Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nidya Chandra Muji Utami
"Permasalahan remaja yang terlibat penggunaan narkoba khususnya di kota kota besar sekarang ini sangatlah meresahkan keluarga sebagai orangtua dan masyarakat. Adanya kasus seorang anak yang memakai narkoba dalam suatu keluarga oleh masyarakat kita seringkali dimaknai sebagai cerminan keluarga yang tidak bahagia, berantakan dan gagal di mama pasangan suami dan istri dalam keluarga tersebut dianggap sebagai orangtua yang tidak mampu mendidik anak-anaknya secara baik.
Dalam kenyataannya mempunyai seorang anak remaja yang terlibat pemakaian dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang bagi kebanyakan pasangan suami dan istri sebagai pasangan orangtua seringkali menimbulkan konflik dashyat yang bisa merupakan ancaman yang sangat serius bagi keutuhan rumah tangga. mereka jika tidak dikelola secara tepat.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah mengetahui, menjelaskan dan menganalisa komunikasi yang terjadi antara pasangan suami istri saat mengetahui bahwa anak mereka terlibat dalam pemakaian obat-obatan terlarang (narkoba) Serta manajemen konflik yang dipakai pasangan suami istri informan penelitian dalam penanganan konflik sebagai upaya pengembalian keharmonisan dan peningkatan hubungan antarpribadi diantara mereka.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dengan paradigma kontruktivis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Komunikasi dan konflik tidak dapat dilepaskan dari segala aspek kehidupan rumah tangga. Perkawinan yang bahagia tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya konflik, melainkan pada bagaimana cara pihak-pihak yang berkonflik dalam mengelola konflik. Hal ini menegaskan bahwa apakah suatu konflik akan bersifat konstruktif ataukah destruktif sangatlah tergantung kepada cam-cam atau strategi-strategi pengelolaan dan penyelesaian konflik yang digunakan. Dan cara pasangan suami istri dalam keluarga, dalam mengelola konflik sangatlah tergantung kepada sistem keluarga di mana pasangan suami istri tersebut berasal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konflik bisa dikelola secara konstruktif dengan meningkatkan kualitas dari komunikasi dua arah (dialog) yang di dalamnya melibatkan keterbukaan. Keterbukaan akan memungkinkan pasangan suami istri untuk mereduksi ketidakpastian mereka akan reaksi pasangan, mengevaluasi hubungan mereka berdasarkan costs and rewards secara fair dan bersikap positif dalam menyingkapi masalah yang hadir dalam rumah tangga. Dalam penelitian ini, pasangan suami istri informan penelitian yang menggunakan keterbukaan dalam berkomunikasi dengan pasangannya, memperlihatkan rasa puas yang lebih tinggi dalam hubungan interpersonalnya dengan mempergunakan caracara penanganan konflik yang memuaskan kedua belah pihak seperti akomodasi, kolaborasi dan kompromi daripada mempergunakan cara-cara penanganan konflik kompetisi maupun penghindaran.
Akhirnya, hasil penelitian ini menujukkan bahwa penanganan konflik dengan cara-cara atau strategi-strategi yang tepat akan meningkatkan suatu hubungan dan mendatangkan kebahagiaan bagi pasangan suami-istri yang mengalami konflik dalam keluarga."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Paramita
"Proses pengambilan keputusan merupakan tindakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan seharl-hari. Pengambllan keputusan adalah tingkah laku memlllh antara leblh darl satu alternatif untuk mendapatkan solusi masalah tertentu (Cornel dalam Trisayektl, 1993). Variabel yang mempengaruhl pengambllan keputusan adalah utility dan subjective probability. Dalam hidup ini terdapat pengambllan keputusan yang leblh penting darl yang lain karena dampaknya yang langsung nyata ataupun pengaruhnya yang slgnlfikan dimasa yang akan datang (Harris, 1996). Salah satunya adalah keputusan untuk menggunakan narkoba (Rice, 1996).
