Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Rachmawati
"Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, aplikasi biosensor glukosa secara elektrokimia untuk pengukuran kadar glukosa semakin ditunggu inovasinya_ Enzim Glucose Oxdase (GOX) digunakan sebagai biological molecular recognition karena kemampuannya untuk mengenali substratnya dengan spesifik_ Penelitian ini menitikberatkan pada proses transfer elektron antara pusat aktif redoks enzim dengan permukaan elektroda Penggunaan mediator sintetik seperti p-benzoquinone (PBQ) diyakini dapat menjadi fasilitator proses transfer elektron tersebut Nlengimmobilisasi enzim di atas elektroda Au termodifikasi self assembled monolayer (SAIVI) senyawa tiol Asam-3-merkaptopropionat (IVIPA), dapat membatasi ruang gerak dari enzim tersebut Modifikasi elektroda Au-MPA bernasil dilakukan dan dibuktikan dengan karakterisasi menggunakan probe K3Fe(CN)6.
Immobilisasi GOx pada elektroda Au-MPA dilakukan melalui pembentukan ikatan amida antara gugus -NH2 dari enzim GOX dengan gugus -COOH dari MPA. Kebernasilan modifikasi dibuktikan dengan respon arus yang semakin tinggi seiring dengan kenaikan konsentrasi glukosa yang ditambankan Pengukuran respon arus dengan mediator PBQ mengnasilkan elektroda enzim dengan sensitivitas dan selektivitas yang tinggi. Daeran kelinearannya berada pada range O-19,61 mM, sedangkan batas deteksi yang diperolen adalan 0,04 mM. Kehadiran senyavva pengganggu seperti asam askorbat, asam urat ataupun parasetamol tidak mengganggu proses pengukuran glukosa, sehingga dapat dikatakan selektivitas elektroda enzim itu tinggi Kestabilan elektroda enzim tersebut terjaga sampai kurun waktu 2 minggu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisma Pramasasti
"Penggunaan model elektroda kerja yang ciimodifikasi dalam metode voltametri kian diminati dan terus dikembangkan seoara intensif untuk tujuan identifikasi |ogam. IV|odifikasi elektroda ini memungkinkan terbentuknya karakteristik permukaan elektroda yang dapat dikontrol, seningga meningkatkan selektifitas dan sensitivitasnya. Pada penelitian ini, telan bernasil memociifikasi elektroda kerja emas yang dilakukan melalui dua tanapan. Tanap pertama, pembentukan self assembled monolayer (SAIVI) sistiamina pada permukaan emas. Tanap kedua, elektroda Au@sistiamina ciimociifikasi seoara optimum dengan EDTA pH 7,00. Kebernasilan tanapan modifikasi ini ditunjukkan dengan terjadinya penurunan double layer capacitance, dikarenakan ternambatnya proses transfer elektron pada permukaan elektroda emas. Elektroda termociifikasi sistiamina dan EDTA selanjutnya bernasil mengicientifikasi keberadaan ion Hg" dalam Iarutan ningga konsentrasi 5 X 10'7 IVI dengan Cara pembentukan kompleks antara Hg" dengan EDTA. Kompleksasi antara ion Hg" dengan EDTA seoara optimum dilakukan dengan vvaktu akumulasi 45 detik dan pada kondisi Iarutan Hg" pH 4,00. Ion Hg" yang telan terkompleks bernasil dikarakterisasi seoara elektrokimia dalam Iarutan buffer asetat yang mengandung KCI dengan scan rate optimum sebesar 100 mV/s. Pengaruh Keberadaan ion Fe" dan Pb" dalam Iarutan Hg" pada berbagai pH telan bernasil diamati dengan kenyataan terjaciinya persentase perubanan tinggi arus Hg" yang signifikarm Demikian pula uji kestabilan elektroc|a@sistiamina@EDTA dalam kurun vvaktu satu minggu menunjukkan bahvva, persentase penurunan arus Hg" semakin meningkat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Marfi
"Strip test immunokromatografi telah dikembangkan untuk deteksi kuantitatif kandungan melamin dalam suatu sampel. Strip test ini dibuat berdasarkan reaksi kompleks antigen-antibodi. Enzim HRP digunakan sebagai label terhadap antibodi membentuk kompleks enzim HRP-antibodi (AuNP-Ab). Studi kuantifikasinya dilakukan dengan mengukur H2O2 secara elektrokimia menggunakan metode cyclic voltammetry (CV). Perangkat elektroda pada strip test difabrikasi dengan menggunakan platina (Pt) sebagai elektroda kerja,Ag/AgCl sebagai elektroda standar, dan platina (Pt) sebagai elektroda penunjang.Waktu kontak optimum antara HRP dengan H2O2 yaitu pada 300 sekon. Konsentrasi optimum dari HRP adalah 5mU/ ml dan konsentrasi H2O2 0.8mM.
