Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ike Susanty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Harningsih
"Beta bloker banyak digunakan dalam terapi hipertensi, angina pektoris dan aritmia. Penggunaan obat beta bloker dalam terapi biasanya dikombinasikan dengan obat-obat lain dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan memungkinkan terjadinya interaksi obat yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara banyaknya interaksi obat yang terjadi dengan jumlah obat dalam satu resep beta bloker di Apotek X, Rawamangun, Jakarta Timur.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode potong lintang. Data diambil dari 396 resep beta bloker selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005. Propranolol merupakan obat golongan beta bloker yang paling banyak diresepkan. Sebanyak 297 resep beta bloker memiliki interaksi. Analisis menggunakan uji statistik Kai Kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara banyaknya interaksi yang terjadi dengan jumlah obat dalam satu resep.

Beta blockers are widely used in the treatment of hypertension, angina pectoris and arrhythmia. The usage of beta blockers in therapy, is typically combined with other medication for an extended period of time. The continuous usage and interaction between drugs, may result in having possible detrimental effects on the patient. The objective of this research is to ascertain the relationship of beta blocker interaction and medication prescribed found at Apotek X, Rawamangun, East Jakarta.
The research is a descriptive analysis research based on the cross sectional method with data based on 396 beta blocker prescriptions processed during March - May 2005. A beta blocker, propranolol, was found to be mostly prescribed. In this research, 297 prescriptions proofed to have drug interactions. The analysis employs the chi square statistic assessment to indicate significant relationship between the amount of interaction of medication within any given prescription.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Tidara Poetri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi di Apotek Roxy Depok selama Maret 2023. Metode penelitian menggunakan convenience sampling dengan total 3 resep. Hasilnya menunjukkan adanya interaksi obat signifikan. Pada resep pertama, terdapat 1 interaksi obat mayor (Captopril dan Spironolakton) dan 10 interaksi obat moderate, seperti Asam Asetilsalisilat dengan Captopril, Clopidogrel, dan Furosemide. Pada resep kedua, terdapat 1 interaksi obat mayor (Candesartan dan Spironolakton) dan 1 interaksi obat moderate (Bisoprolol Fumarate dan Ivabradin). Pada resep ketiga, terdapat 3 interaksi obat moderate(Amlodipin dengan Clopidogrel dan Fenitoin). Implikasi penelitian ini adalah kesadaran penting terhadap potensi efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi. Interaksi obat dapat meningkatkan risiko efek samping serius, seperti hipotensi, nefrotoksik, hiperkalemia, dan gangguan gastrointestinal. Pengetahuan mengenai interaksi obat pada resep polifarmasi dapat membantu apoteker dan tenaga medis dalam mengevaluasi risiko manfaat obat yang diresepkan kepada pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat 19 interaksi obat pada resep polifarmasi yang dianalisis, terdiri dari 1 interaksi mayor dan 18 interaksi moderate. Potensi efek samping obat meningkat akibat interaksi obat atau akumulasi efek samping dari penggunaan obat polifarmasi. Penting bagi tenaga medis mempertimbangkan efek samping dan interaksi obat saat meresepkan obat polifarmasi kepada pasien, serta melakukan pemantauan yang tepat terhadap pasien yang mengonsumsi obat tersebut.

