Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Esty Mustika Suud
"Zeolit NaY dengan bahan dasar dari Zeolit Alam Lampung ZAL telah disintesis dengan rasio molar Al2O3: 10 SiO2: 10,6 Na2O: 180,3 H2O dan rasio Si/Al 2,47. Sebelum mensintesis melalui proses hidrotermal dengan teknik seeding dilakukan aktivasi dan pemurnian terhadap ZAL. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa karbonat dan pengotor oksida besi dari zeolit. Selanjutnya, ZAL hasil pemurnian didepolimerisasi menggunakan NaOH untuk memecah atau memutuskan ikatan dalam kerangka zeolit. Zeolit NaY hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen SEM-EDX, XRD, FTIR. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis merupakan zeolit NaY, walaupun kerangka sodalite juga teramati Hasil SEM-EDX menunjukkan morfologi dari zeolit NaY. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan tidak adanya vibrasi dari double-six-ring. Pada penelitian ini zeolit NaY hasil sintesis memiliki nilai kapasitas tukar kation 32,97 mek/100g lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw 28,01 mek/100g . Adsorpsi ion logam kadmium II dan kobal II dilakukan pada termperatur ruang, dengan volume 25mL/0,1gram zeolit dan waktu kontak 120 menit. Hasil proses adsorpsi menunjukkan kapasitas adsorpsi zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi dibandingkan dengan ZAL raw.

NaY zeolite from natural zeolite Lampung had been synthesized with molar ratio of Al2O3 10 SiO2 10,6 Na2O 180,3 H2O and Si Al ratio 2,47, prior to synthesis via hydrotermal process and seeding technique ZAL was activated and purified. The purpose of this step was to remove carbonate and iron oxide which were impurities in zeolite. The purified ZAL was then depolymerized using NaOH to break the bonds within the zeolite framework. The as synthesized NaY zeolite was characterized using SEM EDX, XRD, and FTIR. XRD diffractogram shows that the as synthesized zeolite was NaY zeolite, although sodalite framework was do observed. SEM EDX characterization shows the morphology of NaY zeolite. FTIR characterization shows that there are no vibration mode for the double six ring. In this research as synthesized NaY has higher cation exchange capacity 32, 97 meq 100g compared to the raw ZAL 28,01 meq 100g . The adsorption of heavy metal cation cadmium II and cobalt II is done at room temperature, with volume 25mL per 0,1gram zeolite and contsat time of 120 minutes. The result shows that the synthesized NaY zeolite has better adsorption capacity than ZAL raw.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amalina Qismina Fajrianti
"Sintesis zeolit NaY dari zeolit alam Bayat dilakukan melalui metode hidrotermal dengan teknik seeding. Sintesis dilakukan berdasarkan komposisi Al2O3: 10 SiO2: 10,3 Na2O: 180,3 H2O rasio molar . Sebelum dilakukan sintesis, zeolit alam Bayat dipreparasi melalui proses purifikasi dan depolimerisasi. Hasil XRD menunjukkan bahwa zeolit yang dihasilkan merupakan zeolit NaY yang didominasi oleh kerangka sodalite. Hasil SEM-EDX memperlihatkan morfologi zeolit NaY seperti tumpang tindih dengan rasio Si/Al sebesar 2,30. Berdasarkan penelitian, zeolit NaY hasil sintesis memiliki sisi aktif yang besar sehingga dapat berperan menjadi adsorben ion logam kadmium II dan kobalt II. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas adsorpsi ion kadmium II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 33,46 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 105,60 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Kapasitas adsorpsi ion kobalt II rata-rata zeolit NaY hasil sintesis juga lebih tinggi daripada kapasitas rata-rata adsorpsi dari zeolit alam Bayat raw pada waktu optimum 120 menit, 12,88 mek/100 g untuk zeolit alam Bayat raw dan 78,25 mek/100 g untuk zeolit NaY hasil sintesis. Nilai kapasitas tukar kation zeolit alam Bayat raw adalah sebesar 24,41 mek/100 gram zeolit, sedangkan nilai kapasitas tukar kation zeolit NaY hasil sintesis adalah sebesar 43,45 mek/100 gram zeolit.

