Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Tri Pujiyati
"ABSTRAK
Pembentukkan kompleks ion logam dengan ligan multidentat yang
berstruktur 1, 2 dan 3 dimensi menarik untuk dipelajari karena dapat
membentuk kompleks yang stabil. Penelitian ini, mempelajari pembentukkan
kompleks ligan 2 dimensi, yaitu 18-Crown-6-ether dengan ion Pb(II) melalui
ekstraksi dalam sistem heksana-air. Ion Pb(II) dipilih berdasarkan
kesesuaian ukuran diameter Pb(II) dengan cincin eter. Reaksi pembentukkan
kompleks dipelajari melalui spektrum absorpsi dengan spektrofotometer UVVis.
Kompleks Pb(II)–18-Crown-6 yang terbentuk berupa kompleks kation,
[Pb(18-Crown-6)]2+ yang terlarut dalam fasa air yang ditandai kenaikkan
serapan 18-Crown-6 dalam fasa air, dan penurunan serapan 18-Crown-6
dalam fasa organik. Ion pikrat diberikan untuk meningkatkan ekstraksi
dengan membentuk kompleks pasangan ion, berupa [Pb(18-Crown-6)]Pic2.
Adanya kompleks ini ditunjukkan dengan kenaikan absorbansi pada 280 nm
dalam fasa organik. Keberadaan anion lain seperti Cl-, CH3COO-, dan OHdalam
sistem akan memberikan efek kompetisi terhadap pembentukkan
kompleks yang diinginkan. Mekanisme pembentukan kompleks ini kemudian
diperjelas dengan data antarmuka sistem heksana-air, menggunakan High
Speed Stirring Spectrophotometry. Pada antarmuka diamati adanya spesies
ligan dan kompleks pasangan ion yang teradsorpsi, sehingga pembentukan
kompleks dapat dibuktikan melalui tahap pertemuan reaktan pada
antarmuka."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmawati
"ABSTRAK Kriptan[2,2,2] merupakan ligan tiga dimensi yang mempunyai diameter rongga 2,8 ?. Dengan ukuran rongga tersebut, diharapkan kriptan[2,2,2] dapat membentuk kompleks dengan ion logam Sm(III) yang mempunyai diameter 2,196 ?. Pembentukan kompleks antara ion Sm(III) dengan ligan kriptan[2,2,2] pada fasa bulk dan antarmuka telah dipelajari secara spektrofotometri UV-Vis dengan metode ekstraksi cair-cair (batch) dan High Speed Stirring (HSS). Pada fasa bulk, optimasi kondisi ekstraksi (metoda batch) kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dilakukan dengan memvariasikan lamanya pengocokan, lamanya pemisahan kedua fasa, dan pH larutan. Fenomena antarmuka pada metode HSS dipelajari dengan menggunakan kondisi optimum ekstraksi pada fasa bulk. Kondisi optimum ekstraksi kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dalam sistem heksana-air adalah lamanya waktu pengocokan dan pemisahan kedua fasa berturut-turut 25 dan 50 menit, serta pH ekstraksi 5,07. Kompleks kation yang terbentuk adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]]3+ yang lebih larut dalam fasa air, ?max 265 nm. Untuk meningkatkan ekstraksi kompleks ke fasa organik, ditambahkan ion pikrat sebagai pasangan ion. Kompleks pasangan ion yang terekstrak ke fasa organik adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 karena dilarutan terdapat Cl-, ?max 277-278 nm. Dengan menggunakan metode spektrofotometri HSS maka dapat diketahui fenomena antarmuka. Adanya perbedaan absorbansi pada ?max saat kecepatan tinggi (4500 rpm) dan keadaan terhenti (0 rpm), dapat diketahui nilai konstanta adsorpsi spesi kimia pada antarmuka (K?) dalam sistem heksana-air. Nilai K? ligan kriptan[2,2,2] = 7,57x10-4 cm dan K? kompleks pasangan ion [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 4,37x10-6 cm. Kata kunci: Metode batch, spektrofotometri HSS, kriptan[2,2,2], logam Sm(III), pikrat, antarmuka cair-cair."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembentukan kompleks Ni(II) dan 1,10-Phenanthroline (C12H8N2/Phen) dengan penambahan dithizone (C13H12N4S/HDz) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari dengan metode spektrofotometri melalui pengukuran langsung dengan metode centrifugal liquid membrane (CLM). Ion Ni(II) dengan Phen membentuk kompleks kation Ni(C12H8N2) 22+atau NiPhen22+. Kompleks tersebut terlarut dalam fasa air serta memiliki dua panjang gelombang maksimum, λ maks yaitu 270 dan 292 nm. Pengamatan pembentukan kompleks dilakukan terhadap variasi pH dan konsentrasi ligan. Kondisi pH menyebabkan protonasi yang berpengaruh terhadap jumlah kompleks yang terbentuk. Pada variasi konsentrasi ligan, semakin besar konsentrasinya, jumlah kompleks yang terbentuk semakin banyak. Berdasarkan metode Batch, penambahan ligan HDz pada kompleks kation NiPhen 2 2+ menghasilkan kompleks asosiasi ion Ni(C13H11N4S)2(C12H8N2) atau NiDz 2Phen yang memilik iλ maks 403 nm, dan terekstrak dalam fasa organik. Hasil Pengukuran menggunakan metode CLM, diketahui kompleks NiDz2 Phen terbentuk pada antarmuka heksana-air dengan λ maks 523 nm. Perbandingan konsentrasi ligan Phen dengan HDz mempengaruhi laju awal pembentukan kompleks NiDz2 Phen. Semakin besar konsentrasi ligan Phen, laju awal pembentukan kompleks sinergis semakin cepat. Data yang diperoleh menggunakan metode CLM menunjukkan bahwa tetapan laju pembentukan kompleks sinergis NiDz2 Phen pada antarmuka, ksebesar 0,30 s-1.