This study aims to analyze the side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions at Roxy Depok Pharmacy during March 2023. The research utilized a convenience sampling method with a total of 3 prescriptions. The results indicated significant drug interactions. In the first prescription, there was 1 major drug interaction (Captopril and Spironolactone) and 10 moderate drug interactions, such as Aspirin with Captopril, Clopidogrel, and Furosemide. In the second prescription, there was 1 major drug interaction (Candesartan and Spironolactone) and 1 moderate drug interaction (Bisoprolol Fumarate and Ivabradine). In the third prescription, there were 3 moderate drug interactions (Amlodipine with Clopidogrel and Phenytoin). The implications of this study highlight the importance of awareness regarding the potential side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions. Drug interactions can increase the risk of serious side effects, such as hypotension, nephrotoxicity, hyperkalemia, and gastrointestinal disturbances. Knowledge about drug interactions in polypharmacy prescriptions can assist pharmacists and healthcare professionals in evaluating the riskbenefit profile of prescribed medications for patients. In conclusion, this study identified 19 drug interactions in the analyzed polypharmacy prescriptions, including 1 major interaction and 18 moderate interactions. The potential for drug-related side effects is increased due to drug interactions or the cumulative effects of polypharmacy. Healthcare professionals need to consider the side effects and drug interactions when prescribing polypharmacy regimens to patients and to provide appropriate monitoring for patients consuming these medications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Tidara Poetri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi di Apotek Roxy Depok selama Maret 2023. Metode penelitian menggunakan convenience sampling dengan total 3 resep. Hasilnya menunjukkan adanya interaksi obat signifikan. Pada resep pertama, terdapat 1 interaksi obat mayor (Captopril dan Spironolakton) dan 10 interaksi obat moderate, seperti Asam Asetilsalisilat dengan Captopril, Clopidogrel, dan Furosemide. Pada resep kedua, terdapat 1 interaksi obat mayor (Candesartan dan Spironolakton) dan 1 interaksi obat moderate (Bisoprolol Fumarate dan Ivabradin). Pada resep ketiga, terdapat 3 interaksi obat moderate(Amlodipin dengan Clopidogrel dan Fenitoin). Implikasi penelitian ini adalah kesadaran penting terhadap potensi efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi. Interaksi obat dapat meningkatkan risiko efek samping serius, seperti hipotensi, nefrotoksik, hiperkalemia, dan gangguan gastrointestinal. Pengetahuan mengenai interaksi obat pada resep polifarmasi dapat membantu apoteker dan tenaga medis dalam mengevaluasi risiko manfaat obat yang diresepkan kepada pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat 19 interaksi obat pada resep polifarmasi yang dianalisis, terdiri dari 1 interaksi mayor dan 18 interaksi moderate. Potensi efek samping obat meningkat akibat interaksi obat atau akumulasi efek samping dari penggunaan obat polifarmasi. Penting bagi tenaga medis mempertimbangkan efek samping dan interaksi obat saat meresepkan obat polifarmasi kepada pasien, serta melakukan pemantauan yang tepat terhadap pasien yang mengonsumsi obat tersebut.

This study aims to analyze the side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions at Roxy Depok Pharmacy during March 2023. The research utilized a convenience sampling method with a total of 3 prescriptions. The results indicated significant drug interactions. In the first prescription, there was 1 major drug interaction (Captopril and Spironolactone) and 10 moderate drug interactions, such as Aspirin with Captopril, Clopidogrel, and Furosemide. In the second prescription, there was 1 major drug interaction (Candesartan and Spironolactone) and 1 moderate drug interaction (Bisoprolol Fumarate and Ivabradine). In the third prescription, there were 3 moderate drug interactions (Amlodipine with Clopidogrel and Phenytoin). The implications of this study highlight the importance of awareness regarding the potential side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions. Drug interactions can increase the risk of serious side effects, such as hypotension, nephrotoxicity, hyperkalemia, and gastrointestinal disturbances. Knowledge about drug interactions in polypharmacy prescriptions can assist pharmacists and healthcare professionals in evaluating the riskbenefit profile of prescribed medications for patients. In conclusion, this study identified 19 drug interactions in the analyzed polypharmacy prescriptions, including 1 major interaction and 18 moderate interactions. The potential for drug-related side