Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kebanyakan penelitian mengenai kriminalitas lebih difokuskan pada aspek sosiologi. Penelitian mengenai kenakalan remaja, kejahatan profesional, penyebab terjadi kejahatan dan berbagai aspek kriminalitas lainnya telah banyak dibuat. Namun penelitian mengenai kriminalitas dari aspek karakteristik wajah sang pelaku kejahatan itu sendiri sangatlah jarang dibuat. Penelitian yang dibuat ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis kejahatan dengan karakteristik wajah pelaku kejahatan tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi langsung. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis diskriminan dan classification tree. Dengan analisis diskriminan didapat fungsi diskriminan yang memisahkan tiap kelompok kejahatan berdasarkan karakteristik wajahnya, fungsi ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan observasi baru ke dalam salah satu kelompok kajahatan. Dengan classification tree didapat ciri wajah seorang narapidana dengan jenis kejahatan tertentu."
Universitas Indonesia, 2007
S27666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeilla Rahmi Anggraini
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menular melalui udara dan berasal dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dari individu terinfeksi. Apabila individu terinfeksi TB gagal dalam pengobatan dan kemudian resisten terhadap minimal dua obat anti TB, maka akan terpicu fase baru dari TB yang dikenal sebagai multi-drug resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia berada pada urutan ketiga dengan kasus TB terbanyak di dunia setelah India dan Tiongkok. Tingginya kasus atau insiden TB dan MDR-TB setiap tahun di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya dari penyakit TB. Pada skripsi ini, dikonstruksi model matematika SIR (Susceptible, Infected, Recovered) untuk penyebaran TB dan MDR-TB dengan mempertimbangkan laju kejadian bersaturasi. Pada laju kejadian bersaturasi, terdapat koefisien penghambat penyebaran infeksi yang menggambarkan tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap jumlah infeksi di lapangan. Kajian analitis dan numerik dilakukan terhadap model yang diperkenalkan untuk menentukan titik-titik keseimbangan dan basic reproduction number (R0). Basic reproduction number dari model yang dikonstruksi merupakan nilai maksimum dari dua buah basic reproduction number yang mewakili penyebaran penyakit TB (R01) dan MDR-TB (R02). Didapatkan bahwa ketika R0<1, titik keseimbangan bebas penyakit akan stabil secara asimtotik. Beberapa simulasi numerik diberikan untuk memvisualisasikan untuk kajian model. 

Tuberculosis (TB) is a disease that is transmitted through the air and comes from the bacterium Mycobacterium tuberculosis. The disease is transmitted through direct contact from an infected individual. If an individual infected with TB fails treatment and becomes resistant to at least two anti-TB drugs, a new phase of TB will be triggered, known as multi-drug resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia is in third place with the most TB cases in the world, after India and China. The high cases or incidences of TB and MDR-TB every year in Indonesia are influenced by several factors, including the lack of public awareness of the dangers of TB disease. In this thesis, a mathematical model of SIR (Susceptible, Infected, Recovered) is constructed for the spread of TB and MDR-TB by considering the saturated incidence rate. At the saturated incidence rate, there is a coefficient of inhibiting the spread of infection, which describes the level of public awareness of the number of infections in the field. Analytical and numerical studies were conducted on the introduced model to determine the equilibrium points and basic reproduction number (R0). Basic reproduction number from the constructed model is the maximum value of two basic reproduction numbers representing the spread of TB disease (R01) and MDR-TB disease (R02). It is found that when R0<1, the disease-free equilibrium point will be asymptotically stable. Several numerical simulations are provided to visualize for model studies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Raudah Jinan
"Herpes adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus.