Complex formation of Ni(II) and 1,10-phenanthroline (C12H8N2/Phen) with the addition of dithizone (C13H12N4S/HDz) at the hexane-water interface has been studied by direct measurement spectrophotometry using the centrifugal liquid membrane (CLM) method. Ni(II) ion with Phen formed a cationic complex of Ni(C12H8N2) 22+or NiPhen22+. That complex dissolved in the aqueous phase and had two UV absorption spectrum maxima wavelengths, λ max 270 and 292 nm. Observation of complex formation was performed variations of pH and ligand concentration. The pH caused protonation that affected the amount of the formed complex. With the variations of ligand concentrations, the greater was the concentration of ligands the greater was the formed complex. Based on the Batch method, the HDz ligand addition into the NiPhen 2 2+ cationic complex produced ionassociation complex of Ni(C13H11N4S)(C12H8N2) orNiDz2Phen atλ max 403 nm, and is extracted in the organic phase. Measurement results using CLM method showed that NiDz2 Phen complex was formed at hexane-water interface with λ max 523 nm. Comparison of Phen with HDz ligand concentrations affected the initial formation rate of NiDz2 Phen complex. The greater concentration of Phen ligand increased the initial rate of formation for synergistic complex. The obtained data using CLM method indicated that the synergistic complex formation rate constant of NiDz2 Phen at the interface, k was 0.30 s-1.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Kustiawan
"ABSTRAK Meningkatnya penggunaan logam-logam berat dalam berbagai industri mengakibatkan peningkatan pencemaran logam-logam berat di lingkungan perairan. Alumina dapat dimodifikasi dengan adsorpsi surfaktan anionik sehingga membentuk bilayer (admisel). Admisel digunakan sebagai adsorben, karena kemampuannya menyerap ion-ion logam pada permukaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal pembentukan admisel alumina-SDS, dan memanfaatkannya dalam penyerapan ion-ion Cd2+ dan Pb2+. Penentuan kondisi optimal dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi SDS dan pH. Konsentrasi SDS ditentukan dengan metode MBAS (Methyelene Blue Active Substances). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ?-alumina yang digunakan memiliki PZC pada pH 8, konsentrasi admisel kritis adalah sebesar 4 ?M dan konsentrasi misel kritis adalah 5,5 ?M serta pH optimal adalah pH 3. Tingkat desorpsi SDS pada admisel alumina-SDS adalah sebesar 0,61%. Kemampuan tukar kation penyerapan ion Cd2+ adalah sebesar 83% dan ion Pb2+ sebesar 82,5%. Kata kunci : Admisel; CAC; SDS; adsorpsi X + 57 halaman,gambar, tabel, lampiran"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Agustina
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustikawati
"Ligan 2- 1,5-difenil-4,5-dihidro-1H-pirazol-3-yl piridin telah berhasil disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen Schmidth dan reaksi Wolf Kischner. Hasil yang diperoleh berupa endapan berwarna kuning kemerahan dengan yield 45,75 . Ligan dikarakterisasi menggunakan 1HNMR, FT-IR dan spektrofotometer UV-Visible. Ligan berhasil dikomplekskan dengan logam transisi Fe3 dan Cu2 dengan rasio mol terbaik ligan dengan logam 3:1.
Analisis kompleks ligan dengan spektrofotometer UV-Visible menunjukkan terjadinya pergeseran panjang gelombang kearah yang lebih besar pada kompleks Fe3 red shift yakni dari 375 nm menjadi 412 nm. Sedangkan pada kompleks ligan dengan logam Cu menunjukkan pergeseran panjang gelombang kearah yang lebih kecil blue shift yakni dari 229 nm menjadi 212 nm. Aplikasi kompleks ligan dengan logam transisi sebagai fluorosensor untuk ion sianida dilakukan dengan menggunakan spektroflurometer.
Hasil studi menunjukkan bahwa kompleks ligan Fe dapat dijadikan fluorosensor tipe turn off untuk ion sianida karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresens dan pergeseran puncak serapan maksimum ligan. Ligan dapat mendeteksi ion CN- pada konsentrasi 10-6 M. Komplek ligan dengan logam Cu juga dapat dijadikan sebagai fluorosensor tipe turn on untuk ion sianida karena penambahan ion ini menyebabkan peningkatan intensitas fluoresensi seiring meningkatnya konsentrasi ion sianida. Kompleks Fe-Ligan dan Cu-Ligan mampu mendeteksi ion sianida dengan konsentrasi sekitar 10-6 M.

