Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Siti Mandarini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Maisari
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hepatoprotektif infus simplisia sirih merah pada dosis 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v terhadap histologi hati Mus musculus L. jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok, yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol perlakuan, dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol perlakuan diberi akuades selama 7 hari. Tiga kelompok perlakuan diberi infuse simplisia sirih merah dengan dosis masing-masing 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan dan tiga kelompok perlakuan diinduksi karbon tetraklorida pada waktu 2 jam setelah pemberian akuades atau infus terakhir.
Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan adanya pengaruh hepatoprotektif terhadap diameter rata-rata vena sentralis, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat basah organ hati. Data persentase derajat kerusakan lobulus hati juga menunjukkan adanya perbedaan tiap kelompok perlakuan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dosis 2,4% berpotensi sebagai hepatoprotektif."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tyagita Meyril Rahmadhani
"Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Biologi Perkembangan Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI untuk mengetahui potensi antihepatotoksik infus simplisia Hippocampus kuda Bleeker (kuda laut) terhadap Mus musculus Linnaeus (mencit) jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol 1 (KK1) yang diinjeksi dengan minyak zaitun secara intraperitoneal, kelompok kontrol 2 (KK2) dan 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang diinjeksi dengan larutan CCl4 dosis tunggal 400 mg/kg bb secara intraperitoneal. Kelompok kontrol (KK1 dan KK2) selanjutnya diberi akuades secara oral sedangkan kelompok perlakuan (KP1,KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. kuda secara oral dengan dosis masing-masing 2,4%; 4,8%; dan 7,2% b/v sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam, dimulai pada 12 jam setelah pemberian CCl4. Seluruh mencit dikorbankan pada 48 jam setelah pemberian CCl4 (KK2, KP1, KP2, dan KP3) dan minyak zaitun (KK1), kemudian organ hati diisolasi melalui pembedahan untuk selanjutnya diamati dan dibuat sediaan histologisnya.
Hasil uji anava satu faktor menunjukkan adanya pengaruh (P < 0,05) pemberian infus simplisia H. kuda terhadap ukuran diameter vena sentralis dan berat basah organ hati antara kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) dengan kelompok kontrol (KK1 dan KK2). Diameter rata-rata vena sentralis (50,084 μm  4,817) dan berat basah rata-rata organ hati (2,793 g  0,180) mencit yang diberi secara oral infus simplisia 7,2% b/v merupakan nilai yang paling mendekati diameter hati normal atau KK1 (47,402 μm  0,881) dan berat basah organ hati normal atau KK1 (2,519 g  0,109). Hasil pengamatan semikuantitatif menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. kuda memiliki potensi antihepatotoksik dengan potensi tertinggi terdapat pada KP3 atau kelompok perlakuan dengan dosis 7,2% b/v."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmita Maharani
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi nefroprotektif dimer isoeugenol terhadap histologi ginjal mencit jantan galur DDY. Tiga puluh ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam enam kelompok, yang terdiri atas kelompok kontrol normal, kelompok kontrol kerusakan, dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol dicekok dengan minyak zaitun selama 7 hari berturut-turut. Kelompok perlakuan dicekok dengan larutan dimer isoeugenol dosis 2, 4, 6, dan 8 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol kerusakan dan kelompok perlakuan diinjeksi intraperitoneal dengan karbon tetraklorida dua jam setelah pemberian dosis hari ke-7. Ginjal diamati secara makroskopik dan mikroskopik.
Uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh nefroprotektif dimer isoeugenol terhadap rata-rata diameter kapsula Bowman, diameter glomerulus, dan jumlah tubulus proksimal yang menutup, namun tidak terdapat pengaruh terhadap ratarata diameter ruang Bowman dan berat basah ginjal. Hasil penelitian menunjukkan setiap dosis perlakuan dimer isoeugenol memiliki pengaruh nefroprotektif. Dimer isoeugenol dosis 4 mg/kg bb menunjukkan pengaruh paling baik.