Herpes Simplex Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual baik secara vaginal,
anal, maupun oral WHO (2022). Pada umumnya, terdapat dua jenis Herpes Simplex
Virus yang menyebabkan penyakit Herpes yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 merupakan
tipe yang menyebabkan munculnya lesi kecil berisi cairan yang disebut cold sore atau
fever blister pada daerah bibir atau sekitar mulut (CDC, 2022). Sedangkan HSV-2
merupakan jenis virus yang seringkali menyebabkan penyakit herpes genital. Namun,
HSV-2 juga dapat menyebabkan herpes mulut dikarenakan aktivitas seksual dengan
mulut (CDC, 2022). Kedua jenis Herpes Simplex Virus dapat menginfeksi individu tanpa
memandang usia baik remaja maupun lansia. Berbagai upaya dilakukan untuk
mengendalikan Herpes. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu kampanye pendidikan
mengenai aktivitas seksual yang harus dihindari serta penggunaan alat kontrasepsi.
Selain itu, pengendalian Herpes dapat juga dilakukan dengan menjalani pengobatan
berupa mengkonsumsi obat antivirus dengan durasi tertentu kepada individu yang
terinfeksi HSV-1 maupun HSV-2 . Pada penelitian ini, dikonstruksi model penyebaran
Herpes terhadap aktivitas seksual. Model matematika tersebut dikaji secara analitik dan
simulasi numerik. Kajian analitiknya antara lain mengenai eksistensi titik keseimbangan
bebas penyakit, kestabilan titik kesimbangan bebas penyakit, titik keseimbangan
endemik, dan basic reproduction number (R0). Dari hasil R0 diperoleh bahwa
kampanye pendidikan aktivitas seksual dan penggunaan kontrasepsi berpengaruh
terhadap penyebaran penyakit. Simulasi numerik juga dilakukan agar dapat
menggambarkan fenomena di lapangan dan memahami dinamika jangka panjang dari
model yang dikonstruksi.

Herpes is a sexually transmitted disease caused by the Herpes Simplex Virus. Herpes Simplex Virus can be transmitted through sexual intercourse either vaginally, anal, or orally (WHO, 2022). In general, there are two types of Herpes Simplex the viruses that cause herpes are HSV-1 and HSV-2. HSV-1 is the type that causes small, fluid-filled lesions called cold sores or fever blisters on the lips or around the mouth (CDC, 2022). While HSV-2 is a type of virus that often causes genital herpes. However, HSV-2 can also cause oral herpes due to sexual activity mouth (CDC, 2022). Of the two types of Herpes Simplex Virus can infect individuals regardless of age, both teenagers and the elderly. Various attempts have been made to control Herpes. One of the strategies carried out is an educational campaign about activities of sexual intercourse that should be avoided and the use of contraceptives. Plus, control of Herpes can also be done by undergoing treatment in the form of taking drugs and antiviral agents with a specific duration for individuals infected with HSV-1 and HSV-2. In this study, a model for the spread of herpes to sexual activity was constructed. The mathematical model has been studied analytically and in numerical simulation. Study the analysis includes, among other things, the existence of a disease-free equilibrium point, the stability of the disease-free equilibrium point, the endemic equilibrium point, and the basic reproduction number R0. From the results of R0 it is obtained that the education campaign on sexual activity and the use of contraception affect the spread of disease. Numerical simulations are also carried out in order to describe the phenomena in the field and understand the long-term dynamics of the constructed model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ifdial
"Penyakit Schistosomiasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma yang hidup di air tawar dengan inang perantara yaitu keong air tawar. Proses infeksi terjadi ketika manusia melakukan kontak dengan air yang sudah terkontaminasi dengan cacing Schistosoma. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan adalah, antara lain kampanye penggunaan alat pelindung diri, pengobatan bagi seseorang yang telah terinfeksi dan pengendalian jumlah populasi keong air tawar dengan pemberian predatornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi dan menganalisa model matematika transmisi schistosomiasis dengan beberapa intervensi yang melibatkan populasi manusia, cacing dan keong. Dalam model ini terdapat populasi manusia yang terdiri dari manusia rentan, manusia terinfeksi dan manusia yang telah sembuh dari penyakit, kemudian populasi keong terdiri dari keong rentan dan keong terinfeksi serta populasi cacing terdiri dari miracidia dan cercariae. Metode penelitian yang digunakan pada skirpsi ini adalah studi literatur, kajian analitik dan simulasi numerik terhadap model yang dikonstruksi menggunakan software Maple dan Matlab. Kajian analitik yang dilakukan yaitu mencari dan menganalisis titik keseimbangan, menentukan angka reproduksi dasar ℛ0 dan menyelidiki eksistensi bifurkasi dari model yang telah dikonstruksi. Simulasi numerik dilakukan untuk menggambarkan hasil analitik yang diperoleh. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan tiga intervensi yang tersedia di lapangan merupakan cara alternatif dalam upaya pengendalian penyebaran penyakit Schistosomiasis.

