Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siska Widiya Febrylianda
"Peroksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi oleh hidrogen peroksida dari sejumlah substrat yang kaya akan elektron (donorelektron) seperti guaiakol, eugenol dan lainnya. Proses oksidasi fenolat menjadi radikal fenoksi dapat menggunakan suatu enzim peroksidase sebagai biokatalis. Telah dilakukan isolasi terhadap enzim peroksidase dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea), dan diperoleh enzim peroksidase ekstrak kasar dengan aktivitas spesifik 0,311 U/mg protein. BHT yang dikatalisis oleh enzim peroksidase menghasilkan su·atu produk berupa cairan kental berwarna hijau tua seberat 1,10 g (13,75%). Pemurnian produk cairan kental, menggunakan kromatografi kolom dengan fase gerak campuran nheksana: etil asetat dan fase diam adalah silika gel, dan diperoleh suatu isolat dengan Rf = 0,833. ldentifikasi isolat hasil pemurnian kolom kromatografi menggunakan instrumentasi UV-Vis, FT-IR, dan GC-MS.
Hasil analisis dengan instrumen menunjukkan, telah terbentuk senyawa yang diduga rnerupakan dimer dari BHT, dengan nama struktur 1,2, Bis-(3;5-di-tert-buty/-4-hydroxypheny/) ethane dengan m/z = 438 dan. waktu retensi 15,37 menit .Hasil penggabungan pada CH2---CH2. Senyawa yang diduga merupakan dimer dari BHT (isolat hasil pemurnian kolom kromatografi), kemudian diuji aktivitasnya sebagai antioksidan, dan diperoleh aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari monomernya. Senyawa hasil reaksi mempunyai aktivitas radical scavenger lebih; baik daripada B~T dengan nilai IC50 senyawa hasil reaksi 46,94 IJg/mL dan BHT 61 ,48i1Jg/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Oktora
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S30614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwaningsih S
"Butylated Hidroksianisole (BHA) dan metabolitnya tert- Butyl Hydroquinone (TBHQ) merupakan antioksidan sintetis yang banyak digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk makanan juga minuman. Meskipun dinyatakan aman oleh WHO, akan tetapi penggunaan kedua pengawet ini masih kontroversial karena beberapa penelitian menunjukkan BHA dapat memicu terjadinya proliferasi sel pada beberapa hewan uji, sedangkan TBHQ dianggap karsinogenik karena dapat menyebabkan kerusakan DNA. Pada penelitian ini dianalisis interaksi antara Calf thymus DNA dengan senyawa BHA dan TBHQ yang dimediasi oleh cupri klorida.
Hasil studi secara spektrofotometri memperlihatkan terjadinya pergeseran batokromik sebesar 2-3 nm pada perlakuan DNA dengan TBHQ. Analisis kemudian dilanjutkan dengan metode HPLC menggunakan fase diam C18, fase gerak Buffer Natrium Hidrogen Fosfat 10 mM dan Metanol (85 : 15) untuk pembentukan DNA Adduct, 8-Hidroksi-2?- Deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker resiko kanker.
Hasil studi ini menunjukkan terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG terhadap DNA dengan TBHQ pada konsentrasi 20 ? 500 ppm. Pembentukan 8?OHDG meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi TBHQ. Jumlah relative 8-OHdG yang terbentuk mencapai 946/105 Deoksiguanosin (DG) dari basa DNA. Uji konfirmasi secara LC-MS/MS memperlihatkan munculnya puncak 8-OHdG pada waktu retensi 3,52 dengan puncak induk (M++1) 284; ion anakan 167,9 dan 139,9. Sedangkan interaksi antara DNA dengan BHA 50 ? 250 ppm tidak memicu terjadinya pembentukan 8-OHdG.

