Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yussy Amalia Mardiwiyanti
"ABSTRAK
Peranan katalis dalam kehidupan manusia semakin luas seiring
dengan kemajuan teknologi. Di Indonesia banyak tersedia bahan alam yang
dapat dijadikan sebagai bahan baku katalis, salah satunya adalah bentonit.
Komposisi utama bentonit sekitar 85% terdiri dari montmorillonit yang
terbentuk dari dekomposisi abu vulkanik. Beberapa tahun ini montmorillonit
muncul sebagai katalis yang efisien dalam berbagai reaksi organik.
Pengembangan lebih lanjut katalis montmorillonit berpilar oksida besi terus
dilakukan untuk meningkatkan aktivitas katalisnya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu pilarisasi, sulfatasi,
karakterisasi katalis dan uji aktivitas katalis. Pada karakterisasi katalis
dilakukan analisis X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive X-ray (EDX). Dalam uji aktivitas katalis, katalis
digunakan dalam reaksi esterifikasi asam stearat dengan etanol. Hasil
pengujian aktivitas katalis montmorillonit berpilar besi tanpa dan dengan
perlakuan dalam larutan amonium sulfat dalam esterifikasi asam stearat
dengan etanol terlihat bahwa sasaran yang diinginkan tidak tercapai.
Montmorillonit berpilar oksida besi dengan perlakuan dalam larutan amonium
sulfat memiliki aktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa
perlakuan dalam larutan ammonium sulfat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rukhaniati Ulya
"Bentonit berpilar-AI sebagai salah satu bentuk modifikasi tanah liat
dibuat melalui proses pilarisasi bentonif dengan [Ahs]^"". Agen pemilar
berupa polikation aluminium dibuat dari larutan AlCls/NaOH dengan perkiraan
rasio molar OH/AI 2,2. Polikation yang dihasilkan adalah polikation Al jenis
Keggin [Ali304(0H)24(H20)i2]^"'yang selanjutnya dimasukkan ke dalam ruang
antar-lembaran bentonit menghasilkan suatu bahan dengan jarak ruang basal
dan luas permukaan yang lebih besar dari kondisi awalnya. Perlakuan pada
bentonit berpilar-AI berupa sulfatasi menyebabkan penurunan jarak ruang
basal dan luas permukaan, namun menghasilkan sifat asam yang lebih
moderat. Proses pilarisasi membangkitkan pusat-pusat sisi asam Lewis dan
asam Br0nsted yang dapat digunakan sebagai katalis asam. Salah satu
reaksi yang menggunakan katalis asam adalah reaksi esterifikasi yang dalam
penelitian ini menggunakan asam stearat sebagai pereaksinya. Asam stearat
sebagaimana diketahui merupakan molekul yang cukup besar, sehingga laju
esterifikasinya akan terhambat. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa produk ester dihasilkan cukup tinggi hingga 60% konversi ester untuk
katalis bentonit berpilar jenis KBS ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriana Widyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S29781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adel Fisli
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Ruci Sukmiastuti
"Suatu teknik pemisahan montmorillonit dari mineral lainnya seperti kaolinit dan kristobalit dalam bentonit, diperlukan untuk mendapatkan mortmorillonit berkualitas tinggi dalam penelitian ini, mineral montmorillonit di pisahkan dari mineral lain dengan menggunakan cairan berat larutan etanol bromoform dengan mengatur kerapatan larutan etanol bromoform akan diperoleh kondisi pemisahan yang tepat Produk pemisahan diperiksa dengan difraksi sinar-A dan spektroskopi serapan atom, dibandingkan terhadap bentonit tanpa perlakuan Sebagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa larutan etanol bromoform dapat memisahkan montmorillonit dari mineral-mineral lainnya di dalam bentonit jumlah maksimum montmorillonit yang dapat dipisahkan terjadi pada kerapatan larutan etanol bromoform antara 2,066 g/cm3 dan 2,139 g/cm3"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Muzdalifah