Ligand 2 1,5 diphenyl 4,5 dihydro 1H pyrazole 3 yl pyridine has been synthesized used Claisen Schmidth method and Wolf Kischner reaction. the result was white yellowish precipitate with yield 45.75 . The ligand was characterized by HNMR, FT IR, and UV Visible. Ligand was complexation with metal transitions Fe and Cu by chelating method, with the best mole ratio chelating is 0.15 1 mole mole.
Ligand complexes with Fe analysis by UV Visible spectrophotometer shows the wavelength shift towards greater red shift, ie from 375 nm to 412 nm. While the ligand complexes with Cu shows a wavelength shift toward smaller blue shift , ie from 229 nm to 212 nm. Applications ligand complexes with transition metals as fluorosensor for cyanide ions by using spektroflurometer.
The study results show that Fe ligand complexes can be used as a type fluorosensor turn off for cyanide ions because of the addition of these ions cause a decrease in fluorescence intensity and the shift of the maximum absorption peak ligand. Ligands can detect CN ions at a concentration of 5x10 6 M. Cu ligand complexes can also be used as a type fluorosensor turn on for cyanide ions because of the addition of these ions causes an increase in fluorescence intensity with increasing concentrations of cyanide ion ligands are able to detect the concentration of cyanide ion with 5x10 6 M
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Helmi
"ABSTRAK
Asam humat merupakan fraksi terbesar didalam senyawaan humat. Asam humat barwarna coklat galap, hasil degradasi sisa-sisa tanaman dan hewan secara kimia dan biologi maupun hasil sintesa mikroorganisme. Asam humat banyak terdapat dl tanah maupun perairan. Asam humat mempunyai banyak gugus fungsl yang mengandung okslgen dan diduga berperan dalam pembentukan senyawaan kompleks logam humat. Dalam penelitian Ini diselldiki kemampuan ion-ion logam Cu^^ Pb^"^ dan membentuk senyawaan kompleks logam humat. Asam humat diambil dari endapan tanah di mata air Jambu Luwuk Ciawi. Metode yang digunakan adalah metode quenching (pemadaman) fluoresensi. Dengan metode ini dapat dihitung konstansta kondisiohal kompleks tersebut. Dari hasil log K' yang diperoleh terdapat kecenderungan bahwa konstanta kondisional kompleks asam humat dengan ion Fe^S Cu^"'> Pb^"""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dan Mugisidi
"ABSTRAK
Karbon aktif dari tempurung kelapa dimodifikasi dengan menggunakan natrium
asetat dengan konsentrasi 3%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 30% dan dipergunakan pada
kolom penyerapan untuk mempelajari penyerapan ion tembaga dan campuran ion-
ion Cu, Ni dan Cr. Air limbah sintetis yang mengandung ion Cu(I1) diailirkan melalui
karbon aktif tanpa modifikasi dan yang telah dimodifikasi. Penyerapan karbon alctif
sebelum dan sesudah modifikasi mengikuti model kinetika Avrami. Karbon aktif
tanpa modifikasi mampu menyerap hingga.20 mg ion Cu(II) dan hasil penyerapan
yang tertinggi didapat dari karbon aktif yang dimoditikasi dengan menggunakan
15% nanium asetat yaim 45 mg inn Cu(ll) mu 2,2 kan dibandingkan dengan karbon
aktif tanpa modifikasi. Setelah regenerasi dengan menggutamakan 20% NaOH, karbon
aktif yang telah dimodifikasi mampu menyerap ion Cu(II) hingga mencapai 60 mg
ion Cu(II) atau 3 kali karbon aktif yang tidak dimodifikasi. Pada penyerapan ion-ion
campuran, karbon aktif yang telah dimodifikasi lebih selektif terhadap ion Cu(II)
dan ion Cr(Vl) daripada terhadap ion Ni(ll`).

ABSTRACT
Activated carbon Hom coconut shell was modified with natrium acetate at
concentrations of 3%, 5%, 10%, 15%, 20% and 30%, and used in a fixed-bed
column to study the adsorption of copper and mixed Cu-Ni-Cr ions. Synthetic
wastewater containing Cu(II) ions was passed through plain activated carbon and
modified activated carbon. The adsorption of ion Cu(lI) onto activated carbon fit
with Avrami kinetics model. Plain activated carbon was able to adsorb 20 mg of
Cu(II), and the highest adsorption capacity was found for the activated carbon
modified by treatment with 15% natrium acetate, which adsorbed 45 mg of .Cu(II) or
2.2 times as much as the plain activated carbon. After regeneration with 20% NaOH,
activated carbon modified by treatment with 15% natrium acetate was able to adsorb
60 mg of Cu(II) or 3 times as much as the plain activated carbon. In the case ofa
mixed ion solution, the absorbent was more selective for Cu(ll) and Cr(Vl) ions than
Ni(Il) ions."
2007
D1232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>