Komponen strip test immunokromatografi dilakukan dengan kondisi volume sampel melamin 100μL, HRP- antibodi 40 μL, Antibodi penangkap 80 μL, waktu immunoreaksi 7 menit, volume H2O2 400 μL dan dengan kondisi elektrokimia pada rentang potensial 0 V sampai 1.5 V, scan rate 100 mV/s, serta waktu kontak 300 sekon. Range batas deteksi strip test yang didapat antara 5 – 35 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa strip test immunokromatografi dapat digunakan untuk mendeteksi melamin secara kuantitatif.

Immunochromatographic strip test was developed for quantitative detection of melamine in a sample. The strip test was developed based on antigen-antibody complex reaction. Horseradish peroksidase (HRP) was used as a label to antibody to form antibody-labeled Horseradish peroksidase (HRP-Ab). The quantification study was studied by electrochemical measurement of H2O2 using cyclic votlammetry method. Electrode device for the strip test was fabricated using platinum (Pt) as the working electrode, Ag/AgCl as the reference electrode,and platinum (Pt) as the counter electrode.
Immunochromatographic strip test using sample volume of 100μL, optimum consentration of HRP 5 mU/ml, capturing antibody of 10 μL, reaction time of H2O2 with HRP 5 min, optimum consentration of H2O2 0.8 mM performed by electrochemical condition of scan rate of 100 mV/s and reaction time of 300 s. Range limit of detection (LOD) of immunochromatographic strip test to melamine detection was 5-35 ppm. The result show that the strip test immunochromatographic canbe used to quantitative detection the presence of melamine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiq Firly Alfian
"Ion Cr(III) merupakan spesies logam yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Konsentrasi ion Cr(III) yang berlebih dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit seperti kardiovaskular dan penyakit mata. Karenanya metode deteksi yang sensitif dan selektif sangat dibutuhkan. Pada penelitian ini, dikembangkan deteksi ion Cr(III) berbasis fenomena electrochemiluminescence (ECL) menggunakan luminol sebagai luminofor pada elektroda boron-doped diamond (BDD). Dalam sistem ECL luminol yang digunakan, hidrogen peroksida ditambahkan sebagai koreaktan untuk meningkatkan reaksi ECL pada permukaan elektroda. Penambahan Cr(III) ke dalam sistem luminol-hidrogen peroksida menunjukkan penurunan intensitas sinyal ECL dari sistem. Optimasi menunjukkan bawa pada pH 9, konsentrasi hidrogen peroksida 25 mM, konsentrasi luminol 1 mM, laju pindai 100 mV/s, dan dalam atmosfer nitrogen, sinyal ECL berkurang secara linier dengan meningkatnya konsentrasi Cr(III) pada rentang konsentrasi 0 ppm hingga 0,1 ppm dengan nilai LOD sebesar 0,0095 ppm, LOQ sebesar 0,0316 ppm, dan sensitivitas sebesar 315,706 a.u ppm-1 cm-2. Keberulangan yang baik ditunjukkan dengan RSD sebesar 2,01% pada 10 kali pengulangan. Sensor ECL yang dikembangkan juga menunjukkan selektivitas yang baik terhadap ion Cr6+, Cd2+, dan Fe3+. Hasil pengukuran terhadap matriks air keran menujukkan persen perolehan kembali yang baik sekitar 83—99% menunjukkan bahwa metoda yang dikembangkan menjanjikan untuk pengembangan sensor Cr(III) berbasis ECL luminol pada berbagai sampel air.