"Reaksi esterifikasi asam p-nidroksi benzoat termasuk reaksi penting karena produknya digunakan sebagai bahan pengawet kosmetik dan obat. Reaksi esterifikasi membutuhkan energi aktivasi yang tinggi sehingga dibutunkan katalis Katalis yang biasa digunakan adalan katalis nomogen. Namun, katalis nomogen menimbulkan masalah dalam proses pemisahan produk dan tidak ramah Iingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan reaksi esterifikasi asam p-nidroksi benzoat dengan gliserol menggunakan katalis y-AI2O3/SO4 sebagai katalis neterogen dan dibandingkan dengan katalis HQSO4 pekat Katalis y-AI2O3/S04 disintesis dari tawas yang mempunyai harga ekonomis. Katalis hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, XRF dan BET. Produk esterifikasi dianalisis menggunakan uji KLT dan FT-IR. Dari hasil esterifikasi, untuk katalis H2SO4 pekat dengan pelarut aseton selama 24 jam menghasilkan 2 bercak ester dengan % konversi ester total sebesar 55,74%, sedangkan katalis y-AI2O3/SO4 diperolen 2 bercak ester dengan % konversi ester total 92,08% setelah 6 jam reaksi dengan pelarut DMSO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Fauziah
"Etilen glikol merupakan senyawa alkohol yang memiliki dua buah gugus hidroksil (-OH) sehingga dari satu senyawa etilen glikol dapat direaksikan dengan suatu asam karboksilat membentuk ester. Salah satu senyawa yang termasuk ke dalam asam karboksilat adalah asam p-hidroksi benzoat yang juga merupakan senyawa fenolik. Pada penelitian ini dilakukan reaksi esterifikasi asam p-hidroksi benzoat dengan etilen glikol menggunakan dua jenis katalis asam yaitu H2SO4 pekat dan y-AI2O3/SO4. Pelarut yang digunakan adalah aseton dengan suhu reaksi 55-60°C dan DMSO dengan suhu sebesar 165-17o°C. Ester yang dihasilkan masih merupakan campuran antara mono-ester dan di-ester berdasarkan uji KLT. Ester hasil esterifikasi dengan katalis H2SO4 pekat diperoleh pada saat digunakan pelarut aseton selama 24 jam dengan nilai Rf pada KLT sebesar 0,33 dan 0,59 yang merupakan mono-ester dan di-ester. Sedangkan dengan katalis y-AI2O3/SO4 diperoleh ester pada saat digunakan pelarut DMSO dengan variasi waktu, dimana persen konversi terbesar yaitu 87,75 % pada waktu 6 jam, dan harga Rf 0,38 untuk mono-ester dan 0,61 untuk di-ester."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hazim Mu'aafii
"Ketersediaan minyak bumi di dunia semakin menipis serta penggunaan bahan bakar fosil telah menyebabkan pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Sehingga diperlukan pengembangan sumber energi terbarukan untuk menjadi subtitusi kebutuhan bahan bakar berbasis minyak bumi. Biodiesel dapat menjadi alternatif bahan bakar. Biodiesel adalah metil ester dapat disintesis melalui esterifikasi asam lemak misalnya adalah asam oleat yang banyak terkandung dalam minyak kelapa sawit. Proses esterifikasi memerlukan katalis asam. MIL-101(Cr) adalah metal organic framework yang tersusun dari logam kromium dan ligan asam tereftalat. MIL-101 (Cr) memiliki luas permukaan BET tinggi dan material ini memiliki potensi situs asam Lewis. Karenanya MIL-101 (Cr) dapat menjadi kandidat yang baik untuk katalis dalam esterifikasi asam lemak seperti asam oleat. Biodiesel juga bisa disintesis melalui transesterifikasi minyak nabati. Sehingga, dilakukan impregnasi logam Nikel pada MIL-101 (Cr) untuk meningkatkan kemampuan katalitiknya. Dalam penelitian ini hasil sintesis katalis MIL-101(Cr) dan Ni@MIL-101 (Cr) dilakukan karakterisasi dengan FTIR, XRD, SEM-EDS dan NH3-TPD. Hasil karakterisasi dapat diketahui struktur MIL-101 (Cr) sudah sesuai dan impregnasi Ni tidak merusak struktur MIL-101 (Cr). Hasil esterifikasi diperoleh untuk MIL-101 (Cr) memiliki persen konversi sebesar 96,06% sedangkan Ni@MIL-101 (Cr) memiliki persen konversi sebesar 12,95%. Untuk melihat metil ester yang terbentuk, hasil esterifikasi diuji GCMS. Dari hasilnya terbukti hampir semua asam lemak dapat terkonversi dengan katalis MIL-101 (Cr), dan masih banyak asam oleat yang belum terkonversi menjadi metil ester dengan katalis Ni@MIL-101 (Cr). Hasil transesterifikasi dengan minyak goreng kelapa sawit dapat dilihat terbentuknya 9-Octadecenoic acid, methyl ester dengan menggunakan katalis Ni@MIL-101 (Cr) dan tidak terbentuk metil ester dari asam oleat pada transesterifikasi menggunakan katalis MIL-101 (Cr).