This research was designed to investigate the nephroprotective potential of isoeugenol dimer on DDY strain male mice kidney histology. The animals were divided randomly into six groups, consisted of normal control group, injury control group, and treatment groups. Control groups were administered olive oil orally for 7 consecutive days. Treatment groups were administered doses of isoeugenol dimer solution 2, 4, 6, and 8 mg/kg w/v orally for 7 consecutive days. Injury control group and treatment groups was induced by intraperitoneal administration of carbon tetrachloride 2 hours after the 7th dose. Kidneys were observed in macroscopic and microscopic.
Statistic study showed that there was a nephroprotective effect of isoeugenol dimer against the average diameter of Bowman's capsule, diameter of glomerulus, and total complete obliteration proximal tubule lumen, but no effect was found on the average diameter Bowman's space and kidney weight. The result showed that each dose of isoeugenol dimer has a nephroprotective effect. Isoeugenol dimer dose 4 mg/kg w/v has the best effect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Rahadian
"Penelitian mengenai pengaruh pencekokan infus daun sirih merah (Piper betle L. Var. Rubrum ) terhadap tingkah laku geliat mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY telah dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Maret--Mei 2011. Mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok KK- sebagai kelompok kontrol negatif, yang hanya diberikan akuades. KK+ sebagai kelompok kontrol positif yang diberikan aspirin 65 mg/kg b.b. sebagai pembanding, serta KE1, KE2, dan KE3 sebagai kelompok eksperimen yang diberi infus daun sirih merah dengan dosis berturut-turut 4%, 2%, dan 1%. Asam asetat 1% dosis 10 ml/kg b.b. disuntikan secara intraperitonialuntuk reaksi geliat pada mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dapat mengurangi rasa sakit pada mencit dengan dosis terbaik 4%.

The Research on: The Effect of Infusion red betle Leaf (Piper betle L. Var. Rubrum) in writhing behaviour of mice (Mus musculus L.) males strain DDY. Has been conducted in laboratory of Developmental Biology, Departement of Biology, Faculty of Mathematic and Sciences, University of Indonesia on months March--May. Mice were divided into 5 groups, KK- as a negative control group which was given only Destilled water. KK+ as a positive control group given 65 mg/kg per weights as a comperative group. Groups KE1, KE2, KE3 are the experimental group which were given red betle leaf infusion in doses 4%, 2%, and 1%. Acetic acid 1% was injected intraperionally 10 ml/kg per weights to induced reaction in mice. The results showed that infussion of red betle leaf can reduce writhing behaviour causes of pain in mice, and the best dose is 4%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Hanifah
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian infus serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) terhadap gambaran histologi ginjal mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Sebanyak 28 ekor mencit dibagi secara acak dalam 4 kelompok yang terdiri atas satu kelompok kontrol (KK) dan tiga kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3). Kelompok kontrol diberi akuades dan kelompok perlakuan diberi infus serai wangi dengan dosis 2%, 4%, dan 8% (b/v). Masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas 7 ekor mencit. Pemberian bahan uji dilakukan selama 5 hari berturut-turut secara oral. Mencit dikorbankan 2 jam setelah pemberian infus terakhir. Organ ginjal diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Sediaan histologi diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) dan diamati dengan menggunakan mikroskop. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian infus serai wangi pada dosis 2% dan 4% (b/v) tidak berpengaruh terhadap rata-rata diameter kapsula Bowman, glomerulus, jarak ruang Bowman, serta berat basah organ ginjal, sedangkan pada dosis 8% (b/v) terlihat pengaruh yang nyata terhadap diameter kapsula Bowman dan glomerulus, namun tidak berpengaruh terhadap jarak ruang Bowman.

This research was designed to study the effect of citronella grass (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) infusion on renal histology of DDY male mice (Mus musculus L.). The animals were randomly devided into four groups, consisted of one control group (KK) and three treatment groups (KP1, KP2, and KP3). Control group were given distilled water and the other groups were given doses of citronella grass infusion 2%, 4%, and 8% (w/v) . Each group consisted of 7 mice. The test materials were administered for 5 consecutive days orally. The mice were sacrified at two hours after the last infusion. Kidneys were observed in macroscopic and microscopic. Histology slides stained with Haematoxyline Eosin (HE) and observed with microscope. Statistic study showed that there was no effect of citronella grass infusion at dose of 2% and 4% (w/v) against the average diameter of Bowman?s capsula, glomeruli, diamater of Bowman?s space, and kidneys weight, but there was a significant effect on the average diameter of Bowman?s capsula and glomeruli at a dose of 8% (w/v)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Ratna Setyaningsih
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian infus simplisia rosella (Hibiscus sabdariffa L.) secara oral terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juni 2010--Maret 2011. Mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol normal (KK1) diberi akuades selama 14 hari berturut-turut.
