w. The coating tables were evaluated according to Fi III an IV included visual test. Weight uniformity, size uniformity, hradness, friability,desintegration time, dissolution test and smell test.The result of this research showed that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch fulfill the terms above. The best formula is maltodextrin 10 %, PEG 400 5% and Na Alginat 5% from polymer weight."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
SAIN-7-1-2002-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Yogaswara
"Koproses merupakan suatu konsep baru dari dua atau lebih eksipien yang berinteraksi pada tingkat subpartikel. Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas secara sinergis dan menutupi sifat tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Koproses dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan penyalut dalam industri farmasi dikombinasi dengan etil selulosa untuk menghasilkan sediaan lepas terkendali. Eksipien koproses pragelatinisasi pati singkong (PPS) - etil selulosa (EC) dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan EC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Eksipien koproses PPS-EC yang dipilih sebagai bahan penyalut adalah perbandingan 4:1. Eksipien koproses PPS-EC 4:1 dapat digunakan sebagai bahan penyalut yang mengendalikan pelepasan obat.

Co-process is a new concept of two or more excipients that interact at the level of sub-particles. The purpose of co-process is to improve the functionality co-process synergistically and cover unwanted nature of each excipients. Co-process can be done to improve the function of starch as an ingredient in the pharmaceutical industry coated combined with ethyl cellulose to produce off the preparation of control. Pregelatinized cassava starch (PCS) - ethyl cellulose (EC) co-process excipients is made by combining PCS and EC by a ratio of 2:1, 3:1, and 4:1 and characterized. PCS-EC co-process excipients selected as coated material is 4:1 ratio. PCS-EC co-process excipients 4:1 can be used as a coating tablet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32944
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Pradana
"Pregelatinisasi pati singkong (PPS) merupakan pati yang mengalami modifikasi fisika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan fungsionalitas dari PPS dengan membuat koproses yang terbuat dari PPS dan metilselulosa (MC) dengan variasi perbandingan 2:1, 3:1, dan 4:1, serta mengaplikasikan eksipien koproses tersebut sebagai bahan penyalut tablet teofilin yang dapat menahan pelepasan obat. Eksipien koproses dikarakterisasi meliputi morfologi, distribusi ukuran partikel, indeks kompresibilitas, laju alir dan sudut istirahat, analisis termal, higroskopisitas, viskositas, kekuatan gel, daya mengembang, dan analisis gugus fungsi. Tablet teofilin yang disalut dengan PPS, MC, dan koproses PPS-MC (4:1) dikarakterisasi serta dibuat profil pelepasan obat dalam medium klorida pH 1,2 dan fosfat pH 7,2. Hasil karakterisasi koproses PPS-MC menunjukkan peningkatan fungsionalitas PPS dan sinergisme PPS dengan MC. Sementara itu, uji pelepasan obat secara in vitro menunjukkan tablet teofilin yang disalut dengan MC 1%, koproses PPS-MC (4:1) 4% dan 2% dapat memperlambat pelepasan obat pada kedua medium."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Junetty
"Starch can be used as excipient in tablet formulation. One of source of starch can be obtained from fruit of Musa paradisiaca var.sapientum which containing 70-95% starch in unripe fruits. The objective of this research was to observe the ability of starch obtained from Musa paradisiaca var.sapientum as disintegrant in Alopurinol tablet formulation by wet granulation. In tablet formulation, Musa paradisiaca var.sapientum starch was used as disintegrant compared to maize starch at concentrations 5%, 10% and 15% w/w. Properties of the Musa paradisiaca var.sapientum starch evaluated were: percentages of moisture and ash, pH, Scanning Electron Micrograph of starch granule, bulk and tapped densities. The tablets were evaluated for organoleptic, diameter, hardness, friability, disintegration time, assay and dissolution test. Results obtained indicate that Musa paradisiaca. var sapientum starch can be used as disintegrant in wet granulation Alopurinol tablets.

Pati/amilum dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembantu dalam suatu formulasi tablet. Salah satu penghasil pati adalah buah pisang raja yang mengandung 70-95% pati dalam keadaan buah yang masih mengkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pati buah pisang raja sebagai bahan penghancur pada tablet Alopurinol secara granulasi basah. Dalam formulasi digunakan bahan penghancur pati buah pisang raja dan pati jagung sebagai pembanding dengan masing-masing konsentrasi 5%, 10% dan 15% w/w. Karakterisasi pati buah pisang raja meliputi: kadar air, kadar abu, derajat keasaman (pH), indeks kompresibilitas serta bentuk dan ukuran partikel. Tablet yang diformulasi dievaluasi meliputi: organoleptis, ketebalan, diameter, kekerasan, keregasan, waktu hancur, penetapan kadar dan uji disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa pati buah pisang raja dapat digunakan sebagai bahan penghancur tablet Alopurinol yang dibuat secara ganulasi basah."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33013
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaki
"Tablet cepat hancur merupakan bentuk sediaan farmasi yang sedang berkembang saat ini karena karakteristik yang dimilikinya, yaitu dapat hancur di rongga mulut tanpa perlu dikunyah dan tanpa adanya bantuan air tambahan. Komponen penting dalam tablet cepat hancur adalah penghancur. Maltodekstrin dan pragelatinisasi pati singkong (PPS) merupakan eksipien yang dapat berfungsi sebagai penghancur. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan tablet cepat hancur menggunakan maltodekstrin DE 10-15 dan pragelatinisasi pati singkong dalam berbagai konsentrasi sebagai eksipien. Pati singkong dipragelatinisasikan hingga didapat PPS. Selanjutnya PPS dicampurkan dengan maltodektrin DE 10-15 untuk dibuat menjadi tablet cepat hancur dengan metode granulasi basah. Evaluasi tablet menunjukkan bahwa formula F yang mengandung maltodekstrin DE 10-15 sebesar 40% dan PPS sebesar 10% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur. Formula F memiliki kekerasan 3,39 kp, keregasan 0,74%, waktu pembasahan 7,87 detik dan waktu hancur 38,55 detik.

This study developed a novel fast disintegrating tablets. Maltodextrin DE 10-15 and pregelatinized cassava starch (PCS) with various concentration were used as tablet disintegrant. The PCS was obtained from pregelatinized process. The resulting PCS was then mixed with maltodextrin DE 10-15. The resulting mixture was then formulated into fast disintegrating tablet using wet granulation method. The obtained tablets were then evaluated. The evaluation showed that formula F which contained 40% maltodextrin DE 10-15 and 10% PCS have the best characteristic as fast disintegrating tablet. Formula F exhibited 3,39 kp of hardness, 0,74% of friability, 7,87 seconds of wetting time and 38,55 seconds of disintegration time."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S787
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Gunawan
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>