Jumlah Individu pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat. Bahkan penlngkatannya mencapal sepuluh kail llpat dalam tiga tahun (Trevalga S., 2000). Penyalahgunaan narkoba dapat mengaklbatkan ketergantungan secara fislk dan psikologis (Davison & Neale, 1999; Rice, 1996). Menurut Sarafino (1994) leblh banyak individu yang menggunakan alkohol dan zat adiktif pertama kali pada usia remaja dibandlngkan pada tahap lain darl kehidupan. Darl penelitlan Sari, dkk (2000), diketahul bahwa sebaglan besar pengguna narkoba di Jakarta menggunakan narkoba pada tahap remaja akhIr (15-24 tahun). Sedangkan dibandlngkan remaja awal, remaja akhir leblh kompeten dalam pengambllan keputusan (Rice, 1996). JadI seharusnya remaja akhIr sudah leblh mampu membuat keputusan dengan leblh balk. Penelitlan Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang faktor-faktor yang berpengaruh bagi remaja akhIr dalam proses pengambllan keputusan untuk menggunakan narkoba dan memberikan gambaran mengenal proses pengambllan keputusan tersebut.
Jenis penelitlan yang dilakukan adalah penelitlan deskriptif dengan tujuan untuk memahami dan menjelaskan proses individu mengolah InformasI yang ada sehingga mencapal keputusan tertentu (Hart & Koele, 1997). Pendekatan yang dipillh dalam penelitlan Ini adalah pendekatan kualitatif, agar gambaran mengenal proses pengambllan keputusan individu yang bersifat unik dan dinamis dapat dipahami leblh tepat, sesual dengan makna yang diberlkan Individu. Subyek dalam penelitlan ini berjumlah empat orang, yang dipllih berdasarkan karakterlstik berikut: remaja yang berusia 15 sampal 24 tahun, pertama kali menggunakan narkoba pada rentang usia 15 sampal 24 tahun dan sedang atau sudah menjalani program rehabllltasl.
Penelitian ini dilakukan pada remaja akhir yang sedang mengikuti program rehabilitasi di RSKO Jakarta. Untuk pengumpulan data dipilih metode wawancara mendalam yang bersifat informal atau s&mi structurod dengan menggunakan pedoman wawancara umum. Selain itu, digunakan pula observasi sebagai metode penunjang. Analisa dilakukan dalam dua tahap. Pertama analisa terhadap masingmasing kasus untuk mengetahui pengalaman, permasalahan dan dinamlka yang terjadi pada tiap subyek. Kemudlan dilakukan analisa antar kasus, dimana peneliti membandingkan, menangkap persamaan dan perbedaan, menyimpulkan ha-hal umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan diantara subyek penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh suatu pola dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan narkoba.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa masalah-masalah yang dialami oleh remaja akhir adalah kebutuhan untuk diterima, dikenal dan mendapatkan status dalam lingkungan sosialnya. Dalam proses pengambilan keputusan, remaja akhir selalu dipengaruhi oleh utility emosional sehingga mereka memberikan atribut positif terhadap narkoba. Remaja akhir juga sangat yakin akan kemungkinan keberhasilan mereka mencapai tujuan (subjective probability) jika menggunakan narkoba. Kedua variabel tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan remaja akhir untuk menggunakan narkoba.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah beberapa faktor pepyebab remaja memilih untuk memakai narkoba, beberapa faktor penyebab perubahan evaluasi terhadap narkoba, hubungan antara penggunaan obat dan perilaku tawuran, penyebab timbulnya kesadaran untuk berhenti menggunakan narkoba dan pengaruh lingkungan pada penggunaan narkoba. Beberapa saran praktis yang didapat dari penelitian adalah pemberian informasi mengenai narkoba dengan lengkap dan nyata sehingga remaja memiliki informasi yang cukup tentang narkoba, diadakan pelatihan pengambilan keputusan untuk remaja melalui sekolah atau perkumpulan remaja agar remaja dapat mengambil keputusan dengan lebih kompeten dan memperbesar kontrol guru agar penggunaan narkoba di sekolah dapat berkurang atau bahkan hilang."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S2990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Warzukni
"Salah satu alat bantu untuk melakukan pengukuran dalam bidang psikologi yaitu Hand Test, yang menggunakcn metode proyektif Melalui Hand Test dapat dilihat kecenderungan individu dalam bertindak. Penelitian-penelitian Hand Test di luar negeri memperkuat asumsi bahwa Hand Test memang mengukur kecenderungan tingkah laku yang over dan mampu membedakan antara berbagai populasi yang tergolong normal dan populasi kelompok Idinis (Wagner, 1983). Salah satu populasi yang memiliki karakteristik yang khas yaitu penyalahguna narkotika dan obat-ohatan berbahaya (narkoba). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat perbedaan antara Hand Test antara penyalahguna narkoba dengan yang tidak memakai narkoba. Adapun perbedaan yang dilihat yaitu pada jumlah respons pada tiap kategori dan sub kategori yang terdapat dari dalarn Hand Test.