Cr(III) ion is a metal species that is harmful to humans and the environment. Excessive concentration of Cr(III) ions in the human body can cause diseases such as cardiovascular and eye diseases. Therefore, a sensitive and selective detection method is needed. In this research, the detection of Cr(III) ions based on the phenomenon of electrochemiluminescence (ECL) was developed using luminol as a luminophore on boron-doped diamond (BDD) electrodes. In the luminol ECL system used, hydrogen peroxide is added as a corectant to enhance the ECL reaction on the electrode surface. The addition of Cr(III) into the luminol-hydrogen peroxide system showed a decrease in the intensity of the ECL signal from the system. The optimization shows that at pH 9, hydrogen peroxide concentration 25 mM, luminol concentration 1 mM, scan rate 100 mV/s, and in a nitrogen atmosphere, the ECL signal decreases linearly with increasing Cr(III) concentration in the concentration range of 0 ppm to 0.15 ppm with a LOD value of 0.0095 ppm, a LOQ of 0.0316 ppm, and a sensitivity of 315.706 a.u ppm-1 cm-2. Good repeatability is indicated by an RSD of 2.01% at 10 repetitions. This ECL sensor also shows good selectivity towards Cr6+, Cd2+, and Fe3+ ions. The measurement results on the tap water matrix showed a good recovery percentage of around 83—99% indicating that the developed method is promising for developing Cr(III) sensors based on ECL luminol on various water samples."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Foliatini
"Modifikasi grafit dengan mencangkokkan polimer sebelum
elektrodeposisi Cu-Co-heksasianoferrat (CuCoHCF) telah dilakukan untuk diaplikasikan sebagai sensor glukosa. Polimer yang digunakan adalah poliakrilamida, poli(asam akrilat), dan polianilin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pencangkokan poliakrilamida dan poli(asam akrilat) dapat mengikat CuCoHCF secara lebih kuat pada permukaan grafit dibandingkan dengan grafit tanpa polimer, sehingga meningkatkan stabilitas sensor serta mengurangi jumlah siklik deposisi CuCoHCF, namun memberikan sensitivitas yang menurun. Grafit/CuCoHCF, grafit/ poliakrilamida/CuCoHCF, dan grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF menunjukkan aktivitas elektrokatalitik terhadap oksidasi glukosa dan memiliki batas deteksi pengukuran glukosa berturut-turut sebesar 0,469; 0,394; dan 0,344 mM. Grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF menunjukkan selektivitas yang baik terhadap gangguan asam askorbat dan asetaminofen. Ketiga jenis sensor menunjukkan rentang pengukuran yang linier pada 0,5 – 10 mM. Pengujian terhadap sampel nyata serum darah menunjukkan bahwa grafit/poli(asam akrilat)/CuCoHCF memberikan hasil yang mirip dengan yang diperoleh dengan metoda standar laboratorium klinis dengan % deviasi sebesar 2,37%, sedangkan grafit/CuCoHCF memberikan hasil yang cukup berbeda dengan % deviasi 9,14% yang disebabkan oleh pengaruh kestabilan sensor dan kestabilan sampel terhadap waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Adhitya
"Pada penelitian ini elektroda berupa pasta karbon yang terbuat dari campuran grafit dengan beberapa jenis binder berupa paraffin oil, mineral oil, mineral oil dan aquabides, poli (vinil alkohol) / PVA dan ammonium peroxodisulfat ( APS ) serta PVA, NaCl dan APS, telah dipreparasi lalu difabrikasi dengan metode screen printing. Kemudian pada elektroda dilakukan beberapa karakterisasi listrik dengan menggunakan peralatan RCL meter. Pertama, karakterisasi hambatan DC (R) pada tegangan DC; V = 1 VDC terhadap variasi jenis sampel dan panjang elektroda. Kedua, karakterisasi R pada V = 1 VDC terhadap variasi waktu pemanasan untuk sampel yang mengandung mineral oil. Ketiga, karakterisasi hambatan AC (Z) pada tegangan AC; V = 1 VAC terhadap variasi frekuensi (f) VAC yang diambil. Dan keempat, karakterisasi kapasitansi (C) pada V = 1 VAC terhadap f VAC yang diambil.
Pada sampel dengan binder paraffin oil, diketahui bahwa pencetakan tidak berhasil dilakukan untuk setiap parameter pencetakan yang digunakan. Pada sampel dengan mineral oil pencetakan berhasil dilakukan dengan perbandingan massa grafit dan binder 1:1. Pada sampel dengan mineral oil dan aquabides, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit dan mineral oil 1 gram (g) dengan 0.4 ml aquabides. Pada sampel dengan PVA dan APS, pencetakan berhasil dilakukan untuk besar massa grafit 1, 1.25, 1.5, 1.75, 2 dan 2.5 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides dan 0.005 g APS. Pada sampel dengan PVA, APS dan NaCl, pencetakan berhasil dilakukan dengan besar massa grafit 1.25, 1.5 dan 1.75 g masing - masing dengan 0.25 g PVA, 2.5 ml aquabides, 0.02 serta 0.04 g NaCl dan 0.005 g APS.