The availability of fossil fuel in the world is decreasing and the use of fossil fuels has caused environmental pollution and global warming. It is necessary to develop renewable energy sources to replace the need for fossil fuels. Biodiesel can be an alternative fuel. Biodiesel is a methyl ester that can be synthesized through the esterification of fatty acids, for example, oleic acid, which is abundant in palm oil. The esterification process requires an acid catalyst. MIL-101(Cr) is a metal organic framework composed of chromium metal and terephthalic acid ligands. MIL-101(Cr) has a high BET surface area and this material has potential of Lewis acid sites. Therefore MIL-101 (Cr) can be a good candidate for catalyst in the esterification of fatty acids such as oleic acid. Biodiesel can also be synthesized through plant based oil transesterification. Because of that, Nickel metal impregnation was carried out on MIL-101 (Cr) to increase its catalytic ability. In this study the results of the synthesis of MIL-101(Cr) and Ni@MIL-101(Cr) catalysts were characterized by FTIR, XRD, SEM-EDS and NH3-TPD. Based on the characterization results, the MIL-101 (Cr) structure is suitable and the Ni impregnation does not damage the MIL-101 (Cr) structure. The esterification results obtained for MIL-101 (Cr) have a conversion percentage of 96.06% while Ni@MIL-101 (Cr) has a conversion percentage of 12.95%. To see the methyl ester formed, the esterification results were tested by GCMS. The results show that almost all fatty acids can be converted with the MIL-101 (Cr) catalyst, and there is still a lot of oleic acid that has not been converted into methyl esters with the Ni@MIL-101 (Cr) catalyst. The results of transesterification with palm cooking oil can be seen from the formation of 9-Octadecenoic acid, methyl ester using Ni@MIL-101 (Cr) catalyst and no methyl ester from oleic acid in transesterification using MIL-101 (Cr) catalyst."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfia Siska Yasa Putri
"Esterifikasi senyawa fenolik seperti asam p-hidroksi benzoat dengan glukosa dpharapkan dapat menghasilkan ester yang memiliki aktivitas antioksidan. Reaksi esterifikasi berlangsung lambat, oleh sebab itu dibutuhkan katalis asam untuk mempercepat reaksi.
Pada penelitian ini mempelajari katalis γ-Al2O3 yang diimpregnasi dengan asam protik H2SO4 dan HClO4. Katalis heterogen γ-Al2O3/SO4 dan γ-Al2O3/ClO4 dikarakterisasi dengan XRD, XRF, BET. Reaksi esterifikasi menggunakan dua pelarut yakni aseton pada suhu 550C dan dimetil sulfoksida (DMSO) pada suhu 1000C dengan perode waktu reaksi 1 jam sampai 24 jam. Produk reaksi esterifikasi dianalisis menggunakan HPLC dan LC-MS.
Analisis LC-MS menunjukkan bahwa produk ester memiliki berat molekul 300, 420, 540. Aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikril hidrazil (DPPH) menunjukkan produk ester memiliki IC50 282 ppm.

Esterification of phenolic compound, such as p-hydroxy benzoic acid with glucose can be expected to produce esther products, which have antioxidant capacity. Esterification reaction rate is normally very slow and it needs acid catalyst to accelerate the reaction.
This research studied the catalyst performance of γ-Al2O3 impregnated with protic acids H2SO4 and HClO4. The heterogeneous catalysts, γ-Al2O3/SO4 dan γ-Al2O3/ClO4 were characterized by XRD, XRF, and BET methods. The esterification reactions were conducted using two kinds of solvents, in which reactions with acetone were conducted at a temperature of 550C whereas with dimethyl sulfoxide (DMSO) were conducted at temperature of 1000C, for a reaction period from 1 hours up to 24 hours. The reaction product were analyzed using HPLC and LC-MS methods.
The LC-MS showed three the ester products had 300, 420, and 540 molecular weights. The determination of antioxidant capacities with 1,1-difenil-2-pikril hidrazil (DPPH) showed that the ester products had IC50 = 282 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29026
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Marzendo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30705
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>