Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyagita Meyril Rahmadhani
"Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Biologi Perkembangan Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI untuk mengetahui potensi antihepatotoksik infus simplisia Hippocampus kuda Bleeker (kuda laut) terhadap Mus musculus Linnaeus (mencit) jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, terdiri atas kelompok kontrol 1 (KK1) yang diinjeksi dengan minyak zaitun secara intraperitoneal, kelompok kontrol 2 (KK2) dan 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang diinjeksi dengan larutan CCl4 dosis tunggal 400 mg/kg bb secara intraperitoneal. Kelompok kontrol (KK1 dan KK2) selanjutnya diberi akuades secara oral sedangkan kelompok perlakuan (KP1,KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. kuda secara oral dengan dosis masing-masing 2,4%; 4,8%; dan 7,2% b/v sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam, dimulai pada 12 jam setelah pemberian CCl4. Seluruh mencit dikorbankan pada 48 jam setelah pemberian CCl4 (KK2, KP1, KP2, dan KP3) dan minyak zaitun (KK1), kemudian organ hati diisolasi melalui pembedahan untuk selanjutnya diamati dan dibuat sediaan histologisnya.
Hasil uji anava satu faktor menunjukkan adanya pengaruh (P < 0,05) pemberian infus simplisia H. kuda terhadap ukuran diameter vena sentralis dan berat basah organ hati antara kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) dengan kelompok kontrol (KK1 dan KK2). Diameter rata-rata vena sentralis (50,084 μm  4,817) dan berat basah rata-rata organ hati (2,793 g  0,180) mencit yang diberi secara oral infus simplisia 7,2% b/v merupakan nilai yang paling mendekati diameter hati normal atau KK1 (47,402 μm  0,881) dan berat basah organ hati normal atau KK1 (2,519 g  0,109). Hasil pengamatan semikuantitatif menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. kuda memiliki potensi antihepatotoksik dengan potensi tertinggi terdapat pada KP3 atau kelompok perlakuan dengan dosis 7,2% b/v."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Danuta
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh suspensi simplisia kuda laut (Hippocampus kuda Bleeker) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juli--Oktober 2008. Dua puluh empat mencit dikelompokkan dalam 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Kelompok kontrol (KK) dicekok dengan minyak wijen. Tiga kelompok eksperimen lainnya (KE 1, KE 2, KE 3) dicekok dengan suspensi simplisia kuda laut dengan dosis berturut-turut 0,2; 0,4; 0,6 g/kg bb/hari selama 36 hari. Mencit dikorbankan pada hari ke-37 dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin.
Hasil uji Anava 1-faktor (α = 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata terhadap diameter tubulus seminiferus dan berat testis antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok perlakuan maupun di antara kelompok perlakuan. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatogonia A menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (4,67 ± 0,67) dengan KK (3,31 ± 0,51), sedangkan KE 1 (3,88 ± 0,74) dan KE 3 (3,05 ± 0,43) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji perbandingan berganda (LSD, α = 0,05) terhadap rata-rata jumlah sel spermatosit pakiten menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara KE 2 (8,23 ± 0,67) dengan KK (6,25 ± 0,87), sedangkan KE 1 (7,14 ± 1,10) dan KE 3 (6,17 ± 0,51) tidak berbeda nyata dengan KK. Hasil uji LSD terhadap rata-rata skor metode Johnsen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara KK (9,27 ± 0,19) dengan KE 1 (9,55 ± 0,20), KE 2 (9,67 ± 0,18) dan KE 3 (9,54 ± 0,24). Dengan demikian, pemberian suspensi simplisia kuda laut dosis 0,4 g/kg bb merupakan dosis yang paling berpengaruh terhadap spermatogenesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mandarini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Maisari
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hepatoprotektif infus simplisia sirih merah pada dosis 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v terhadap histologi hati Mus musculus L. jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok, yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol perlakuan, dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol perlakuan diberi akuades selama 7 hari. Tiga kelompok perlakuan diberi infuse simplisia sirih merah dengan dosis masing-masing 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan dan tiga kelompok perlakuan diinduksi karbon tetraklorida pada waktu 2 jam setelah pemberian akuades atau infus terakhir.
Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan adanya pengaruh hepatoprotektif terhadap diameter rata-rata vena sentralis, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat basah organ hati. Data persentase derajat kerusakan lobulus hati juga menunjukkan adanya perbedaan tiap kelompok perlakuan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dosis 2,4% berpotensi sebagai hepatoprotektif."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Dewi Kaniawati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian senyawa dimer isoeugenol terhadap histologi hati mencit (Mus musculus) jantan galur DDY. Tiga puluh ekor mencit dibagi dalam 6 kelompok, terdiri atas kelompok kontrol normal, kelompok kontrol perlakuan, dan kelompok perlakuan yang diberikan senyawa dimer isoeugenol secara oral dengan dosis 2 mg/kg bb, 4 mg/kg bb, 6 mg/kg bb, dan 8 mg/kg bb. Bahan uji diberikan setiap hari selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan dan empat kelompok perlakuan diinduksi karbon tetraklorida pada waktu 2 jam setelah pemberian minyak zaitun atau senyawa dimer isoeugenol terakhir. Data persentase derajat kerusakan lobulus hati menunjukkan adanya perbedaan pada tiap kelompok perlakuan. Dosis 6 mg/kg bb diketahui dapat memberikan pengaruh hepatoprotektif terhadap histologi hati mencit. Hasil uji Anava 1-faktor menunjukkan tidak terdapat pengaruh pemberian dimer isoeugenol terhadap berat basah dan diameter vena sentralis hati mencit.

