Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firman Kurniawan
"Pragelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia. PPSP memiliki karakteristik yang memungkinkan digunakan dalam formulasi mikrokapsul karena PPSP dapat membentuk gel pada air dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mikrokapsul yang terbuat dari PPSP sebagai bahan penyalut dengan model obat parasetamol dan profil disolusi parasetamol dari mikrokapsul yang terbuat dari PPSP. Mikrokapsul dibuat dengan metode semprot kering dalam 3 formula yang didasarkan pada variasi konsentrasi penyalut yaitu 4%(A); 6%(B) dan 8%(C) dalam air. Evaluasi Mikrokapsul yang dihasilkan meliputi: bentuk dan morfologi dengan scanning electron microscopy, perolehan kembali, perhitungan persentase parasetamol yang terjerap, distribusi ukuran partikel dan profil disolusi. Uji disolusi secara in-vitro dilakukan dengan menggunakan alat disolusi tipe 1 (keranjang) dengan medium HCl (pH 1,2) dan dapar fosfat (pH 6,8) pada suhu 37±0,5°C selama 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan parasetamol-PPSP mempengaruhi laju pelepasan parasetamol dari mikrokapsul dan laju pelepasan parasetamol paling kecil diperoleh pada formula C dibandingkan formula A dan B. Mekanisme pelepasan mikrokapsul parasetamol merupakan kombinasi erosi dan difusi. Pragelatinisasi pati singkong propionat dapat digunakan sebagai bahan penyalut pembuatan mikrokapsul dengan konsentrasi 4-8%.

Pregelatinized cassava starch propionate (PCSP) is a physically and chemically modified-starch. The characteristic of PCSP enables it to be used in microcapsule formulation, since PCSP able to form gel in cold water. The research purposes are to investigate the characteristic of PCSP microcapsule containing acetaminophen as a model drug and to study the dissolution profile of acetaminophen form PCSP microcapsule. PCSP microcapsule were prepared by spray drying method at concentration of 4, 6 and 8% in water. The morphology of the resulted microcapsules was characterized using scanning electron microscopy. Moreever, the recovery factor, the entrapment efficiency, the particle size distribution and the in vitro drug release were evaluated. The acetaminophen released from PCSP microcapsule was carried out in medium of chloride acid (pH 1,2) and phosphate buffer (pH 6,8) at 37±0,5°C during 8 hours. The results showed that acetaminophen released from PCSP microcapsules was influenced by the ratio of acetaminophen and PCSP, and formulation C showed the slowest released of acetaminophen compared to formulation A and B. The release mechanism of acetaminophen from PCSP microcapsule is the combination of diffusion and erosion mechanism. In conclusion, PCSP can be used as a coating-polymer for microcapsule at the concentration of 4-8%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32970
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Srifiana
"Mikrokapsul merupakan partikel kecil mengandung zat aktif yang dikelilingi oleh suatu bahan penyalut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrokapsul yang mengandung ketoprofen dengan menggunakan dua metode yaitu koaservasi dan semprot kering kemudian mengkarakterisasi mikrokapsul tersebut. Pragelatinisasi pati singkong (PPS) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode koaservasi dan pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) digunakan sebagai bahan penyalut pada metode semprot kering. Mikrokapsul yang diperoleh dari kedua metode tersebut kemudian dikarakterisasi meliputi rendemen proses, bentuk dan morfologi, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, indeks mengembang, analisis gugus fungsi, dan profil pelepasan obat. PPSFt yang digunakan memiliki derajat subsitusi sebesar 0.0541 dan larut dalam medium basa. Mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi memiliki bentuk yang tidak sferis dan berongga dengan efisiensi penjerapannya sebesar 20.27% ± 1.82. Sementara itu, mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering memiliki bentuk yang hampir sferis dengan permukaan cekung dan memiliki efisiensi penjerapannya sebesar 80.22% ± 9.18.
