Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panyadewi Wijaya
"Bentuk sediaan oral lepas terkendali granul mukoadhesif sedang
dikembangkan dalam sistem penghantaran obat karena mampu meningkatkan
waktu tinggal obat pada saluran cerna dan menahan pelepasan obat lebih lama.
Untuk melekat pada saluran cerna dan menahan pelepasan obat digunakan
eksipien khusus yang dikenal sebagai polimer mukoadhesif. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) diketahui memiliki
potensi sebagai polimer mukoadhesif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan granul yang terbuat dari PPSS dan kombinasinya dengan polimer lain
yaitu Carbopol 974P, natrium karboksimetilselulosa (Na CMC) dan metilselulosa
dalam menahan pelepasan obat serta menyelidiki kekuatan dan durasi
mukoadhesif dari formula yang mengandung PPSS. Durasi pelekatan granul diteliti
dengan uji wash off sedangkan kekuatan mukoadhesif diuji menggunakan texture
analyser. Hasil uji wash off menunjukkan bahwa formula yang mengandung PPSS
100% (formula 1) mampu melekat pada mukosa lambung paling lama sedangkan
formula kombinasi PPSS:Carbopol 974P dengan perbandingan 30:70 (formula 7)
mampu melekat pada mukosa usus paling lama diantara formula kombinasi lainnya.
Seluruh formula kombinasi PPSS dan Carbopol 974P mampu menahan pelepasan
obat lebih lama."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bilal Samsuri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS), yang merupakan modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia sebagai matriks dalam sediaan tablet mengapung. Formulasi tablet mengapung dibuat dengan mengkombinasikan PPSS dengan natrium alginat dan PPSS dengan HPMC. Telah dibuat 5 formula yaitu FI PPSS : natrium alginat (50:50), FII PPSS : natrium alginat (60:40), FIII PPSS : natrium alginat (70:30), FIV PPSS : natrium alginat (80:20), dan FV PPSS : HPMC (50:50). Evaluasi terhadap semua sediaan tablet mengapung yang dilakukan meliputi floating lag time, kemampuan keterapungan, daya mengembang serta profil laju disolusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa floating lag time yang tercepat adalah FII dan FV yaitu 1,0 + 0,0 detik, sedangkan FI 2,5 + 1,06 detik, FIV 3,5 + 0,35 detik dan FIII 10,5 + 1,76 detik. Uji keterapungan menunjukkan bahwa semua tablet mampu mengapung selama 24 jam. Kelima formula tersebut mampu menahan pelepasan verapamil HCl sampai 8 jam dengan jumlah pelepasan antara 33,67% - 78,66%.

The aim of this research is to know the capability of pregelatinized cassava starch succinate (PCSS), which constitutes modified of cassava starch physically and chemically as a matrix in the floating tablet dosage form. The formulas of floating tablet dosages form were made by combining PCSS with sodium alginic and PCSS with HPMC. It has been made 5 formulas, which were FI PCSS: sodium alginic (50:50), FII PCSS: sodium alginic (60:40), FIII PCSS: sodium alginic (70:30), FIV PCSS: sodium alginic (80:20), and FV PCSS: HPMC (50:50). Evaluation to all of the floating dosages form were floating lag time, buoyancy test, swelling index, and rate of dissolution profile. The fastest floating lag time FII and FV were 1,0 + 0,0 second, while FI 2,5 + 1,06 seconds, FIV 3,5 + 0,35 seconds and 10,5 + 1,76 seconds for FIII. The buoyancy test showed that all of the formulas were able to buoy for 24 hours. All of the formulas can retain releasing of verapamil HCl for 8 hours by means of releasing between 33,67% - 78,66%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Dewirani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Rezki Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sediaan granul mengapung dengan sistem lepas terkendali menggunakan pregelatinisasi pati singkong propionat sebagai pembentuk matriks. PPSP dikombinasi dengan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dengan konsentrasi tertentu, untuk mengoptimalkan kemampuannya menghambat laju pelepasan obat. Granul mengapung dibuat dengan sistem effervescent menggunakan metode granulasi basah, dan digunakan teofilin sebagai model obat. Berdasarkan evaluasi distribusi ukuran partikel digunakan granul ukuran 711-1180 µm sebagai sediaan. Formula PPSP dan HPMC (1:1) mampu mengembang sampai 428.86 % selama 4 jam. Formula itu mampu mengapung di dalam medium asam selama 48 jam, dan mampu menahan pelepasan obat selama 8 jam mencapai 39.63 % dengan mekanisme pelepasan obat melalui kombinasi antara proses difusi dan erosi. PPSP tidak dapat digunakan sebagai pembentuk matriks tunggal untuk menghambat laju pelepasan obat, sedangkan kombinasi penggunaan PPSP dan HPMC dapat digunakan untuk menghambat laju pelepasan obat.

