Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husnul Khatimah
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas harian induk betina simakobu dalam masa laktasi di hutan Peleonan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai. Penelitian bertujuan untuk mengamati pola aktivitas harian induk betina simakobu dalam masa laktasi di alam. Penelitian pada induk betina simakobu dan bayi yang diasuhnya, dilakukan selama bulan September 2009-- Januari 2010 menggunakan metode focal animal sampling yang dimodifikasi dan ad libitum sampling. Aktivitas yang diamati dibagi menjadi dua golongan, yaitu aktivitas harian non pengasuhan dan aktivitas pengasuhan. Aktivitas harian non pengasuhan yang diamati adalah istirahat, makan, mencari makan, bergerak, dan kontak sosial. Aktivitas pengasuhan yang diamati adalah menggendong, menyusui, menelisik, serta kontak tubuh. Jarak merupakan salah satu bentuk pengasuhan lain yang diamati. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta dianalisis secara deskriptif. Persentase aktivitas harian non pengasuhan induk betina simakobu dalam masa laktasi menunjukkan bahwa aktivitas istirahat (71,83%) merupakan aktivitas tertinggi, diikuti dengan aktivitas makan (18,16 %), bergerak (8,64 %), mencari makan (1,07%), serta kontak sosial (0,31%). Persentase aktivitas pengasuhan induk betina simakobu dalam masa laktasi menunjukkan bahwa aktivitas menggendong (54,03 %) merupakan aktivitas tertinggi, diikuti dengan menyusui (15,99 %), menelisik (2,41 %), dan kontak tubuh (1,78 %). Persentase jarak antara induk betina dan bayi yang diasuhnya yaitu 25,91%. Jarak antara induk betina dan bayi yang paling sering terjadi adalah <1 m.

Daily activity of female simakobu Simias concolor siberu in lactation period at Peleonan forest, North Siberut, Mentawai islands, has been studied. The objective of this study is to observe the daily activity of female simakobu in lactation period in the wild. This study on female simakobu and her infants was conducted from September 2009 to January 2010 using modified focal animal sampling and ad libitum sampling method. The daily activities in this study are divided into non-caring and caring activities. Non-caring activities consists of resting, feeding, foraging, moving, and socializing. Caring activities consists of carrying, nipple contact, grooming, and body contact. Distance is another caring activity that was observed. Data were presented in tables, diagrams, and descriptive analysis. Percentage of non-caring activities showed that resting (71,83%) was the highest activity, followed by feeding (18,16 %), moving (8,64 %), foraging (1,07%), and socializing (0,31%). Percentage of caring activities showed that carrying (54,03 %) was the highest activity, followed nipple contact (15,99 %), grooming (2,41 %), and body contact (1,78 %). Percentage of distance between female simakobu and her infant was 25,91%. The highest distance between female simakobu and her infant was <1 metres."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puska Kamaliasari
"ABSTRAK
Penelitian tentang preferensi pohon tidur joja (Presbytispotenziani) di Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, telah dilakukan pada bulan Februari--Agustus 2010. Penelitian bertujuan untuk mengetahui preferensi dan karakteristik pohon tidur joja, serta memetakan pohon tidur tersebut di kawasan kajian. Penelitian dilakukan terhadap satu kelompok joja yang telah terhabituasi penuh. Metode yang digunakan adalah spotobservation. Hasil yang didapat menunjukkan tumbuhan yang dipakai sebagai pohon tidur sebanyak 13 spesies dengan kelimpahan tertinggi pada spesies petpetnuit atau nangka (Artocarpusinteger) sebesar 25,71%. Karakter pohon tidur yang digunakan di antaranya memiliki tinggi 26--30 m, diameter 41--70 cm, lebar tajuk 11--15 m, dan tidak dililit oleh liana. Joja cenderung memilih pohon tidur tertinggi dan terbesar, serta pohon yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan pada saat tidur. Distribusi pohon tidur tersebar di seluruh daerah jelajah (homerange) kelompok joja yang diamati, dengan pola mengelompok. Distribusi pohon tidur dipengaruhi oleh ketersediaan sumber pakan di kawasan kajian.

