Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Muhammad Izzun Ni'Am author
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh logam berat timbal (Pb) terhadap perkecambahan biji kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) telah dilakukan. Konsentrasi timbal (Pb) yang digunakan yaitu 0, 50, 100, 150, dan 200 μM. Beberapa parameter telah diamati pada uji perkecambahan. Uji perkecambahan dilakukan dengan mengecambahkan masing-masing lima belas biji kangkung dengan enam ulangan dengan media perkecambahan berupa rockwool. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan one-way ANOVA. Hasil uji perkecambahan menunjukkan terjadinya penurunan nilai seiring bertambahnya konsentrasi timbal (Pb) terhadap parameter berat basah tajuk dan akar, panjang tajuk dan akar, indeks vigor bibit/seedling vigor index (SVI), dan indeks toleransi (TI).

The research study aimed to determine the effect of heavy metal lead (Pb) on the germination of water spinach (Ipomoea aquatica Forsk.). Lead (Pb) concentrations of 0, 50, 100, 150, and 200 μM were used. Several parameters were observed during the germination test, which involved germinating fifteen water spinach seeds per rockwool support with six replicates. The obtained data were analyzed using one-way ANOVA. The results of the germination test showed a decrease in shoot and root fresh weight, shoot and root length, seed vigor index (SVI), and tolerance index (TI ) as the lead (Pb) concentration increased."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Istatik Khoiriyah
"Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh nitrat dan amonium serta pemberian strain Nostoc GIA13a terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung Ipomoea aquatica Forsk. pada sistem hidroponik menggunakan larutan Hoagland. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 8 ulangan. Kelima perlakuan tersebut ialah Hoagland dengan nitrat ditambah Nostoc P1, Hoagland dengan nitrat tanpa Nostoc P2, Hoagland dengan nitrat dan amonium tanpa Nostoc P3, Hoagland dengan amonium tanpa Nostoc P4, dan Hoagland dengan amonium ditambah Nostoc P5. Pemberian Nostoc sebanyak 2 g ke dalam larutan hara dilakukan pada 0 hst dan 14 hst. Hasil Uji LSD.

This research aims to analyze the effect of nitrate and ammonium as well as Nostoc sp. GIA13a on vegetative growth of water spinach plants Ipomoea aquatica Forsk. was carried out using a hydroponic system. Randomized Complete Design consisting of 5 treatments with eight replications was used in the study. The five treatments were Hoagland with nitrate plus Nostoc P1, Hoagland with nitrate minus Nostoc P2, Hoagland with nitrate and ammonium minus Nostoc P3, Hoagland with ammonium minus Nostoc P4, and Hoagland with ammonium plus Nostoc P5. Inoculation of 2 g of Nostoc sp. GIA13a in nutrient solution was performed at 0 hst and 14 hst. Furthermore, the LSD test results."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seti Listiani
"Logam berat Cu dan Cd yang berlebihan memberikan dampak negatif bagi tanaman. Mikoriza adalah simbiosis antara akar dan fungi mikoriza yang dapat meningkatkan kemampuan tanaman bertahan di bawah cekaman logam berat dan mengurangi dampak toksisitasnya. Berdasarkan penlitian sebelumnya, mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Paraserianthes falcatariadi bawah cekaman Pb.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan P. falcatariapada media tanam yang mengandung logam berat Cu (tembaga) dan Cd (kadmium). Tanaman P. falcatariadiinokulasi mikoriza dengan dosis 0, 15, dan 25 gram dan diberi perlakuan logam berat dengan dosis CuSO4150 mg/kg dan CdSO415 mg/kg pada media tanam. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, berat basah, dan warna daun pada usia 43 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan tinggi tanaman P. falcatariapada perlakuan Cu dan Cd. Pengukuran berat basah pada perlakuan Cu dan Cd menunjukkan bahwa kelompok perlakuan yang diberi mikoriza memiliki berat basah lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi mikoriza.
Berdasarkan hasil pengamatan warna daun, ditemukan tanaman mati pada kelompok perlakuan tanpa mikoriza pada kedua perlakuan logam berat tersebut. Selain itu, ditemukan perubahan warna pada hampir semua daun terbawah tanaman pada perlakuan Cu yang diinokulasi mikoriza dan tanpa mikoriza. Pada perlakuan Cd, tanaman yang daunnya berwarna normal jumlahnya semakin banyak pada dosis mikoriza yang semakin tinggi. Pemberian mikoriza dapat membantu meringankan dampak toksisitas yang ditimbulkan oleh konsentrasi logam berat Cu dan Cd berlebih.