Hasil pelepasan obat menunjukkan bahwa selama 8 jam sebesar 8% ketoprofen dilepaskan dalam pH 1.2 dan sebesar 18% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode koaservasi. Sementara itu, ketoprofen dilepaskan selama 8 jam sebesar 5% dalam pH 1.2 dan 25% dilepaskan dalam pH 7.4 dari mikrokapsul yang dibuat dengan metode semprot kering. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mikrokapsul yang dibuat dengan kedua metode tersebut dapat menahan pelepasan obat sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sediaan lepas lambat.

Microcapsules are a small particles containing a core material surrounded by a coating or shell. The aim of this study was to prepare microcapsules containing ketoprofen by coacervation and spray drying methods, and then characterize them. Pregelatinized cassava starch (PCS) and pragelatinized cassava starch phthalate (PCSPh) were used as coating materials in coacervation and spray drying microencapsulation, respectively. The obtained microcapsules were then characterized, including its yield, shape and morphology, drug-loading efficiency, particle size distribution, swelling index, functional group analysis, and drug release profile. The used PCSPh had substitution degree of 0.0541 and dissolved in basic aqueous medium. Microcapsules prepared by coacervation method were a irreguler shaped and hollow surface and the entrapment efficiency was 20.27% ± 1.82. Otherwise, the spray dried microcapsules showed a nearly-spherical-shape with biconcave surface and the entrapment efficiency was 80.22% ± 9.18.
The release study results showed that within 8 hours ketoprofen released from the coacervation microcapsules at pH 1.2 and pH 7.4 were 8% and 18%, respectively. Besides, ketoprofen released from spray-dried microcapsules within 8 hours at pH 1.2 and pH 7.4 were 5% and 25%, respectively. In conclusion, the microcapsules prepared by both methods could extent the drug released, thus it may be possible to be used for a sustained release device.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sugiyati
"Pati biasanya digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat dan penghancur tablet dalam industri farmasi. Modifikasi pati diperlukan untuk mengubah karakteristiknya sehingga dapat meningkatkan fungsinya sebagai bahan pembantu. Pada penelitian ini telah dilakukan karakterisasi modifikasi fisika-kimia pati yang disebut pregelatinasi pati singkong propionat (PPSP) dan penggunaannya sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet pada konsentrasi 5%, dengan diltiazem HCl sebagai model obat dan hidroksipropil selulosa (HPC) sebagai bahan penyalut pembanding. Evaluasi fisik yang dilakukan terhadap tablet inti dan tablet salut meliputi uji visual, keragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, keregasan, waktu hancur, disolusi tablet dan Scanning Electron Microscope (SEM) permukaan tablet salut.
Hasil yang diperoleh tablet salut PPSP memberikan warna kuning yang lebih pekat, rata, tidak mengkilat, tekstur permukaan yang lebih halus daripada tablet salut HPC, kenaikan bobot 3,65%, kekerasan 8,29 Kp, keregasan 0,03%, waktu hancur 17,55 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPSP dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet pada konsentrasi 5% dan memberikan hasil yang lebih baik.
Starch commonly used as filler, binder and disintegrator tablet in pharmaceutical industry. Modification of starch is needed to change the characteristic and improve its functionality as excipient. In this research, the characterization of pregelatinized cassava starch propionate (PCSP), modified starch produced by physic and chemical methods had done and used as a film coating material at 5% concentration, with diltiazem HCl as a drug model. As a comparative film coating material was used hydroxypropyl cellulose (HPC). Physic evaluations for core and film-coated tablet including appearance, weight variation, diameter size and thickness, hardness, friability, disintegration time, dissolution and SEM of surface film-coated tablet.
