Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Wahyu Puspitasari
"Jamu "D" merupakan salah satu obat tradisional yang mengandung ekstrak herba pegagan dan ekstrak herba seledri. Jamu ini digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi. Untuk mendapatkan efek hipotensi, jamu "D" biasanya dikonsumsi secara berulang dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga dapat berpengaruh terhadap organ tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji keamanan dengan melihat pengaruh pemberian jamu "D" secara oral terhadap fungsi hati tikus ditinjau dari aktivitas alanin amino transferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta histologis hati selama 90 hari.
Uji ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan dan 24 ekor tikus putih betina galur Sprague-Dawley yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan secara acak. Kelompok I, II, dan III adalah kelompok uji yang diberi suspensi jamu "D" dengan dosis 1980, 3960, dan 7920 mg/ kg bb per hari, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Pada hari ke-91, aktivitas ALT dan ALP plasma tikus putih diukur dengan metode kolorimetri serta dilakukan pemeriksaan histologis hati.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna antara aktivitas ALT dan ALP plasma serta histologis hati pada kelompok uji dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, pemberian suspensi jamu "D" secara oral selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi dan organ hati tikus putih."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Fajarwati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bailana Mutiara
"Jamu pelangsing SF mengandung ekstrak dari tanaman Phaseolus vulgaris, Guazuma ulmifolia, Garcinia cambogia dan Camelia sinensis. Keempat tanaman ini berkhasiat untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan seperti obesitas. Perlu dilakukan pengujian terhadap jamu ini untuk pengobatan dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamu pelangsing SF ini terhadap fungsi hati ditinjau dari aktivitas alkali fosfatase (ALP) dan alkali aminotransferase (ALT).
Pada penelitian ini digunakan 80 ekor tikus putih (jantan dan betina) yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III merupakan kelompok yang diberi larutan jamu pelangsing SF dengan dosis berturut-turut: 1350; 2700; 5400 mg/kg bb tikus. Kelompok 4 adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Pada hari ke-91, tikus diambil darahnya. Selanjutnya, dilakukan pengukuran aktivitas ALP dan ALT plasma dengan metode kolorimetri. Hasil pengukuran aktivitas ALP dan ALT plasma menunjukkan tidak terjadi perbedaan bermakna antara kelompok I, II, dan III dengan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penggunaan jamu ini dalam jangka waktu yang cukup lama tidak berpengaruh terhadap fungsi hati."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Andryani
"Obat-obat hipolipidemik golongan statin telah lama digunakan dan merupakan obat yang umumnya diberikan pada terapi hiperlipidemia. Salah satu hasil sintesis senyawa golongan statin adalah obat LS. Dalam penggunaan obat golongan statin, perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi organ-organ tubuh salah satunya adalah hati. Parameter yang digunakan untuk menilai fungsi hati adalah dengan melihat aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Alkali Fosfatase (ALP) plasma pada tikus putih. Penelitian menggunakan tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok masing-masing 6 ekor. Kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturutturut 0.9 mg, 1.8 mg, dan 3.6 mg/200 g bb tikus. Kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Penelitian dilakukan selama 60 hari dan pada hari ke-60 sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital mata. Selanjutnya dilakukan pengukuran aktivitas ALT plasma dengan metode kolorometri (Reitman-Frankle) serta pengukuran aktivitas ALP plasma dengan metode kolorimetri berdasarkan Deutsche Gesellschaft für Klische