Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Safina
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah digunakan sebagai obat tradisional dalam berbagai khasiat. Pada penelitian ini, campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam teh herbal ditentukan aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode penangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-pycrylhydrazyl (DPPH).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kulit buah manggis dan kelopak bunga rosella dalam formula A dengan komposisi 1,5 g kulit buah manggis dan 1,0 g kelopak bunga rosella memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi (IC50=148,1 ¯g/mL) di antara formula lain dengan komposisi yang berbeda. Formula tersebut yang juga mengandung 60 mg ekstrak stevia lebih disukai oleh panelis pada uji kesukaan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Amalia Putri Hutami
"Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) memiliki senyawa penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella, yaitu antosianin yang berperan sebagai antioksidan. Antosianin membentuk warna merah yang menarik yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Senyawa ini diformulasikan pada lipstik dan sediaan oles bibir sebagai pewarna dan antioksidan alami. Sediaan ini menggunakan kelopak bunga rosella yang dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Di sisi lain, digunakan juga serbuk ekstrak sebagai acuan. Ekstrak kelopak bunga rosella tidak dapat memberikan warna pada formulasi lipstik, namun dapat memberikan warna pada sediaan oles bibir. Sediaan oles bibir menggunakan ekstrak kental (F3) dan sediaan oles bibir menggunakan serbuk ekstrak (F4) tidak menyebabkan iritasi pada uji iritasi terhadap 10 responden.
Berdasarkan uji kesukaan terhadap 30 responden, tidak terdapat perbedaan homogenitas, aroma, dan daya oles, namun terdapat perbedaan intesitas warna antara sediaan F3 dan sediaan F4 dengan warna yang dihasilkan oleh sediaan F4 lebih kuat dan lebih disukai dibandingkan sediaan F3. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kelopak bunga rosella dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) diperoleh IC50 sebesar 130,11 ± 2,08 μg/ml, sehingga ekstrak kelopak bunga rosella dapat digunakan juga sebagai antioksidan.

Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) has an essential compound in the roselle calyx, it is anthocyanin that can be used as an antioxidants. The anthocyanin formed an interesting red color that can be used as natural dyes. These compounds were formulated into lipstick and lip cream which applied using a lip brush as natural dyes and antioxidants. It used roselle calyx has been macerated using 96% ethanol and evaporated until it becomes a viscous extract. On the other hand, it also used a powder extract as a reference. Roselle calyx extract couldn't maintain the color of lipstick, but it could maintain the color of lip cream. Lip cream using viscous extract (F3) and lip cream using powder extract (F4) do not caused an irritation by the irritation test of 10 respondents.
Based on the hedonic test of 30 respondents, there are no differences in homogeneity, odor and spreadability, but there is a difference in color intensity between formula F3 and formula F4 with the color of formula F4 which is more intense and preferred than formula F3. The antioxidant activity of roselle calyx extract by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) method gave an IC50 of 130.11 ± 2.08 μg/ml, that means it also can be used as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Mandasari
"Penggunaan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) telah diteliti memiliki khasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi melalui efek vasodilator. Herba seledri (Apium graveolens) juga telah dikenal sebagai herbal antihipertensi dengan efek diuretik dan vasodilator. Karena kesamaan khasiat keduanya dalam menurunkan tekanan darah, penelitian ini bertujuan membuat kombinasi teh herbal dari kelopak bunga rosella dan herba seledri yang distandardisasi.
Standardisasi ditetapkan terhadap simplisia kelopak bunga rosella dan herba seledri meliputi beberapa parameter spesifik dan non-spesifik. Tiga formula teh herbal yang dibuat kemudian diuji kesukaan untuk mengetahui formula yang paling disukai dari 30 panelis. Formula yang paling disukai adalah formula C yang terdiri atas 2 gram kelopak bunga rosella dan 0,5 gram herba seledri.