Schistosomiasis disease is a parasitic disease caused by bloodworms Schistosoma that live in freshwater with an intermediate host that is freshwater snails. The process of infection occurs when humans make contact with water that has been contaminated with Schistosoma worms. Some of interventions that can be done are campaigns to use personal protective equipment, treatment for a person who has been infected, and controlling the number of freshwater snail populations by giving its predators. This study aims to construct and analyze mathematical models of schistosomiasis transmission with several interventions involving population of humans, worms, and snails. In this model there is a human population consisting of susceptible humans, infected humans, and humans who have recovered from the disease, then the population of snails consists of vulnerable snails and infected snails and the worm population consists of miracidia and cercariae. The research method used in this thesis is literature studies, analytical studies, and numerical simulations of models constructed using Maple and Matlab software. Analytical studies that were carried out are searching and analyzing the equilibrium point, determining the basic reproduction number ℛ0, and investigating the existence of bifurcation of the constructed model. Numerical simulations are performed to describe the results of the analytics obtained. It can be concluded that the presence of three interventions available in the field is an alternative way in efforts to control the spread of Schistosomiasis disease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Roselina
"Belajar adalah suatu proses dimana tenjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik (guruatau dosen). Keberhasilan belajar bisa dikatakan tidak bisa lepas dari aspek calon mahasiswa yang berpotensi agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat dilaksanakan secara optimal. Calon mahasiswa yang berpotensi didapatkan dari Sipcnsimann. Selain dari nilai Sipensimaru, calon mahasiswa yang berpotensi adalah calon mahasiswa yang memiiiki prestasi belajar baik semasa sekolahnya.
Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu didapatkazmya cara untuk memprediksi prestasi belajar mahasiswa angkatan kelima sampai dengan kedelapan di Prodi Keperawatan Persahabatan Poltekkes Depkes Jakarta HI berdasarkan nilai kelulusan SMU, nilai Matematika Sipcnsimaru, nilai IPA Sipensimaru, nilai Bahasa Indonesia Sipensimaru dan nilai Bahasa Inggris Sipensimaru dengan menggunakan analisis diskximinan. Variabel-variabel prediktor yang secara signifikan membcdakan kelompok prestasi belajar mahasiswa angkatan V sampai dengan VIII di Prodi Keperawatan Persahabatan Poltekkes Depkes Jakarta III adalah Nilai Bahasa Indonesia Sipensimaru, Nilai Bahasa Inggris Sipensimam, Nilai Kclulusan SMU dan Nilai IPA Sipensimaru, dimana Nilai Bahasa Indonesia Sipensimaru merupakan variabel prediktor dominan.
