Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saeful Yusuf
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Nur Rahman
"Penelitian mengenai polikristalin perovskite manganit telah dilakukan, dimulai dengan mensintesis material La0,7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0,03; 0,05; 0.07 dan 0,10) dengan menggunakan metode sol-gel, karakterisasi menggunakan X-ray diffractometer, menunjukkan sampel memiliki struktur kristal rhombohedral dengan space group R-3c, substitusi Cu yang dilakukan tidak mengubah struktur kristal sampel akan tetapi hanya merubah parameter latis, volume unit sel, ukuran kristalit rata-rata, Panjang ikatan dan sudut ikatan antara Mn/Cu terhadap oksigen. Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa terjadi perubahan ukuran grain yang membesar saat konsentrasi Cu ≤ 5% dan ukuran grain akan mengecil kembali saat kosentrasi melebihi 5%. Karakterisasi menggunakan VSM menunjukkan bahwa terjadi penurunan magnetisasi seiring penambahan konsentrasi Cu. Hasil uji kelistrikan menunjukkan bahwa resistivitas menurun drastis ketika konsentrasi Cu ≤ 5% dan meningkat kembali ketika konsentrasi Cu melebih 5 %. Hasil permodelan menggunakan persamaan perkolasi menunjukkan penurunan Tcmod seiring dengan penambahan konsentrasi Cu.

Research on polycrystalline perovskite manganite has been carried out, starting with materials synthesizing La0.7(Ba0.97Ca0.03)0.3Mn1-xCuxO3 (x = 0; 0.03; 0.05; 0.07 and 0.10) using the sol-gel method, characterization using X-ray diffractometer, shows the sample has a rhombohedral structure with R-3c space group, Cu substitution that is not changing the crystal structure of the sample, but only change lattice parameters, unit cell volume, average crystallite size, bond length and the bond angle between Mn / Cu and oxygen. Characterization of SEM showed changes in grain size which increase when concentration of Cu ≤ 5% and grain size will decrease when Cu concentration increases by 5%. Characterization using VSM showed a decrease the magnetization. Electrical characterization results showed that the resistivity decrease dramatically while Cu concentrations ≤ 5% and increased while Cu concentrations increased by 5%. The modeling results using the percolation equation showed the Tcmod decrease according to the ratio of Cu concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Firmansyah
"Air alami merupakan sistem elektrolit heterogen yang mengandung sejumlah besar spesi organik dan anorganik. Logam runutan dapat memasuki perairan dan terlibat baik secara fisik maupun kimia. Proses distibusi logamlogam runutan tersebut dipengaruhi oleh interaksi baik secara fisika maupun kimia. Dalam perairan logam dapat tiadir sebagai ion logam yang terkoordinasi dengan molekul air maupun membentuk kompleks dengan ligan.
Salah satu alternatif kemungkinan penanganan limbati cair yang tercemar adaiah dengan cara adsorpsi ion-ion logam oleh bentonit, yang merupakan mineral alam. Bentonit telah banyak diteliti diantaranya untuk menyerap ion logam dalam perairan, sebagai penyerap pestisida, sebagai bahan pemucat pada pemumian CPO, dan penyerapan polimer kationik dalam perairan.
Dalam penelitian ini diteliti penyerapan kompleks logam Co-tanin dengan menggunakan bentonit yang diaktivasi dengan asam. Tujuannya adaiah untuk membandingkan penyerapan antara ion Co2+ dalam bentuk kompleks dengan ion Co2+ bebas dalam pelarut air.
Bentonit diaktivasi menggunakan H2SO4 sebagai asam pengaktivasi, dengan variasi konsentrasi 0.2 M; 0.4 M; 0.6 M; 0.8 M dan 1.0 M. Aktivasi dengari menggunakan H2SO4 0.6 M menunjukkan penyerapan optimum dalam menyerap Co, baik dalam t)entuk Ion Co2+ maupun dalam bentuk kompleks dengan tanin.