Kelompok kontrol perlakuan (KK2) diberi akuades secara oral selama 14 hari berturut-turut, serta induksi etanol (dosis 2,8 g/kg bb) pada hari ke 8--14 secara intraperitoneal (i.p). Kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. sabdariffa L. secara oral dengan dosis 1,5%; 3%; dan 6% selama 14 hari berturut-turut serta induksi etanol pada hari ke 8--14 secara i.p.
Hasil uji anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. sabdariffa L. dapat meningkatkan motilitas dan menurunkan abnormalitas spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Peningkatan motilitas dan penurunan abnormalitas spermatozoa terbaik dicapai oleh kelompok perlakuan dosis 3% dengan nilai mendekati kelompok kontrol normal.

The research on the influence of crude roselle (Hibiscus sabdariffa L.) infusion orally on the quality of spermatozoa DDY strain male mice (Mus musculus L.) was conducted in the Laboratory of Reproductive and Developmental Biology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences University of Indonesia on June 2010-March 2011. Mice were divided into 5 groups. The normal control group (KK1) was given distilled water for 14 consecutive days.
The treatment control group (KK2) were given distilled water orally for 14 consecutive days and induced ethanol (dose 2.8 g/kg bw) on day 8-14 by intraperitoneal (i.p). The treatment groups (KP1, KP2, and KP3) were given a crude H. sabdariffa L. infusion orally with doses of 1.5%, 3% and 6% for 14 consecutive days and induced ethanol on day 8-14 by i.p.
The results of one-way anova (P < 0.05) showed that crude H. sabdariffa L. infusion significantly increases spermatozoa motility and decreases abnormalities in all treatment groups. The best enhancement of increased motility and decreased abnormalities of spermatozoa was achieved by treatment group with dose of 3% H. sabdariffa L., with a value approaching the normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Lusyanah
"Telah dilakukan penelitian uji keamanan suspensi ekstrak n-heksana etil alkohol 70% Tribulus cistoides L. terhadap histologi ginjal Mus musculus L. jantan galur DDY. Tiga puluh ekor M. musculus jantan yang berumur 2 bulan dibagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol normal (KK1) dicekok dengan larutan carboxyl methyl cellulose (CMÿÿ 1%; kontrol positif (KK2) dicekok dengan larutan CMC 1%, dan pada hari ke-14 disuntik dengan larutan CCl4; serta 4 kelompok perlakuan (KP1, KP2, KP3, dan KP4) dicekok dengan suspensi ekstrak n-heksana etil alkohol 70% T. cistoides dosis 400; 800; 1600; dan 3200 mg/kg bb. Perlakuan dilakukan 14 hari berturut-turut, dan seluruh M. musculus dikorbankan pada 48 jam setelah perlakuan terakhir. Organ ginjal diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Hasil pengamatan mikroskopik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (α = 0,05) pada semua kelompok perlakuan terhadap diameter rata-rata glomerulus (KK1= 6,260 ± 0,496; KP1= 6,034 ± 0,163; KP2= 5,68 ± 0,375; KP3= 5,734 ± 0,628; KP4= 5,784 ± 0,170) μm, diameter rata-rata kapsula Bowman (KK1= 7,82 ± 0,084; KP1= 7,57± 0,239; KP2= 7,614 ± 0,421; KP3= 7,39 ± 0,461; KP4= 7,90 ± 0,327) μm, dan jarak rata-rata antara kapsula Bowman dengan glomerulus (KK1= 1,31 ± 0,116; KP1= 1,73 ± 0,331; KP2= 1,34 ± 0,110; KP3= 1,232 ± 0,173; KP4= 1,70 ± 0,09) μm."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>