Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiarti
"Obat BC telah dipasarkan sebagai suplemen herbal yang memiliki efek menjaga sirkulasi darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian obat BC secara oral pada tekanan darah arteri rata-rata (TDAR) tikus jantan dan betina. Tikus dibagi dalam 8 kelompok, 4 kelompok jantan dan 4 kelompok betina, serta tiap kelompok terdiri atas 5 ekor tikus. Semua kelompok tikus diinduksi hipertensi selama 4 minggu dengan pemberian NaCl 3.75 g/kg berat badan secara oral, kecuali kelompok kontrol. Pada minggu ketiga induksi hipertensi, selama 14 hari 2 kelompok tikus jantan dan betina diberikan obat BC secara oral, dosis yang digunakan adalah 61.092 mg/200 g berat badan (Dosis 1), 122.184 mg/200 g berat badan (Dosis 2) dengan pelarut CMC(Carboxy Methyl Cellulose ) 0,5 %. Kelompok lainnya hanya diberi pelarut CMC 0,5%. Tekanan darah arteri rata-rata (TDAR) diukur dengan metode langsung menggunakan manometer air raksa. Pada tikus jantan dosis 1 menurunkan TDAR sebesar 33,2 mmHg dan dosis 2 menurunkan TDAR sebesar 48 mmHg. Pada tikus betina dosis 1 menurunkan TDAR sebesar 30 mmHg dan dosis 2 menurunkan TDAR sebesar 35,6 mmHg. Obat BC dapat menurunkan TDAR.

BC drug is already on the market as herbal supplement, which effect is to maintain blood circulation. The aim of this study is to examine the effects of orally administered BC drug on white male and female rats mean arterial blood pressure (MAP). Rats were grouped in 8 groups, 4 groups of male rats and 4 groups of female rats, and each group consisting of five rats. All groups of rats were induced hypertension for 4 weeks with NaCl 3,75 g/kg body weight by orally administered, except control groups. On the third week of induced hypertension, for 14 days 2 groups of male and female rats are orally administered with BC drug, the dosages of BC drug were 61.092 mg/200 g body weight (Dose 1), 122.184 mg/200 g body weight (Dose 2) dissolved in CMC 0,5% (Carboxy Methyl Cellulose). The other groups are orally administered with CMC 0,5% as comparative groups. Rats mean arterial blood pressure (MAP) was measured with direct method using mercury manometer. On white male rat, BC drug dose 1 can reduce MAP 33,2 mmHg and dose 2 reduce MAP 48 mmHg. On white female rat, BC drug dose 1 can reduce MAP 30 mmHg and dose 2 reduce MAP 35,6 mmHg. BC drug can reduce white rat MAP."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33038
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Maksum
"Daun salam (Eugenia polyantha Wight) merupakan obat tradisional untuk mengobati hipertensi. San air dosis 0,4968 g/ 200 g bb mempunyai efek hipotensif pada tikus putih jantan normal, sedangkan infus pada dosis 0,06 g/ 200 g bb dan 0,12 g/200 g bb dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan hipertensi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek antihipertensi ekstrak etanol 70% fraksi etanol dan fraksi petroleum benzen daun salam. Pada penelitian mi digunakan 9 kelompok tikus putih jantan galur wistar yang yamg dibuat hipertensi dengan diet NaCl 2,5 % selama 6 minggu. Masrng-masing kelompok terdiri dari 6 ekor yang diberi ekstrak etanol 70%, fraksi etanol dan fraksi petroleum benzen daun salam. Masing-masing terdin dari 3 dosis yaitu: 0,2 g/200 g bb; 0,4 g1200 g bb dan 0,8 g/200 g bb. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara langsung pada arteni karotis dengan menggunakan manometer air raksa dan kvmograf sebagai alat pencatat. Pengukuran dilakukan sebelum pembenian (0 memt), segera setelah pemberian (< 1 menit), pada menit kelima dan kesepuluh setelah pemberian sediaan uji. Hasil yang diperoleh adalah ekstrak etanol 70% daun salam memberi efek penurunan tekanan darah yang nyata. Sedangkan fraksi etanol dan fraki petroleum benzen daun salam tidak mempnnyai efek penurunan tekanan darah.

