Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129269 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Baswedan
"Zat besi merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang umumnya disebut dengan zat gizi mikro. Kekurangan zat gizi mikro merupakan bagian dari masalah kekurangan gizi pada umumnya yang berkembang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro adalah dengan fortifikasi. Fortifikasi merupakan strategi yang paling praktis, ekonomis dan efektif untuk memenuhi kebutuhan harian akan zat besi. Permasalahan utama pada fortifikasi zat besi adalah memiliki sifat mudah teroksidasi oleh udara dan cahaya.
Pada penelitian ini, metode mikroenkapsulasi digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Mikrokapsul fero sulfat dibuat dengan menggunakan metode pengerasan dalam cairan, dimana setiap formula memiliki perbandingan antara ferrosulfat heptahydrat : natrium alginat yang berbeda (1:1, 1:2, dan 1:3). Uji kandungan Fero dalam mikrokapsul serta uji stabilitas dianalisis secara AAS (Atomic Absorbance Spectrophotometry).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul ferrosulfat heptahydrat formula III memiliki stabilitas paling tinggi diantara formula lainnya, yaitu mengalami penurunan kadar sebesar 0,0003%.

The iron is one of the nutrient that needed in small amount in the body so it is called micronutrient. Micro malnutrition is part of the common problem that develop into Indonesian?s healthy problem. One of the way to overcome micro malnutrition is fortification. Fortification is the most practical, economical and effective strategy to fulfill daily needs of iron. The most problem in iron fortification is easy oxidated by air and light.
In this research, microencapsulation method is used to solve the problem. The ferrous sulfate microcapsule was prepared by solidifying in liquid method, which is each formula the ferrous sulfate heptahydrat : sodium alginate at the ratio different (1:1, 1:2, and 1:3). The content testing Fe2+ in microcapsule and stability testing were analyzed by AAS (Atomic Absorbance Spectrophotometry).
The result showed that microcapsule ferrous sulfate haptahydrat formula III had the highest stability among the others, that was degraded 0,0003%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33078
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardian Elfriendinata
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
PANGAN 20:2 (2011) (1-2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Amin
"Penyebab utama dari anemia adalah rendahnya asupan zat besi dari makanan. Salah satu cara untuk mengurangi resiko anemia zat besi adalah dengan nenambahkan fortifikan zat besi pada bahan pangan berbasis kedelai, seperti tempe, tahu, dan susu. Beberapa fortifikan zat besi yang biasa digunakan adalah besi EDTA, Glisinat, Fumarat, dan Suksinat. Namun, belum diketahui jenis dan jumlah fortifikan terbaik untuk pangan berbasis kedelai. Tujuan penelitian ini adalah menentukan fortifikan terbaik untuk fortifikasi zat besi pada pangan berbasis kedelai.dan menentukan jumlah fortifikan ideal yang ditambahkan pada sampel tempe, tahu, dan susu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besi EDTA merupakan fortifikan terbaik diantara besi Glisinat, fumarat, dan suksinat dengan kadar Fe 5,0709 mg/48 gram pada tempe, 1,5313 mg/30 gram pada tahu, dan 7,5684 mg/200 mL pada susu. Fortifikan ideal diperoleh dengan melakukan kombinasi dalam mengkonsumi pangan berbasis kedelai perhari, misalnya susu kedelai sebanyak 200 mL terfortifikasi 50 mg besi EDTA dengan tempe terfortifikasi 10 mg besi EDTA. Kombinasi lainnya juga bisa dilakukan untuk mencapai kadar Fe yang direkomendasikan (8-15 mg).