Di dalam penelitian ini digunakan dua kelompok, yaitu kelompok penyalahguna narkoba (kelompok narkoba) dan kelompok yang tidak memakai narkoba (kelompok non narkoba). Jumlah subyek dalam masing-masing kelompok yaim 30 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan (dengan persentase yang banyak laki-Iakinya), berusia antara 18 - 25 tahun. Data Hand Test pada kelompok nnrkoba merupakan data skunder, sementara dari kelompok non narkoba merupakan data primer. Untuk membandingkan antara kedua kelompok ini, digunakan teknik t-test untuk kelompok sampel yang independen, dan diolah dengan menggunakan program SPSS 11.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal jumlah respons AGG, DEP, dan WITH, di mana kelompok narkoba terlihat memiliki mean yang lebih. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok narkoba cenderung memberikan respons AGG, DEP, dan WITH yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non narkoba.
Respons AGG tampaknya berkaitan dengan dengan kecenderungan penyalahguna dalam bertindak secara agresif dan hal ini sejalan dengan yang dikatakan Vaillant (dalam Nathan, 1988); Papalia, Olds, & Feldman (2001).
Sedangkan respons WITH berkaitan dengam pengabaian peran yang dilakukan oleh penyalahguna narkoba, di mana seseorang yang terlibat penyalahguna narkoba terutama heroin. Tingginya respons DEP berkaitan dengan ketergantungan emosional yang oleh penyalahguna narkoba. Selain itu mereka juga tergantung dalam hal Enansial kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhaannya akan narkoba yang seakan tidak terbatas.
Sebagai penutup, diberikan samn-saran untnk penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya hendaknya membandingkan respons Hand Test dalam hal kualitas dari isi (konten) jawaban subyek, jadi tidak hanya dilihat dari jumlah respons saja. Selain itu juga hendaknya memakai rentang usia subyek yang lebih luas sehingga dapat digeneralisir untuk seluruh populasi penyalahguna narkoba. Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini, dapat menjadi masukan bagi program rehabilitasi penyalahguna narkoha, misalnya deng-an mendiskusikan bersama penyalahguna narkoba mengenai kecenderungan bertindak yang mereka miliki.
Melalui hal ini diharapkan mereka memiliki pemahaman tentang dirinya, dan dapat lebih mengontrol dirinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Hamzah
Jakarta: Sinar Grafika, 1994
363.45 AND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Hamzah
Jakarta: Sinar Grafika, 1994
363.45 AND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebanyakan penelitian mengenai kriminalitas lebih difokuskan pada aspek sosiologi. Penelitian mengenai kenakalan remaja, kejahatan profesional, penyebab terjadi kejahatan dan berbagai aspek kriminalitas lainnya telah banyak dibuat. Namun penelitian mengenai kriminalitas dari aspek karakteristik wajah sang pelaku kejahatan itu sendiri sangatlah jarang dibuat. Penelitian yang dibuat ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis kejahatan dengan karakteristik wajah pelaku kejahatan tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi langsung. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis diskriminan dan classification tree. Dengan analisis diskriminan didapat fungsi diskriminan yang memisahkan tiap kelompok kejahatan berdasarkan karakteristik wajahnya, fungsi ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan observasi baru ke dalam salah satu kelompok kajahatan. Dengan classification tree didapat ciri wajah seorang narapidana dengan jenis kejahatan tertentu."