The salam leaves (Eugenia polyantha Wight) is a traditional medicine of hypertension. The aqueous water of 0,4968 g/ 200 g body weight had hypotensif effect to male white rats, but infusions of 0,06 g/ 200 g and 0.12 g/ 200 g body weight could decrease blood pressure of male hypertensif white rats. This research's aim was to study an antihypertensif effect of ethanol 70% extract, ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves. Nine groups of 6 male white rats from Wistar group had been made hypertension by diet NaCl 2,5 % during six weeks. They were given ethanol 70% extract, ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves, with 3 doses: 0,2 g/ 200 g, 0,4 g/ 200 g and 0,8 g/ 200 g body weight. Blood pressure measurement was done by direct method to carotis artery with mercury manometer and recorded by kymograph. The blood pressure was measured before and soon after giving test preparations 5, and 10 minutes after giving test preparations. This result indicated that ethanol 70% extract of salam leaves decreased blood pressure obviously, but ethanol and petroleum benzene fractions of salam leaves didn't decreas blood pressure obviously."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Lusi N.B.
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanganan yang baik. Daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus Arvensis Linn. telah dikenal sebagai obat herbal antihipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat antihipertensi dari ekstrak campuran daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus arvensis Linn.
Pada penelitian ini digunakan lima kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi hipertensi dengan menggunakan larutan NaCl 2% sebagai air minum selama 3 minggu.
Besar dosis yang digunakan untuk uji dosis I: ekstrak seledri 0,011 g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,057 g/200g bb; uji dosis II: ekstrak seledri 0,023g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,114 g/200g bb; dan uji dosis III: ekstrak seledri 0,034g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,171 g/200g bb. Pengukuran tekanan darah dengan cara langsung pada minggu keempat setelah pemberian ekstrak uji menggunakan manometer air raksa.
Data dianalisa secara statistik menggunakan analisa homogenitas varians menurut Levene dan Kruskal-Walis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak campuran daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus arvensis Linn dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.

Hypertension is a global health problem which needs a good treatment. Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn. have been known as antihypertension herbal drugs. The aim of this research is to know antihypertensive effect of Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn mixed extract.
In this research, five groups of white male rats Sprague-Dawley strain were used, each groups contains 5 rats. The rats in the test groups and the hypertensive control induced to be hypertensive by giving 2% Sodium chloride solution as its drinking water for 3 weeks.
Dose were used in this research at group I: Apium graviolens Linn. 0,011 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,057 g/200g body weights; group II: Apium graviolens Linn. 0,023 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,114 g/200g body weights; and group III: Apium graviolens Linn. 0,034 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,171 g/200g body weights. The measurement of blood pressure was done directly by using Hydragyrum Manometer on fourth weeks after the test extract were given.
Data was analyzed statistically using analysis of variance by Levene and Kruskal-Walis methods. The result indicated that mixed extract of Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn decreased the mean arterial blood pressure of hypertensive white male rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fitria Rachmawati
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S32380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiayanti
"Obat herbal "FAD" sebagai salah satu produk obat tradisional yang memiliki indikasi sebagai antidiabetes perlu diuji khasiatnya secara ilmiah untuk membuktikan efektifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan obat herbal "FAD" dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan yang dibebani glukosa. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok. Larutan uji diberikan secara oral dengan variasi dosis, yaitu dosis 1 (216,1 mg/200 g bb tikus), dosis 2 (432,2 mg / 200g bb tikus), dan dosis 3 (864,4 mg/200 g bb tikus), sebagai kontrol pembanding digunakan suspensi metformin hidroklorida dalam CMC 0,5% 270 mg/200 g bb tikus sedangkan kontrol normal dan kontrol perlakuan diberikan suspensi CMC 0,5%. Satu jam setelah perlakuan, masing-masing tikus diberikan glukosa kecuali kontrol normal sebesar 375 mg/200g bb tikus per oral. Darah diambil pada menit ke 0, 60, 90, 120, 150 dan 180 dihitung saat setelah perlakuan. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode otoluidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat herbal "FAD" dosis 864,4 mg/200 g bb tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan yang dibebani glukosa.