ABSTRACT
Research on the sleeping tree preference of joja (Presbytispotenziani) at Northern Siberut, Mentawai Island, was conducted in February to August 2010. This study aims to determine the preferences and characteristics of joja sleeping trees, and to map sleeping trees of joja in the study area. The data were collected from a group of well-habituated joja. Spot observation method used for characterizing the sleeping trees. The results found that the trees used as sleeping trees were found to be 13 species, and they were used repeatedly with highest frequency in petpetnuit or nangka (Artocarpusinteger) amounted to 25,71%. The height of the sleeping trees was within the range 26--30 m, the DBH was 41--70 cm, the diameter of the crown was 11--15 m, and the average 0,41 liana attached on the sleeping trees. Joja usually selected the tallest trees and the trees with the greates DBH. Joja tends to choose the sleeping trees that support the comfort while sleeping and avoid predation risk. The distribution of sleeping trees are clustered all over home range. The distribution of food source within the study area influencing the choice of joja sleeping trees."
Universitas Indonesia, 2011
S796
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Andri
"ABSTRAK
Malaria masih menjadi salah satu masalah penyakit daerah tropik utama dan lebih dari separuh penduduk dunia berisiko terinfeksi. Indonesia sebesar -46,3% penduduknya hidup di daerah endemik malaria, diperkirakan terjadi 15 juta kasus tiap tahunnya dan hanya 20% kasus yang ditangani oleh fasilitas-fasilitas kesehatan pemerintah. Kecamatan Siberut Selatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk salah satu daerah endemis malaria di Propinsi Sumatera Barat dengan angka Annual Malaria Incidence sebesar 54,6 perseribu penduduk.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah responden 250 orang dewasa yang menderita malaria klinis dalam sebulan terakhir, bertujuan untuk melihat perilaku pencarian pengobatan penderita malaria klinis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Hasil penelitian didapatkan prevalensi malaria klinis sebesar 6, 1% dan sebesar 79% penderita berobat tidak ke fasilitas kesehatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatar. adalah jenis kelamin dengan PR = 1,19 ( 95% CI: 1,06-1,34 ), pendidikan dengan PR = 1 ,4 ( 95% CI: 1,08-1,81 ), kepemilikan speedboat dengan PR = 2,06 ( 95% CI: 1,30-3,26 ), persepsi rentan dengan PR = 1,18 ( 95% CI:1,05-1,33 ), kepercayaan tradisional dengan PR = 1,24 ( 95% CI: 1,02-1,51 ), jarak dengan PR = 1,20 ( 95% CI: 1,06-1,36 ), biaya dengan PR = 1,24 ( 95% CI: 1,09-1,42 ) dan penyuluhan dengan PR = 1,29 ( 95% CI: 1,06-1,57 ).

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah jenis kelamin dengan POR = 2,60, pendidikan dengan POR = 2,93, kepemilikan speedboat dengan POR = 6,67, kepercayaan tradisional dengan POR = 2,32, jarak dengan POR = 3,49 dan penyuluhan dengan POR = 4,42 .

Upaya yang bisa dilakukan untuk merubah perilaku pencanan pengobatan penderita malaria klinis adalah dengan mempermudah akses masyarakat untuk berobat ke fasilitas kesehatan, meningkatkan penyuluhan tentang penyakit malaria dan perbaikan ekonomi masyarakat pedesaan.

"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmanto
"Local wisdom of Mentawai people in managing forest and natural resources in Siberut, Indonesia."
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia; Unesco, 2012
634.92 DAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rifqi Naufal
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis nilai PGA di Kepulauan Mentawai untuk segment Siberut dan segment Pagai berdasarkan variasi kedalaman di crust dan interplate dengan menggunakan persamaan empiris Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) serta Lin and Wu (2010). Kemudian nilai PGA yang didapatkan dari masing-masing persamaan empiris ini dibandingkan dengan shakemap dari USGS. Peta persebaran nilai PGA yang didapatkan dari perhitungan empiris menunjukan bahwa persamaan yang paling mendekati dengan nilai PGA pada shakemap adalah persamaan empiris Si and Midorikawa. Dari persamaan tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai PGA dari Mmax setiap segment. Hasil yang diperoleh untuk segment Siberut, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 8.1915 – 11.1466 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Utara. Sedangkan untuk kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 0.9658 – 3.3527 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Siberut Selatan. Kemudian untuk segment Pagai, pada kedalaman crust memiliki nilai PGA sekitar 0.8859 – 8.2995 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Selatan dan pada kedalaman interplate memiliki nilai PGA sekitar 1.1867 – 3.6882 g dengan wilayah yang memiliki nilai PGA tertinggi adalah Pagai Utara.