Butylated Hydroxyanisole (BHA) and its metabolite tert-Butyl Hydroquinone (TBHQ) are synthetic antioxidant commonly used as food and beverage preservatives. Although WHO declared its safety, the use of the preservatives are still controversial because some studies showed that BHA induced proliferative effects animal testing and TBHQ is considered carcinogenic caused DNA cleavage. This study is to analyze the interaction between Calf thymus DNA with BHA and TBHQ compound which are mediated by copper (II) chloride.
The result of the study in spectrophotometric showed there was bathochromic shift as much as 2-3 nm in DNA and TBHQ treatment. The next analysis used HPLC method in stationary phase of ODS, mobile phase of 10mM Natrium Hydrogen Phosphate Buffer and Metanol ( 85 : 15) for DNA adduct, 8- Hydroxy-2-Deoxyguanosine (8-OHdG) as cancer risk biomarker.
The result of the study showed DNA adduct 8-OHdG forming at 20-500 ppm concentration of DNA and TBHQ. 8-0HdG formation was greatly increased by TBHQ in a concentration dependent manner. The relative amount of 8-OHdG which is formed reach 946/105 deoxyguanosin in DNA bases. Confirmation test by LCMS/ MS was characterized by a base peak (M++1) 284 at 3.52 min. with the detection of the fragment ion at m/z 167.9 and 139.9. Meanwhile the interaction between DNA and 50-250 ppm BHA did not induced 8-OHdG.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prolessara Prasodjo
"Senyawaanfenolik merupakan senyawa bahan alam~yang cukup l~aspenggunaannya. saat ihi,. Kemampuannya sebagai senyawa biologis aktif memberikan suatu peran .yang besar terhadap kepenttngan man usia. · . Peroksidase merupakan en'zirn oksido-reduktase yang dapat digunakan dalam mengkatatisis reaksi kopling senyawa fenolik. :Peroksidase ' . mengkatalisis reaksi oksidasi senyawa fenolik dengan keberadaan peroksida (H202) sebagai substrat akseptor hidrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari reaksi kopling oksidatif senyawa guaiakol dan eugenol dengan '· bantuan enzim peroksida serta mengetahui aktivitas antioksidan dari senyawa hasil kopling yang terbentuk. lsolasi peroksidase dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea) menghasilkan ekstrak enzim kasar dengan kadar protein 1,9295 mg/ml dan aktivitas spesifik 0,0925 Unit/mg. Senyawa hasil kopling diekstrak menggunakan etil asetat. Hasil ekstraksi kemudian dipisahkan dan dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom. Fraksi yang didapat kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan spektrometer UV-VIS dan GC-MS. Aktivitas antioksidan senyawa hasil reaksi, diukur I dengan metode radical scavenger menggunakan DPPH. Hasil identifikasi menunjukkan adanya senyawa dimer guaiakol dengan nilai m/z 246, dimer eugenol dengan m/z 326 dan senyawa eugenol-guaiakol dengan nilai m/z 286. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa fraksi 1 yang diketahui mempunyai komposisi 84,51% dimer guaiakol dan 9,64% dimer eugenol, dan fraksi 2 yang diketahui mempunyai·komposisi 33,72% dimer eugenol dan • diduga 12,83% senyawa eugenol-guaiakol menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada guaiakol, tetapi bila dibandingkan dengan eugenol, fraksi 1 dan· 2 menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih lema h. Fraksi ·1 dan 2 menunjukkan aktivitas antioksidan yang hampirsama"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyowati
"ABSTRAK