This study is to investigate the characteristic of floating granules based on controlled release system using pregelatinized cassava starch propionate (PPSP) as the matrix forming. Pregelatinized cassava starch propionate was combined with Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) with certain concentration, to optimize its controlled release ability. The floating granules was prepared with effervescent system using wet granulation method, and theophylline was used as the drug`s model. Based on the granules distribution, floating granule`s size was 711-1180 µm. Combination between PPSP and HPMC (1:1) swelled until 428.86% for 4 hour. This formula buoyed in acid medium for 48 hours and released the drug for 39.63 % in 8 hours by mechanism of diffusion and erosion. PPSP cannot be used as single matrix former to control drug`s released, furthermore the combination between PPSP and HPMC can be used as the matrix former for controlled release dosage form."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Mikrosfer mukoadhesif merupakan salah satu bagian dari sistem
penghantaran obat yang dapat mengendalikan pelepasan obat dan dapat
memperlama waktu kontak sediaan pada membran absorpsi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan mukoadhesif dari mikrosfer yang
terbuat dari pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) dan kombinasinya
dengan natrium alginat (Na-Alg) atau natrium karboksimetilselulosa (Na-
CMC), serta kemampuannya dalam menahan pelepasan obat. Mikrosfer yang
mengandung propranolol hidroklorida sebagai model obat dibuat dengan
metode semprot kering dan dikarakterisasi meliputi morfologi, uji perolehan
kembali, distribusi ukuran partikel, kadar air, kekuatan mukoadhesif, daya
mengembang, efisiensi penjerapan dan pelepasan obat dalam medium
klorida pH 1,2 dan fosfat pH 7,2. Mikrosfer yang terbuat dari PPSS 4%
memberikan kekuatan mukoadhesif yang lebih besar dibandingkan dengan
mikrosfer yang terbuat dari kombinasi PPSS dengan Na-Alg atau Na-CMC
pada mukosa lambung dan usus tikus. Uji pelepasan obat secara in vitro
menunjukkan mikrosfer PPSS dan kombinasinya dengan Na-Alg atau Na-
CMC dapat berfungsi sebagai matriks hidrofilik dalam sediaan lepas
terkendali."
Universitas Indonesia, 2009
S32716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan pati yang mengalami modifikasi kimia dan fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikrosfer yang terbuat dari PPSS dan kombinasinya dengan polimer lain yaitu hidroksipropilmetilselulosa (HPMC) dan Carbopol 974P dalam menahan pelepasan obat, serta menyelidiki kekuatan mukoadhesif dari formula yang mengandung PPSS. Mikrosfer yang mengandung propranolol hidroklorida sebagai model obat dibuat dengan metode semprot kering dan dikarakterisasi meliputi morfologi, uji perolehan kembali, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, kadar air, kekuatan mukoadhesif, dan pelepasan obat dalam medium klorida pH 1,2 dan fosfat pH 7,2. Mikrosfer yang terbuat dari PPSS 4% melekat paling kuat pada mukosa lambung dengan nilai yang tidak berbeda signifikan dengan mikrosfer HPMC 1%, sedangkan mikrosfer yang terdiri dari PPSS 4% dan Carbopol 974P 0,8% melekat paling kuat pada mukosa usus yang nilainya juga tidak berbeda signifikan dengan mikrosfer HPMC 1%. Uji pelepasan obat secara in vitro menunjukkan kombinasi PPSS dengan polimer lain dapat memperlambat pelepasan obat pada kedua medium."
