Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ratna Permatasari
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntarini Rahsilawati
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S29960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S29585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dasriah
"ABSTRAK
Ligan jenis feroin sangat menarik untuk dikaji terutama karena kemampuan ligan ini untuk membentuk kompleks dengan logam yang mempunyai bilangan oksidasi rendah. Salah satu ligan jenis ini adalah 3-(2-piridil)-5,6-difenil-1,2,4-triazin (PDT).
Dalam penelitian ini dicoba kembali pekerjaan peneliti terdahulu yaitu penentuan stoikiometri kompleks Fe(II)-PDT dan Co(II)-PDT dan dilanjutkan
dengan ekstraksi logam besi(II) dan kobalt(l1) dengan cara pengkompleksan terlebih dahulu. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi pelarut dengan rnenggunakan dua pelarut yang tak campur.
Ekstraksi kompleks logam besi(II)-PDT dan kobalt(1I)-PDT masing-masing pertama kali dilakukan pada berbagai nilai pH untuk memperoleh kondisi optimumnya. Selanjutnya dilakukan ekstraksi masing-masing logam pada pH optimumnya. Penentuan jumlah logam yang terekstrak dilakukan dengan alat spektrofotometri ultra ungu-tampak pada panjang gelombang maksimumnya.
Selain itu juga dilakukan ekstraksi secara simultan, kedua logam berada dalam satu larutan dan konsentrasi tertentu. Pemisahan dilakukan dengan menambahkan padatan NaCN kedalam fasa organik. Pengukuran dilakukan
dua kali, sebelum dan sesudah penambahan NaCN. Pengukuran pertama pada panjang gelombang 500 nm yaitu hagi kompleks Co(PDT)32+ yang masih tercampur dengan kompleks Fe(PDT)32+ dan pengukuran kedua pada panjang
gelombang 500 nm (bagi kompleks Co(PDT)3 2+ ) dan 552 nm (bagi kompleks Fe(PDT) 3 2+ ) . Nilai serapan pertama adalah nilai serapan bagi kompleks Co(PDT) 3 2+, nilai serapan akhir adalah bagi kompleks Fe(PFT)32+
Hasil penelitian ini menunjukkan hahwa kompleks besi (II)-PDT dan kobalt(I1)-PDT mempunvai stoikiometri 1 : 3, yaitu Fe(PDT)3 2+ dan
Co(PDT) 3 2+. Kondisi pH optimum bagi ekstraksi Fe(II) pada pH 5,0 dengan
°/oE = 87,06 dan 7,0 dengan %E = 76,30 bagi ekstraksi Co(II). Kondisi pH
optimum bagi ekstraksi kedua logam secara simultan yaitu pada pH 5,0 dengan
hasil ekstraksi dalam bentuk %E adalah 82,43 bagi Fe(II) dan 72,15 bagi
Co(I1) dan pH 7,0 dengan basil 68.48 % bagi Fe(Il) dan 80,07 % bag] Co(II)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebo Widarisman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan data dari Biro Pusat Statitik dan UNICEF dalam survey nasional tentang GAKI pada tahun 1995 menyebutkan bahwa hampir semua propinsi di lndonesia rata- rata penduduknya mengalami kekurangan iodium. Hal
ini disebabkan oleh kandungan iodium dalam garam konsumsi tidak cukup
memadai sesuai dengan persyaratan SNI yaitu sebesar 30-80 ppm. Selain itu, kurangnya iodium dapat disebabkan karena adanya iodium yang hilang dari permukaan garam. Kestabilan iodat dalam garam merupakan salah satu parameter yang penting dalam menentukan persyaratan kandungan kalium iodai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi sulfit dalam garam dan kemampuannya dalam hal mereduksi iodat menjadi iodida Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metoda titrasi iodometri untuk mengetahui kandungan iodat dalam garam dan metoda spektrofotometri untuk mengetahui kandungan sulfit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan sulfit mempengaruhi kccepatan pengurangan iodat dalam gararn akibat reaksi reduksi oksidasi. Kecepatan pengurangan iodat semakin bertambah seiring dengan meningkatnya kosentrasi sulfrt dalam garam Selain itu, tingkat keasaman gararn juga ikut mempengaruhi kecepatan pengurangan iodat.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Nastiti Suryandari
"Hingga sekarang ini metode analisis kuantitatif sulfat yang telah ada cukup banyak, contohnya adalah metode graviraetri, voluraetri dan instrumen. Tetapi metodemetode tersebut sulit dilakukan dan raemberikan basil analisis yang kurang baik, terutamabila digunakan untuk menganalisis senyawagaram sulfat didalam sediaan farmasi. Selain itu metode-metode tersebut ditujukan untuk analisis dalam skalamakro. Penelitian ini dilakukan untuk mencari kondisi optimal analisis kuantitatif sulfat secara spektrofotometri sinar tampak dalam skala mikro dan menerapkan kondisi optimal tersebut pada analisis beberapa senyawa garam sulfat Dalam penelitian ini ditetapkan kondisi optimal analisis dengan parameter waktu pembentukan wama, komposisi pelarut, pH larutan, kestabilan kompleks, dan konsentrasi ion barium dan larutan torin 0,2% b/v yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kondisi optimal analisis yang dapatdi' gunakan untuk analisis sulfat secara kuantitatif adalah waktu pembentukan wama pada menit ke 30 sampai 40, komposisi pelarut air-etanol dengan perbandingan 40:60; 30:70; 20:80, pH larutan antara 4,0 sampai 5,0 , konsentrasi maksimum ion barium sisasebesar 39,6786.10'^ mek/2S mL (12 ppm ion barium) dengan 1,5 mL larutan torin 0,2% b/v dan konsentrasi ion sulfat antara 0,0000 sampai 49,974.10^ mek/25 mL (0-10 ppm ion sulfat). Analisis yang dilakukan terhadap senyawagaram sulfat didalam percobaan ini umumnya memberikan hasil analisis yang cukup baik dengan kesalahan analisis berkisar antara -5,551% sampai 0,400%.