NaY zeolite was hydrothermally synthesized using seeding technique. The synthesis were performed according to the following composition of Al2O3 10 SiO2 10.3 Na2O 180.3 H2O molar ratio . XRD pattern confirmed that the structure was NaY zeolite. Before synthesis, natural zeolite Bayat were prepared through purification and depolymerization. From XRD measurement, it is observed that zeolite structures are dominated by sodalite framework. SEM EDX showed that NaY crystals were intergrowth with Si Al ratio of 2.30. In this study, NaY zeolite synthesized has more active sites to adsorb cadmium II and cobalt II ions because the average adsorption capacity cadmium II ions of as synthesized NaY zeolite is higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 33.46 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 105.60 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The average adsorption capacity cobalt II ions of as synthesized NaY zeolite is also higher than the average adsorption capacity of raw Bayat natural zeolite at its optimum contact time 120 minutes, 12.88 meq 100 g for raw natural zeolite Bayat and 78.25 meq 100 g for as synthesized NaY zeolite. The cation exchange capacity of raw Bayat natural zeolite is 24.41 meq 100 gram zeolite, besides the cation exchange capacity of as synthesized NaY zeolite is 43.45 meq 100 gram zeolite.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi dengan rongga dan lorong teralur berkesinambungan dalam ukuran tertentu. Hal ini menyebabkan zeolit mernpunyai sifat yang khas. Salah satu sifat khas dari zeolit adalah kemampuannya untuk memisahkan senyawa secara selektif sehingga memungkinkan zeolit alam mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai adsorben.
Zeolit alam masih mengandung pengotor-pengotor dengan kemumian rendah sehingga daya serapnya belum maksimal. Oleh karena itu zeolit alam perlu dimoditikasi untulc memperoleh sifat-sifat adsorben yang lebih baik. Modifikasi zeolit alam untuk adsorben dapat dilakukan antara lain dengan proses dealurninasi, pertukaran ion, dan kalsinasi.
Zeolit dapat digunakan dalam bentuk serbuk atau pellet. Dalam penggunaan-
nya, jatuh tekanan (pressure drop) yang terjadi pada bentuk serbuk lebih besar daripada bentuk pellet, sehingga dapat mengganggu operasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan pellet adalah tekanan, temperatur kalsinasi, jenis dan komposisi binder maupun Iubrfcant. Faktor-faktor tersebut dapat mernpengaruhi kekuatan mekanik, sifat-sifat fisik, dan kapasitas adsorbsi pellet.
Pada penelitian ini, modifikasi zeolit alam Lampung dilakukan dengan dua metode yaitu Metode A (dealurninasi, pertukaran ion, kalsinasi) dan Metode B (pertukaran ion, kalsinasi). Zeolit alam Lampung yang dimodifikasi dengan Metode A disebut ZALTA, dan yang dimodifikasi dengan Metode B disebut ZALTB. Komposlsi air sebagai binder divariasikan rnenjadi 6 variasi yailu l%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat kering zeolit_ Kemudian dilakukan uji kekuatan crushing, karalcterisasi sifat-sifat fisik, Serta uji adsorbsi pellet zeolit alam Lampung terrnodif1I
Kekuatan crushing tertinggi untuk posisi horisontal dan vertikal dimilild oleh ZALTA, yaitu masing-masing sebesar 64.77 kg dan 9.01 kg. Sifat-sifat tisik ZALTA yang berhubungan dengan pori lebih baik dibandingkan dengan ZALTB. Tetapi sifat-
sifat tisik ZALTA yang berhubungan dengan permukaan, nilainya lebih kecil dibandingkan dengan ZALTB. Misal, diameter pori rata-rata untuk serbuk ZALTA sebesar 103.487 A°, sedangkan Lmtuk serbuk ZALTB hanya sebesar 96.8156 A°.