Herbal medicine "FAD" is one of traditional medicine which has indication as antidiabetic agent need to find its effectiveness. This research was carried out to investigate reduction of blood glucose level by herbal medicine "FAD" on glucose-induced male rats. This study was conducted by employing a complete random design, using 30 male Sprague-Dawley rats which divided into 5 groups. The test solution was given by orally with variant of dose of 216,1, 432,2, 864,4 mg/200 g body weight of rat, as compared control is used metformin hidroklorida suspension in 0,5% CMC with dose of 270 mg/200 g body weight of rat, while normal control and treatment control were given 0,5% CMC suspension. One hour later, each rat was given glucose with dose 375 mg/200 g body weight of rat orally. Blood was collected at 0, 60, 90, 120, 150 and 180 minutes. Glucose blood level was determined by otoluidin method. The result of the research shows that herbal medicine "FAD" with dose 864,4 mg/200 g body weight of rat can reduce blood glucose level on glucose-induced male rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32769
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Feryani
"Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum Nees), fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum Linn), bitter melon (Momordica charantia Linn) were traditional herbal medicines that have been used empirically to cure diabetes mellitus and chromium (Cr) has a function in glucose metabolism so these component were combined in one herbal medicine formula called “FAD” to get an optimal therapeutic effect. This reasearch was carried out to prove the antidiabetic effect of “FAD”. The experiment was conducted with alloxan induced method using albino rats of Sprague Dawley 200 until 220 g weight, which were divided into six groups, every group consisted of ten rats. Alloxan induced method was used by giving alloxan 18 mg/ 200 g bw intravenously to five groups, while one group as a normal group. “FAD” was given by orally with dose variation 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw dan 864,28 mg/200 g bw. Glybenclamide was used as standard with dose 1,8 mg/200 g bw, whereas a normal group and an induced group were given by CMC solution (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. O-toluidin method was used to measure glucose blood level using spectrophotometer UV-Vis with wavelength 633 nm. The result showed that “FAD” with dose 216,07 mg/200 g bw, 432,14 mg/200 g bw and 864,28 mg/200 g bw could decrease glucose blood level. "FAD" herbal medicine with dose 432,14 mg/200 g bw has a 9 better effect in decreasing glucose blood level than 216,07 mg/200 g bw, 864,28 mg/200 g bw and also than glybenclamide 1,8 mg/ 200 g bw.