Karakterisasi listrik menunjukkan bahwa besar kapasitansi tidak berhasil diukur karena nilai R dan Z yang dominan. Sampel yang memiliki R dan Z berhasil dikarakterisasi, yaitu sampel yang tercetak pada substrat elektroda Cu - Ag. Diketahui bahwa sampel yang mengandung mineral oil memiliki besar resistivitas sheet yang jauh lebih rendah dibandingkan sampel lainnya; diukur pada setiap parameter karakterisasi yang diambil, dengan lama waktu pemanasan 8 jam. Terakhir, resistivitas listrik seluruh elektroda bergantung pada jenis bindernya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Eko Prasetyo
"Tegangan Surja merupakan suatu bentuk tegangan yang memiliki karakteristik untuk naik dengan sangat cepat dengan nilai tegangan puncak yang tinggi dan kemudian turun dengan cepat pula. Akibat timbulnya regangan surja ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan elektronik dan peralatan yang sebagian besar menggunakan bahan semikonduktor yang sangat peka terhadap Ionjakan tegangan dan dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Oleh karena hal tersebut diperlukan sistem perlindungan internal yang dapat mengurangi efék dari surja tersebut. Spark Gap merupakan peralatan sederhana yang dapat digunakan sebagai komponen awal dalam suatu sistem perlindungan lnternal yang harganya relatif murah dan dapat menyalurkan energi yang besar untuk kemudian sisanya akan diatasi oleh perlengkapan perlindungan Iainnya . Untuk dapat memperoleh nilai tegangan yang dapat dipotong oleh spark gap tersebut diperlukan adanya jarak celah tertentu dan juga material yang memiliki karakteristik tertentu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chanisyah Lintang Bagaskari
"Salah satu cara untuk memodifikasi elektroda emas sebagai metode alternatif untuk pendeteksian ion logam yaitu melalui pembentukan self assembled monolayer (SAM) menggunakan senyawa yang memiliki gugus tiol seperti ­3-Mercaptopropionic Acid dan ditambah menggunakan ligan pengkelat seperti EDTA untuk meningkatkan kemampuannya dalam berikatan dengan ion logam. Karakterisasi elektroda emas termodifikasi dilakukan menggunakan teknik voltametri siklik, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectrometer (SEM-EDS). Pengukuran menggunakan teknik voltametri siklik menunjukan elektroda emas memiliki luas secara elektrokimia sebesar 0,501 cm2. Pengukuran menggunakan teknik voltametri siklik juga menunjukan bahwa elektroda yang termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid dan EDTA memiliki hasil pendeteksian ion nikel yang lebih baik dibanding dengan elektroda yang hanya termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid. Elektroda termodifikasi ­3-Mercaptopropionic Acid dan EDTA dapat digunakan untuk mendeteksi logam Ni2+ dengan rentang konsentrasi yang linier dari 1,0 x 10-4 M sampai 1,0 x 10-2 M (r2 = 0,9943) dengan batas deteksi 5,66 x 10-3 M pada pH 4.

One way to modify the gold electrode as an alternative method for metal ion detection is through the formation of a self-assembled monolayer (SAM) using a compound that has a thiol group such as 3-Mercaptopropionic Acid and added with chelating ligands such as EDTA to increase its ability to bind to metal ions. Characterization of the modified gold electrode was carried out using cyclic voltammetry, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectrometer (SEM-EDS). Measurement using cyclic voltammetry technique shows that the gold electrode has an electrochemical area of ​​0.501 cm2. Measurements using cyclic voltammetry also showed that the 3-Mercaptopropionic Acid and EDTA modified electrodes had better nickel ion detection results than the 3-Mercaptopropionic Acid modified electrodes. The 3-Mercaptopropionic Acid and EDTA modified electrodes can be used to detect Ni2+ with a linear concentration range from 1,0 x 10-4 M to 1,0 x 10-2 M (r2 = 0.9943) with detection limit of 5,66 x 10-3 at pH 4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milazo, Guilio
New York : John Wiley & Sons, 1978
541.372 4 MIL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>