Tetapi untuk luas permukaan eksternal, serbuk ZALTA hanya sebesar 39.9277 mz/gr, sedangkan serbuk ZALTB sebesar 41.9053 m2/gr. Umuk zeolit alam Lampung termodilikasi dalam bentuk pellet, kapasitas adsorbsi-1 terbesar dimiliki oleh ZALTB 20% yaitu sebesar 5.78E-05 gr H20/gr zeolit. Tetapi untuk adsorbsi-2 (setelah regenerasi), kapasitas adsorbsi terbesar dimiliki oleh ZALTA 20%, yaitu sebesar 5.38E-05 gr H;O/gr zeolit. Hal ini karena penurunan kapasitas adsorbsi setelah regenerasi ZALTB 20% lebih tinggi dibandingkan dengan ZALTA 20%, yaitu masing-
masing sebesar 21.57% dan 6.43%.
Dari hasil penelitian keseluruhan, diperoleh kesimpulan bahwa zeolit alam Lampung tennodifkasi yang di-dealuminasi (ZALTA) memiliki sifat-sifat adsorben uap air yang lebih baik daripada yang tampa dealuminasi (ZALTB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit referensi lebih unggul dalam ha]
kapasitas adsorbsi dibandingkan ZALTA dan ZALTB. Tetapi setelah regenerasi, zeolit rcferensi mengalami penurunan kapasitas adsorbsi yang lebih besar daripada ZALTA.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeshinta Risky Priasmara Putri
"Limbah zat warna memberikan dampak negatif dengan semakin bertambahnya industri tekstil. Congo red adalah zat warna sintetis yang beracun dan stabil di lingkungan. Salah satu solusi untuk mengurangi limbah zat warna adalah adsorpsi. Penelitian ini menggunakan zeolit alam Bayah yang berpotensi sebagai adsorben zat warna. Dilakukan pula modifikasi menggunakan kitosan nanopartikel untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi, kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR. Diantara Nazeolit@chit (Na-zeolit modifikasi nanokitosan), ZeolitA@chit (zeolit aktif modifikasi nanokitosan) dan ZeolitA (zeolit aktif), Nazeolit@chit memiliki daya adsorpsi tertinggi. Modifikasi dengan performa terbaik ditunjukkan pada pelapisan nanokitosan sebanyak 3 kali dari percobaan sampai 7 kali pelapisan. Kemampuan NaZeolit@chit untuk mengadsorpsi zat warna congo red pada larutan cair telah dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak (5-60 menit), pH (3,5-6,5), dan konsentrasi (200- 1200 ppm). Kondisi optimum adsorpsi congo red pada konsentrasi 800 ppm, waktu 5 menit dan pH 5 sebagai waktu kontak dan pH optimum dengan kapasitas adsorpsi sebesar 3,98 mg/g. Konsentrasi congo red ditentukan dengan UV-Vis. Hasil pengujian isotherm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi congo red pada Nazeolit@chit mengikuti isotherm adsorpsi Freundlich. Studi kinetika adsorpsi mengikuti persamaan orde dua semu.

Waste dyes adversely impact with the growing textile industry. Congo red is a synthetic dyes are toxic and stable in the environment. One solution to reducing waste is dye adsorption. This study uses the Bayah natural zeolite as adsorbent dyes. Also conducted using a modification of chitosan nanoparticles to enhance the adsorption capacity, and characterization by FTIR. Among Nazeolit @ chit (Na-zeolite modification nanokitosan), ZeolitA @ chit (activated zeolite modification nanokitosan) and ZeolitA (active zeolite), Nazeolit @ chit has the highest adsorption capacity. Modifications to the best performance shown in coating nanokitosan 3 times of trial to 7 times coating. Ability NaZeolit @ chit to adsorb dye congo red in aqueous solution has been carried out by varying the contact time (5-60 minutes), pH (3.5 to 6.5), and concentration (200-1200 ppm). Optimum conditions congo red adsorption at a concentration 800 ppm, 5 minutes and pH 5 as contact time and pH optimum adsorption capacity of 3.98 mg / g. Congo red concentration was determined by UV-Vis. The test results showed that the adsorption isotherm adsorption congo red on Nazeolit @ chit Freundlich adsorption isotherm follows. Study of adsorption kinetics followed the pseudo- second-order equation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyak proses yang telah diterapkan pada dunia industri dalam mengubah ukuran partikel, dari partikel kecil menjadi partikel besar, antara Iain dalam bentuk pellet, ekstruksi atau granular. Bentuk pellel memlliki kelebihan dari bentuk ekstruksi maupun granular yaitu Iebih kuat dan rapat, namun dari segi proses adsorbsi, proses pellet (binder, tekanan dan kaisinasi) justru mengurangi luas permukaan dan volume mikropori, yang menyebabkan pembatasan difusi sehingga kapasitas adsorbsi berl-
Dalam penelitian ini sebagai adsorben digunakan zeolit alam, mengingat potensi zeolit alam Indonesia yang besar dan ldelum dimanfaatkan secara maksimal.