The result was PCSP film-coated tablet had strong-yellow color, homogen, smooth and unshine compared with HPC film-coated tablet, weight increasing 3,65%, hardness 8,29 Kp, friability 0,03%, disintegration time 17,55 minute. The results showed that PCSP can be used as a film coating tablet material at 5% concentration, and it gave better result.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan Agus Sasi
"Pragelatinisasi pati singkong propionat (PPSP) merupakan pati singkong termodifikasi secara fisika dan kimia. PPSP memiliki karakteristik yang memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pengikat dalam formulasi tablet secara granulasi basah tanpa harus melalui proses pemanasan. Pada penelitian ini telah dilakukan optimisasi formula tablet yang menggunakan PSPP sebagai bahan pengikat dan primojel® sebagai bahan penghancur dengan diltiazem HCl sebagai model obat. Optimisasi dilakukan dengan metode permukaan respon (response surface methodology). Konsentrasi PPSP dan Primojel® (sodium starch glycolate) dalam formula tablet ditetapkan sebagai faktor formulasi farmasetika, sedangkan sebagai variabel respon farmasetik dipilih parameter – parameter kekerasan, keregasan dan waktu hancur. Untuk pengolahan data, digunakan software Design Expert 7.1.4 trial version. Hasil optimisasi konsentrasi PPSP dan Primojel® pada ke tiga variabel respon diperoleh konsentrasi optimum PPSP 4,06% dan Primojel® 6,03%. Formula dengan konsentrasi PPSP dan Primojel® yang optimum ini diprediksikan akan memberikan parameter kekerasan, keregasan dan waktu hancur berturut - turut 5,92Kp, 0,46%, dan 11,68 menit, dengan nilai diserability 0,34.

Pregelatinized cassava starch propionate (PCSP) is a physically and chemically modified starch. PCSP is possible to be used as a binder in tablet formulation by wet granulation process. The optimization of tablet formulation, which is using PCSP as a binder, Primojel® as a disintegrant and diltiazem HCl as a drug model, have been studied by response surface method. The concentration of PCSP and Primojel® in tablet formulation was determined as the pharmaceutical formulation factors, whereas the pharmaceutical response were the tablet hardness, friability and disintegration time. A set of data was analyzed using Design Expert 7.1.4 trial version software. The results showed that the optimum concentration of PCSP and Primojel® are 4.06% and 6.03% respectively, in the tablet formulation. The predicted value of hardness, friability and disintegration time of the tablet which formulated at the optimum concentration of PCSP and Primojel® , are 5.92Kp, 0.46% and 11.68 minute, respectively; and the value of diserability is 0.34."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33036
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Mikrokapsul adalah sediaan obat yang dapat memberikan pola pelepasan obat secara lambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pelepasan propranolol hidroklorida dari mikrokapsul yang dibuat dengan menggunakan pati singkong suksinat sebagai bahan penyalut. Mikroenkapsulasi dilakukan menggunakan metode penguapan pelarut dengan perbandingan zat aktif-penyalut 1:1, 1:2, dan 1:3. Mikrokapsul yang dihasilkan dievaluasi ukuran partikel, kandungan zat aktif tersalut, dan pola pelepasan obatnya. Pola pelepasan obat diamati dengan uji disolusi menggunakan alat Tipe I (keranjang) dengan medium dapar klorida pH 1,2 selama 2 jam dan dapar fosfat pH 6,8 selama 6 jam. Mikrokapsul yang dihasilkan tidak menunjukan pola pelepasan obat secara lambat, pada jam ke-2 propranolol hidroklorida yang telah dilepas sebanyak 85-91% dan pada jam ke-8 telah dilepas sebanyak 92-95%. Pelepasan obat dari mikrokapsul terjadi secara cepat karena propanolol hidroklorida tidak tersalut dengan baik sehingga tidak dihasilkan mikrokapsul yang bagus. Hal ini diperkirakan karena pati singkong suksinat tidak cocok sebagai bahan penyalut mikrokapsul, atau metode yang dipergunakan tidak cocok untuk melakukan mikroenkapsulasi menggunakan pati singkong suksinat."
