Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurahman
"Modifikasi elektroda Au yang merupakan salah satu metoda alternatif yang dapat dipilih sebagai sensor kimia untuk analisis ion logam Cu2+. Modifikasi elektroda Au dilakukan dengan cara mengimobilisasi 2-aminoetanatiol pada permukaan elektroda Au membentuk self assembled monolayers yang difungsionalisasikan dengan EDTA. Imobilisasi EDTA pada permukaan elektroda melalui pembentukan ikatan amida antara gugus karboksil dari EDTA dengan gugus amina dari 2-aminoetanatiol. Pembentukan ikatan amida dipercepat dengan menggunakan katalis EDC dan NHS. Karakterisasi dan pengukuran elektroda Au termodifikasi dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik. Hasil penelitian menunjukan modifikasi permukaan elektroda emas dengan 2-aminoetanatiol difungsionalisasi dengan EDTA telah dapat digunakan untuk penentuan logam Cu2+ dengan optimasi pengukuran pada pH 4.0, waktu akumulasi 10 detik, scan rate 150 mV/s, batas deteksi 2,526x10-5 M, luas elektroda yang digunakan 2.697x10-4 cm2. Elektroda termodifikasi EDTA stabil digunakan dalam satu hari setelah modifikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisma Pramasasti
"Penggunaan model elektroda kerja yang ciimodifikasi dalam metode voltametri kian diminati dan terus dikembangkan seoara intensif untuk tujuan identifikasi |ogam. IV|odifikasi elektroda ini memungkinkan terbentuknya karakteristik permukaan elektroda yang dapat dikontrol, seningga meningkatkan selektifitas dan sensitivitasnya. Pada penelitian ini, telan bernasil memociifikasi elektroda kerja emas yang dilakukan melalui dua tanapan. Tanap pertama, pembentukan self assembled monolayer (SAIVI) sistiamina pada permukaan emas. Tanap kedua, elektroda Au@sistiamina ciimociifikasi seoara optimum dengan EDTA pH 7,00. Kebernasilan tanapan modifikasi ini ditunjukkan dengan terjadinya penurunan double layer capacitance, dikarenakan ternambatnya proses transfer elektron pada permukaan elektroda emas. Elektroda termociifikasi sistiamina dan EDTA selanjutnya bernasil mengicientifikasi keberadaan ion Hg" dalam Iarutan ningga konsentrasi 5 X 10'7 IVI dengan Cara pembentukan kompleks antara Hg" dengan EDTA. Kompleksasi antara ion Hg" dengan EDTA seoara optimum dilakukan dengan vvaktu akumulasi 45 detik dan pada kondisi Iarutan Hg" pH 4,00. Ion Hg" yang telan terkompleks bernasil dikarakterisasi seoara elektrokimia dalam Iarutan buffer asetat yang mengandung KCI dengan scan rate optimum sebesar 100 mV/s. Pengaruh Keberadaan ion Fe" dan Pb" dalam Iarutan Hg" pada berbagai pH telan bernasil diamati dengan kenyataan terjaciinya persentase perubanan tinggi arus Hg" yang signifikarm Demikian pula uji kestabilan elektroc|a@sistiamina@EDTA dalam kurun vvaktu satu minggu menunjukkan bahvva, persentase penurunan arus Hg" semakin meningkat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Rahma Minanti Putri
"Modifikasi elektroda emas adalah salah satu metode alternatif yang dapat digunakan sebagai sensor kimia untuk analisis ion logam Cu2+. Modifikasi elektroda emas dilakukan dengan cara mengimobilisasi 3-mercaptopropionic acid pada permukaan elektroda emas dengan metode self assembled monolayer (SAM) yang difungsionalisasikan dengan EDTA. Karakterisasi elektroda emas dilakukan dengan teknik cyclic voltametry (CV), fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy (SEM) dan energy dispersive spectrometer (EDS). Luas elektroda yang digunakan adalah 0,809 cm2. Modifikasi dan aplikasi sensor elektroda Au-Bare, Au-3MPA dan Au-3MPA-EDTA terhadap pendeteksian ion logam Cu2+ telah berhasil dilakukan. Puncak arus oksidasi ion logam Cu2+ tertinggi terdapat pada pH 5 antara lain, 8,07 x 10-5A  pada elektroda Au-3MPA-EDTA, 5,92 x 10-5A pada elektroda Au-3MPA dan 7,42 x 10-5A pada elektroda Au-Bare pada kisaran potensial 0,35 V.