effects is increased due to drug interactions or the cumulative effects of polypharmacy. Healthcare professionals need to consider the side effects and drug interactions when prescribing polypharmacy regimens to patients and to provide appropriate monitoring for patients consuming these medications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Tidara Poetri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi di Apotek Roxy Depok selama Maret 2023. Metode penelitian menggunakan convenience sampling dengan total 3 resep. Hasilnya menunjukkan adanya interaksi obat signifikan. Pada resep pertama, terdapat 1 interaksi obat mayor (Captopril dan Spironolakton) dan 10 interaksi obat moderate, seperti Asam Asetilsalisilat dengan Captopril, Clopidogrel, dan Furosemide. Pada resep kedua, terdapat 1 interaksi obat mayor (Candesartan dan Spironolakton) dan 1 interaksi obat moderate (Bisoprolol Fumarate dan Ivabradin). Pada resep ketiga, terdapat 3 interaksi obat moderate(Amlodipin dengan Clopidogrel dan Fenitoin). Implikasi penelitian ini adalah kesadaran penting terhadap potensi efek samping dan interaksi obat pada resep polifarmasi. Interaksi obat dapat meningkatkan risiko efek samping serius, seperti hipotensi, nefrotoksik, hiperkalemia, dan gangguan gastrointestinal. Pengetahuan mengenai interaksi obat pada resep polifarmasi dapat membantu apoteker dan tenaga medis dalam mengevaluasi risiko manfaat obat yang diresepkan kepada pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat 19 interaksi obat pada resep polifarmasi yang dianalisis, terdiri dari 1 interaksi mayor dan 18 interaksi moderate. Potensi efek samping obat meningkat akibat interaksi obat atau akumulasi efek samping dari penggunaan obat polifarmasi. Penting bagi tenaga medis mempertimbangkan efek samping dan interaksi obat saat meresepkan obat polifarmasi kepada pasien, serta melakukan pemantauan yang tepat terhadap pasien yang mengonsumsi obat tersebut.

This study aims to analyze the side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions at Roxy Depok Pharmacy during March 2023. The research utilized a convenience sampling method with a total of 3 prescriptions. The results indicated significant drug interactions. In the first prescription, there was 1 major drug interaction (Captopril and Spironolactone) and 10 moderate drug interactions, such as Aspirin with Captopril, Clopidogrel, and Furosemide. In the second prescription, there was 1 major drug interaction (Candesartan and Spironolactone) and 1 moderate drug interaction (Bisoprolol Fumarate and Ivabradine). In the third prescription, there were 3 moderate drug interactions (Amlodipine with Clopidogrel and Phenytoin). The implications of this study highlight the importance of awareness regarding the potential side effects and drug interactions in polypharmacy prescriptions. Drug interactions can increase the risk of serious side effects, such as hypotension, nephrotoxicity, hyperkalemia, and gastrointestinal disturbances. Knowledge about drug interactions in polypharmacy prescriptions can assist pharmacists and healthcare professionals in evaluating the riskbenefit profile of prescribed medications for patients. In conclusion, this study identified 19 drug interactions in the analyzed polypharmacy prescriptions, including 1 major interaction and 18 moderate interactions. The potential for drug-related side effects is increased due to drug interactions or the cumulative effects of polypharmacy. Healthcare professionals need to consider the side effects and drug interactions when prescribing polypharmacy regimens to patients and to provide appropriate monitoring for patients consuming these medications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Budianto
"Penggunaan kombinasi dua jenis tuberkulostatik atau lebih bertujuan
untuk meningkatkan daya bakterisid tuberkulostatik dan mencegah atau
mengurangi resistensi bakteri. Perlu dilakukan pengawasan untuk mencegah
terjadinya interaksi obat dan penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian
ini dilakukan melalui metode survei yang bersifat deskriptif analitis dan
pengumpulan datanya dilakukan secara retrospektif terhadap resep
tuberkulostatik di apotek X Jakarta Timur pada periode Mei-Juli 2006. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis tuberkulostatik yang banyak digunakan
adalah rifampisin dan isoniazid. Hasil penelitian menunjukkan 48,26% resep
teridentifikasi mengandung risiko interaksi obat dan sebanyak 4,86% pasien
mendapatkan dosis yang tidak tepat. Berdasarkan uji statistik Kai Kuadrat
diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu
resep yang mengandung tuberkulostatik dengan jumlah interaksi obat yang
terjadi dan adanya hubungan yang bermakna antara umur pasien dengan
kerasionalan penggunaan tuberkulostatik dari segi dosis."