Universitas Indonesia, 2006
S32576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redho Meisudi
"Pragelatinisasi pati singkong ftalat merupakan pati singkong termodifikasi secara fisika dan kimia yang berpotensi dimanfaatkan sebagai polimer penyalut mikrokapsul. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dan karakterisasi pragelatinisasi pati singkong ftalat yang diaplikasikan sebagai polimer penyalut mikrokapsul. Pragelatinisasi pati singkong ftalat dihasilkan dari gelatinisasi pati singkong yang dilanjutkan esterifikasi dengan asam ftalat anhidrida pada medium berair. Pragelatinisasi pati singkong ftalat yang dihasilkan diformulasi menjadi mikrokapsul dengan metode mikroenkapsulasi tautan silang antarmuka menggunakan agen penaut silang tereftaloil klorida (formula 1) dan mikroenkapsulasi semprot kering (formula 3). Ketoprofen digunakan sebagai model obat untuk mengetahui efisiensi penjerapan dan pelepasan obat mikrokapsul.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa pragelatinisasi pati singkong ftalat memiliki derajat substitusi 0,054 dengan kelarutan lebih besar pada medium basa serta kekuatan gel 31,9 gf. Hasil evaluasi mikrokapsul formula 1 memiliki bentuk bulat berdiameter 35-40 μm dengan morfologi permukaan tak beraturan. Efisiensi penjerapan mikrokapsul formula 1 adalah 74,41% dengan indeks mengembang lebih kecil pada medium asam. Uji disolusi pada medium fosfat pH 7,4 menunjukkan bahwa selama 90 menit telah dilepaskan seluruh ketoprofen dari mikrokapsul formula 1 dan formula 3. Pada medium asam klorida pH 1,2 ketoprofen yang dilepaskan dari mikrokapsul formula 1 dan formula 3 berturut-turut adalah 48,11% dan 35,85% selama 120 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pragelatinisasi pati singkong ftalat dapat dimanfaatkan sebagai polimer penyalut mikrokapsul.

Pregelatinized casava starch phthalate was a physically and chemically modified cassava starch, that could be used as a coating polymer of microcapsules. In this research, pregelatinized casava starch phthalate was synthesized, characterized and applied as coating polymer of microcapsules. Pregelatinized casava starch phthalate was produced from cassava starch gelatinization, followed by esterification with phthalic acid anhydride in an aqueous medium. Pregelatinized casava starch phthalate microcapsules were prepared using interfacial cross-linking with terephthaloyl chloride (formula 1) and using spray drying (formula 3). Ketoprofen was used as model for loading efficiency and release studies. The characterization results showed that the substitution degree of pregelatinized casava starch phthalate was 0.054. In addition to having high solubility in alkaline medium and the gel strength of pregelatinized casava starch phthalate was 31,9 gf.
The evaluation results showed that the formula 1 were an irregular spherical shape of microcapsules and 35-40 μm in diameter. The loading efficiency of formula 1 was 74.41% and it had low swelling index in acidic medium. The release studies in phosphate medium pH 7.4 showed that all of ketoprofen was released from microcapsules of formula 1 and formula 3 during 90 minutes. In addition, the release of ketoprofen in chloride medium pH 1.2 from microcapsules of formula 1 and formula 3 were 48.11% and 35,85%, respectively, during 120 minutes. The results revealed that pregelatinized casava starch pthalate could be used as a coating polymer of microcapsules.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43574
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ramadiyanti
"Pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan anhidrida suksinat. Tujuan penelitian ini adalah mencari pH optimum pembuatan PPSS yang dilakukan pada variasi pH 6-9 dan pH 10-12. Pada pH 6-9 terjadi reaksi substitusi antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat, sedangkan pada pH 10-12 terjadi reaksi cross-linking antara gugus hidroksil pati dengan anhidrida suksinat sehingga diperoleh karakteristik yang lebih baik dari pregel pati singkong suksinat (PPSS) sebagai bahan eksipien dalam sediaan farmasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi kimia, fisika dan fungsional. Perbandingan karakteristik dilakukan terhadap PPS, PPSS pH 8 dan PPSS pH 10. Berdasarkan sifat fungsional, baik PPSS pH 8 dan PPSS pH 10 memiliki indeks kompresibilitas, sudut istirahat, kekuatan mengembang, kekuatan gel lebih baik daripada PPS. Penelitian ini memperlihatkan bahwa PPSS pH 8 maupun pH 10 dapat digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi.