Modification of the gold electrode is an alternative method that can be used as a chemical sensor for the analysis of Cu2+ metal ions. Modification of the gold electrode was carried out by immobilizing 3-mercaptopropionic acid on the surface of the gold electrode using the self assembled monolayer (SAM) method which was functionalized with EDTA. Gold electrode characterization was performed by cyclic voltametry (CV), fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), scanning electron microscopy (SEM) and energy dispersive spectrometer (EDS) techniques. The electrode area used is 0.809 cm2. Modifications and applications of Au-Bare electrode sensors, Au-3MPA and Au-3MPA-EDTA against the metal ion detection of Cu2+ have been successfully performed. The top of the current Cu2+ metal ion oxidation state is found in pH 5 among others, 8.07 x 10-5 A on Au-3MPA-EDTA electrodes, 5.92 x 10-5 A on Au-3MPA electrodes and 7.42 x 10-5 A on Au-Bare electrodes at a potential range of 0.35 V."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Hakim
"Emisi CO2 dapat dikurangi dengan menangkapserta mengkonversinya. Telah dilakukan pengujian koversi CO2 menggunakan katalis elektrodeposit Cu pada elektroda Au (Andriyani, Nur. 2013). Elektroreduksi CO2dilakukan dengan mereduksinya menjadi dimetil karbonat (DMC) disertai penambahan CH3I dan CH3OH, (O. Yoshio et al., 1997). Luas permukaan kontak katalis dapat ditingkatkan dengan meningkatkan porositas deposit Cu. Penelitian ini membahas pengaruh counter ion terhadap porositas deposit Cu dan uji aktivitasnya sebagai katalis reduksi CO2 dengan menggunakan elektroda lempengan emas berukuran 0,5 x 0,5 cm. Counter ion yang digunakan adalah SO4 2-, NO3-, NH4 +, danPEG (polyethilene Glycol). Deposisi dilakukan menggunakan 4 variasi camuran melalui metode kronoamperometri pada potensial -0,64 volt (vs Ag/AgCl) selama 300 detik. KarakterisasiScanning Electron Microscope (SEM) menunjukan jumlah counter ion akan memperbesar porositas deposit Cudengan ukuran pori rata ?rata 200 - 600 nm dan makromolekul polar memberikan dampak yang lebih signifikan dengan ukuran pori yang seragam antara 200 ? 400 nm. Elektroreduksi CO2 menggunakan [BMIM][NTf2]mendapatkan persen yield sebesar 71,63 %, menunjukan porositas deposit Cu berbanding lurus dengan aktivitas katalitiknya.