Zeolit yang digunakan adalah zeolit Lampung (ienis Clinoptiiolite) dan zeolit Malang (ienis Mordenile). Untuk memperbaiki kemampuan adsorbsinya, zeolit alam Indonesia ini lebih dahulu dimodilikasi clengan pertukaran kation. Zeolit Lampung direfluks pada suhu 100 “C dalam larutan CaCI2 SM selama 1x4 jam (selanjutnya disebul ZLT) dan zeolit Malang dlrefluks pada suhu 100 °C dalam larutan NaCl 3M selama 3x4 jam (selanjutnya disebul ZMT). Setelah dimodilikasi, ZLT dan ZMT dipelletkan, menggunakan air sebagai binder dan kalsinasi pada suhu 140 °C.
Penyisipan kation Ca” pada bukaan pori saluran cincin-8 dan cincin-10 dalam stmktur rangka Clinoptiioiite (ZLT), akan memperlukarkan dua kation lain yang bervalensi salu, sehingga saluran-saluran dalam struktur rangkanya lebih terbuka.
Namun posisi kation Ca” pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-10 tersebut menyebabkan mengecilnya ukuran bukaan pori, sehingga tidak memungkinkan masuknya molekul H20 ke dalam mikropori. Hal ilu kemungkinan menyebabkan terjadinya penurunan luas perrnukaan eksternal ZLT. Karena zeolit Lampung juga mengandung mineral Mordenite sebesar 31%vvt.['°' penyisipan kation Ca” juga menyebabkan berkurangnya kation-kation bervalensi satu, sehingga bukaan pori cincin-12 Iebih terbuka. Dengan ukuran tersebut, binder dengan mudah daot masuk ke dalam pori. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan luas mikropon ZLT.
Penyisipan kation Na* pada bukaan pori cincin-8 dan cincin-12 dalam struktur rangka mineral Mordenite (ZMT), selain meningkalkan luas perrnukaan totalnya juga menyebabkan terlulupnya sebagian bukaan porinya. Namun bukaan pori saluran cincin-12, masih cukup besar (sekitar 4.0 A°), sehingga memungkinkan sebagian besar binder yang ditambahkan hanya masuk ke dalam pori zeolit, sehingga luas mikropori menurun.
Karena ZLT memiliki luas permukaan eksternal yang lebih besar dan dugaan lebih banyak binder berada di permukaan ZLT danpada di permukaan ZMT, maka partikel-partikel ZLT lebih menggumpal saat dioetak. Keberhasilan pencetakan ini menyebabkan porositasnya mendrun (diameter pori mengecil). Sebaliknya untuk ZMT, partikel-partikelnya menjadi kurang menggumpal saat dicetak sehingga tekanan yang diaplikasikan menjadi kurang efektif, diameter porinya cenderung tetap.
Pellet ZLT memiliki kekuatan crushing yang lebih besar (posisi horizontal =
67.29 kg, posisi vertikal = 11.66 kg) daripada pellet ZMT {posisi horizontal = 54.58 kg, posisi vertikal = 3.45 kg), karena untuk komposisl binder yang sama, partikel-partikel ZLT yang berhasll direkatkan lebih banyak daripada partikel-partikel ZMT.