Pregelatinized cassava starch succinate (PCSS) is a modified of starch physically and chemically which made by reacting pregelatinized cassava starch (PCS) and succinic anhydride. The aim of this research is to find the optimum pH of making PCSS using variation of pH 6-9 and pH 10-12. On pH 6-9 there was a substitution reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride, and on pH 10-12 was a cross-linking reaction between starch hydroxyl groups with succinic anhydride so a better characteristic of PCSS was gained as an excipient pharmaceutical dosage form. Chemical, physical and functionally characterizations of PCS, PCSS pH 8 and PCSS pH 10 had been done. Based on the functional characteristic, either PCSS pH 8 or PCSS pH 10 have a better compressibility index, angle repose, swelling and gelling strength compared to PCS. This research showed that PCSS pH 8 and PCSS pH 10 can be used as excipient in the pharmaceutical dosage form."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Rezki Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sediaan granul mengapung dengan sistem lepas terkendali menggunakan pregelatinisasi pati singkong propionat sebagai pembentuk matriks. PPSP dikombinasi dengan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dengan konsentrasi tertentu, untuk mengoptimalkan kemampuannya menghambat laju pelepasan obat. Granul mengapung dibuat dengan sistem effervescent menggunakan metode granulasi basah, dan digunakan teofilin sebagai model obat. Berdasarkan evaluasi distribusi ukuran partikel digunakan granul ukuran 711-1180 µm sebagai sediaan. Formula PPSP dan HPMC (1:1) mampu mengembang sampai 428.86 % selama 4 jam. Formula itu mampu mengapung di dalam medium asam selama 48 jam, dan mampu menahan pelepasan obat selama 8 jam mencapai 39.63 % dengan mekanisme pelepasan obat melalui kombinasi antara proses difusi dan erosi. PPSP tidak dapat digunakan sebagai pembentuk matriks tunggal untuk menghambat laju pelepasan obat, sedangkan kombinasi penggunaan PPSP dan HPMC dapat digunakan untuk menghambat laju pelepasan obat.

This study is to investigate the characteristic of floating granules based on controlled release system using pregelatinized cassava starch propionate (PPSP) as the matrix forming. Pregelatinized cassava starch propionate was combined with Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) with certain concentration, to optimize its controlled release ability. The floating granules was prepared with effervescent system using wet granulation method, and theophylline was used as the drug`s model. Based on the granules distribution, floating granule`s size was 711-1180 µm. Combination between PPSP and HPMC (1:1) swelled until 428.86% for 4 hour. This formula buoyed in acid medium for 48 hours and released the drug for 39.63 % in 8 hours by mechanism of diffusion and erosion. PPSP cannot be used as single matrix former to control drug`s released, furthermore the combination between PPSP and HPMC can be used as the matrix former for controlled release dosage form."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amat Paziri
"Pati singkong merupakan eksipien yang paling umum digunakan dalam sediaan farmasi. Namun, pati singkong masih memiliki sifat yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan eksipien dengan karakteristik lebih baik yang berasal dari pati singkong dan salah satunya memodifikasi pati secara kimia dan fisika, yaitu esterifikasi pati singkong dengan anhidrida propionat pada pH 8-9 dengan penambahan NaOH 1N lalu di pragelatinisasi, yang disebut dengan pragelatinisasi pati singkong propionat. Penelitian ini bertujuan mencari kondisi modifikasi pragelatinisasi pati singkong propionat pada suhu yang sesuai lalu dibandingkan dengan pati singkong. Hasil uji karakteristik menunjukkan bahwa pragelatinisasi pati singkong propionat memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan pada singkong yaitu meliputi kompresibilitas, laju alir, sudut istirahat, dan kekuatan mengembang.