The analysis of PGA values in the Mentawai Islands for the Siberut and Pagai segments was based on variations in crust and interplate using the empirical equations of Si and Midorikawa (1999), Donovan (1973) and Lin and Wu (2010). The PGA values obtained from each of these empirical equations were compared with the shakemap generated by USGS. The map derived from those empirical calculations shows that the maximum PGA value from the Si and Midorikawa empirical equation is the closest to the one generated by USGS based on the shakemap. From the chosen equation, we calculate the PGA value of Mmax for each segment. The PGA estimation on the Siberut segment of the crust shows values between 8.1915 – 11.1466 g, with the highest PGA value is North Siberut. While the one on the interplate has a PGA value, PGA values between 0.9658 – 3.3527 gl with the region that has the highest PGA value being South Siberut. Then, for the Pagai segment, the crust has a PGA value between 0.8859 – 8.2995 g, with the highest PGA value is South Pagai and the interplate having a PGA value between 1.1867 – 3.6882 g with the highest PGA value is North Pagai."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fathurahman
"Tesis ini meneliti tentang strategi elektrifikasi desa terpencil, dengan demografi penduduk yang tersebar, dan kondisi infrastruktur tertinggal dipedalaman pulau Siberut. Serta dilakukan analisa teknik dan finansial terhadap sistem pembangkit listrik yang direncanakan tersebut. Pembangunan listrik pedesaan harus melibatkan masyarakat lokal pada setiap tahapannya, memperhatikan adat istiadat setempat, profesi mayoritas masyarakat, dan potensi energi terbarukan yang terdapat dilokasi, serta kondisi geografis. Hal ini supaya sistem pembangkit energi listrik yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, serta dapat menjangkau warga sebanyak mungkin. Pembangkit listrik sistem gasifikasi biomassa dengan tabung listrik sebagai media distribusi energi listrik kepada masyarakat desa dipilih untuk diterapkan didesa Bojakan. Jenis biomassa adalah kaliandra merah (calliandra calothyrsus) yang mudah tumbuh disegala jenis tanah dan iklim. Hasil proyeksi permintaan energi listrik desa Bojakan tahun 2031 adalah sebesar 134.37 kWh/hari, jumlah rumah tangga sebanyak 428 unit dan fasilitas desa sebanyak 25 unit. Jumlah tabung listrik dibutuhkan sebanyak 906 unit, yang terdiri dari 453 unit utama, dan 453 unit cadangan. Hasil simulasi optimisasi menunjukkan jumlah energi listrik yang diproduksi sebesar 61.164 kWh/tahun, jumlah biomassa yang dibutuhkan adalah sebanyak 64,1 ton/tahun, dan emisi CO2 yang dihasilkan adalah 103 kg/tahun. Analisa finansial dilakukan dengan parameter seperti LCOE, NPV, IRR dan payback period. LCOE yang didapatkan adalah sebesar Rp 2,234.58/kWh atau USD 0.16/kWh, NPV pada posisi positif dengan nilai Rp 99,324,358.-, IRR sebesar 13%, dan payback period selama 7 tahun. Skema usaha yang dikembangkan adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai dengan keinginan dan keahlian yang mereka miliki mulai dari sektor hulu hingga hilir, sehingga tidak ada pihak yang merasa termarjinalkan dengan hadirnya investasi pembangkit listrik.

This thesis researches the electrification strategy of a rural village with scattered demographics of the population, and bad infrastructure in the Siberut island. As well as conducted technical and financial analysis of the power generation system that was proposed. Rural electricity development must involve the local community at every stage, paying attention to local culture and wisdom, the majority professions of the community, and the potential for renewable energy in the location, as well as geographical conditions. This is so that the electrical energy generation system that is built can run properly and sustainably, and can reach as many residents as possible. A power plant with a biomass gasification system with a portable battery as a media for distributing electrical energy to rural communities was selected to be implemented in the Bojakan village. The type of biomass is calliandra (calliandra calothyrsus) which is easy to grow in all types of soil and climate. The result of the demand projection for electricity in Bojakan village in 2031 is 134.37 kWh/day, the number of households is 428 units and village facilities are 25 units. The number of electric tubes required is 906 units, consisting of 453 main units and 453 backup units. The optimization simulation results show the amount of electrical energy produced is 61.164 kWh/year, the amount of biomass needed is 64.1 tons/year, and the CO2 emissions produced are 103 kg/year. Financial analysis is carried out with parameters such as LCOE, NPV, IRR, and payback period. The LCOE obtained is Rp. 2,234.58/kWh or USD 0.16/kWh, NPV is in a positive position with a value of Rp 99,324,358.-, IRR is 13%, and the payback period is 7 years. The business scheme developed is to provide the widest possible opportunity for the community according to their wishes and expertise from the upstream to downstream sectors, so that no party feels marginalized by the presence of power plant investment."
2022: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Putri Pratamadewi Widianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai Pola Perilaku Pengasuhan Induk Betina Orangutan (Pongo sp.) terhadap Anak di Kawasan Konservasi Ex-Situ Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pola perilaku harian dan pengasuhan, faktor-faktor yang memengaruhi, dan pengaruh perilaku harian induk betina orangutan di Taman Safari Bogor terhadap perilaku pengasuhannya. Subjek pengamatan yang diamati berjumlah dua individu induk betina orangutan, yaitu P1 (Pongo pygmaeus) di Kandang Lokasi dan P2 (Pongo abelii) di Baby Zoo yang memiliki anak berumur 1 dan 4 tahun masing-masingnya. Pengamatan perilaku harian menggunakan metode pencatatan focal instantaneous sampling dengan time point 5 menit. Pengamatan perilaku pengasuhan menggunakan metode pencatatan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama satu bulan dengan pengulangan sebanyak 12 kali untuk masing-masing individu. Hasil penelitian didapatkan data yang setara dengan 156 jam waktu pengamatan. Perilaku harian P1 didominasi oleh aktivitas moving (38,6%), sedangkan P2 didominasi oleh aktivitas feeding (41,7%). Perilaku pengasuhan P1 didominasi oleh aktivitas encourages (34,0%), sedangkan P2 didominasi oleh aktivitas breast feeding (29,1%). Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan usia orangutan anak yang lebih besar pada P2 dibandingkan dengan P1. Aktivitas orangutan anak berupa begging menyebabkan tingginya aktivitas breast feeding sebagai bentuk positive feedback dari induk betina orangutan. Mother rejection ditemukan pada P1 sebagai bentuk dorongan lokomosi, sedangkan pada P2 disebabkan oleh tingginya aktivitas orangutan anak. Pola perilaku harian dan pengasuhan induk betina orangutan P1 dan P2 berbeda secara signifikan (Uji Friedmann, P<0,05). Umur orangutan anak dan pemberian enrichment merupakan faktor yang secara umum paling berpengaruh pada pola perilaku harian dan pengasuhan induk betina orangutan di Taman Safari Bogor. Perilaku harian berupa feeding dan moving cenderung memengaruhi perilaku pengasuhan sebagai bentuk pilihan investasi waktu dan energi oleh induk betina orangutan (Uji Spearman, P<0,05).