Pellet ZLT memiliki kapasitas adsorbsi yang lebih rendah (4.21E-05 g H20/g sampel) daripada pellet ZMT (1_05E-O4 g H20/g sampel). Hal ini karena pellet ZMT:
a. memiliki luas permukaan total yang lebih besar, sehingga rnemungkinkan banyaknya tempat-tempat terjadinya adsorbsi_‘2'°'°°‘2' b. memiliki kadar Mordenite yang lebih tinggi dari zeolit Lampung, semakin banyak mineral Mordenite dalam suatu zeolit, semakin banyak saluran-saluran dan rongga dengan ukuran bukaan pori (6.5 x 7,0 A°) yang memungkinkan tertangkapnya rnolekul-molekul uap air.
Namun pellet ZLT dengan komposisi binder 25%. memiliki daya tahan yang paling balk dibandingkan bentuk granularnya maupun ZMT dan zeolit sintetis, karena memiliki bentuk yang lebih besar dan rapat sehingga lebih mampu menahan kondisi alctivasi dan regenerasi.'“"°]
Dari hasil ujl adsorbsi pertama dan kedua, zeolit Linde type A tetap memilki kapasitas adsorbsi dan bentuk (tidak Iuruhfberdebu) yang lebih baik daripada ZLT dan ZMT. Padahal zeolit sintetis ini memiliki luas pemiukaan total dan volume mikropori yang lebih rendah daripada ZLT maupun ZMT. Hal ini kemungkinan karena zeolit sintetis itu : a. memiliki aktivitas yang lebih balk terhadap komponen-
kopmponen yang diadsorbnya b. memiliki bukaan pori yang cocok untuk dilalui molekul H20 c. tidak mengandung mineral-mineral jenis lain yang bersifat mengurangi kemampuan adsorbsinya. ZMT meniiliki bukaan pori yang mirip dengan zeolit Linde type A, tetapi mengandung mineral-mineral lain seperti Clirgoptilofite. Epistilbite dan Stilbitefml Demikian pula zeolit Lampung mengandung Heulandlte dan Stilbite_l‘°1 Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut, guna memperbaiki modilikasi zeolit, pemilihan binder, tekanan dan kalsinasi serla bentuk dan ukuran pellet."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Senja Adetya Melaningtyas
"Sintesis zeolit NaY dari zeolit alam Bayat dilakukan melalui proses aktivasi, purifikasi, dealuminasi dan fragmentasi. Aktivasi dan purifikasi bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor pada zeolit. Proses dealuminasi dilakukan untuk mengurangi alumina yang terdapat di dalam struktur zeolit. Fragmentasi dilakukan berdasarkan metode Submolten Salt System dengan perbandingan zeolit alam Bayat dan NaOH adalah 2:1. Zeolit alam Bayat digunakan sebagai sumber silika dan alumina dengan NaAlO2 sebagai sumber alumina tambahan. Penelitian ini menggunakan zeolit alam Bayat karena harganya yang lebih terjangkau dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan sintetik. Sintesis zeolit NaY dilakukan dengan metode hidrotermal dan teknik seeding dengan komposisi seed gel 5 of Al : 6,25 Na2O: Al2O3 : 10 SiO2 : 180 H2O rasio molar dengan variasi pH 11, 12 dan 13. Didapatkan luas permukaan masing-masing zeolit sebesar 100,1744 m2/g, 142,8409 m2/g dan 22,4591 m2/g dengan ukuran pori masing ndash;masing sebesar 5,2 nm; 5,2 nm dan 35,5 nm. Hal ini didukung dengan data pola difraksi pada XRD yang menunjukan adanya kemiripan dengan pola XRD zeolit NaY sintetis dan juga data FTIR yang menunjukan adanya puncak penyusun unit pembangun sekunder puncak double 4 dan 6 ring khas faujasit pada bilangan gelombang 600-500 cm-1. Tahap selanjutnya adalah memodifikasi zeolit NaY yang telah disintesis menjadi zeolit HY dengan metode tukar kation untuk meningkatkan kadar keasaman dan kestabilannya sehingga dapat digunakan sebagai katalis perengkahan n-heksadekana. Hasil reaksi perengkahan menunjukan bahwa zeolit HY pH 12 memiliki nilai konversi dan yield gasolin paling tinggi dibandingkan dengan zeolit HY pH 11 dan HY pH 13 yaitu sebesar 25,945 . Bila ditinjau berdasarkan bahan baku pembuatannya, HY yang dimodifikasi dari zeolit alam Bayat memiliki kemampuan konversi, yield dan selektivitas terhadap gasolin yang lebih rendah jika dibandingkan dengan HY kaolin dan HY dari bahan sintetis.