The major cause of iron deficiency in human body is the low intake of iron from foods. One of strategy to overcome the iron deficiency anemia (IDA) in Indonesia is iron fortification to soya-based (i.e., soya milk, tempeh, and tofu) by adding iron fortificant. Some iron fortificants commonly used are iron EDTA, Glycinate, Fumarate, and succinate. However, number and the best fortificant in soybean basis is not yet known well. The objective of this research is to compare iron availibilty from these fortificant and to know ideal fortification in soybean basis.
The result showed that iron EDTA was the best fortificant between iron glycinate, fumarate, and succinate with iron level 5,0709 mg/48 gram in tempe, 1,5313 mg/30 gram in tofu, and 7,5684 mg/200 mL in soyamilk. The Ideal fortification was obtained by combination sample and fortificant. For example, we can consume soyamilk fortified 50 mg iron EDTA and tempe fortified 10 mg iron EDTA or another combination can be done to get iron level appropriate Reccommendation Dietary Allowance (8 -15 mg/day).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi ,sampai saat ini kecukupan kalori dan protein masyarakat Indonesia masih rendah . Untuk itu diperlukan penggalian sumber protein dan karbohidrat alternatif, seperti ubi kayu dan koro-koroan yang tumbuh dengan baik di lahan marginal...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zamroni
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana perusahaan dapat menentukan kelayakan investasi suatu proyek dengan menggunakan Metode Capital Budgeting agar tidak mendapatkan kendala atau kerugian di masa mendatang. Tapi perusahaan. PT XYZ mempunyai keterbatasan bahan baku sehingga dapat raengliambat proses pengembangan investasi ini, tetapi dengan adanya keterbatasan ini PT XYZ berusaha untuk mengatasinya dengan jalan mempersiapkan lahan sebanyak 250 ha untuk menjadi lahan pembibitan yang akhirnya diharapkan dapat mengatasi masalah masalah bahan baku ini. Dan diharapkan dengan adanya proyek investasi ini PT XYZ dapat menambah revenue dan mengembangkan pangsa hingga Indonesia Bagian Timur.

This study discuss about how company can decide whether the mvestment is appropriate to sorne project witJh using capital budgeting method to avoid getting a trouble or losses in the future. But PT XYZ Company has limited raw materials where it can be make difficulties in the investraent process, but with this limitation PT XYZ try to solve these problems by prepared 250 ha land to make plantation there. These Plantation hoped can solve the scarcity of raw materials. And this project hoped can generate revenue to PT XYZ and can expand the markct to East Part of Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26518
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
RM. Herdis Ibnu Hayat
"Efisensi proses produksi dapat dilakukan melalui pemakaian bahan baku yang optimum. Optimasi bahan baku menjadi sangat penting jika terdapat beberapa Jenis bahan baku yang dapat digunakan. Dalam kasus yang dihadapi oleh sebuah pabrik yang pembuat baja, adalah pemilihan bahan baku proses pembuatan baja (steel making) yang dilakukan di Slab Steel Plant untuk menghasilkan slab baja, menggunakan Electric Arc Furnace. Bahan-bahan baku utama yang digunakan adalah sponge iron, hot bricket iron, pig Iron, dan scrap yang terdiri dari return scrap, purchased scrap, skull tundish, dan skull ladle, bahan baku pembantu, yaitu flux, grafit, deoksidator, dan bahan pemadu yang berperan dalam pencapaian spesifikasi komposisi kimia produk, yaitu ferro alloy. Hingga kini penggunaan bahan-bahan baku ini tidak berdasarkan perhitungan optimasi. Padahal bahan-bahan baku tersebut memiliki harga dan komposisi kimia yang berbeda dan mencakup porsi 63.46 % dalam komposisi biaya produksi.
Dalam studi optimasi yang dilakukan, dibuat penggambaran proses pembuatan baja dalam bentuk model linier dengan bahan-bahan baku sebagai variabel-variabel yang akan dioptimasikan. Untuk itu proses pembuatan baja diasumsikan sebagai suatu black box, sehingga reaksi-reaksi kimia yang terlibat tidak perlu diperhatikan. Model dibuat berdasarkan data proses pembuatan Baja di dapur no 7 Slab Steel Plant I terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi Λ-0630K.
Penyusunan model menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku dalam proses pembuatan baja dapat digambarkan dalam bentuk model linter. Hasil optimasi menggunakan program Linier Descrete Optimizer atau LINDO, memperlihatkan bahwa komposisi bahan baku yang optimum berdasarkan batasan-batasan proses yang diterapkan terhadap pembuatan baja dengan spesifikasi A-0630K adalah, return scrap 3.455 %, skull tundish 1.185 %, skull ladle 0.889 %, sponge iron 74.974 %, pig iron 13.152 %, flux batu kapur 4.251 %, grafit 0.820 %, ferro-silicon .0473 %, silicon-mangan 0.504 % dan deoksidator alumunium 0.296 % . Kamposisi bahan baku optimum ini memberikan penghematan sebesar Rp 10417.024 per Ton produk atau 3.543 % terhadap biaya aktual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amanah Amini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32703
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>