Cassava starch is one of the most widely used excipient in the solid pharmaceutical dosage form. However cassava starch as an excipient still has unbeneficial properties. So, many efforts were done to get a better excipient from cassava starch and one of them is a physically and chemically modified starch product , which was made by esterification of cassava starch with propionate anhydride under pH 8-9 adjusting with NaOH 1 N, then it was pregelatinized, which is called pregelatinized cassava starch propionate. This research was aimed to look for condition of pregelatinized cassava starch propionate modification in appropriate temperature then it was compared to cassava starch. Characteristic evaluation results showed that pregelatinized cassava starch propionate has better value than cassava starch involving compressibility, flowability, angle of repose, swelling strength."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33052
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Tokotrienol merupakan produk nutrasetika yang berwujud cair dan bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol. Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk mengubah bahan aktif berupa cairan menjadi bentuk padat. Pada penelitian ini, tokotrienol yang berwujud cair dikonversi menjadi bentuk serbuk melalui mikroenkapsulasi menggunakan pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) sebagai polimer penyalut. PPSFt dibuat melalui gelatinisasi pati singkong yang dilanjutkan dengan esterifikasi menggunakan asam ftalat anhidrida. PPSFt yang diperoleh kemudian digunakan sebagai polimer penyalut pada mikroenkapsulasi tokotrienol melalui metode semprot kering. Karakterisasi PPSFt yang dilakukan antara lain derajat substitusi, kelarutan dan indeks mengembang di berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat substitusi PPSFt adalah 0,0541. Kelarutan PPSFt lebih tinggi dalam medium basa dibandingkan medium asam. PPSFt mengembang 2 kali lipat selama 5 menit. Evaluasi mikrokapsul yang dihasilkan meliputi bentuk dan morfologi, ukuran, efisiensi penjerapan, dan uji pelepasan bahan aktif. Mikrokapsul yang diperoleh berbentuk serbuk bermassa ringan dengan morfologi sferis hingga tak beraturan, memiliki ukuran 1-60 μm, dan efisiensi penjerapan 93-94%. Pelepasan tokotrienol dari mikrokapsul dalam medium fosfat pH 7,4 - etanol 96% (1:1) mencapai 90% selama 2 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokotrienol dapat dibentuk menjadi serbuk melalui mikroenkapsulasi menggunakan PPSFt sebagai polimer penyalut.

Tocotrienol is an oily nutraceutical product that has cholesterol-lowering effect. Microencapsulation is an approach to convert an oily liquid substance into a solid powder form. In this study, the liquid tocotrienol was microencapsulated using pregelatinized cassava starch phthalate (PCSPh) as coating polymer, thus the pulverized tocotrienol was obtained. PCSPh was prepared by gelatinization of cassava starch and followed by esterification using phthalic anhydride. The obtained PCSPh was used as coating polymer in two formulas of microcapsules by spray-drying method. PCSPh was characterized in terms of substitution degree, solubility, and swelling index in various pH.The characterization results showed that the substitution degree of PCSPh was 0,0541. In addition, PCSPh was highly soluble in alkaline medium and 2-fold swelled in 5 minutes. Microcapsules were characterized in terms of size, morphology, entrapment efficiency, and dissolution profile. The evaluation results showed that microcapsules were white-yellowish powder with spherical-amorf shape and 1-60μm in diameter. The entrapment efficiency of tocotrienol were 93-94%. The release studies in phosphate medium pH 7,4 - ethanol 96% (1:1) showed that 90% of tocotrienol was released from microcapsules during 2 hours. This results revealed that tocotrienol could be pulverized by microencapsulation using PCSPh as coating polymer."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S1951
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>