The use of rosella calyx (Hibiscus sabdariffa) has been examined to have an activity on decreasing high blood pressure through vasodilator effect. Celery herb (Apium graveolens) has been acknowledged as an antihypertension herb with vasodilator and diuretic effect. Since both have similar activity on decreasing high blood pressure, this study was to intended to prepare the combination of herbal tea from standardized rosella calyx and celery herb.
Standardization determined for rosella calyx and celery herb required several spesific and non-spesific parameters. Three different formulas of herbal tea were prepared that would be hedonically tested to obtain the most favoured from the 30 panelists. The most favoured herbal tea formula was formula C which contained 2 gram rosella calyx and 0,5 gram celery herb.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32711
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mun`im
"Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) dilaporkan memiliki khasiat dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Herba seledri (Apium graveolens) juga telah dikenal sebagai herbal antihipertensi dengan efek diuretik dan vasodilator. Karena kesamaan khasiat dalam menurunkan tekanan darah, kombinasi keduanya diharapkan memiliki efek sinergis. Penelitian ini bertujuan membuat kombinasi teh herbal dari kelopak bunga rosella dan herba seledri yang distandardisasi. Standardisasi ditetapkan terhadap simplisia kelopak bunga rosella dan herba seledri meliputi beberapa parameter spesifik dan non-spesifik. Tiga formula teh herbal yang dibuat kemudian diuji kesukaan untuk mengetahui formula yang paling disukai dari 30 panelis. Formula yang paling disukai adalah formula C yang terdiri atas 2 gram kelopak bunga rosella dan 0,5 gram herba seledri.

Rosella calyx (Hibiscus sabdariffa) has been reported exhibited on decreasing high blood pressure activity. Celery herb (Apium graveolens) has been acknowledged as an antihypertension herb with vasodilator and diuretic effect. Combination of the extracts was expected to provide synergism effect on decreasing high blood pressure. This study was intended to prepare the combination of herbal tea from standardized extracts of rosella calyx and celery herb. Standardization of rosella calyx and celery herb included determination of several specific and non-specific parameters. Three different formulas of herbal tea were prepared that would be hedonically tested to obtain the most favorable herbal tea formula from the 30 panelists. The most favorable formula was formula C which contained rosella calyx (2 gram) and celery herb (0.5 gram)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Arti Sari
"Biji jinten hitam (Nigella sativa Linn) dan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk menguji toksisitas akut serta untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah dari campuran kedua bahan alam tersebut yang dibuat dalam bentuk ekstrak. Uji toksisitas akut dilakukan terhadap 8 kelompok perlakuan yaitu 4 kelompok mencit jantan dan 4 kelompok mencit betina, masing-masing terdiri atas 6 ekor mencit. Dosis yang digunakan adalah campuran 2,5159 g ekstrak biji jinten hitam dan 2,4387 g ekstrak kelopak bunga rosella sebagai dosis 4. Untuk dosis 3, dosis 2 dan dosis 1 merupakan pengenceran 2 kali, 4 kali dan 8 kali dari dosis 4. Uji khasiat dilakukan menggunakan 6 kelompok perlakuan masing-masing terdiri atas 4 ekor tikus putih jantan. Induksi diabetes dilakukan dengan memberikan aloksan secara intravena dengan dosis 18 mg/200g bb kepada 5 kelompok sedangkan 1 kelompok tidak diinduksi sebagai kontrol normal. Dosis bahan uji yang digunakan adalah campuran dari 113,4 mg ekstrak biji jinten hitam dan 204,156 mg ekstrak kelopak bunga rosella sebagai dosis 1. Untuk dosis 2 dan dosis 3 merupakan kelipatan 2 kali dan 4 kali dari dosis 1. Sebagai pembanding digunakan glibenklamid 0,3% dan untuk kelompok normal serta kelompok normal perlakuan diberikan CMC 0,5%. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan metode o-toluidin menggunakan spektrofotometer ultraviolet dan sinar tampak pada panjang gelombang 633 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa campuran ekstrak biji jinten hitam dan ekstrak kelopak bunga rosella aman untuk dikonsumsi serta mampu menurunkan kadar glukosa darah dan dosis yang paling optimal dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 2.