Enzim peroksidase merupakan enzim oksidor~duktase, yang dapat mengkatalis reaksi oksidasi oleh senyawa hidrogen peroksida (H202) dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen. Pada penelitian ini telah diisolasi enzim peroksidase dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea) yang ada di pasaran. Pemurnian enzim dilakukan dengan teknik pengendapan bertingkat menggunakan garam amonium sulfat. Enzim peroksidase dengan aktivitas spesifik paling tinggi diperoleh pada fraksi amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 55-75 %, yaitu sebesar 1 ,24 kali dibandingkan ekstrak enzim kasarnya. Kondisi optimum reaksi katalisis enzim peroksidase dengan menggunakan substrat guaiakol diperoleh pada suhu 30 oc dan pH 6,0. Pada uji kestabilan, enzim peroksidase yang disimpan pada suhu 4°C selama satu bulan mengalami penurunan yang relatif kecil, yaitu sebesar 2, 79 %. Apabila enzim disimpan pada suhu 30 °C, terjadi penurunan sebesar 10,35-70,42% pada tujuh hari pertama, dan setelah satu bulan penurunannya mencapai 81,73 %. Uji homogenitas enzim peroksidase hasil dialisis dengan SD?PAGE menghasilkan pita protein di sekitar 37-50 kDa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hannaa
"Pada penelitian ini dilakukan studi in vitro pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2 'deoksiguanosin 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA, dengan mereaksikan 2 'deoksiguanosin dengan BHT-Quinon melalui reaksi Fenton-like Cr III dan H2O2. Reaksi dilakukan dengan variasi pH 7,4 dan pH 8,4, suhu 37 C dan 60 C, serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. 8-OHdG yang dihasilkan dianalisis menggunakan HPLC fasa terbalik dengan detektor UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi DNA adduct 8-OHdG yang paling tinggi diperoleh dari reaksi Fenton-like. Kesimpulan yang didapatkan ialah reaksi 2 'dG, BHT-Q, Cr III, dan H2O2 dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III serta 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 '-dG, BHT-Q dan H2O2 serta reaksi 2 'dG BHT-Q. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada pH 8,4 lebih tinggi dibandingkan pH 7,4. Selain itu pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada suhu 60 C juga lebih tinggi dibandingkan suhu 37 C dan pembentukan DNA adduct 8-OHdG dengan waktu inkubasi 12 jam lebih tinggi dibanding waktu inkubasi 7 jam.

In this research, in vitro study of DNA adduct 8 hidroxy 2 'deoxyguanosine 8 OHdG formation as biomarkers of DNA damage was conducted by reacting 2 'deoxyguanosine 2 'dG with BHT Q through Fenton like reaction Cr III dan H2O2. The conditions of reactions were variated in pH 7,4 and pH 8,4, temperature 37 C and 60 C and incubation time 7 and 12 hours. The 8 OHdG produce were analyzed by using reverse phase HPLC with UV Vis detector. The result showed that 8 OHdG produced from reaction between 2 'dG, BHT Q, Cr III, and H2O2 was higher than reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III. It also showed that reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III produced 8 OHdG higher than reaction between 2 'dG, BHT Q dan H2O2 also reaction of 2 'dG with BHT Q. The highest 8 OHdG formation obtained from Fenton like reaction. The formation of DNA Adduct 8 OHdG at pH 8.4 was higher than pH 7.4. Meanwhile DNA adduct 8 OHdG formation at the temperature of 60 C was also higher than 37 C and DNA adduct formation of 8 OHdG at 12 hours incubation time is higher than 7 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S69871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yusak P.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S40927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Indra Rukmana