Model diskriminan yang dapat digunakan untuk prediksi prestasi belajar adalah - 7,114 + 4,250 Nilai IPA Sipensimaru + 3,108 Nilai Bahasa Inggris Sipensimam + 2,502 Nilai Bahasa Indonesia Sipensimaru + 0,548 Nilai Kclulusan SMU, dengan batasan nilai diskriminan sebesar -3,582 x 104. Hasii validitas silang memiliki angka ketepatan prediksi sebesar 69,03%. Model diskriminan dengan batasan nilainya memiliki nilai area di bawah kurva Receiver Operator Characzeristic (ROC) sebcsar 0,795 dengan nilai p 0,000."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XI/2013 menyatakan pancasila sebagai dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 kedudukannya tidak bisa disejajarkan dengan UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI yang oleh Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol disebut sebagai empat pilar berbangsa dan bernegara. Mengingat manfaatnya bagi upaya membangun karakter bangsa, Mahkamah Konstitusi tetap menyatakan konstitusional upaya partai politik maupun lembaga negara lainnya yang melaksanakan pendidikan politik melalui pemasyarakatan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika. Mahkamah Konstitusi memberikan model pendidikan karakter yang perlu dikembangkan yaitu tidak terbatas kepada keempat hal tersebut, melainkan masih banyak aspek lainnya antara lain, negara hukum, kedaulatan rakyat, wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan lain sebagainya. Pemerintah pada dasarnya memegang tanggung jawab utama dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi warga negaranya. Pemerintah perlu memikirkan alternatif untuk membentuk sebuah lembaga khusus untuk merumuskan dan melaksanakan pendidikan karakter bangsa yang efektif"
JK 11 (1-4) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Taufiq
"ABSTRAK
Tantangan utama di dalam mengatasi masalah kemiskinan apabila dikaitkan dengan
tenaga kerja adalah tingginya prevalensi pekerja di sektor informal. Kondisi pasar
kerja di Indonesia pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan
kerja merupakan pekerja informal yaitu mencapai 58,35 persen dengan tingkat
pendidikan yang masih rendah. Salah satu poin kunci mengatasi kemiskinan jika
dikaitkan dengan tenaga kerja adalah melakukan transisi ekonomi dari informal
menjadi formal. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
pendidikan terhadap pindah pekerjaan dari pekerja informal menjadi pekerja formal
(informal turnover) serta pengaruh perpindahan tersebut terhadap dinamika
kemiskinan di Indonesia berdasarkan data Susenas Panel 2011-2013.
Hasil analisis model regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan untuk melakukan pindah
pekerjaan dari pekerja informal menjadi pekerja formal. Selain pendidikan, jenis
kelamin dan umur juga berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan untuk
melakukan pindah pekerjaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin besar
kecenderungan untuk melakukan pindah pekerjaan dari pekerja informal menjadi
pekerja formal maka peluang untuk mengalami kemiskinan sementara maupun
kemiskinan kronis (selalu miskin) akan semakin berkurang.

ABSTRACT
A significant challenge in addressing poverty when it is associated with labor is the
high prevalence of workers in the informal sector. The labor market conditions in
Indonesia in 2017 show that most of the labor force is informal workers that reach
58.35 percent with low education level. One of the key points to tackle poverty if
linked to labor is transition from informal to formal. So this study aims to see the
effect of education on the mobility of employment from informal workers to formal
workers (informal turnover) as well as the effect of these movements on the poverty
dynamics in Indonesia based on Susenas Panel data 2011-2013.
The results of ordered logit regression model analysis show that education has a
significant effect on the tendency to move from informal workers to formal
workers. In addition to education, gender and age also have a substantial impact on
the propensity to do job mobility. The study also found that the higher tendency to
switch jobs from informal workers to formal workers, the chances of experiencing
transient poverty and chronic (always poor) poverty will diminish."