Chemie. Aktivitas ALT plasma setelah dilakukan pengukuran adalah 32.92 ± 7.79 U/L, 37.02 ± 8.15 U/L, 40.80 ± 3.60 U/L, 35.82 ± 5.69 U/L pada kelompok I, II, III, IV jantan dan 28.91 ± 4.64 U/L, 30.66 ± 4.48 U/L, 35.87 ± 7.59 U/L, 31.77 ± 7.48 U/L, pada kelompok I, II, III, IV betina. Pada pengukuran aktivitas ALP plasma diperoleh 433.78 ± 82.27 U/L, 437.92 ± 63.67 U/L, 438.8492 ± 72.77 U/L, 436.54 ± 79.06 U/L pada kelompok I, II, III, IV jantan dan 431.02 ± 34.18 U/L, 434.24 ± 61.73 U/L, 437.46 ± 48.27 U/L, 433.78 ± 78.19 U/L pada kelompok I, II, III, IV betina. Hasil ANAVA (α = 0,05) terhadap aktivitas ALT dan ALP plasma tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian obat LS dengan dosis berturut-turut 0.9 mg, 1.8 mg, dan 3.6 mg/200 g bb tikus selama 60 hari tidak mempengaruhi fungsi organ hati tikus putih baik jantan maupun betina
The lipid-lowering agents, known as statins, have been use for many years and are among the most commonly prescribed for hyperlipidemia therapy. One of the synthesis statins is LS drug. It’s necessary to know if statins has influence on liver function. The writer examines the liver function of Rattus novergicus plasma through Alanin Aminotransferase (ALT) and Alkaline Phosphatase (ALP). The research uses Sprague-Dawley rats that divided into 4 groups each male and female consisting of 6. Group I, II, III are given statin with 0.9, 1.8, 3.6 mg/200 g bw dosages as experiment groups. While group IV are given CMC 0,5% as control group. The research lasts 60 day. On the 61st day, the blood sample is taken from orbital sinus of eye. The ALT plasma activities are measured with colorimetric method (Reitman-Frankel) and the ALP plasma activities are measured with colorimetric method according to the recommendations of the Deutsche Gesellschaft für Klinische Chemie. The ALT plasma activities are 32.92 ± 7.79 U/L, 37.02 ± 8.15 U/L, 40.80 ± 3.60 U/L, 35.82 ± 5.69 U/L in the group I, II, III, IV male and 28.91 ± 4.64 U/L, 30.66 ± 4.48 U/L, 35.87 ± 7.59 U/L, 31.77 ± 7.48 U/L, in the group I, II, III, IV female. The ALP plasma activities are 433.78 ± 82.27 U/L, 437.92 ± 63.67 U/L, 438.84 ± 72.77 U/L, 436.54 ± 79.06 U/L in the group I, II, III, IV male and 431.02 ± 34.18 U/L, 434.24 ± 61.73 U/L, 437.46 ± 48.27 U/L, 433.78 ± 78.19 U/L in the group I, II, III, IV female. One way analysis of varians (ANOVA) of ALT and ALP plasma activities (α = 0,05) showed that there were no significant difference between experiment group and control group. The results indicate that giving LS drug to the experiment groups (male and female) with 0.9, 1.8, 3.6 mg/200 g bw dosages does not influence liver function."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Sophia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alef Festiawati
"LS drug is a synthetic of statin group that has been used as an antihyperlipidemia. The LS drug has been used long-term repeated administration must be assessing especially for liver function of rat through alanine aminotransferase (ALT) activity plasma and histological structure. This study used Sprague Dawley rats that is divided into 4 groups, each one consist of 10 male and female rats. Group I, II, III were given statin with 1,8; 3,6; 7,2mg/ 200g bw dosage as a study groups, while group IV was given CMC 0,5% orally as a control group. The studies have been finished for 90 days and 91st day, the blood samples were taken from orbital sinus of eye, and the liver was taken to observe its histology. The ALT plasma activities were measured with colorimetric method (Reitman-Frankel) and histological structure were colored by paraffin method and Haematoxylin-Eosin stain by further central vein diameters was measured. One way varian analysis of ALT plasma activities and central vein diameter (α = 0,05) showed that there was no significant differences between studies groups and control group. The result was indicated that given LS drug for 90 days did not have sigificant effect on the liver function.