Proses yang terjadi dalam penyerapan ion Co2+ melibatkan proses adsorpsi dan pertukaran Ration. Ion Co2+ diserap lebih ttaik dalam keadaan tidak terkomplekskan oleh bentonit. Proses aktivasi meningkatkan daya serap bentonit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biran Gufran
"Karet alam yang saat ini telah dipergunakan oleh sebagian besar industri manufaktur ban merupakan sistem koloid yang disebut lateks. Bahan ini memiliki sifat elastisitas yang sangat baik dan mudah dalam memprosesnya. Namun karet alam memiliki kemampuan yang rendah dalam mencengkram, sehingga dapat menimbulkan gesekan besar yang mengakibatkan berkurangnya usia pakai ban serta menimbulkan banyak kebisingan. Solusi untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan cengkramnya menggunakan selulosa karena sifat mekanis dan akustiknya yang baik. Pada penelitian ini difokuskan untuk melakukan sintesa karet alam hibrida dengan mencangkok selulosa, menggunakan metode Glow Discharge Electrolysis Plasma (GDEP) katodik. Sehingga menghasilkan plasma yang memiliki energi tinggi, untuk menghasilkan radikal-radikal bebas yang dapat menginduksi polimerisasi dengan terbentuknya karet alam hibrida. Komposisi selulosa (33,33%, 66,67%, dan 100% wt) dan jenis elektrolit (NaCl, KCl, dan MgCl2) divariasikan untuk menentukan kondisi optimal agar menghasilkan karet alam hibrida. Karakterisasi produk menggunakan FTIR, uji persen yield produk, sessile drop, dan STA,. Keberhasilan produk karet alam hibrida dalam penelitian ini dapat dilihat dari terbentuknya ikatan antara selulosa dan karet alam yang ditunjukkan pada FTIR dimana terdapat bilangan gelombang ciri khas dari karet alam yaitu 1600 cm-1 dan ciri khas dari selulosa yaitu 1000 cm-1 pada karet alam-selulosa hibrida. Hasil pengamatan untuk peningkatan yield produk berbanding lurus dengan peningkatan komposisi selulosa, dengan pencapaian nilai optimal pada 100 wt% sebesar 32,62%. Sedangkan pada jenis elektrolit, produk yield terbesar dihasilkan oleh MgCl2 sebesar 10,78% dibandingkan jenis elektrolit lainnya. Penurunan sudut kontak karet alam hibrida dibandingkan dengan karet alam murni membuktikan terbentuknya ikatan akibat metode GDEP yang menurunkan hidrofobisitas karet alam. Pengamatan terhadap penurunan sudut kontak berbanding terbalik dengan peningkatan komposisi selulosa, dengan perolehan sudut kontak optimal pada komposisi 100 wt% sebesar 52,62⁰. Sedangkan pada jenis elektrolit sudut kontak optimal didapatkan pada jenis MgCl2 sebesar 68,17⁰. Hasil STA menunjukkan pencangkokkan karet alam dengan selulosa tidak menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap stabilitas termal. Pencapaian kondisi optimal pada variasi tersebut diperoleh pada larutan dengan komposisi selulosa 100 wt% dan elektrolit MgCl2.

Natural rubber which is currently used by most tire manufacturing industries is a colloidal system called latex. This material has excellent elasticity properties and is easy to process. However, natural rubber has a low ability to grip, so that it can cause large friction that results in reduced tire life and causes a lot of noise. Solution to increase mechanical strength and grip using cellulose because of its good mechanical and acoustic properties. This research is focused on synthesizing hybrid natural rubber by grafting cellulose, using the cathodic Glow Discharge Electrolysis Plasma (GDEP) method. So as to produce plasma which has high energy, to produce free radicals which can induce polymerization by the formation of hybrid natural rubber. Cellulose composition (33.33%, 66.67%, and 100% wt) and electrolyte types (NaCl, KCl, and MgCl2) varied to determine the optimal conditions to produce hybrid natural rubber. Product characterization using FTIR, product yield percent test, sessile drop, and STA ,. The success of hybrid natural rubber products in this study can be seen from the formation of bonds between cellulose and natural rubber shown at FTIR where there is a characteristic wave number of natural rubber which is 1600 cm-1 and the characteristic of cellulose is 1000 cm-1 on natural rubber- hybrid cellulose. The observation results for an increase in product yield is directly proportional to an increase in cellulose composition, with the achievement of an optimal value at 100 wt% of 32.62%. Whereas in the type of electrolyte, the largest yield of product produced by MgCl2 was 10.78% compared to other types of electrolytes. The reduction in contact angle of hybrid natural rubber compared to pure natural rubber proves the formation of bonds due to the GDEP method which decreases the hydrophobicity of natural rubber. Observation of the decrease in contact angle is inversely proportional to the increase in cellulose composition, with the acquisition of an optimal contact angle at a composition of 100 wt% by 52.62⁰. Whereas the optimal contact angle electrolyte type was found in MgCl2 type at 68.17⁰. The results of the STA show that transplanting natural rubber with cellulose does not produce significant changes in thermal stability. Achievement of optimal conditions in these variations is obtained in solutions with 100 wt% cellulose composition and MgCl2 electrolytes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aprijanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Sivawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermin Katrin Harantung
"Walaupun iradasi gamma pada dosis radurisasi dapat menurunkan jumlah mikroba pembusuk sehingga dapat mempernanjang kesegaran udang, namun dalam batas dosis tertentu diduga dapat rnenyebabkan denaturasi protein udang.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas dosis iradiasi dalam upaya memperpanjang kesegaran udang, dengan mempelajari kemungkinan terjadinya denaturasi protein udang akibat iradiasi gamma Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penentuan hidrolisis protein oleh tripsin, kelarutan protein, aktivitas spesifik Ca-TPase aktotniosln, dan pengamatan perubahan struktur protein udang dengan metode elektroforesisdisk gel poliakril amid. Udang yang dikemas dalam kantong-kantong plastik diiradiasi dalam Iradiator Panorama Serba Guna di PAIRBATAK dengan dosis sebesar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 kGy, pada laju dosis sebesar 5 kGy/Jam.