Excessive heavy metals Cu and Cd has negative effect on plants. Mycorrhizae is a symbiosis between roots and mycorrhizal fungi which can improve plant’s ability to survive under heavy metal stress and reduce its toxicity. Based on previous study, mycorrhizae can increase the growth of Paraserianthes falcatariaunder Pb stress.
The aim of this study is to reveal the effect of mycorrhizae on growth of P. falcatariain artificial growing media containing heavy metals Cu (copper) and Cd (cadmium). P. falcatariainoculated with 0, 15 and 25 grams of mycorrhizae and treated with 150 mg/kg of CuSO4and 15 mg/kg of CdSO4. Parameters observed in this study were plant height, fresh weight, and leaf color at 43 days after planting. The results showed that mycorrhizal inoculation did not significantly increase the height of P. falcatariatreated with Cu and Cd. Fresh weight of P. falcataria in Cu and Cd treatment showed higher in mycorrhizal plants than without mycorrhizae.
Based on observation of leaf color, there were dead plants that were without mycorrhizal inoculation in both heavy metal treatment. Discoloration also found in most of the lowest leaves in Cu treatment plants inoculated with mycorrhizae and without mycorrhizae. Plants with normal colored leaves in Cd treatment increased at higher mycorrhizal amount. The inoculation of mycorrhizae can improve plant’s ability to alleviate the effects of toxicity caused by excessive concentrations of heavy metals Cu and Cd.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi
"Pencemaran tanah oleh logam berat yang terakumulasi dalam tanaman dan produk olahan tanaman tersebut akan menimbulkan bahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui kadar logam timbal, tembaga, dan kadmium pada tepung gandum utuh dan tepung terigu dari negara importir yang berbeda, yaitu Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Turki. Sampel tepung gandum ini kemudian didestruksi dengan 9 ml asam nitrat pekat menggunakan Microwave Digestion System (180ºC, 25 menit). Serapan logam dalam sampel diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik, yaitu 283,3 nm untuk timbal; 324,8 nm untuk tembaga; dan 228,8 nm untuk kadmium. Asetilen-udara digunakan sebagai gas pembakar dan oksidannya.
Penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu Turki mengandung timbal 0,2216 mg/kg, tembaga 2,5427 mg/kg, dan kadmium 0,1045 mg/kg; tepung terigu Australia mengandung timbal 0,3151 mg/kg, tembaga 1,3641 mg/kg, dan kadmium 0,1264 mg/kg; tepung gandum utuh Amerika Serikat mengandung timbal 0,7111 mg/kg, tembaga 5,5128 mg/kg, dan kadmium 0,1618 mg/kg; tepung gandum utuh Kanada mengandung timbal 0,3872 mg/kg, tembaga 3,4577 mg/kg dan kadmium 0,1375 mg/kg. Berdasarkan batas aman yang tertera pada Standar Nasional Indonesia 01-3751-2006, seluruh sample yang diuji, baik tepung terigu maupun tepung gandum utuh, masih di bawah batas aman dan layak untuk dikonsumsi.