Universitas Indonesia, 2009
S33068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ramadiyanti
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan anhidrida suksinat. Tujuan penelitian ini adalah mencari pH optimum pembuatan PPSS yang dilakukan pada variasi pH 6-9 dan pH 10-12. Pada pH 6-9 terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat, sedangkan pada pH 10-12 terjadi reaksi cross-linking antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat sehingga diperoleh karakteristik yang lebih baik dari pregel pati singkong suksinat (PPSS) sebagai bahan eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika dan fungsional. Perbandingan karakteristik dilakukan terhadap PPS, PPSS pH 8 dan PPSS pH 10. Berdasarkan sifat fungsional, baik PPSS pH 8 dan PPSS pH 10 memiliki indeks kompresibilitas, sudut istirahat, kekuatan mengembang, kekuatan gel lebih baik daripada PPS. Penelitian ini memperlihatkan bahwa PPSS pH 8 maupun pH 10 dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a modified of starch physically and chemically which made by reacting pregelatinized cassava starch (PCS) and succinic anhydride. The aim of this research is to find the optimum pH of making PCSS using variation of pH 6-9 and pH 10-12. On pH 6-9 there was a substitution reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride, and on pH 10-12 was a cross-linking reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride so a better characteristic of PCSS was gained as an excipient pharmaceutical dosage form. Chemical, physical and functionally characterizations of PCS, PCSS pH 8 and PCSS pH 10 had been done. Based on the functional characteristic, either PCSS pH 8 or PCSS pH 10 have a better compressibility index, angle repose, swelling and gelling strength compared to PCS. This research showed that PCSS pH 8 and PCSS pH 10 can be used as excipient in the pharmaceutical dosage form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Dwi Setiastuti
"Kitosan merupakan polimer alam yang digunakan secara luas dalam bidang farmasi. Hal tersebut didukung oleh karakteristik unggul yang dimiliki oleh kitosan, seperti biodegradabel, biokompatibel, dan tidak toksik. Namun, pemanfaatan kitosan seringkali dibatasi oleh kelarutannya. Kitosan larut dalam medium dengan pH < 6,5, tetapi tidak larut dalam pelarut organik, pelarut yang bersifat alkali, maupun pelarut netral. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap kitosan melalui penambahan anhidrida suksinat dalam pelarut piridin untuk memperluas kelarutan polimer tersebut. Derajat substitusi kitosan suksinat ditentukan dengan metode titrasi asam basa. Derajat substitusi yang diperoleh yaitu 1,97 mol/g. Kitosan suksinat yang dihasilkan menunjukkan perubahan sifat fungsional dibandingkan kitosan, yaitu dapat larut dalam medium dengan pH >6,8. Kitosan suksinat tersebut digunakan sebagai polimer pembentuk matriks pada granul. Pembuatan granul menggunakan metode granulasi basah dengan natrium diklofenak sebagai model obat. Granul hasil formulasi memiliki daya mukoadhesif terhadap mukosa usus tikus. Hasil uji pelepasan obat secara in vitro menunjukkan bahwa granul kitosan suksinat dapat mengurangi pelepasan obat dalam medium HCl pH 1,2. Di samping itu, granul kitosan suksinat dapat memperlambat pelepasan obat dalam medium dapar fosfat pH 7,4 hingga 32 jam untuk formula yang mengandung polimer sebanyak 12 kali zat aktif, dengan kinetika pelepasan obat mengikuti persamaan orde nol. Oleh karena itu, granul kitosan suksinat dapat diaplikasikan sebagai sediaan lepas lambat mukoadhesif.