Synthesis of NaY zeolite from Bayat Natural Zeolite was prepared through activation, purification, dealumination and fragmentation process. The activation and purification process are to remove some impurities. Dealumination process is done to leach some alumina from zeolite structures. Fragmentation process refers to Submolten Salt System methods with the ratio of Bayat natural zeolite and NaOH is 2 1. Bayat natural zeolite is used as silica and alumina sources with NaAlO2 as an additional source of alumina. This research uses Bayat natural zeolite because the price is more affordable and more environmentally friendly compared with synthetic materials. The NaY zeolite was synthesized with hydrothermal methods and seeding technique with the composition of seed gel 5 of Al 6.25 Na2O Al2O3 10 SiO2 180 H2O molar ratio with pH variation of 11, 12 and 13. The respective surface area of NaY zeolite pH 11, 12 and 13 as synthesized was 100,1744 m2 g, 142,8409 m2 g dan 22,4591 m2 g with the pore size of 5,25 nm 5,25 nm and 35,5 nm. This is supported by XRD diffraction pattern data which shows similarity with XRD pattern of synthetic NaY zeolite as well as FTIR data showing the peak of the construction of the secondary peak builder unit of 4 and 6 distinct faujasite rings in the wave number 600 500 cm 1. The next step is to modify the NaY zeolite that has been synthesized into HY zeolite by cation exchange method to increase the acidity level so that it can be used as a n hexadecane cracking catalyst. The next step is to modify the NaY zolite as synthesized into HY zeolite by cation exchange method to increase the acidity level so it can be used as cracking catalyst of n hexadecane. The result of the cracking reaction indicates that the HY zeolite pH 12 has the highest conversion value and highest yield of gasoline compared with the HY zeolite pH 11 and HY pH 13 which is 25,945 . Then reviewed on the basis of the raw material of manufacture, modified HY of the Bayat natural zeolite has a lower conversion ability, yield and selectivity to gasoline compared with HY kaolin and HY of synthetic materials."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Agustina T.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anthony Satriyo Utomo
"Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang sedang dikembangkan. Secara konvensional pembuatan biodiesel disintesis melalui reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis homogen. Tetapi penggunaan katalis homogen menimbulkan beberapa masalah, seperti susahnya proses pemurnian produk biodiesel yang didapat sehingga biaya produksinya pun akan tinggi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan katalis heterogen, seperti zeolit. Zeolit alam lampung yang digunakan diimpregnasi dengan larutan NaOH 0,5M, 0,75M dan 1M. Kandungan terbesar NaOH yang teradsorp ke zeolit sebesar 0,55 g. Teknik transesterifikasi ini menggunakan bahan baku minyak goreng murni yang dilakukan secara batch. % yield yang dihasilkan dengan menggunakan zeolit yang di impregnasi dengan larutan NaOH adalah sebesar 53,84% dan batas optimal % yield optimal yang didapatkan adalah dengan menggunakan 5% wt katalis NaOH/Zeolit yang menggunakan konsentrasi larutan NaOH 1M, dari total substrat yang digunakan.

Biodiesel is one alternative fuel that is being developed. In the conventional, Synthesized of biodiesel by transesterification reactions using homogeneous catalysts. But the uses of homogeneous catalysts have some problems, such as the difficult process of purification of biodiesel products, so the production costs would be high. These problems can be hadled by using heterogeneous catalysts, such as zeolite. Lampung's natural zeolites are used will be impregnated with a solution of 0.5 M NaOH, 0.75 M NaOH and 1M NaOH. Largest content of NaOH is beeing adsorp into the zeolite is 0.55 g. This transesterification technique using raw materials made of pure cooking oil in batches. % Yield generated by using a zeolite in the impregnation with a solution of NaOH is equal to 53.84% and the limit of % yield optimal is produced by using 5 wt% Zeolite/NaOH 1M catalyst of total substrate used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S676
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>