Black seed (Nigella sativa Linn) and calyx of roselle (Hibiscus sabdariffa Linn) has been used by people in Indonesia as traditional medicine which can be reduce the level of glucose blood on the body. This research has been carried out to measure of acute toxicity and for known the effect of glucose blood from the mixed of the natural material which made in extract. The experiment of acute toxicity was done on 8 different treatment consisted of 4 groups for male mice and 4 groups for female mice, which for each group consisted of 6 mice. The mixed doses was 2,5159 g black seed extract and 2,4387 g calyx roselle extract for dose 4. For dose 3, dose 2 and dose 1 was thinning 2 times, 4 times and 8 times from dose 4. The glucose blood test was made in 6 different treatment which was each group consisted of 4 male white rats. The induced of diabetic was done by given the alloxan which dose 18 mg/200 g bw intravenously for 5 different class while for the other one have not been induced for the normal control. The mixed doses was 113,4 mg black seed extract and 204,156 mg calyx roselle extract for dose 1. For dose 2 and dose 3 was the multiple 2 times and 4 times from dose 1. Glibenclamid 0,3% was respectively used as standart and CMC 0,5% was used as normal control and treatment control. Measurement of the glucose blood level that used o-toluidine methode was done by spectrophotometry UV-Vis at wavelength of maximum absorption 633 nm. The result of the research shows that the mixed of black seed extract and calyx roselle extract was secure to consumed and can reduce glucose blood level and then the optimal dose which can reduse the blood glucose was dose 2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32922
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Karima
"Pegagan (Centella asiatica L.) merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Aktivitas antioksidan pada herba pegagan dihasilkan oleh asiatikosid. Asiatikosid merupakan senyawa yang bersifat hidrofil sehingga aplikasinya pada sediaan topikal relatif sulit. Pada penelitian ini, dilakukan formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel liposom yang mengandung ekstrak herba pegagan. Ekstrak herba pegagan yang diguanakan dalam formulasi memiliki nilai IC 50 sebesar 31,14 ppm dengan pengukuran menggunakan metode peredaman DPPH. Liposom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis. Liposom yang dihasilkan memiliki bentuk sferis dengan pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Ukuran diameter vesikel liposom rata-rata (Z-average) sebesar 198,99 nm dan nilai D90 sebesar 562,49 nm. Efisiensi penjerapan liposom diperoleh sebesar 92,59%. Liposom dimasukkan ke dalam tiga formula sediaan gel masing-masing sebesar 2, 4, dan 6%. Aktivitas antioksidan sediaan gel liposom pada ketiga formula selama empat minggu penyimpanan mengalami penurunan sebesar 0,30, 0,58, dan 0,33 %. Sediaan gel liposom diuji kestabilan fisiknya dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga formula gel liposom stabil secara fisik selama masa penyimpanan.

Pegagan (Centella asiatica L.) is one of plant that has high antioxidant activity. Antioxidant activity of pegagan?s herbs are produced by asiaticoside. Asiaticoside is hidrofilic compound, therefore its application in topical dosage form is difficult. This study performed formulation and physical stability test of liposome gel dosage form which containing pegagan herbs extract. The IC50 value of pegagan herbs extract used in formula was 31,14 ppm which was measured by DPPH assay. Liposome was formulated with thin layer hydration method. Liposome product had spherical shape which was observed by Scanning Electron Microscope (SEM). The average of vesicle diameter size (Z-average) was 198,99 nm and the D90 value was 562,49 nm. The entrapped eficiency of liposome was 92,59%. Liposome was added into three formulas of gels with 2, 4, dan 6% concentration. The decrease of antioxidant activities of three formulas of gels were 0,30, 0,58, and 0,33% . The physical stability of liposome gel dosage forms were observed in a wide range of storage temperature and cycling test. The result show that three formulas of gels were physically stable in storage period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Latar Belakang: Penyakit periodontal terjadi karena adanya keterlibatan mikroorganisme oral salah satunya adalah Fusobacterium nucleatum. Perawatan suportif penyakit periodontal dapat berupa penggunaan antiseptik sintetik atau alami seperti tanaman obat. Salah satunya adalah rosela yang dilaporkan memiliki khasiat antibakteri secara in vitro. Dalam upaya pengembangan bentuk sediaan, ekstrak etanol kelopak bunga rosela dibuat dalam bentuk sediaan gel.