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Nees), biji klabet (Trigonella foenum-graecum Linn), pare (Momordica charantia Linn) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk mengobati diabetes mellitus dan kromium (Cr) juga memiliki peranan dalam metabolisme glukosa sehingga bahan-bahan ini dikombinasikan dalam satu sediaan obat herbal untuk mencapai efek terapi yang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan khasiat antidiabetes obat herbal "FAD". Pengujian dilakukan dengan metode uji aloksan terhadap tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 200 sampai 220 g yang dibagi dalam enam kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah sepuluh ekor tikus. Lima kelompok perlakuan dibuat menjadi diabetes dengan memberikan aloksan 18 mg/ 200 g bb secara intravena, sedangkan satu kelompok perlakuan sebagai kontrol normal. Obat herbal “FAD” diberikan secara oral dengan variasi dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g bb. Sebagai standar pembanding digunakan glibenklamid dengan dosis 1,8 mg/200 g bb, sedangkan kelompok normal dan kelompok induksi diberikan larutan CMC (Carboxy Methyl Cellulosa) 0,5%. Metode o-toluidin digunakan dalam pengukuran kadar glukosa darah dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 633 nm. Hasil pengujian obat herbal "FAD" menunjukkan bahwa dosis 216,07 mg/200 g bb, 432,14 mg/200 g bb dan 864,28 mg/200 g 7 bb memberikan efek penurunan kadar glukosa darah. Obat herbal "FAD" dosis 432,14 mg/200 g bb memiliki efek yang lebih baik dalam penurunan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis 216,07 mg/200 g bb, 864,28 mg/200 g bw maupun glibenklamid 1,8 mg/200 g bw."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32920
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Amelinda
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah. Namun, penggunaan obat farmasi untuk menurunkan tekanan darah seringkali memberikan efek samping yang merugikan bagi tubuh. Bangsa Indonesia telah mengenal beberapa tanaman yang telah terbukti secara empiris mampu menurunkan tekanan darah seperti daun tanjung Mimusops elengi L , daun belimbing manis Averrhoa carambola L , dan temulawak Curcuma xanthorrhizol Roxb yang dikenal sebagai jamu antiaterosklerosis. Hal tersebut disebabkan ketiga bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif flavonoid seperti apigenin dan katekin yang memiliki efek antihipertensi. Ekstraksi jamu dengan metode refluks selama 45 menit dengan variasi ukuran partikel jamu menunjukkan bahwa ukuran partikel jamu D 60 mesh menghasilkan kandungan katekin tertinggi, yaitu sebesar 48,241 mg/g jamu. Pengujian aktivitas antihipertensi dilakukan terhadap 6 kelompok tikus putih yang terdiri atas kontrol normal tanpa perlakuan , kontrol negatif diinduksi dan diberi pakan standar , kontrol positif diinduksi dan diberi captopril 1,35 mg/200 g berat badan tikus , kontrol dosis diinduksi dan diberi ekstrak jamu antiateroklerosis masing-masing kelompok dengan dosis I 13,2 mg/200g BB , dosis II 26,4 mg/200g BB dan dosis III 52,8 mg/200g BB . Hasil dari pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa ekstrak jamu antiaterosklerosis memiliki efek antihipertensi yang meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak. Kelompok dosis III memberikan efek penurunan tekanan darah yang signifikan yaitu penurunan tekanan darah diastolik sebesar 29,42 mmHg atau 25,14 dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 34,58 mmHg atau 22,03

ABSTRACT
Hypertension is a leading cause of death in the world. Usually people used pharmaceutical drugs synthetic to lower blood pressure. However, blood pressure lowering synthetic drugs have several negative side effects to the humans body. Tanjung leaves Mimusops elengi L , belimbing manis leaves Averrhoa carambola L , and temulawak Curcuma xanthorrhiza Roxb known as jamu antiatherosclerosis has been empirically believed by the people of Indonesia has antihypertension effect. This is because they contain flavonoids such as apigenin and catechin which have an antihypertension effect. Extraction of jamu antiatherosclerosis using reflux system for 45 minutes with jamu rsquo s particles size variation showed that the D 60 mesh particles size of jamu produces the highest catechin content, which amounted to 48.241 mg g jamu. Antihypertension activity test will be conducted with 6 groups of rats consisting of normal control without treatment , negative control induced and standard feed , positive control induced and given captopril 1.35 mg 200 g body weight of rats , dosage control induced and given the extract of jamu each group with 3 different doses that is dose I 13.2 mg 200 g body weight of rats , dose II 26.4 mg 200 g body weight of rats and dose III 52.8 mg 200 g body weight of rats . The result showed that jamu antiatherosclerosis extract has antihypertension effect, where the blood reducing effect increased as the dose increased. Dose III has the highest blood pressure reducing effect that is 29.42 mmHg or 25.14 for diastolic blood pressure and 34.58 mmHg or 22.03 for systolic blood pressure."
2017
S67668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Sharon Hartanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32408
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>