2018
T50371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shannisya Noorcintanami
"

Posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk ke dalam kategori High Burden Countries untuk penyakit menular Tuberkulosis (TB), menyebabkan TB menjadi masalah kesehatan yang patut diperhatikan oleh Pemerintah. Maka, penting bagi Pemerintah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kasus TB. Pada umumnya, model regresi linear berganda digunakan untuk melihat bagaimana hubungan linear antara faktor-faktor tersebut dengan jumlah kasus TB, namun dengan model ini variasi spasial pada data tidak diperhitungkan. Untuk menutupi kekurangan tersebut, penelitian ini menggunakan model spasial, yaitu model yang memperhitungkan lokasi geografis observasi dalam pembentukan model. Penelitian ini mencakup dua jenis Geographically Weighted Models (GWM), yaitu Geographically Weighted Regression (GWR) dan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR). Jenis model spasial ini akan memberikan bobot tertentu pada observasi-observasi sesuai dengan lokasi geografisnya. Kedua model tersebut dikonstruksi untuk melihat hubungan antara jumlah kasus baru TB dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya per Kabupaten/Kota di Pulau Jawa tahun 2017. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah penduduk, angka keberhasilan pengobatan TB, persentase balita yang diimunisasi BCG, persentase penderita HIV, persentase rumah sehat, persentase penduduk miskin dan jumlah puskesmas per seratus ribu penduduk. Perbandingan performa kedua model diukur menggunakan Akaike’s Information Criterion (AIC) dan Adjusted R2 untuk menentukan model yang relatif lebih baik. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa GWR merupakan model yang relatif lebih baik untuk data. Salah satu penemuan pada penelitian ini adalah bahwa hubungan antara persentase balita yang diimunisasi BCG dan jumlah kasus baru TB adalah negatif dan paling kuat di DKI Jakarta. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya tingkat kesadaran dari pentingnya imunisasi BCG dan sosialisasinya di lokasi tersebut.

 


Indonesia’s position as one of the High Burden Countries for the infectious disease, Tuberculosis (TB), has caused TB to be a major health problem in Indonesia. As means to control the number of TB cases, it becomes important for the government to identify the factors affecting it. Commonly, multiple linear regression models are used to evaluate the linear relationship between the factors and the number of TB cases.  Unfortunately, this model does not have the ability to expose the spatial variation in the data. To improve that, this research uses a spatial model: a model that takes the geographical location into account in the making of the model. This research covers two types of Geographically Weighted Models (GWM), which are Geographically Weighted Regression (GWR) and Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR). These spatial models assign weights to the observations based on its’ geographical location. These two models will be constructed to evaluate the relationship between the number of TB cases and the factors affecting it per Regency/City in Java in 2017, namely: population, success rate of TB treatment, percentage of toddlers receiving BCG vaccine, percentage of HIV patient, percentage of healthy homes, percentage of poor people and the number of public health centre per one hundred thousand people. The performance of both models is measured using Akaike’s Information Criterion (AIC) and Adjusted R2 to find out which model is relatively better. The result of this research suggests that the GWR model is the relatively better model for the data. The model suggests that the relationship between percentage of toddlers receiving BCG vaccine and the number of TB cases is negative and is the strongest in Jakarta, which may be caused by the level of awareness and socialization of BCG vaccine that is better in this area.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rosida
"Analisis regresi adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk menyelidiki dan menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang dianggap berpengaruh.
Hasil analisis, yang disebut model regresi, akan baik jika data pengamatan yang dipakai sudah memenuhi asumsi-asumsi yang ada dan mempunyai pengaruh yang sama pada saat pencocokan regresi, dalam hal ini pada taksiran β. Artinya, tidak ada sebagian atau satu pengamatan yang lebih berpengaruh dibandingkan dengan data pengamatan yang lain.
Untuk mengetahui apakah ada data pengamatan yang lebih berpengaruh tersebut, dilakukan pendeteksian terhadap data yang ada dengan menggunakan pendekatan penghapusan. Pendekatan ini menguji bagaimana suatu pengamatan dapat mengubah kuantitas yang terlibat dalam analisis regresi.
Ada 2 metode pendeteksian pengamatan yang berpengaruh pada β , yaitu :
1. Berdasarkan jarak titik pada ruang X - Y
1.1 Elemen diagonal matrik V
1.2 Jarak Mahalanobis
1.3 WSSD
1.4 Elemen diagonal matrik VZ
2. Berdasarkan Kurva Pengaruh ( pusat elipsoida keperoayaan)
2.1 Cook distance
2.2 Welsch distance
2.3 Welsch-Kuh distance
2.4 Modifikasi Cook distance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Budi Handayani
"Pertumbuhan sektor industri Indonesia selain menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, juga menimbulkan ekstemalitas negatif bagi lingkungan hidup berupa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan pencemaran. Pencemaran udara adalah salah satunya. Saat ini pencemaran udara di Indonesia, khususnya di kota besar, telah mencapai taraf yang cukup memprihatinkan. Pencemaran akan menurunkan kualitas sumber daya alam dan juga manusia, sehingga pada akhirnya akan mengurangi laju pertumbuhan ekonomi.