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak terdapat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue (DENV) yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat senyawa dimer 4?-aminoasetofenon (4?-AAF) dengan menggunakan katalis enzim peroksidase yang berasal dari tumbuhan sawi hijau (Brassica juncea) dan mengetahui aktivitas antivirus DENV dari senyawa dimer tersebut. Dimer 4?-AAF disintesis menggunakan katalis enzim peroksidase dari tumbuhan sawi hijau pada pH 7 dan suhu ruang dengan kadar protein enzim 3,3085 mg/ml dan aktivitas spesifik enzim 0,0790 unit/ml. Produk dimer yang diperoleh memiliki bobot molekul 266,1 g/mol; panjang gelombang maksimum UV 335 nm dalam pelarut metanol; Retardation factor (Rf) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 0,78 dengan eluen heksana-etil asetat (7:3); nama IUPAC 1-{4-[(E)-2-(4-acetylphenyl)diazen-1-yl]phenyl}ethan-1-one; serta terbentuk melalui pembentukan jembatan -N=Nberdasarkan data spektrum IR, MS, serta 1H- dan 13C-NMR. Produk dimer dan bahan pemula 4?-AAF memiliki nilai CC50 terhadap sel Huh-7it1 masing-masing sebesar 386,82 μg/ml dan 332,74 μg/ml; serta nilai IC50 terhadap virus DENV-2 NGC masing-masing sebesar 86,05 μg/ml dan 150,22 μg/ml; dengan nilai SI masing-masing sebesar 4,50 dan 2,22. Kesimpulan dari penelitian ini adalah produk dimer 4?-AAF berhasil disintesis menggunakan katalis enzim peroksidase dari tumbuhan sawi hijau dan memiliki aktivitas antivirus DENV-2 NGC, dengan aktivitas yang lebih baik dari pada bahan pemulanya, serta tidak toksik terhadap sel Huh-7it1.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a disease that is widely spread in Indonesia. The disease is caused by the dengue virus (DENV) which until now does not have a cure. This study aims to synthesize a dimeric compound of 4'- aminoacetophenone (4?-AAP) using peroxidase enzyme catalyst from green mustard plant (Brassica juncea) and to determine DENV antiviral activity of the dimeric compound. The 4?-AAP dimer was synthesized using peroxidase enzyme catalyst from green mustard plant at pH 7 and room temperature, with protein content of the enzyme of 3,3085 mg/ml and specific activity of the enzyme of 0,0790 unit/ml. The dimeric product has a molecular weight of 266.1 g/mol; UV maximum wavelength of 335 nm in methanol; Retardation factor (Rf) of Thin Layer Chromatography (TLC) of 0.78 with eluent hexane-ethyl acetate (7:3); IUPAC name of 1-{4-[(E)-2-(4-acetylphenyl)diazen-1-yl]phenyl}ethan-1-one; and was formed by forming -N=N- linkage, according to IR, MS, and 1H- and 13C-NMR spectrophotometry data. The dimeric product and starting material of 4?-AAP have CC50 values to the Huh-7it1 cells of 386.82 μg/ml and of 332.74 μg/ml, respectively; IC50 values against DENV-2 NGC virus of 86.05 μg/ml and of 150.22 μg/ml, respectively; and IS values of 4.50 and of 2.22, respectively. It can be concluded that the dimeric product of 4?-AAP was successfully synthesized using peroxidase enzyme catalyst from green mustard. The product also has DENV-2 NGC antiviral activity, has a better activity than its starting material, and is not toxic to the Huh-7it1 cellssynthesis, 4?-aminoacetophenone, peroxidase, Brassica juncea, antivirus, dengue."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Yuda
"Pembentukan senyawa dimer dari isoeugenol telah dilakukan dengan bantuan biokatalis enzim peroksidase dan hidrogen peroksida. Enzim peroksidase merupakan kelompok enzim oksidoreduktase yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi oleh hidrogen peroksida dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen seperti fenol dan anilin. Isolasi enzim peroksidase yang dilakukan terhadap tanaman sawi hijau (Brassica juncea) menghasilkan ekstrak enzim kasar dengan aktivitas spesifik 0,0395 U/mg. Hasil reaksi isoeugenol dengan berat sebesar 32,67 g yang dikatalisis oleh enzim peroksidase menghasilkan produk berupa minyak kental berwarna hitam kekuningan dengan berat 5,65 g (17,31%). Pemurnian produk dilakukan menggunakan KLT preparatif dan hasil yang diperoleh berupa kristal kuning selanjutnya diidentifikasi menggunakan instrumentasi UVVisibel, FT-IR, GC-MS dan polarimeter.