Soil contamination caused by heavy metals is accumulated in plants and the processed products. It will be harmful to human?s health. The aim of this research was to analyze and investigate the concentration of lead, copper, and cadmium in whole wheat flour and wheat flour from different importer countries, such as USA, Australia, Canada, and Turkey. The samples were destructed with 9 ml concentrated nitric acid using microwave digestion system (180ºC, 25 minutes). Absorption of metals contained in samples were measured with atomic absorption spectrophotometer (AAS) at the specific wavelengths, which were 283,3 nm for lead; 324,8 nm for copper; and 228,8 nm for cadmium. Acetylene-air was used as the fuel gas and oxidant.
This research showed that Turkey wheat flour contained lead 0,2216 mg/kg, copper 2,5427 mg/kg, and cadmium 0,1045 mg/kg; Australia wheat flour contained lead 0,3151 mg/kg, copper 1,3641 mg/kg, and cadmium 0,1264 mg/kg; USA whole wheat flour contained lead 0,7111 mg/kg, copper 5,5128 mg/kg, and cadmium 0,1618 mg/kg; Canada whole wheat flour contained lead 0,3872 mg/kg, copper 3,4577 mg/kg and cadmium 0,1375 mg/kg. Based on the safety limit that is allowed by National Standardization Agency of Indonesia 01-3751-2006, all of those analyzed samples either whole wheat flour or wheat flour are safe for human consumption.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S820
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awalina
"Salah satu aspek penting untuk menyokong Program Ketahanan Pangan Nasional adalah tersedianya habitat perikanan darat (dalam hal ini perairan situ di sekitar Kabupaten Bogor) yang aman dari potensi pencemaran logam berat. Tujuan penelitian lapangan yang dilakukan pada Oktober dan November 2010 ini adalah untuk mengungkapkan tingkat bioakumulasi Pb dan Cd dalam komunitas fitoplankton dan deposisi kedua logam tersebut pada sedimen beserta hubungannya terhadap beberapa faktor kimia dan fisika perairan pada lima perairan situ sekitar Kabupaten Bogor (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret serta Situ Rawa Kalong). Disimpulkan bahwa kecuali untuk Cd di Situ Rawa Kalong, kedua logam cenderung untuk lebih banyak terbioakumulasi dalam fitoplankton dibandingkan terdeposisi dalam sedimen. Faktor jarak rerata sumber pencemar, jenis sumber pencemar dan jumlah sumber pencemar berpengaruh secara simultan terhadap pola bioakumulasi Pb dan Cd dalam fitoplankton yang hidup pada lima situ yang diamati. Pb sangat baik terakumulasi dalam fitoplankton pada Situ Cikaret dan Situ Lido yang sangat terkait erat dengan strata pengambilan contoh dan kesadahan. Situ Rawa Kalong memiliki jenis komunitas fitoplankton yang paling adaptif terhadap kondisi perairan dengan kandungan Cd berkadar tinggi baik dalam air maupun sedimennya serta pola bioakumulasinya terkait erat dengan Cd terlarut, Cd partikulat dan kuantitas Cd dalam sedimenya.

Safe habitat (among of them are shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency) from heavy metals pollution is one of the most important aspects to inland water fisheries for supporting to the National Food Security Program. This field research were conducted in October and November 2010 and have aimed to reveal Pb and Cd bioaccumulation and sedimentary deposition level of both metals and its relation to aquatics chemical and physical behaviors of five shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret and Situ Rawa Kalong). Results show that except of Cd in Situ Rawa Kalong, both of metals were tend to be more bio accumulated in phytoplankton community than deposited in sediment. Average distance to sampling point, variety and quantity of pollutants sources were simultaneously affected to bioaccumulation pattern of phytoplankton which were living in the observed shallow lakes. Pb was significantly more bioaccumulated in phytoplankton of Situ Cikaret and Situ Lido, and seemingly related to sampling strata and total hardness. Situ Rawa Kalong possesed more adaptive phytoplankton community to high level of Cd both in sediment and water column and its pattern was correlated to dissolved Cd, Cd particulate and deposited Cd in sediment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30131
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adha Masfufa
"Paper Electroanalytical Devices (PeAD) merupakan salah satu perangkat sensor kimia yang mulai banyak dikembangkan karena luasnya bidang aplikasi, salah satunya adalah untuk mendeteksi logam berat. Prinsip kerja dari PeAD yaitu dengan mengukur konsentrasi logam dari hasil reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan metode potensiometri. Pada penelitian ini PeAD dikembangkan dengan adanya elektrodeposisi logam Bismut secara in situ pada elektroda, dengan menggunakan voltametri pelucutan anodik gelombang persegi (SWASV), logam Bismut dideposisi dengan membetuk film lapis tipis Bi pada permukaan elektroda dan dilakukan pemindaian dengan mikroskop elektron. Logam Bismut digunakan sebagai modifikator elektroda karena memiliki kapasitas untuk membentuk paduan dengan logam berat, seperti Pb dan Cd, selain itu juga karena sifatnya yang kurang beracun dan memiliki jendela potensial negatif yang besar sehingga proses pembentukan ikatan dengan logam dapat terjadi. Pengujian variasi pH, variasi potensial deposisi, dan variasi konsentrasi penambahan Bismut, dilakukan untuk mendapatkan hasil pengujian yang optimum, dan diperoleh kondisi optimum pada pH larutan 4,6 dengan potensial deposisi -1,2 V, dan penamabahan 1 mg/L Bismut. PeAD. Yang berhasil di fabrikasi kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Micsroscopy (SEM), Fourier-Transform Infra Red (FTIR), Contact Angle Meter (CAM). Uji performa analisis PeAD terhadap ion logam berat Pb dan Cd dilakukan dengan pengukuran linearitas, Limit of Detection (LOD), Limit of Quantification (LOQ), interferensi, presisi, dan akurasi. Persamaan yang didapat dari uji linearitas, dengan y = 1.4508 + 0.1723 [Cd (II)] dengan R2 = 0.9839 dan y = 0.6789 + 0.1218 [Pb (II)] dengan R2 = 0.9851, yang menunjukkan bahwa nilai sensitivitas PeAD untuk logam Cd sebesar 1.4508 μA dan logam Pb sebesar 0.6434 μA, dan LOD untuk logam Cd dan Pb yaitu 6.43 µg/L dan 7.01 µg/L, dengan LOQ yaitu 22.07 µg/L dan 23.39 µg/L.