CO2 emissions can be reduced by capturing and converting them. Research has been carried out the conversion of CO2 using Cu electrodeposits catalyst on Au electrode ( Andriyani , Nur . 2013) . CO2 Elektroreduction done by reducing it to dimethyl carbonate ( DMC ) with the addition of CH3I and CH3OH ( O. Yoshio et al . , 1997) . The contact surface area of the catalyst can be improved by increasing the porosity of the Cu deposits . This study discusses the effect of counter ions on the Cu deposit porosity and its catalytic activity, tested as CO2 reduction by using 0.5 x 0.5 cm gold plate electrode. Counter ion used is SO4 2- , NO3 - , NH4 + , and PEG ( polyethylene glycol ) . Deposition was performed using four variations of mixtures through methods Chronoampherometry at -0.64 volt potential (vs. Ag / AgCl) for 300 seconds. Characterization of Scanning Electron Microscope (SEM) shows the number of counter ions will increase the porosity of the Cu deposits with average pore diameter 200 - 600 nm and polar macromolecules provide a more significant impact with average interconnected pore diameter 200 - 400nm. Elektroreduksi CO2 using [BMIM] [NTf2] get percent yield of 71.63%, showed the higher porosity of Cu causes the higher catalytic activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nastiti Rahayu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianda Dwi Rahmawati
"Ion logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat dengan efek toksisitas dan racun yang tinggi terhadap mahluk hidup yang banyak ditemukan dalam limbah industri cat dan pipa timbal. Penumpukan timbal dapat menyebabkan gangguan ginjal, tekanan darah tinggi maupun kerusakan otak dan penumpukan tembaga menyebabkan kerusakan pada hati dan menyebabkan kanker. Ion logam tersebut dapat dideteksi menggunakan Screen Printed Electrode (SPE.) Metode ini tergolong sederhana, ukurannya yang kecil, sampel sedikit, murah, efektif dan banyak digunakan dengan batas deteksi yang rendah. Elektroda kerja pada SPE dimodifikasi menggunakan nanopartikel Au-TA-DNS dengan metode dropping untuk mendeteksi keberadaan ion logam berat timbal (Pb) dan tembaga (Cu). Adanya atom N dengan elektron bebas pada Dansylhydrazine (DNS) dapat digunakan untuk berikatan dengan ion logam. Pengukuran dilakukan dengan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV) pada rentang potensial - 1,3 V s/d + 0,4 V. Hasil pengukuran menggunakan metode ASV memperlihatkan puncak oksidasi. Respon arus terhadap larutan logam timbal (Pb) dan tembaga (Cu) pada elektroda kerja termodifikasi nanopartikel Au-TA-DNS menunjukkan linearitas yang baik dimana nilai linearitas masing – masing logam 0,9467 dan 0,967 pada rentang kosentrasi 1 – 100ppb. Hal ini menunjukkan bahwa elektroda kerja yang dimodifikasi nanopartikel Au- TA-DNS dapat digunakan sebagai elektroda kerja menggantikan elektroda karbo pada SPE dengan meningkatkan sensitivitas.

Lead (Pb) and copper (Cu) metal ions are a type of heavy metal with high toxicity and toxic effects on living creatures which are often found in lead paint and pipe industrial waste. A buildup of lead can cause kidney problems, high blood pressure or brain damage and a buildup of copper causes damage to the liver and causes cancer. These metal ions can be detected using a Screen Print Electrode (SPE). This method is relatively simple, small in size, small in sample, cheap, effective and widely used with a low detection limit. The working electrode on the SPE was modified using Au-TA-DNS nanoparticles with a drop-casting method to detect the presence of heavy metal ions lead (Pb) and copper (Cu). The presence of an N atom with free electrons in Dansylhydrazine (DNS) can be used to bind with metal ions. Measurements were carried out using the Anodic Stripping Voltammetry (ASV) method at a potential range of - 1.3 V to + 0.4 V. The results of measurements using the ASV method show oxidation peaks. The current response to the metal solution of lead (Pb) and copper (Cu) on the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode shows good linearity where the linearity value for each metal is 0.9467 and 0.967 in the concentration range 1 – 100ppb. This shows that the Au-TA-DNS nanoparticle modified working electrode can be used as a working electrode to replace the carbon electrode in SPE by increasing sensitivity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Olivia Febri Marvita
"Zeolit alam yang merupakan salah satu mineral cukup melimpah di Indonesia, bisa menjadi salah satu solusi alternatif yang mudah diperoleh untuk mengatasi masalah limbah pertambangan di Indonesia, seperti limbah logam Cu(II). Dalam penelitian ini, telah dilakukan modifikasi zeolit alam khususnya yang berasal dari Citatah-Jawa Barat menjadi zeolit berpori hierarki sebagai adsorben ion logam berat Cu(II). Zeolit alam yang berukuran mikropori di modifikasi dengan menggunakan HCl (dealuminasi), dimana perlakuan ini befungsi untuk meningkatkan rasio Si/Al dan NaOH (desilikasi) untuk melarutkan sebagian Si dalam kerangka zeolit dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam zeolit.