Chitosan is a potential polymer in pharmaceutical field due to the characteristics which are biodegradable, biocompatible, and non toxic. However, chitosan has solubility problem. Chitosan is soluble in acidic solutions where the pH is < 6.5, but it is insoluble in organic, neutral, and alkaline solvents. Hence, chitosan was modified by introducing succinyl groups to chitosan?s amine moieties by using succinic anhydride in organic solvent to expand the solubility. The resulting chitosan succinate was characterized with neutralization titration to determine the degree of substitution. As result, the degree of substitution of chitosan succinate was 1.97 mol/g. The resulting chitosan succinate showed different functional characteristic compared to chitosan. Chitosan succinate could dissolved in solutions, which pH were above 6.8. Furthermore, chitosan succinate was prepared as matrix in granule by wet granulation method. In this research, sodium diclofenac was used as a model drug. Good mucoadhesive properties on rat small intestine were obtained from the granule. The in vitro release study was carried out. Drug release from granule decreased in HCl solution (pH : 1,2). Granule, which contained chitosan succinate twelve-fold of drug, could retain drug release up to 32 hours in phosphate buffer (pH : 7,4). This result showed that this formulation has the best characteristic as sustained release dosage form due to its zero order kinetics. This study suggested that granule could be applied as mucoadhesive sustained release dosage form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrahwati Sudarmo
"Tujuan koproses adalah meningkatkan fungsionalitas bahan secara sinergis dan menutupi sifat yang tidak diinginkan dari masing-masing eksipien. Pada penelitian ini tujuan dilakukannya koproses adalah untuk meningkatkan fungsi pati sebagai bahan matriks tablet dalam industri farmasi dikombinasi dengan metilselulosa untuk menghasilkan sediaan lepas lambat. Koproses PPS-MC dibuat dengan cara mengkombinasikan PPS dan MC dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1 kemudian dikarakterisasi. Koproses PPS-MC yang dipilih sebagai matriks tablet adalah perbandingan 2:1, 3:1 dan 4:1. PPS-MC koproses 2:1, 3:1 dan 4:1 dapat digunakan sebagai bahan matriks tablet yang memperlambat pelepasan obat selama 40 jam."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Windra Dharmawan
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan pati singkong yang termodifikasi secara fisika dan kimia. Karakteristiknya yang dapat membentuk gel dan mengembang dalam air dingin memungkinkan digunakan sebagai eksipien pada formulasi tablet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan PPSS sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur pada sediaan tablet. Kemampuan PPSS sebagai bahan pengikat diamati dengan membuat tablet yang menggunakan PPSS sebagai pengikat dengan konsentrasi 15 – 20% dan amilum dengan konsentrasi 15% sebagai bahan penghancur tablet. Sedangkan kemampuan penghancur PPSS diamati dengan menggunakan PPSS sebagai bahan penghancur dengan konsentrasi 5 – 10% dan sebagai bahan pengikatnya digunakan Avicel 102 dengan konsentrasi 10%. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung dan sebagai model obat digunakan diltiazem HCl. Hasil evaluasi tablet yang diperoleh menunjukkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada konsentrasi 20%, dan digunakan pada konsentrasi 10% sebagai bahan penghancur dengan metode cetak langsung.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a physically and chemically modified-starch. Its characteristic, which able to form gel and swell in cold water, enables it to be applied as an excipient in tablet formulation. The aim of the research is to study the PCSS ability as the binder and the disintegrant in tablet dosage form. As a binder, tablets were formulated using PCSS at concentration 15 - 20% and amilum 15 % as a disintegrant. On the other tablet formulations, PCSS at concentraction 5-10% were used as disintegrant, and Avicel 10% as a binder. Tablets were prepared by direct compression method and used diltiazem hydrochloride as a drug model. According to the evaluation of the result - tablets, PCSS could be applied in direct compression tablet formulations as a binder and disintegrant at consentration of 20% and 10%, respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>