Universitas Indonesia, 2006
S32568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effita Rachmaniswati
"Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS) digunakan secara luas sebagai analgesik dan anti-inflamasi. Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS) sangat umum diresepkan, terutama pada penduduk usia lanjut. Risiko mengalami efek yang tidak diinginkan dari penggunaan AINS umumnya terjadi pada penduduk usia lanjut. Secara teori toksisitas AINS kemungkinan dapat meningkat dengan adanya pemakaian bersama sehingga menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peresepan dan masalah interaksi obat AINS di Apotek "X" Jakarta Timur. Data penggunaan resep dari 180 resep yang mendapatkan 2 obat atau lebih selama bulan Maret-Mei 2005 dikumpulkan untuk mengidentifikasi terjadinya interaksi obat. Dokter meresepkan secara rata-rata 3 obat secara bersamaan. Ditemukan adanya 96 resep yang mengalami interaksi obat. Diperoleh rata-rata 2 interaksi obat per resep. Melalui uji statistik Kai Kuadrat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah obat dalam satu resep yang mengandung AINS dengan jumlah interaksi obat yang teridentifikasi.

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs ( NSAIDs ) are widely used for their analgesic and anti-inflammatory effects. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs ( NSAIDs ) are very commonly prescribed, especially in the elderly population. Advanced age has emerged as one of the most striking risk factors for all of these factors for all of these adverse effects commonly associated with NSAID therapy . From a theoretical point of view the toxicity of NSAIDs may be increased by coadministration of interacting drugs. This study was conducted to identify prescription and the prevelance of drug interaction of NSAIDs at the Apotek "X" in East Jakarta . Data were collected from 180 recipes., receiving at least 2 concomitant drugs, admitted during the study period of Maret - Mei 2005. Doctor prescribed an average 3 drugs per recipes. 96 recipes of the total recipes were identified as having at least 1 interaction. On average, there were 2 interaction per recipes. Using Chi Square test it was concluded that were a significant correlation between the number of drugs on the recipes contents NSAIDs and the number of interaction were identified."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit tukak peptik tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi
berbeda dan dijumpai lebih banyak pada pria dibandingkan wanita (2:1).
Penyebab utama tukak peptik adalah infeksi oleh Helicobacter pylori dan
pemakaian obat anti inflamatorik non-steroid (OAINS) termasuk aspirin (Asetil
Salicyl Acid/ASA). Berdasarkan data di suatu rumah sakit swasta di Surabaya
dalam kurun waktu satu tahun (Juli 1997-Juli 1998), terdapat sekitar 17,1%
penderita tukak peptik. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan jumlah interaksi obat
yang terjadi, serta untuk melihat hubungan antara jumlah obat dalam satu
resep dengan kerasionalan resep. Penelitian dilakukan terhadap resep obat
tukak peptik yang diterima apotik Kimia Farma Depok periode Januari-Mei
2007. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (Cross sectional) yang
bersifat deskriptif analitis dengan metode survei. Interaksi obat pada 311
resep obat tukak peptik, ditemukan pada 71 resep (22,8%) diantaranya.
Resep yang dinyatakan rasional adalah 303 lembar resep (97,4%) dan resep
yang dinyatakan tidak rasional dilihat dari efek samping interaksi obat
sebanyak 8 lembar resep (2,6%). Berdasarkan hasil dari uji Kai Kuadrat,
didapatkan tidak ada hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan
jumlah interaksi obat yang terjadi dan tidak ada hubungan antara jumlah obat
dalam satu resep dengan kerasionalan resep."
Universitas Indonesia, 2007
S32571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>