Ditinjau dari penentuan hidrolisis oleh tripsin, kelarutan protein dan penentuan spesifik Ca-ATPase aktomiosin, pengaruh iradiasi gamma pada protein udang mulai tenlihat pada udang yang d13.radiasi dengan dosis 3 kGy selanjutflya ha1 ma diperkuat oleh hasil pemasahan protein udang secara elektrofore-51$ Padandang yang dimradmasm dengan dosis 4 kGy dan 5 kGy mulai terlihat perubahan pada protein yaitu munculnya pita protein yang baru.
Sebagai kesimpulan dapat disarankan bahwa dosis iradiasi gamma yang kurang dari 3 kGy dapat dagunkan untuk memperpanjang kesegaran udang, tanpa menyebabkan perubahan karaktenistik protein udang P.ada dosis 3 kGy tau lebih akan menyebabkan protein udang terdenaturasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Kuswardani
"ABSTRAK
Medium TEA (TAoge Extract Agar) merupakan salah satu medium semisintetik yang dapat digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan aneka jenis fungi. Medium TEA yang biasa dipakai di Laboratorium Mikrobiologi di Indonesia adalah TEA 6% sukrosa. Konsentrasi sukrosa tersebut merupakan informasi dari peneliti-peneliti Belanda yang pernah bekerja di Kebun Raya Bogor, sewaktu dan seusai Perang Dunia II. Penelitian ini bertujuan meneliti kemungkinan menurunkan konsentrasi sukrosa dalam medium TEA agar harganya menjadi lebih murah. Pengujian dilakukan dengan menumbuhkan masing-masing kapang, yaitu Rhizopus oligosporus, Chlamydomucor oryzae, Aspergilus oryzae, Penicillium purpurogenum, dan juga khamir Saccharomyces cerevisiae, Candida tropicalis pada medium TEA dengan 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6% sukrosa. Penentuan pertumbuhan dilakukan dengan mengukur diameter koloni. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa medium TEA 6% sukrosa untuk pertumbuhan R. oligosporus sudah tepat; untuk Ch. oryzae konsentrasi dapat diturunkan sampai 4% sukrosa; untuk A. oryzae sampai 5% sukrosa; dan untuk P. purpurogenum, S. cerevisiae, C. tropicalis penurunan konsentrasi sukrosa dapat sampai 1% sukrosa."
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman
"Rumput laut Euchema cottonii mengandung bahan kimia penting yaitu kappa karagenan Produksi senyawa kappa karagenan tersebut sebagai hasil biosintesis did.uga akan bertambah dengan bertambahnya umur tanainan rumput laut. Dalam penelitian ini dicoba untuk mengisolasi kappa karagenan dan mencari hubungan antara lama penanaman rumput laut Euchema cottorii terhadap rendemen dan viskositas kappa karagenan Disamping itu, ailakuian penguKuran c.aa.ar oeuerapa logam berat pencemar yang terdapat dalam rumput laut Euchema cottonim, kappa karagenan hasil isolasi dan dalam air laut lokasi penanaman.
Kappa karagenan rumput laut Euchema cottonii pada berbagam lama penanaman (0 - 6 minggu) dmisolasi melalum beoerapa tahap yaitu ekstraksi dengan larutan NaOH 0,1N (kondisi pH 8, suhu 80°C dan v.aktu 0,5 jam), penyaringan dengan bantuan filtrasi bertekanan dan pengendapan dengan cara penambahan isopropil alkohol Selan3utnya, kappa karagenan hasil isolasi tersebut diukur viskositasnya dengan menggunakan alat viskometer VT 180 Identifikasi kappa karagenan dilakukan dengan cara mengukur spektrum serapan infra merah, sedangkan kadar logam (Pb, Cr, Cu dan Cd) ditentukan dengan cara destruksi, se1anutnya diukur dengan alat AAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut Euchema cottonii mengalami perta'nbahan berat maksimum (101,28 %) dan kecepatan pertum.buhan maksimum (8,51 %) pada masa penanaman minCD gu kedua Rendemen kappa karagenan maksimum pada lama penanaman 5 minggu (74,52 %), sedangkan viskositas kappa karagenan maksimum pada lama penanaman 6 minggu (161+,25 cP) Kadar rata-rata keempat logam Pb, Cr, Cu dan Cd dalam air laut adalah Pb 0,04 ppm, Cr 0,04 ppm, Cu 0,14 ppm dan Cd 0,02 ppm, pada rutnput laut Euchema cottonil adalah Pb 0,99 ppm, Cr 2,79 ppm, Cu 4,60 ppm dan Cd 0,76 ppm, sedangkan pada kappa karagenan hasil isolasi adalah Pb 0,04 ppm, Cr 1,66 ppm, Cu 2,58 ppm dan Cd 0,54 ppm"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>