Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Zat warna tekstil (azo) merupakan zat warna yang banyak digunakan
untuk pewarnaan dalam industri tekstil. Direct blue merupakan salah satu zat
warna azo yang banyak digunakan, namun penggunaan zat warna azo ini
dapat mengganggu keseimbangan perairan apabila dibuang sebagai limbah.
Pada penelitian ini telah dilakukan proses degradasi zat warna tekstil
direct blue menggunakan metode fotofenton (H2O2, Fe-Bentonit, UV). Metode
fotofenton adalah kombinasi dari hidrogen peroksida (H2O2) dan ion ferro
(Fe2+) dengan adanya radiasi sinar UV.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah untuk larutan zat warna
direct blue 30 ppm dengan pH 3,0, diperlukan 10 ml hidrogen peroksida 300
ppm dan 50 mg katalis Fe-Bentonit, serta waktu radiasi 60 menit. Persen degradasi zat warna direct blue yang dihasilkan adalah sekitar 99,74%±0,14.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode fotofenton
merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi zat warna tekstil direct
blue."
Universitas Indonesia, 2007
S30665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Titis Anganten
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riswiyanto
"Pencemaran air oleh zat organik banyak terjadi dewasa ini. Zat-zat organik ini dapai mengubah sifat fisika air seperti kenaikan suhu. kekeruhan, warna. bau dan pH air yang tercemar tersebut. Alizarin red dan direct red-81 adalah contoh zat organik yang mencemari badan air. Keduanya berwarna merah dan digunakan dalam proses pencelupan (dyes) dalam indusiri tekstil. Pada penelitian ini dilakukan percobaan unluk mengurangi intensitas warna kedua zal warna dalam air, baik dalam kondisi berdiri sendiri maupun scbagai campuran. Menggunakan metode fotokatalisis dengan katalis 'suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibaikan molekul-molekul semikondukior TiO2 di bawah iluminasi sinar UV menghasilkan radikal hidroksil OH yang dapat mendegradasi zal warna. Setelah proses fotokatalisis. kadar warna keduanya menurun. Besarnya untuk masing-masing larutan adalah; laralizarin red 50 ppm =22 %,[TiC>2 ] 50 ppm, t radiasi 5 jam. laralizarin red 50 ppm =13,83 %.[TiQ;] 30 ppm, t radiasi 1jam"
Depok: Sains Indonesia, 2005
SAIN-10-2-2005-14
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Damastuti
"Zat warna Azo merupakan zat warna yang b nyak digunakan dalam
industri tekstil. Zat warna Azo dapat larut dalam air, resisten terhadap degradasi
~
aerob se"hinooa pertggunaan metode konvensional seperti metode biodegradasi,
koagulasi dan absorbsi dengan karbon aktif menjadi tidak efektif dalam
mendegradasi zat warna Azo.
r
Pada penelitian ini dilakukan pengurangan kadar warna dari zat warna
azo dengan menggunakan metode fotokatalitik suspensi UV I Ti02 untuk
mengetahui keefektifan metode tersebut, sehingga diharapkar. dapat menjadi
metode alternatif dalam-proses-de·gradasi -zat warna Azo. Metode ini didasarkan
...
pada proses degradasi molekul zat warna oleh radikal hidroksil yang dihasilkan
dari radiasi sinar UV pada larutan suspensi )"i02. Pada penelitian didapatkan kondisi optimum untuk degradasi zat warna
azo sebagai beril
lampu UV 30 watt dan pH 4,5. Kondisi optimum yang diperoleh diujikan pada
sampel warnc:1 lain dan dihasilkan persentase rata-rata penurunan kadar warna
sebes8r 98 "/.). Oil8l<.uKan juga perbanoingan perlakuan antara UV-Ti02, UV saja
dan Ti 02 s:aja dengan hasil persentase penurunan warna sebesar 1 00 % untuk
perlal<.uan clengan UV-Ti0 2, 1,46 % untuk perlakuan UV saja dan 1,06 % untuk
perlakuan Ti02 saja.
Dari hasil pengukuran COD yang didapatkan, zat warna hanya mengalami
penurunan nilai COD dibawah 50 % dari nilai COD awal yang menunjukan
bahvva proses mineralisasi zat warna belum sempurna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Prawira R.