Research has been conducted about Parenting Pattern of Mother Orangutans (Pongo sp.) to Their Infants in Ex-Situ Conservation Site Taman Safari Bogor, West Java. The study was conducted to evaluate the patterns of daily behavior and parenting activities, factors that influence it, and the influence of daily behavior of mother orangutans in Taman Safari Bogor on their parenting behavior. Subjects observed were two orangutan female parents, namely P1 (Pongo pygmaeus) in Kandang Lokasi and P2 (Pongo abelii) at the Baby Zoo which had children aged 1 and 4 years respectively. Observation of daily behavior using the focal instantaneous sampling recording method with a time point of 5 minutes. Observation of parenting behavior using the ad libitum recording method. Observations were carried out for one month with repetition 12 times for each individual. The results of the study obtained data equivalent to 156 hours of observation time. P1 daily behavior is dominated by moving activities (38.6%), whereas P2 is dominated by feeding activities (41.7%). P1 parenting behavior is dominated by encourages activities (34.0 %), whereas P2 is dominated by breast feeding activities (29.1%). This is due to the greater age in P2 compared to P1. Activities of infant orangutans in the form of begging cause high breast feeding activities as a form of positive feedback from mother orangutans. Mother rejection was found in P1 as a form of locomotion drive, whereas in P2 was caused by high activity of infant orangutans. Daily behavior patterns and parental care of orangutan mother P1 and P2 are differed significantly (Friedmann's Test, P<0.05). Age of infants orangutans and enrichment are generally the most influential factors in the daily behavioral and parenting patterns of mother orangutans in Taman Safari Bogor. Daily behavior in the form of feeding and moving tends to influence parenting behavior as a form of investment choice of time and energy by mother orangutans (Spearman Test, P<0.05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Survey of entomology and malariometric was conducted in a newly developed area in Muara Siberut subdistrict
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Persoon, Gerard A.
"Singing is the most important element of the traditional music culture on Siberut, the largest of the Mentawai Islands (West Sumatra, Indonesia). There are various types of songs on the island. Some of them are related to the world of spirits and ancestors. These are mainly sung by shamans during healing ceremonies and rituals. Other songs are made up by men and women during their daily activities, when they are fishing out at sea or when they take a rest from collecting forest products. Various animals (birds, primates, reptiles) or natural forces (wind, thunder) provide inspiration for lyrics and melodies, as do special events, like the arrival of a logging company on the island). In this article, we discuss the process of recording the songs and other types of music of the island and the production of two CDs and the reactions of the singers and the community to the presentation of the CDs. In a context of decades of suppression of various aspects of the traditional culture (religion, tattoo, loincloth) documentation of a form of intangible culture and its positive appreciation can generate a sense of pride among a local community. In addition, we have added an extensive appendix to this article containing the lyrics of a number of songs in both the local language as well as in translation. It allows readers to get an idea of the poetic nature of the song literature of the Mentawaians."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>