Universitas Indonesia, 2007
S27666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
"Masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika mempakan masalah nasional yang sangat serius karena berdampak pada pemborosan anggaran negara dan rendahnya investasi sumber daya manusia yang merupakan faktor ponentu perkembangan bangsa dan negara yang seharusnya digunakan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa Indonesia yang handal. Prevalensi gangguan kesehatan karena penyalahgunaan narkotik dan psikotropika, khususnya pada remaja cenderung terus meningkat sejalan dengan permasalahan kehidupan dan kemasyarakatan yang makin kompleks. Penanggulangan permasalahan ini memerlukan upaya lintas sektoral dan pendekatan multidisiplin.
Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut menemukan dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan zat. Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan langsung maupun tak langsung kepada klien dan keluarga dalam tiap tatanan pelayanan. Kontribusi keperawatan akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yaitu proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarganya. Penulisan makalah ini bertujuan menjelaskan landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan permasalahannya serta asuhan keperawatan bagi klien dan keluarga dengan masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Mengingat rnayoritas penyalahguna narkotika dan psikotropika adalah kelompok usia remaja, maka pemahaman tentang landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan psikodinamikanya, diperlukan agar pendekatan yang dilakukan sesuai."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saptadi Yuliarto
"Tingginya angka mortalitas syok anak dapat dicegah dengan deteksi dini dan terapi adekuat. Parameter hemodinamik digunakan sebagai dasar tatalaksana syok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan parameter hemodinamik pada pasien syok anak pasca resusitasi cairan dan obat-obatan vasoaktif. Penelitian deskriptif ini dilakukan di instalasi gawat darurat dan rawat intensif RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Januari 2013-September 2014, pada seluruh anak yang mengalami syok. Pengukuran hemodinamik dengan USCOM dilakukan pada jam I dan VI. Sebagian besar pasien mengalami syok hipodinamik dan refrakter cairan pasca resusitasi. Pasca pemberian obat-obatan vasoaktif, terjadi peningkatan inotropy pada sebagian besar kasus, namun diikuti oleh peningkatan afterload.

The high mortality rate in pediatric shock can be prevented by early detection and adequate management. Hemodynamic parameters is useful for guiding shock management. The aim of study was describing hemodynamic parameters in pediatric shock after fluid resuscitation and vasoactive drugs therapy. This descriptive study was conducted at emergency room and intensive care unit, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, in January 2013 ? September 2014, including all shock children. The hemodynamic was measured by USCOM in 1st and 6th hour. Most patients suffered from hypodynamic and fluid-refractory shock after fluid resuscitation. Post-administration of vasoactive drugs, inotropy and afterload increased in most cases."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre
"Mencermati perkembangan peredaran dan pemakaian narkotika dan psikotropika akhir-akhir ini, sungguh kita dihinggapi rasa kekhawatiran yang mendalam, bahwa narkotika dan psikotropika telah mengancam langsung masa depan anak-anak kita.
Menyadari bahwa ancaman bahaya yang ditimbulkan akibat dari penyalahgunaan narkotika dan psikotropika yang telah meresahkan masyarakat, maka untuk itu dilakukan upaya penanggulangan dengan mengunakan sarana penal maupun sarana non penal. Kedua sarana ini (penal dan non penal) merupakan suatu pasangan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan, bahkan dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam usaha penanggulangan kejahatan di masyarakat.
Penegakan hukum dengan sarana penal merupakan salah satu aspek saja dari usaha masyarakat menanggulangi kejahatan. Disamping itu masih dikenal usaha masyarakat menanggulangi kejahatan melalui sarana non penal. Usaha non penal dalam menanggulangi kejahatan sangat berkaitan erat dengan usaha penal. Upaya non penal ini dengan sendirinya akan sangat menunjang penyelenggaraan peradilan pidana dalam mencapai tujuannya. Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika atau psikotropika harus dilakukan pendekatan integral yaitu antara sarana penal dan non penal."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T15530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>