"Kadar warna alizarin red, direct red-81 dan campuran keduanya menurun seiring penambahan konsentrasi TiO2 dan waktu radiasi dengan sinar UV. Besarnya penurunan optimum pada masing-masing sampel adalah : o Larutan alizarin red 50 ppm = 22 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan direct red-81 50 ppm = 13,83 % untuk konsentrasi TiO2 30 ppm dan waktu radiasi 1 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:1) = 11,4 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:2) = 12,9 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (2:1) = 16,64 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S30282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Lutfi Manaf
"Pencemaran lingkungan belakangan ini semakin meningkatkan kerusakan lingkungan serta memperburuk keadaan kesehatan masyarakat. Salah satu pencemar yang terdapat dalam air adalah zat warna tekstil. Degradasi fotokatalik dengan menggunakan Titanium Oksida merupakan suatu teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Dalam penelitian degradasi fotokatalik Congo Red ini, digunakan suspnsi Titanium Oksida dan dilakukan dalam reaktor bejana gelas kaca yang telah dilapisi dengan TiO2.
Larutan sampel dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi dengan TiO2 dan disinari dengan menggunakan lampu UV. Sampel yang tidak terdegradasi diukur absorbansinya dengan Spektrofotometri UV-Vis. Dalam penelitian ini didapatkan kondisi optimum untuk degradasi Congo Red adalah 2 lapisan TiO2, pH 5, waktu 3 jam serta konsentrasi sampel 200 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S30623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hayati
"Industri tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu bidang yang sangat berkembang di Indonesia. Terlepas dari peranannya sebagai komoditi ekspor yang diandalkan, ternyata industri tekstil ini menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan terutama masalah yang diakibatkan oleh limbah cair yang dihasilkan. Industri tekstil mengeluarkan air limbah dengan parameter BOD, COD, padatan tersuspensi dan warna yang relatif tinggi.
Pada penelitian ini percobaan untuk menghilangkan warna dari larutan zat warna azo Scarlet Red dilakukan dengan menggunakan metode oksidasi fotokatalitik dengan katalis suspensi ZnO dan sinar UV. Hasil percobaan didapatkan kondisi optimum untuk mendegradasi 100 mL larutan Scarlet Red 50 ppm adalah jumkah katalis ZnO 250 mg, waktu optimum 120 menit dan pH optimum 10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Handayani
"Reaktif yellow merupakan salah satu bahan pewarna yang digunakan pada industri tekstil, penggunaan dari senyawa ini akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Upaya untuk menanggulangi masalah pencemaran ini sudah banyak dilakukan, diantaranya dengan adsorpsi karbon aktif dan penggunaan mikroorganisme. Namun cara – cara tersebut dirasa kurang efektif dalam penggunaannya.
Salah satu metode yang dikembangkan adalah proses fotokatalitik mengggunakan katalis Zno dan sinar UV sebagai sumber energi. Proses fotokatalitik ini memanfaatkan spesi radikal bebas reaktif yang dihasilkan dari permukaan semi konduktor setelah dikenai energi foton. Pada penelitian ini digunakan sumber energi berupa lampu UV didalam reaktor, kemudian dicari kondisi degradasi reaktif yellow yang paling efektif dengan menentukan beberapa parameter seperti, jumlah katalis ZnO optimum, waktu optimum, pH optimum serta perbedaan degradasi reaktif yellow dengan menggunakan katalis ZnO saja dan sinar UV saja. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan spektrofotometer UV/Visibel dan penetapan pH dengan pH meter.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu kondisi yang efektif untuk mendegradasi larutan reaktif yellow 50 ppm sebanyak 50 ml adalah dengan menggunakan katalis ZnO sebanyak 200 mg, waktu radiasi 180 menit ( 3 jam ) serta pH optimum 10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Claudia
"Limbah zat warna merupakan salah satu kontributor terbesar dalam terjadinya polusi air. Degradasi limbah zat warna menggunakan suatu fotokatalis perlu dilakukan untuk menangani permasalahan limbah tersebut. CuBi2O4 dan CuO merupakan suatu semikonduktor tipe-p berbasis oksida logam yang memiliki celah pita sempit, menunjukkan respons yang sangat baik terhadap cahaya tampak, dan dapat digunakan sebagai fotokatalis. Akan tetapi, kedua  material tersebut menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang buruk akibat laju rekombinasi pasangan elektron dan hole yang cepat, sehingga sintesis material heterojunction dilakukan untuk mengatasi kekurangan ini. Komposit CuBi2O4/CuO disintesis dengan berbagai variasi rasio massa CuBi2O4:CuO (1:1, 1:2, dan 2:1) menggunakan metode grinding annealing. Lebih lanjut, CuBi2O4/CuO CuBi2O4, dan CuO yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan instrumen XRD, FTIR, UV-Vis DRS, dan TEM. CuBi2O4 dan CuO menunjukkan celah pita sebesar 1,76 eV dan 1,55 eV. Perubahan nilai energi celah pita teramati ketika modifikasi dilakukan, yakni 1,73 eV, 1,70 eV, dan 1,59 eV. Pengujian aktivitas fotokatalitik terhadap metilen biru di bawah cahaya tampak selama 180 menit menunjukkan bahwa sintesis CuBi2O4/CuO efisien dalam meningkatkan aktivitas fotokatalitiknya dengan persentase degradasi sebesar 81,1%. Sedangkan CuO dan CuBi2O4 masing-masing menunjukkan persentase degradasi sebesar 73,3% dan 64,2%.