Raw zeolit alam Citatah-Jawa Barat yang digunakan mengalami peningkatan rasio Si/Al menjadi 6,32 dari rasio Si/Al awal sekitar 3,62. Zeolit berpori hierarki (A4B1) dengan diameter pori 32,2 nm meningkatkan kapasitas adsorpsi raw zeolit yang hanya 11,87 mg Cu(II)/gram zeolit menjadi 28,12 mg Cu(II)/gram A4B1, saat ditambahkan Cu(II) 300 ppm pada waktu optimum 120 menit. Jenis adsorpsi yang terjadi antara ion logam berat Cu(II) terhadap zeolit hierarki yang dihasilkan adalah adsorpsi secara fis.

Natural zeolite which is one of the relatively abundant mineral in Indonesia, could be one of alternative solutions that is easy to be found to resolve the issue of waste mining problem, especially waste of heavy metal ion of Cu(II). Thus, in this study, will be modified natural zeolite particularly from Citatah-Jawa Barat into hierarchical porous zeolite as an adsorbent of heavy metal ions Cu(II). Natural zeolite micropore size modified by using HCl (dealumination) to improve the Si/Al ratio and NaOH (desilication) to dissolve most of Si in the zeolite framework and direct formation of mesoporous zeolites.
The ratio of Si/Al raw natural zeolite Citatah-Jawa Barat have increase become 6.32 from the early ratio of Si/Al around 3.62. Zeolite hierarchy (A4B1) with diameter pore is 32,2 nm increases the adsorption capacity of raw zeolite from 11.87 mg of Cu(II)/g zeolite become 28.12 mg of Cu(II)/gram A4B1, when added to Cu(II) 300 ppm at the optimum time 120 minutes. And the types of adsorption that occurs between heavy metal ions Cu(II) with hierarchy zeolite is physics adsorption, because R2 reached 0.9993 on Freundlich adsorption isotherm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chanisyah Lintang Bagaskari
"Salah satu cara untuk memodifikasi elektroda emas sebagai metode alternatif untuk pendeteksian ion logam yaitu melalui pembentukan self assembled monolayer (SAM) menggunakan senyawa yang memiliki gugus tiol seperti ­3-Mercaptopropionic Acid dan ditambah menggunakan ligan pengkelat seperti EDTA untuk meningkatkan kemampuannya dalam berikatan dengan ion logam. Karakterisasi elektroda emas termodifikasi dilakukan menggunakan teknik voltametri siklik, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectrometer (SEM-EDS). Pengukuran menggunakan teknik voltametri siklik menunjukan elektroda emas memiliki luas secara elektrokimia sebesar 0,501 cm2. Pengukuran menggunakan teknik voltametri siklik juga menunjukan bahwa elektroda yang termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid dan EDTA memiliki hasil pendeteksian ion nikel yang lebih baik dibanding dengan elektroda yang hanya termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid. Elektroda termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid dan EDTA dapat digunakan untuk mendeteksi logam Ni2+ dengan rentang konsentrasi yang linier dari 1,0 x 10-4 M sampai 1,0 x 10-2 M (r2 = 0,9943) dengan batas deteksi 5,66 x 10-3 M pada pH 4.

One way to modify the gold electrode as an alternative method for metal ion detection is through the formation of a self-assembled monolayer (SAM) using a compound that has a thiol group such as 3-Mercaptopropionic Acid and added with chelating ligands such as EDTA to increase its ability to bind to metal ions. Characterization of the modified gold electrode was carried out using cyclic voltammetry, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectrometer (SEM-EDS). Measurement using cyclic voltammetry technique shows that the gold electrode has an electrochemical area of ​​0.501 cm2. Measurements using cyclic voltammetry also showed that the 3-Mercaptopropionic Acid and EDTA modified electrodes had better nickel ion detection results than the 3-Mercaptopropionic Acid modified electrodes. The 3-Mercaptopropionic Acid and EDTA modified electrodes can be used to detect Ni2+ with a linear concentration range from 1,0 x 10-4 M to 1,0 x 10-2 M (r2 = 0.9943) with detection limit of 5,66 x 10-3 at pH 4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>