Paper Electroanalytical Devices (PeAD) is one of the chemical sensor devices that has been widely developed due to its wide application in various field, one of which is detecting heavy metals. The working principle of PeAD is to measure the metal concentration from the reduction and oxidation reactions using the potentiometric method. In this study, PeAD was developed by the presence of in situ electrodeposition of Bismuth metal on the electrode, using square wave anodic stripping voltammetry (SWASV). Bismuth metal was deposited by forming a thin layer of Bi film on the electrode surface and then scanning with an electron microscope. Bismuth metal is used as an electrode modifier because it has the capacity to form alloys with heavy metals, such as Pb and Cd, as well as because it is less toxic and has a large negative potential window so that the process of bonding with metals can occur. Test for Variations in pH, variations in the deposition potential, and variations in the concentration of addition of Bismuth, were carried out to obtain optimum test results. The optimum conditions were obtained at a solution pH of 4.6 with a deposition potential of -1.2 V, with the addition of 1 mg/L Bismuth. The PeAD that were successfully fabricated were then characterized using Scanning Electron Microscopy (SEM), Fourier-Transform Infra-Red (FTIR), and Contact Angle Meter (CAM). Analysis performance test of PeAD for heavy metal ions Pb and Cd was carried out by measuring linearity, Limit of Detection (LOD), Limit of Quantification (LOQ), interference, precision, and accuracy. The equation obtained from the linearity test, with y = 1.4508 + 0.1723 [Cd (II)] with R2 = 0.9839 and with y = 0.6789 + 0.1218 [Pb (II)] with R2 = 0.9851, which shows that the metal sensitivity value of PeAD is 1.4508 µA for Cd and 0.6434 µA for Pb, and the LOD for Cd and Pb were 6.43 µg/L and 7.01 µg/L, with LOQ 22.07 µg/L and 23.39 µg/L."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Ratnasari Hadipitoyo
"Organobentonit dimodifikasi dari bentonit alam Tapanuli dengan menggunakan alanin sebagai senyawa yang akan diinterkalasikan ke dalam ruang interlayer bentonit untuk menambahkan gugus amina dan meningkatkan basal spacing. Penyeragaman kation menjadi Na-Bentonit dilakukan lalu didapatkan nilai kapasitas tukar kationnya (KTK) sebesar 48,75 mek / 100gr bentonit. Sintesis organobentonit dilakukan dengan menambahkan larutan alanin dalam asam asetat dengan pH 6,0 supaya terbentuk muatan positif pada alanin (NH3+) yang dapat berinteraksi dengan permukaan antarlapis bentonit yang bermuatan negatif. Karakterisasi dengan FTIR dan XRD menunjukkan bahwa interkalasi berhasil dilakukan. Organobentonit ini diaplikasikan untuk mengadsorpsi logam berat kadmium dan timbal dengan memanfaatkan gugus karboksilat (COO-) sebagai pengikat kedua logam berat tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi organobentonit hampir 2 kali lebih tinggi daripada bentonit alam, dan kapasitas optimum dicapai setelah 2 jam, dengan nilai 0,0138 dan 0,0140 mg / 0,1 gr organobentonit berturut turut untuk ion logam Pb2+ dan Cd2+.

Organoclay modified from bentonite Tapanuli using alanine as compound which will intercalated into the interlayer space of bentonite to insert amine group and to increase the basal spacing. Unification of cations into Na-montmorillonite has done and then the value of cation exchange capacity (CEC) is 48.75 meq / 100 g bentonite. Organoclay synthesis was done by adding a solution of alanine in acetic acid with a pH of 6.0 in order to form a positive charge of the alanine (NH3+) that can interact with the interlayer surface of bentonite that have negative charge. Characterization by FTIR and XRD showed that the intercalation was successful. This organoclay applied to adsorb heavy metals by using carboxylic ion to bind both cadmium and lead. Observation showed adsorption capacity of organoclay was almost 2 times higher than the raw bentonite and the value of adsorption capacity reached by 2 hours was 0.0138 and 0.0140 mg / 0,1 gr organoclay respectively for Pb2+ and Cd2+ metal ions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>