The aim of this study was to find hepatoprotective potency of isoeugenol dimer on liver histology of DDY strain male mice (Mus musculus). Thirty male mice were divided into 6 groups, consisting of normal control group, treatment control group, and four treatment groups. The treatment groups were administered with isoeugenol dimer orally at dose 2 mg/kg bw, 4 mg/kg bw, 6 mg/kg bw, and 8 mg/kg bw for 7 days in daily. Treatment control group and treatment groups were induced by carbon tetrachloride 2 hours after the last administration of olive oil or isoeugenol dimer. Data of the percentage damage degree of liver lobules showed that administration of isoeugenol dimer dose 6 mg/kg bw were given hepatoprotective effect on mice liver histology. Statistical analyisis using 1-factor Anava showed that there were no hepatoprotective effect of isoeugenol dimer on gross weight and central vein diameters of mice liver."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43053
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vinda Ratna Setyaningsih
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian infus simplisia rosella (Hibiscus sabdariffa L.) secara oral terhadap kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Juni 2010--Maret 2011. Mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Kelompok kontrol normal (KK1) diberi akuades selama 14 hari berturut-turut.
Kelompok kontrol perlakuan (KK2) diberi akuades secara oral selama 14 hari berturut-turut, serta induksi etanol (dosis 2,8 g/kg bb) pada hari ke 8--14 secara intraperitoneal (i.p). Kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) diberi infus simplisia H. sabdariffa L. secara oral dengan dosis 1,5%; 3%; dan 6% selama 14 hari berturut-turut serta induksi etanol pada hari ke 8--14 secara i.p.
Hasil uji anava 1-faktor (P < 0,05) menunjukkan bahwa pemberian infus simplisia H. sabdariffa L. dapat meningkatkan motilitas dan menurunkan abnormalitas spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Peningkatan motilitas dan penurunan abnormalitas spermatozoa terbaik dicapai oleh kelompok perlakuan dosis 3% dengan nilai mendekati kelompok kontrol normal.

The research on the influence of crude roselle (Hibiscus sabdariffa L.) infusion orally on the quality of spermatozoa DDY strain male mice (Mus musculus L.) was conducted in the Laboratory of Reproductive and Developmental Biology, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences University of Indonesia on June 2010-March 2011. Mice were divided into 5 groups. The normal control group (KK1) was given distilled water for 14 consecutive days.
The treatment control group (KK2) were given distilled water orally for 14 consecutive days and induced ethanol (dose 2.8 g/kg bw) on day 8-14 by intraperitoneal (i.p). The treatment groups (KP1, KP2, and KP3) were given a crude H. sabdariffa L. infusion orally with doses of 1.5%, 3% and 6% for 14 consecutive days and induced ethanol on day 8-14 by i.p.
The results of one-way anova (P < 0.05) showed that crude H. sabdariffa L. infusion significantly increases spermatozoa motility and decreases abnormalities in all treatment groups. The best enhancement of increased motility and decreased abnormalities of spermatozoa was achieved by treatment group with dose of 3% H. sabdariffa L., with a value approaching the normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harmita Maharani
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi nefroprotektif dimer isoeugenol terhadap histologi ginjal mencit jantan galur DDY. Tiga puluh ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam enam kelompok, yang terdiri atas kelompok kontrol normal, kelompok kontrol kerusakan, dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol dicekok dengan minyak zaitun selama 7 hari berturut-turut. Kelompok perlakuan dicekok dengan larutan dimer isoeugenol dosis 2, 4, 6, dan 8 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol kerusakan dan kelompok perlakuan diinjeksi intraperitoneal dengan karbon tetraklorida dua jam setelah pemberian dosis hari ke-7. Ginjal diamati secara makroskopik dan mikroskopik.
Uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh nefroprotektif dimer isoeugenol terhadap rata-rata diameter kapsula Bowman, diameter glomerulus, dan jumlah tubulus proksimal yang menutup, namun tidak terdapat pengaruh terhadap ratarata diameter ruang Bowman dan berat basah ginjal. Hasil penelitian menunjukkan setiap dosis perlakuan dimer isoeugenol memiliki pengaruh nefroprotektif. Dimer isoeugenol dosis 4 mg/kg bb menunjukkan pengaruh paling baik.

This research was designed to investigate the nephroprotective potential of isoeugenol dimer on DDY strain male mice kidney histology. The animals were divided randomly into six groups, consisted of normal control group, injury control group, and treatment groups. Control groups were administered olive oil orally for 7 consecutive days. Treatment groups were administered doses of isoeugenol dimer solution 2, 4, 6, and 8 mg/kg w/v orally for 7 consecutive days. Injury control group and treatment groups was induced by intraperitoneal administration of carbon tetrachloride 2 hours after the 7th dose. Kidneys were observed in macroscopic and microscopic.
Statistic study showed that there was a nephroprotective effect of isoeugenol dimer against the average diameter of Bowman's capsule, diameter of glomerulus, and total complete obliteration proximal tubule lumen, but no effect was found on the average diameter Bowman's space and kidney weight. The result showed that each dose of isoeugenol dimer has a nephroprotective effect. Isoeugenol dimer dose 4 mg/kg w/v has the best effect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>