Tujuan: Mengetahui potensi antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap Fusobacterium nucleatum.
Metode:Uji zona hambat dilakukan dengan menghitung diameter zona hambat yang terbentuk pada kertas saring yang telah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela pada media MHA yang sudah diinokulasi Fusobacterium nucleatum. Uji Total Plate Countdilakukan dengan menghitung jumlah koloni Fusobacterium nucleatumyang bertahan hidup setelah dipaparkan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela.
Hasil: Uji zona hambat, gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% memiliki zona hambat yang setara dengan gel klorheksidin. Pada uji Total Plate Count, adanya penurunan jumlah koloniFusobacterium nucleatumpada gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 10%, 15%, dan 25% yang setara dengan gel klorheksidin 0,2%.
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga konsentrasi 10%, 15%,25% memiliki efek antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum.

Background:Periodontal disease occurs due to the involvement the presence of oral microorganisms, one of them is Fusobacterium nucleatum. Supportive treatment of periodontal disease can use synthetic or natural antiseptics such as medicinal plants. One of them is roselle which is reported to has antibacterial effect (in vitro). In developing the dosage form, roselle calyx ethanol extract is developed into gel form.
Objective: To determine the antibacterial effect of roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration on Fusobacterium nucleatum.
Method: The inhibition zone test was carried out by counting the inhibition zone formed on paper disc that had been exposed to the roselle calyx ethanol extract gel on MHA media that had been inoculated by Fusobacterium nucleatum. Total Plate Count test was performed by counting the colonies of Fusobacterium nucleatumthat survived after being exposed to roselle calyx ethanol extract gel.
Result: In inhibition zone test, 15% concentration roselle calyx ethanol extract gel showed inhibition zone equivalent to chlorhexidine gel. Total plate count test showed that at 10%, 15%, and 25% concentration gel,Fusobacterium nucleatumcolonies have survived equivalent to chlorhexidine gel.
Conclusion: Roselle calyx ethanol extract gel at 10%, 15%, and 25% concentration have antibacterial effect to Fusobacterium nucleatum.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alri Bakti Wiratama
"Pendahuluan: Periodontitis merupakan inflamasi kronis yang terjadi pada jaringan periodonsium, ditandai dengan hilangnya perlekatan ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar. Periodontitis yang terus berlanjut tanpa ditangani dapat menyebabkan kehilangan gigi. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan salah satu bakteri yang memiliki berbagai faktor virulensi penyebab terjadinya periodontitis. Hal ini menyebabkan diperlukannya agen antibakteri, untuk melakukan kontrol terhadap aktivitas bakteri periodontopatogen. Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) diharapkan mampu menjadi agen antibakteri karena sifat antibakteri yang dimilikinya.
Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in vitro.
Metode: Uji zona hambat dan total plate count dilakukan dengan bahan uji gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 10%, 15%, dan 25%, gel klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, serta gel tanpa bahan aktif sebagai kontrol negatif. Uji zona hambat dilakukan pada tiga koloni bakteri berbeda, dengan cara meletakkan cakram kertas yang telah dipaparkan bahan uji pada 5 plat agar Mueller-Hinton untuk tiap satu koloni bakteri. Pada uji total plate count, dilakukan penghitungan koloni bakteri yang tumbuh setelah dipaparkan bahan uji.
Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik bila dibandingkan dengan kontrol negatif (p-value <0,05).
Kesimpulan: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada konsentrasi 15% dan 25%.

Introduction: Periodontitis is a chronic inflammatory disease of periodontium, characterized by loss of periodontal ligament attachment and alveolar bone destruction. The advanced form of periodontitis could lead to tooth loss. Aggregatibacter actinomycetemcomitans is a bacterial that has a significant role in periodontitis by its various virulence factors. Therefore, antibacterial agents are needed to control the periodontal pathogen bacteria activity. Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) could be an antibacterial agent because of its antibacterial effect.
Objectives: To evaluate antibacterial efficacy of roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) against Aggregatibacter actinomycetemcomitans on in vitro study.
Methods: Disk diffusion test (zone of inhibition) and total plate count test were performed using roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) at concentrations of 10%, 15%, and 25%, 0.2% chlorhexidine gel as positive control and blank gel as negative control. Zone of inhibition test was carried out on three different bacterial colonies, by placing paper disk that had been exposed to gel on 5 Mueller-Hinton agar plates for each bacterial colony. Total plate count test was performed by counting bacterial colonies after exposed from the test material.
Results: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) concentrations of 15% and 25% showed statistically significant differences when compared to negative controls (p-value <0.05).
Conclusions: Roselle calyx ethanol extract gel (Hibiscus sabdariffa Linn.) is effective in inhibiting the growth of Aggregatibacter actinomycetemcomitans at 15% and 25% concentrations."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Anisa Nurhaliza
"Pendahuluan: Periodontitis disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme pada sulkus gingiva yang menyebabkan inflamasi dan resorpsi tulang. Bakteri Porphyromonas gingivalis dianggap menjadi spesies kunci dalam patogenesis penyakit periodontitis dengan mengganggu respon imun penjamu. Ekstrak etanol kelopak bunga rosela telah terbukti memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri dalam rongga mulut. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sediaan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Pada uji zona hambat, cakram kertas dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif serta kontrol negatif dan diletakkan di atas medium Mueller-Hinton Agar yang telah diinokulasi P. gingivalis ATCC 33277. Inkubasi dilakukan selama 6 jam pada kondisi anaerob dengan suhu 37oC. Uji Total Plate Count dilakukan dengan menghitung jumlah koloni P. gingivalis yang masih hidup setelah dipaparkan dengan gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10%,15%, 25%, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil: Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela konsentrasi 15% dan 25% menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis dan penurunan koloni P. gingivalis yang signifikan. Kesimpulan : Gel ekstrak etanol kelopak bunga rosela memiliki efek antibakteri terhadap P. gingivalis secara in vitro.

ntroduction: Periodontitis is caused by microorganism dysbiosis in gingival sulcus that lead to tissue inflammation and bone loss. Porphyromonas gingivalis is considered as a keystone species in the progression of periodontitis which altered host immune response and induced proinflammatory cytokine. Ethanolic roselle calyx extract has been proven as an antibacterial agent against oral pathogens. Thus, we develop ethanolic roselle calyx extract gel formulation for intraoral application to prevent periodontitis. Objective: To investigate the antibacterial activity of ethanolic roselle calyx extract gel against P. gingivalis. Methods : In the disc-diffusion test, P. gingivalis ATCC 33277 was cultivated on Mueller-Hinton Agar. Sterile paper disks were enriched with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel, then were placed on the surface of agar and were incubated for 6 hours in anaerobic condition. In total plate count method, the viable bacteria colony were counted after exposure with 10%, 15%, and 25% ethanolic roselle calyx extract gel. Results: Ethanolic roselle calyx extract gel 15% and 25% showed an inhibition zone against P. gingivalis and significantly reduced the number of P. gingivalis colony in the total plate count test. Conclusion: Ethanolic roselle calyx extract gel have antibacterial properties against P. gingivalis."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>