Dye waste is one of the biggest contributors to water pollution. Degradation of dye waste using a photocatalyst needs to be done to deal with this waste problem. CuBi2O4 and CuO are metal oxide-based p-type semiconductors that have a narrow band gap, responsive to visible light, and can be used as photocatalysts material. Synthesis of CuBi2O4 and CuO using solvothermal and hydrothermal methods was successfully carried out which was confirmed by XRD, FTIR, TEM, and UV-Vis DRS. CuBi2O4 and CuO show bandgap energy 1.76 eV and 1.55 eV, respectively. However, both materials exhibit poor photocatalytic performance due to the fast recombination rate of electron-hole pairs, so that the synthesis of heterojunction materials was carried out to overcome this deficiency. CuBi2O4/CuO composite was synthesis by grinding annealing method using various CuBi2O4:CuO mass ratios (1:1, 1:2, and 2:1). Furthermore, CuBi2O4/CuO composite were characterized using XRD, FTIR, UV-Vis DRS, and TEM. Changes in the value of the band gap energy observed when modifications were made to 1.73 eV, 1.70 eV and 1.59 eV. The heterojunction CuBi2O4/CuO showed an enhanced photocatalytic performance with 81,1% removal of methylene blue within 180 min of visible light irradiation, compared to the results obtained with the pristine materials. While CuO and CuBi2O4 only showed 73,3% and 64,2% removal of methylene blue within 180 min of visible light irradiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sutanto
"Suatu pencemaran air dapat terjadi karena adanya tambahan zat organik atau anorganik ke dalam badan air dengan cara terlarut, terendap, atau membentuk koloid. Pencemaran tersebut dapat merubah sifat fisika seperti kenaikan temperatur, kekeruhan, warna, bau, dan pH air tersebut. Alizarin red merupakan suatu zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan tekstil. Dalam industri tekstil, zat ini sering menjadi limbah proses pencelupan. Senyawa ini benwarna merah dan bersifat raoun sehingga mengganggu keseimbangan dan estetika perairan. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengurangi intensitas warna alizarin red dalSatumd ia Dire gmreandagsgi.u..n, Haekrayn S umteatntood, eFM foIPtoAk aUtIa, l2i0s0i4s dengan katalis suspensi Ti02 (UV-TiOa). Proses fotokatalisis yang melibatkan pertikel-partikel semikonduktor Ti02 di bawah iluminasi sinar UV akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna. Setelah proses fotokatalisis UV-Ti02 kadar warna alizarin mehurun dan konsentrasi H" bertambah sesuai dengan perubahan waktu. Setelah 5 jam, jumlah Ti02 (mg/L) minimum yang digunakan untuk mendegradasi 500 mL 10 ppm larutan alizarin red dengan lampu UV 10 Watt, 30 Watt, 36 Watt, dan matahari berturut-turut: 600 mg, 280 mg, 250 mg, dan 50 mg. Untuk f keempat sumber sinar, yang paling efektif adalah sinar matahari karena hanya membutuhkan 50 mg Ti02 untuk jumlah alizarin yang sama. Kemungkinan senyawa intermediet yang terbentuk adalah asam ftalat dan hidroksi fenol (katekol)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>