At this moment, there were some methods of sulfate analysis such as by gravimetri, volumetri and instrument But these methods were difficult to do and did not gave good enough result, especially when applied to analyze some sulfate salt compounds in pharmacy preparatioa Besides these methods were applied to analyze in macro scales. Hiese research's aim was to find an optimal sulfate analysis condition quantatively by visible spectrofotometiy in a micro scale and apply these result to analyze so me sulfate salt coumponds. In this research, it was determined optimal analysis condi tion with parameter of time developing color, solvent Composition, pH of solutions, a complex stability and barium ions - thorin solution 0,2% w/v concentration. The optimal analysis condition were time developing color of minutes 30- 40; water-ethanol compositions of 40:60; 30:70; 20:80; pHof solution between 4,0 - 5,0 ; maximum excess barium ions concentration 39.6786 x 10"^ meq/25 mL (12 ppm barium ions) with 1,5 ml 0,2% w/v thorin solution and sulfate ions concen tration of 0.0000 - 49.9740 x 10"^ meq/25 mL (0-10 ppm sulfate ions). Analysis of sulfate salt compounds in this research gave good enough results with estimation from -5,551% until 0,400%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Titin Suprihatin
"Usaha untuk membuat alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam pengawasan, penelitian, dan perkembangan laboratorium analisa merupakan kecenderungan pada akhir abad 20 Otomatisasi instrumentasi di laboratorium menghasilkan banyak kemajuan dalam analisis kimia seperti sensitivitass, elektivitas. Presisi, kecepatan, biaya, dan jangkauan aplikasi yang luas.
Salah satu contoh otomatisasi dalam analisis kimia adalah flow lryectiott Analysis atau FIA. FIA adalah metode analisis berdasarkan injeksi cairan sampel ke dalam aliran kontinyu tidak beruas dari suatu cairan yang sesuai. Injeksi sampel membentuk zona hasil reaksi kimia. Zona ini ditransportasikan menuju detector dan langsung diukur absorbansi, potensial elektroda atau parameter fisika lainnya. Modifikasi yang bisa dilakukan dalam FIA membuat metoda ini dapat menjadi metoda Analisis alternatif dan mempunyai jangkauan luas dalam komunitas analisis kimia.
Pada penelitian yang dilakukan, dipelajari metoda penentuan klorida dengan teknik FIA. Prinsip penentuannya adalah pengukuran. besarnya absorbansi senyawa kompleks {Fe(SCN)}2. yang dihasilkan dari reaksi antara Fe3* dengan scN-. Ion SCN- ini dihasilkan dari reaksi antara ion cl- dengan Hg(SCN)2.
Kelayakan teknik FIA ditentukan dengan parameter operasional FIA yaitu dispersi. Dispersi adalah perbandingan absorbansi yang tidak terdispersi dengan absorbansi FIA. Dispersi dipengaruhi volume injeksi sampel kecepatan alir pereaksi dan panjangk olom. Hargad ispersid ari percobaana dalah2 -6, hargai ni beradad alam range dipsersi untuk pengukuran Spektrofotomteri yaitu disperse sedang ( 3-10). Hasil percobaan membuktikan bahwa kenaikan volume injeksi sampel dan kecepatan alir pereaksj umumnya menyebabkan dispersi menurun. Sedangkan kenaikan panjang kolom menyebabkan dispersi meningkat.
Dengan menggunakan kondisi optimum, dilakukan percobaan untuk Mengetahui pengaruhi on pengganggu terhadap hasil pengukuran. Ion pengganggu yang digunakan adalah sulfat dan karbonat pada konsentrasi sepersepuluh, setengah, satu' l0' dan 50 kali konsentrasi klorida. Sampai konsentrasi ion sulfat dan karbonat 50 kali konsentrasi klorida ternyata tidak memberikan perbedaan berarti dibandingkan dengan tanpa ion pengganggu tersebut. Batas deteksi pengukuran dengan F IA adalah 6'13 ppm sedangkan dengan konduktometri 3l 29 ppm.P erbandingan dengan titrasi Konduktometri tdak.memberikan perbedaan hasil yang berarti."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>