Hasil identifikasi menunjukkan adanya senyawa dimer isoeugenol yaitu dehidrodiisoeugenol dengan m/z = 326 dan waktu retensi 14,95 menit sedangkan hasil pengukuran dengan polarimeter menunjukkan adanya sifat optis aktif pada senyawa hasil reaksi dengan sudut putar spesifik [α]25D = + 20,0° (c, 0.01 g/10 mL, metanol). Bioktivitas dari senyawa hasil reaksi menunjukkan hasil yang lebih baik daripada isoeugenol dimana bioaktivitas yang dilakukan meliputi uji BSLT dan uji aktivitas antioksidan. Untuk uji BSLT senyawa hasil reaksi memiliki nilai LC50 8,175 ppm sedangkan isoeugenol LC50 sebesar 8,939 ppm. Dan untuk uji aktivitas antioksidan senyawa hasil reaksi memiliki nilai IC50 0,7608 ppm dan isoeugenol memiliki nilai IC50 12,0727 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwendo Gunawan
"Kurangnya cadangan minyak bumi menjadi perhatian bagi para peneliti yang mendorong pengembangan bahan bakar alternatif nabati yaitu biodiesel. Akan tetapi, salah satu kelemahan biodiesel adalah ketidaksdtabilan oksidasi. Namun, stabilitas oksidasi biodiesel dapat ditingkatkan dengan penambahan aditif antioksidan. Pada penelitian ini, diidentifikasi terbentuknya heterodimer antara antioksidan Tert-butylhydroquinone (TBHQ) dan Butylated Hydroxytoluene (BHT) serta dispersi antioksidan dalam biodiesel. Uji FTIR mengidentifikasi terbentuknya heterodimer dengan munculnya peak pada bilangan gelombang antara 1150-1050 sebagai eter yang menggabungkan dua antioksidan. Sedangkan LCMS mengidentifikasikan adanya heterodimer dengan adanya molekul dengan massa molar 385 untuk senyawa baru yang terbentuk. Uji dispersi dengan pengukuran rasio sampel biodiesel antara bagian atas dan bawah bejana uji dan absorbansi UV-Vis Spektrofotometri delta dilakukan untuk sampel yaitu BHT:TBHQ dengan perbandingan 1:3. Ditemukan bahwa biodiesel kelapa sawit dengan perbandingan antioksidan 1:3 BHT:TBHQ memiliki dispersi yang lebih tinggi daripada yang dengan antioksidan penyusun tunggalnya dengan absorbansi delta 0,025 untuk 1000 ppm antioksidan dan 0,000 untuk 2000 ppm antioksidan dengan kepadatan 1.0005 g/mL untuk antioksidan 1000 ppm dan 1.0008 g/mL untuk antioksidan 2000 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa dispersi antioksidan biner lebih tinggi dan terjadi sinergisme antioksidan biner.

The lack of petroleum reserves is a concern for researchers who are encouraging the development of alternative vegetable fuels which is biodiesel. But one of the disadvantages of biodiesel is oxidation instability. However, biodiesel can be improved by using antioxidant. In this study, the formation of heterodimers between antioxidants Tert-butylhydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) will be identified and its dispersion in biodiesel will be examined. FTIR test forms heterodimers with conversion of peaks at wave numbers between 1150-1050 as ether by combining two antioxidants. While LCMS identifies the existence of heterodimers with mass molecule of 385 for new compositions formed. Dispersion test with the ratio of biodiesel sample samples between the top and bottom of the bottle and UV-Vis absorbance. Delta spectrophotometry was carried out for samples namely BHT: TBHQ using 1:3. Obtained from palm oil biodiesel with antioxidant 1:3 BHT: TBHQ has more dispersion high from its single constituent antioxidant with delta absorbance of 0.025 to 1000 ppm antioxidants and 0,000 to 2000 ppm antioxidants with 1,0005 g/mL rich in 1000 ppm antioxidants 1,0008 g/mL for 2000 ppm antioxidants. These results indicate that the binary antioxidant dispersion is higher and there is a synergy of binary antioxidantsKeywords: biodiesel, oxidation stability, palm oil biodiesel, Tert-Butylhydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>