Obat LS merupakan obat sintesis golongan statin yang digunakan sebagai antihiperlipidemia. Obat LS digunakan berulang dan dalam jangka panjang sehingga perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi hati, dengan menilai aktivitas Alanin aminotransferase (ALT) plasma dan gambaran histologi hati. Penelitian menggunakan tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok masing-masing 10 ekor. Kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturut-turut 1,8; 3,6; dan 7,2mg/ 200g bb perhari. Kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Penelitian dilakukan selama 90 hari dan pada hari ke-91 sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital mata kemudian dibedah untuk diambil hatinya. Pengukuran aktivitas ALT plasma menggunakan metode kolorimetri (Reitman-Frankel) serta histologi hati dengan metode parafin dan pewarnaan hematoksilin-eosin kemudian dilakukan pengukuran terhadap diameter vena sentralis. Hasil ANAVA (α=0,05) terhadap ALT plasma dan pengukuran diameter vena sentralis tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Hasil menunjukkan bahwa pemberian obat LS selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi hati."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33080
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Kusniati
"Indonesia kaya akan tanaman obat yang dapat mengobati penyakit asam urat. Sebagian dari tanaman tersebut dibuat dalam suatu sediaan teh celup jamu asam urat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jamu teh celup asam urat terhadap fungsi organ hati ditinjau dari aktivitas ALT (alanin aminotransferase) dan alkali fosfatase plasma serta histologis hati tikus. Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok masing-masing 10 ekor. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Kelompok II, III, dan IV adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturut-turut 1800, 3600 dan 7200 mg/kg bb tikus. Pada hari ke-91 tikus diambil darahnya melalui mata dan dibedah untuk diambil hatinya. Selanjutnya pengukuran aktivitas ALT dan alkali fosfatase plasma dengan metode kolorimetri serta histologis hati dengan pewarnaan Hemotoksilin-Eosin.
Hasil anava pada α=0,05 terhadap ALT, alkali fosfatase plasma dan diameter vena sentralis tidak menunjukkan perbedaan bermakna baik antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Demikian pula pada pengamatan struktur histologis hati menunjukkan tidak terdapat perbedaan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Penggunaan sediaan jamu teh celup asam urat selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi organ hati tikus putih jantan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Satya Firmandasari
"Jamu merupakan satu di antara obat tradisional, karena itu perlu dilakukan uji keamanan, salah satunya dengan menentukan nilai LD50, melalui uji toksisitas akut. Jamu yang akan digunakan pada penelitian ini mengandung ekstrak Guazuma ulmifolia Lamk, ekstrak Camellia sinensis, ekstrak Phaseolus vulgaris, dan ekstrak Garcinia cambogia yang secara empiris berkhasiat untuk menurunkan berat badan. Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk menentukan nilai LD50, tetapi juga untuk mengamati pengaruh pemberian jamu pelangsing SF terhadap fungsi dan histologis organ hati.
Pada penelitian ini digunakan 100 ekor mencit putih (50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina). Tiap jenis kelamin dibagi ke dalam lima kelompok dengan 10 mencit untuk tiap kelompoknya. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi CMC 0,5%, sedangkan kelompok II, III, IV,dan V diberi dosis 2812,5 mg/kg bb, 5625 mg/kg bb, 11250 mg/kg bb dan 22500 mg/kg bb.
Pengamatan terhadap jumlah kematian dilakukan pada 24 jam setelah pemberian jamu, dan hasilnya adalah tidak ada kematian pada hewan uji dan jamu yang diuji praktis tidak toksik (> 15 g/kg bb). Pengukuran aktivitas ALT dan alkali fosfatase plasma yang dilakukan pada 24 jam dan 14 hari setelah pemberian jamu, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna baik antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Demikian pula pada pemeriksaan histologis hati yang dilakukan pada 14 hari setelah pemberian jamu, menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna baik antar kelompok perlakuan maupun dengan kelmpok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>