Studi ini dilakukan untuk menganalisis struktur perekonomian Indonesia, menganalisis keterkaitan antara output perekonomian dengan tingkat pencemaran udara secara sektoral untuk menentukan arah kebijakan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Selain itu, studi ini bermaksud untuk mengetahui:
1. dampak diperkenalkannya kegiatan pembersihan polusi terhadap output dan
tingkat emisi polusi.
2. dampak penurunan subsidi listrik terhadap harga output dan biaya polusi.
Metodologi dalam studi ini menggunakan model Input-Output Leontief dan pengembangannya yaitu model Input-Output yang diperbesar (Augmented Leoinfief Model) dan model harga 1-0 (Price Model). Analisis struktur ekonomi menunjukkan bahwa saat ini yang menjadi sektor unggulan di Indonesia adalah sektor manufaktur karena memiliki nilai pengganda output dan indeks keterkaitan yang besar. Adapun sektor-sektor yang berbasis sumber daya alam ternyata tidak lagi mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi walaupun porsinya terhadap PDB masih cukup besar.
Sementara itu, berdasarkan total polusi sektoral diketahui 3 sektor penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia yaitu: sektor bangunan; sektor transportasi dan komunikasi; serta sektor listrik, gas dan air minum. Sektor transportasi dan sektor listrik menjadi pencemar udara terbesar karena keduanya sangat terkait dengan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosii sebagai inputnya. Namun demikian sektor-sektor yang memiliki pengganda polusi tertinggi (dan karenanya berpotensi paling besar dalam meningkatkan polusi jika perrnintaan akhir terhadap sektor-sektor ini meningkat) adalah: sektor pupuk dan pestisida; sektor listrik, gas dan air minum; serta sektor industri semen. Adapun sektor yang memiliki angka total polusi udara maupun pengganda polusi kecil biayanya merupakan sektor yang tergolong dalam pertanian.
Jika kita mengklasifikasi sektor-sektor berdasarkan indeks keterkaitan ke belakang (yang juga merupakan indeks pengganda output) dan indeks polusi maka, dengan kriteria indeks pengganda output besar dan indeks polusi kecil, kita dapat menentukan sektor-sektor yang dapat menjadi prioritas dalam pembangunan. Sektor-sektor yang memenuhi kriteria ini adalah: petemakan; industri makanan dan tembakau; produk kayu; pulp dan kertas; industri kimia; industri manufaktur lainnya; restoran dan hotel; serta sektor jasa jasa lainnya.
Simulasi pembersihan polusi menghasilkan dua hal panting. Pertama, adanya kegiatan ini menyebabkan angka pengganda polusi untuk setiap jenis polutan di setiap sektor turun. Artinya, dengan adanya kegiatan pembersihan polusi menyebabkan peningkatan polusi akibat kenaikan permintaan akhir tidaklah sebesar jika tidak ada kegiatan ini. Penurunan pengganda polusi ini juga dapat diartikan sebagai diterapkannya teknologi baru dalam pembuangan polusi yang lebih ramah lingkungan. Kedua, kegiatan pembersihan polusi ternyata tidak berdampak besar terhadap total output.
Sementara itu dari simulasi penurunan subsidi listrik sebesar 50% jugs dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, sebagian besar sektor mengalarni peningkatan harga output yang kurang signifikan. Kedua, biaya polusi juga meningkat walaupun jugs tidak terlalu tinggi. Untuk membersihkan 1 ton CO2 biayanya hanya naik sebesar 0,45%. Untuk membersihkan 1 ton S02 kenaikan biayanya adalah sebesar '1,56%. Adapun biaya pembersihan setiap ton polusi NOx hanya naik sebesar 2,89%."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>